Mira dengan di temani Tanto baru saja sampai ke Rumah sakit, mereka bergegas mencari ruangan dimana Kirei dirawat.
Setelah mendapati ruangan yang mereka cari, Mira dan Tanto segera masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
"Gibran, bagaimana keadaan Kirei sekarang?" Mira bertanya sembari mengusap puncak kepala Kirei.
"Belum stabil mi, tapi Dokter sudah memberinya obat penenang agar dia beristirahat dengan maksimal."
"Bagaimana ini bisa terjadi, Gib?" Tanya Tanto yang menatap miris pada Kirei.
Gibran sejenak terdiam dengan pertanyaan dari papinya itu, ia bingung harus menceritakannya dari mana.
"Kenapa kau diam saja? katakan apa yang sebenarnya terjadi !" Mira naik pitam, ia yakin semua ini ada hubungannya dengan Gibran.
"Sebenarnya.."
Gibran mulai berbicara, ia menceritakan semuanya pada kedua orangtuanya.
Mira terbelalak mendengar semua perkataan Gibran.
Plak !
Tangan Mira bergetar setelah menampar pipi Gibran, ia lepas kendali. Tanto yang juga terkejut mendengar penuturan Gibran hanya diam menahan emosinya.
"Kenapa Mami malah menamparku?" tanya Gibran sembari mengusap pipinya yang memerah akibat tamparan dari Ibunya.
"Kau tanya kenapa hah? bahkan itu tidak sebanding dengan apa yang sudah kau lakukan pada istrimu !" Mira menaikkan suaranya, ia benar-benar kecewa dengan sikap Gibran pada Kirei.
"Tapi aku berbicara benar, Mi ! dia sudah membuat Kayla pergi meninggalkan aku, dia merenggut kebahagiaan kami."
Gibran memalingkan wajahnya, dadanya sakit sangat mengingat kembali isi surat yang ditulis oleh Kayla.
"Berbicara benar katamu?" Mira mendekatkan tubuhnya pada Gibran.
"Asal kamu tahu, Kirei anak yang baik, dia tidak seburuk sebagaimana anggapanmu." Mira berbicara sambil menekan pundak Gibran dengan kedua tangannya.
Gibran hanya diam dan menundukan wajahnya, ia tak berniat menimpali kata-kata Ibunya.
"Kau tahu? Mami sempat bertemu dengan Kirei disebuah caffe, dia menceritakan semua nya pada Mami. Cukup keluarganya yang membuat dia menderita, jangan pernah kau menambah penderitaannya Gibran !" pinta Mira dengan suara terendahnya.
"Gibran, Mami benar. Jangan membuatnya semakin menderita !" Tanto ikut menimpali perkataan Istrinya.
Gibran masih membisu, dan mencerna setiap perkataan orangtuanya.
"Tapi aku tidak mencintainya Mi, aku mencintai Kayla."
"Kayla? dimana dia sekarang? bahkan dia sudah tidak pernah berkabar dengan mu !" emosi Mira kembali naik saat Gibran mengungkit tentang Kayla.
"Gibran akan tetap mencari Kayla Mi, Gibran akan menemukannya."
Mira tak habis pikir, Gibran benar-benar keras kepala.
"Terserah apa katamu, tapi Mami mohon setelah ini bersikap baiklah pada istrimu !" pinta Mira pada Gibran.
"Mulailah hubungan kalian dengan pertemanan, Gib !" pinta Tanto.
Sejenak Gibran menghela nafasnya, ia juga lelah jika harus berdebat dengan kedua orangtuanya.
"Baiklah, aku akan mulai mencoba berteman dengannya."
Mira tersenyum tipis mendengar keputusan anaknya.
"Mami pegang kata-katamu!"
Pandangan mereka kembali pada Kirei, gadis itu belum juga terbangun dari tidurnya.
"Gibran, pulanglah dulu ! ambilkan baju ganti untuk Kirei !" titah Mira pada Gibran.
Gibran mengangguk, dan ia segera pergi untuk mengambil pakaian ganti istrinya.
***
Kirei mulai tersadar, sedikit-sedikit ia membuka matanya.
"Dimana aku? apa aku sudah di Surga ?" Kirei memijit keningnya yang sedikit pusing.
"Nak, kamu sudah sadar?" tanya Mira pada Kirei dengan hati-hati.
"Mami? papi? dimana Kirei?" Kirei melihat ke arah Mira dan Tanto secara bergantian, ia juga mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.
"Kamu sekarang di Rumah sakit, Nak."
Kirei mulai mengingat apa yang terjadi padanya, matanya terpejam dan bulir air mata mulai membasahi pipinya.
"Kenapa tidak membiarkan aku mati saja !" Kirei mulai terisak.
"Kirei, jangan berbicara seperti itu !" Mira mencoba menenangkan menantunya itu.
"Kirei, jangan berbuat hal bodoh seperti ini lagi, Papi dan Mami sangat khawatir padamu."
Tanto ikut menenangkan Kirei, ia paham betul dengan yang di rasakan menantunya saat ini.
"Untuk apa aku hidup? tidak ada yang menginginkan keberadaan ku, semua orang membenciku, apa salahku pada mereka? aku bukan orang jahat, aku bahkan tidak pernah bermaksud melukai siapapun atau bahkan merenggut kebahagiaan siapapun !" Kirei semakin menjadi, tangisannya terdengar sangat pilu.
"Sayang, dengarkan Mami ! Mami dan Papi sangat bahagia kau masuk kedalam keluarga kami, sejak awal Mami dan Papi percaya bahwa kau tidak seperti yang dikatakan ibumu."
"Iya Kirei, Papi dan Mami sangat menyayangimu."
Kirei mencerna perkataan kedua mertuanya, tangisan itu mulai terhenti.
"Tapi Gibran sangat benci padaku, Mi, Pi."
"Sayang, Gibran hanya belum siap dengan kehadiranmu, Mami pastikan setelah ini dia akan bersikap baik padamu."
*****
Tanpa Mira, Tanto, dan juga Kirei sadari, Gibran mendengar semua pembicaraan mereka di balik pintu.
"Maafkan aku Kirei, aku sudah salah menilai mu."
Gibran mengingat semua kejadian dimana dirinya pertama kali bertemu dengan Kirei, ia bahkan tak pernah sedikitpun bersikap baik pada Kirei.
"Aku bahkan sejak awal sudah menyulitkannya, maafkan aku Kirei ! Aku hanya belum bisa menerima kehadiranmu sebagai pengganti Kayla, aku terlalu mencintai adikmu."
Bersambung........
Maaf readers nunggu lama yah??
Author tepar nih, badan drop banget.
tapi Author usahain up setiap hari kok, demi kalian..
jangan bosen Like dan Vote novel ini yahh
Iloveyouu 😘😘😘😘😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Fitria Dafina
Walaupun Gibran ngak cinta, tapi perlakukan Kirei dengan baik Gibran..
2021-06-21
0
Wina Wien
😭😭😭 kl gak suka jangan pakai kekerasan juga dong 😭😭😭
2021-06-18
0
Mamah'e Nazya Ghani
minta cerai saja.tau pergi jauh kirannya
2021-06-11
0