Telliskivi Area

Kantor kami berada di Telliskivi Area. Dulunya adalah kawasan industri di masa Uni Soviet berkuasa. Dibangun pada tahun 1869 sebagai kawasan pabrik kereta api. Setelah Estonia merdeka pada tahun 1991, sebagian kawasan beralih fungsi. Tahun 2009 sudah menjadi kawasan perkembangan ekonomi kreatif.

Kawasan ini terdiri dari gedung-gedung tua, beberapa dinding terlihat rusak. Namun, mereka mempertahankan lokasi sejarah ini dan menyulapnya penuh seni. Dinding-dinding dibikin mural dengan berbagai lukisan menarik. Salah satu favoritku di antara mural di sini adalah gambar dari seorang perempuan yang dilukis di dinding bata. Perempuan yang digambarkan memiliki energi bersatu dengan semesta.

Paduan warna biru, hijau, kuning, merah dan beberapa warna gelap memenuhi bagian tubuhnya. Ia berambut panjang dan ada sarang burung di atas kepalanya. Langit menjadi atapnya yang berbintang dan juga bulan. Ia menundukkan pandangannya dengan posisi mata masih dapat dilihat bentuknya. Telapak tangan kanannya diarahkan ke depan dan di sana bergambar bulan bulat yang seolah-olah diwarnai inai merah.

Ia seperti dewi yang menguasai aura semesta ini. Berbicara di antara rasa sakit sekaligus bahagia. Aku suka berdiri di dinding kaca kantorku dan memandang ke arahnya. Selalu, setiap harinya jika sedang di kantor. Memandangnya seolah menenangkan, namun juga dipenuhi misteri.

"Vashla, want to have lunch with us?" ajak Luna, head of marketing kami di kantor.

"Where do you want to have lunch today?" tanyaku balik.

"Just around the corner, maybe we can choose later," jawab Alin.

"Come join us. We miss to hear your story". Oksy menimpali, rekan kerja kami yang lain.

"Oke. I'm in" sahutku.

Kami berempat menuruni tangga dan berjalan menuju restaurant. Ada lebih dari 250 perusahaan dan restaurant di kawasan ini. Meski didominasi restaurant Eropa pada umumnya, ada beberapa restaurant Asia juga. Jam makan siang datang lebih cepat. Meski hari-hari winter terkadang terkesan lambat, namun jika punya pekerjaan yang disukai dan dinikmati, waktu terasa singkat.

Aku senang menghabiskan waktuku di kantor, terlebih karena orang-orang di kantor juga punya energi positif. Kantor ini dipenuhi oleh rekan kerja yang selalu mendukung satu sama lainnya. Tidak ada yang saling bersaing dan merasa diri lebih baik. Mungkin karena timnya juga tidak banyak dan setiap orang mendapatkan bagian yang jelas untuk tugas-tugasnya, sangat efektif dan efesien.

"Oh today so cold," Oksy merapatkan jaketnya saat kami menyeberang jalan.

"Yes, it's cold," jawabku setuju.

"This is what we call shitty weather here," jelas Alin.

"Why?" tanyaku menunjukkan ketidaksetujuanku.

"Karena udara dingin tak bersalju, berangin disertai gerimis kecil" jelas Alin.

Oh itu dianggap shitty weather. Baiklah, meski aku tak melihatnya shitty. Mungkin orang-orang di sini tidak menyukainya. Bagiku, cuaca di negeri ini apalagi selama winter, terkesan romantis di berbagai situasi. Mungkin karena memang aku tak berasal dari tanah ini. Cuaca yang dulunya sering kulihat di TV bisa kunikmati sekarang. Dulu, aku selalu membayangkan bagaimana rasanya dingin membalut tubuh dengan jaket tebal. Kini, kunikmati dengan baik saat kesempatan datang.

Cuaca hari ini memang lebih dingin dibandingkan dua hari lalu. Meski tak bersalju, namun angin yang bertiup membuat cuaca bertambah dingin dari biasanya. Bahkan orang Estonia sendiri bisa bilang dingin, apalagi untukku perempuan Indonesia yang setiap hari bermandikan matahari. Meski tetap saja, aku menyukainya.

"Gimana kalau makan di Restaurant Meksiko?" aku memberi usul saat kami sedang berada di antara beberapa restaurant. Kami masih menimang-nimang mau masuk di restaurant yang mana.

"Aku ok, yang lain gimana?" Luna melirik Alin dan Oksy. Setelah saling lihat, Alin & Oksy setuju.

Sesungguhnya aku juga tidak berencana ke restaurant ini. Namun berdiri di luar restaurant mereka dan mendengar musik yang menggema, seakan mencuri hati ini untuk mampir. Oh musik mereka memang indah, seolah memancing untuk menari latin. Namun saatnya makan siang, bukan menari.

Aku sudah mengenal Luna dan Oksy sejak tahun lalu, dua perempuan Estonia yang juga sudah lama bekerja di kantor kami. Mereka berdua lebih senior dari Alin, karena lebih dulu bekerja di sana. Perusahaan kami bergerak di bidang digital platform. Karyawan tidak harus ke kantor setiap harinya. Mereka bisa bekerja di mana saja. Hanya wajib datang dua hari dan bebas mau kapan saja. Berlaku hal yang sama untukku. Namun biasanya kami memilih lebih banyak di kantor karena senang bertemu satu sama lainnya.

Aku sudah pernah magang di perusahaan ini sebelumnya, itu kenapa tidak ada yang baru untukku. Bos menyukai pekerjaanku, dia menerima cepat saat Alin menawarkanku direkrut untuk perusahaan mereka. Terlebih karena track recordku saat mengerjakan pilot project mereka untuk Indonesia.

"So, ceritakan perasaanmu kembali kesini. Terlebih kembali bekerja di kantor kita," desak Luna saat kami baru selesai memesan makanan.

"Wonderful feeling. Bahagia kembali kesini. Terlebih merindukan Telliskivi area ini" jelasku.

"Kenapa? ada apa dengan Telliskivi?". Oksy ikut mengajukan pertanyaan.

"Banyak kenangan disini. Telliskivi istimewa untukku" jawabku lagi.

"Tell us more," Lama tak bertemu, sepertinya Luna tak sabar mendengar cerita-ceritaku.

Aku mengulang cerita dari pengalamanku sebelumnya di area ini. Berbagai pameran fotografi pernah kuhadiri, live musik, comedy club sampai pesta ulang tahun teman-teman Estonia yang pernah mengundangku. Salah satu hal yang tak ingin kukenang tentu saja tentang mantanku. Hubungan yang sempat manis namun memporak-porandakan hidupku cukup lama. Semua memori yang pernah kami punya dulu lebih banyak di kawasan Telliskivi area ini. Perih untuk kukenang mengingat perpisahan terakhirku dengannya adalah disini. Namun tak ingin kulupakan karena ada banyak memori indah yang juga terjadi disini.

Kami menghabiskan jam makan siang lebih dari satu jam. Keseruan cerita yang kubagi telah menghangatkan rasa pertemanan di antara kami. Setiap orang mendapatkan bagiannya dalam bercerita. Aku pun bahagia mengetahui perkembangan yang terjadi dalam hidup mereka. Kami kembali ke kantor dan bekerja sampai sore.

"Mau pulang bareng atau ada rencana lain". Alin bertanya sambil membereskan mejanya.

"Aku mau ke Old Town dulu, nanti aku pulang sendiri" jawabku.

"Ok, hati-hati ya. Kabari kalau nanti butuh kujemput di halte bus" Alin seperti biasa penuh perhatian.

"Oke sis. You too, take care. See you later. Oh jangan tunggu aku waktu dinner, aku akan makan di luar" kataku lagi.

"Alright! See you then" Alin menutup pintu dan meninggalkan kantor.

Aku sendiri, kantor telah benar-benar sepi. Tapi biasanya selalu ada beberapa orang lainnya di kantor sebelah. Kantorku bukan satu-satunya di gedung ini. Bahkan ada 3 atau 4 kantor di lantai 3 ini.

Kembali kupandangi perempuan yang dilukis di dinding besar gedung sebelah. Siapa artis yang membuat karya ini, batinku. Pasti sangat jenius. Karena setiap kali aku berdiri disini dan memandangnya, aku tersihir oleh aura lukisannya. Jenius, benar-benar jenius. Berhasil mengambil hati dan pikiran dari orang yang menikmati karyanya.

Episodes
1 Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2 Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3 Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4 Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5 Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6 Keluarga Estoniaku
7 Telliskivi Area
8 Natal & Permohonan Jodoh
9 Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10 Ketika Allan Datang
11 Virus & Rindu Ayam Gepuk
12 Kedatangan Luky
13 Estonesia Family
14 Tentang Law of Attraction
15 Luky is Here
16 Badai Corona & Permainan Durak
17 E-Democracy Class
18 Rasa Cemburu Allan
19 Waktunya Karauke Dangdut
20 Hari Valentine Di Tallinn
21 Saat Raguku Muncul
22 Allan Atau Luky
23 Corona & Rasis yang Terjadi
24 Bukan Cinta Atau Seks
25 3 Jenis Cinta
26 Kadar Cinta
27 Tentang Surat Di Pesawat
28 Allan untuk Terakhir Kalinya
29 Kemarahan Luky
30 Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31 Palo Santo & Dream Catcher
32 Winter Penyembuhan
33 Panggilan Keluarga
34 Corona, Agama dan Cinta
35 Ganti Kenangan Mantan
36 Berdamai Dengan Kenangan K
37 Berdamai Dengan Kenangan Allan
38 Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39 Farewell Sementara
40 Leaving on the Jet Plan
41 Baju Silky Cashmere Di Bandara
42 Istanbul & Rindu yang Memanggil
43 Corona & Batalnya Penerbangan
44 Lelaki Aljazair
45 Emosi Di Bandara Istanbul
46 Reuni Geng Gepuk
47 Menyambut Lockdown
48 Tangis & Jebakan Corona
49 Cinta Di Antara Lockdown
50 Love is not Tourism
51 Mawar Merah Di Lobby
52 Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53 Gelombang Pertengkaran
54 Ketika Mantannya Kembali
55 Benarkah Hatiku Pada Vavan
56 Genk Gepuk yang Tercerai
57 I Just Need You Know
58 Kembali Pada Cinta
59 Love is Essential
60 Lamaran Dari Jerman
61 Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62 Sweetheart Visa
63 Kukejar Cintaku Ke Turki
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2
Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3
Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4
Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5
Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6
Keluarga Estoniaku
7
Telliskivi Area
8
Natal & Permohonan Jodoh
9
Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10
Ketika Allan Datang
11
Virus & Rindu Ayam Gepuk
12
Kedatangan Luky
13
Estonesia Family
14
Tentang Law of Attraction
15
Luky is Here
16
Badai Corona & Permainan Durak
17
E-Democracy Class
18
Rasa Cemburu Allan
19
Waktunya Karauke Dangdut
20
Hari Valentine Di Tallinn
21
Saat Raguku Muncul
22
Allan Atau Luky
23
Corona & Rasis yang Terjadi
24
Bukan Cinta Atau Seks
25
3 Jenis Cinta
26
Kadar Cinta
27
Tentang Surat Di Pesawat
28
Allan untuk Terakhir Kalinya
29
Kemarahan Luky
30
Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31
Palo Santo & Dream Catcher
32
Winter Penyembuhan
33
Panggilan Keluarga
34
Corona, Agama dan Cinta
35
Ganti Kenangan Mantan
36
Berdamai Dengan Kenangan K
37
Berdamai Dengan Kenangan Allan
38
Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39
Farewell Sementara
40
Leaving on the Jet Plan
41
Baju Silky Cashmere Di Bandara
42
Istanbul & Rindu yang Memanggil
43
Corona & Batalnya Penerbangan
44
Lelaki Aljazair
45
Emosi Di Bandara Istanbul
46
Reuni Geng Gepuk
47
Menyambut Lockdown
48
Tangis & Jebakan Corona
49
Cinta Di Antara Lockdown
50
Love is not Tourism
51
Mawar Merah Di Lobby
52
Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53
Gelombang Pertengkaran
54
Ketika Mantannya Kembali
55
Benarkah Hatiku Pada Vavan
56
Genk Gepuk yang Tercerai
57
I Just Need You Know
58
Kembali Pada Cinta
59
Love is Essential
60
Lamaran Dari Jerman
61
Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62
Sweetheart Visa
63
Kukejar Cintaku Ke Turki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!