Setelah menyelesaikan kegiatan di kampus, Kirei berniat untuk segera kembali ke Apartemen milik suaminya. Saat hendak berjalan menuju gerbang, Kirei melihat Gibran yang tengah mengeluarkan mobilnya dari parkiran.
"Gibran? Aku bisa pulang bersamanya." Pikir Kirei.
Namun, saat jarak Kirei mulai mendekat, mobil itu melaju begitu saja.
"Sialan! Dasar Suami tidak berperasaan." Kaki Kirei menghentak ke tanah, dia mendengus kesal melihat perlakuan Gibran.
Di dalam mobil Gibran melirik kearah belakang melalui kaca spion, ia tahu Kirei hendak berjalan mendekatinya.
"Cihh, Kau pikir aku mau pulang bersamamu?"
Gibran memang sengaja melakukan hal itu pada Kirei, dia tidak ingin ada sedikitpun celah untuk Kirei agar bisa mendekatinya.
****
Gibran sudah sampai di apartemen miliknya, dia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat Gibran hendak membuka bajunya, tiba-tiba seseorang mendorong pintu kamar mandi hingga terbuka lebar.
"Ahhhhh," spontan Kirei berteriak sambil menutup mata dengan kedua tangannya, ia segera berbalik dan pergi menuju tempat tidur.
Sama halnya dengan Gibran, ia terkejut saat seseorang membuka pintu kamar mandinya, Ia bahkan tak sempat menutupi tubuhnya yang sudah polos tanpa sehelai benangpun.
"Kau! Kau tidak punya sopan santun. Sudah tahu ada orang di dalam kenapa kau masuk?" Gibran berjalan menghampiri Kirei dan langsung mencengkeram lengan Kirei dengan kuat, mata elangnya seakan sudah siap untuk menerkam mangsanya.
"Maaf, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kau ada di dalam." Kirei menelan salivanya dengan kasar, tubuhnya kini mulai gemetar.
"Halah, alasan. Kau sengaja kan ingin menggodaku?"
Gibran menghempaskan tubuh Istrinya hingga tersungkur diranjang, ia menatap tajam kearah Kirei.
Tubuh Gibran kini berada diatas Kirei, tapi masih ada jarak diantara mereka.
"Jangan pikir aku akan tergoda padamu, ingat jangan sekali-kali kau mencoba mendekatiku!"
Kirei menatap lekat telunjuk Gibran yang tepat berada didepan matanya, dia benar-benar merasa ketakutan.
Gibran sejenak menatap wajah Kirei yang hanya berjarak sepuluh sentimeter dari wajahnya, ia melihat jelas raut wajah Kirei yang ketakutan atas ulahnya.
"Cantik."
Seketika Gibran berdiri, ia menggelengkan kepalanya, Kenapa tiba-tiba batinnya memuji wajah cantik istrinya.
Gibran melangkah menuju kamar mandi, ia menutup pintu dan segera menguncinya.
"Ah, aku takut sekali." Kirei mengusap dadanya, ia memejamkan mata dan berusaha mengatur nafasnya lagi.
"Kayla! kau benar-benar memasukanku ke dalam kandang singa!"
Kirei mengacak-acak rambutnya frustasi, ia menghela nafas beratnya.
Kirei meringkuk di atas ranjang, dan tanpa sadar kini ia sudah tertidur.
Ceklek.
Terdengar suara pintu terbuka, Gibran sudah selesai dengan kegiatan mandinya.
Gibran melangkah menuju lemari pakaian, namun langkahnya terhenti saat melihat Kirei yang tengah tidur.
Gibran berjalan mendekati Kirei, Ia sejenak menatap wajah istrinya.
"Maaf jika aku membuatmu takut, tapi itu caraku untuk menjaga jarak denganmu," ucap batin Gibran. Ia memijit keningnya, dan mencoba mengingat kembali isi surat yang ditulis oleh Kayla.
"Kalaupun memang kau tidak pernah bermaksud mencelakai Kayla, aku tetap belum bisa menerimamu sebagai istriku."
Gibran segera berbalik dan mengambil baju dan memakainya.
Kirei menggeliat dan mencoba membuka matanya, sekilas ia melihat Gibran yang tengah duduk di sofa, sambil memainkan ponsel.
"Kau sudah bangun?" tanya Gibran tanpa melihat Kirei
"Tidurmu seperti orang mati." Gibran merubah posisinya menjadi terlentang.
Kirei tidak menanggapi perkataan Gibran, ia lelah jika harus terus bertengkar dan memilih untuk pergi ke kamar mandi.
***
Jam menunjukkan pukul tujuh malam, Kirei yang sudah membersihkan tubuhnya terduduk di tepi ranjang.
"Aku lapar."
Kirei mengelus perutnya, ia berdiri dan berjalan menuju dapur. Setelah berada didapur, Kirei membuka lemari pendingin dan melihat ada beberapa butir telur, roti tawar juga sayuran.
"Aku akan membuat sandwich saja."
Kirei mengambil dua lembar roti, dan satu buah telur. Dengan lihai Kirei mulai menyalakan kompor untuk menggoreng telur.
"Apa, dia sudah makan?"
Kirei berpikir sejenak, ia kembali mengambil telur dan dua lembar roti lagi untuk Gibran.
"Urusan dia akan memakannya atau tidak, aku tidak peduli." Kirei mulai menggoreng telur itu hingga matang, dan menaruhnya di atas roti yang sudah di berikan mayonaise juga saus sambal.
"Selesai."
Kirei menyiapkan dua buah sandwich, satu untuknya dan satu untuk Gibran.
Kirei segera duduk dimeja makan, ia dengan lahap menyantap makanannya.
Setelah perutnya terasa kenyang Kirei berniat untuk segera tidur, sebelumnya Kirei menulis note yang di selipkan dibawah piring.
*Note: aku tadi lapar, jadi aku membuat sandwich. Ini aku sisihkan satu untukmu.
Aku baik kan? tidak usah berterimakasih !
~kirei*
Setelah menuliskan note, Kirei berjalan menuju tempat tidur dan membaringkan tubuhnya.
Gibran menggeliat, ia terbangun dari tidurnya karena merasa cacing di dalam perutnya sudah berdemo meminta haknya.
Ia berjalan menuju dapur, matanya tertuju pada sebuah piring yang berada di meja makan.
Gibran menyipitkan matanya, ia mengambil kertas yang ada didepannya dan menyunggingkan senyum setelah membaca isi pesan yang dibuat Kirei.
Tanpa ragu, Gibran menyantap makanan yang dibuat oleh istrinya.
Setelah menghabiskan makanan nya, Gibran segera kembali melanjutkan tidurnya, sekilas ia melihat kearah Kirei tapi tak berniat mendekatinya.
Gibran membaringkan kembali tubuhnya, ia menatap langit-langit apartemen.
"Kayla, kamu dimana?"
Gumam Gibran sambil menutup matanya.
****
Pagi ini Kayla sudah siap dengan pakaian hitam putihnya. Kayla berniat untuk pergi mencari pekerjaan, karena sekarang dia harus bisa hidup mandiri.
Tak lupa Kayla membawa surat lamaran pekerjaan, karena Kayla belum lulus kuliah, jadi dia hanya menggunakan Ijazah SMA.
Kayla berjalan menyusuri trotoar, sesekali ia melihat setiap toko yang dilewatinya, mungkin ada yang sedang membutuhkan tenaga kerja.
Kayla memutuskan untuk berjalan kaki, karena ia juga harus menghemat uang. Setelah berjalan kirang lebih tiga puluh menit, langkahnya kini terhenti disebuah resto siap saji, ia melihat ada sebuah kertas yang menempel di kaca pintu yang menyatakan bahwa resto itu sedang membutuhkan karyawan baru. Tanpa berpikir panjang Kayla segera masuk kedalam dan berniat menemui pemilik Resto itu.
"Permisi, maaf saya mau bertanya apa benar Restoran ini sedang membutuhkan karyawan baru?" Tanya Kayla pada salah satu karyawan
"Oh iya benar, Nona. Apa, Nona berniat untuk melamar pekerjaan disini?" tanya salah satu pegawai restor itu.
"Iya kak, aku ingin melamar pekerjaan." Kayla menjawab penuh semangat
"Baiklah, Nona. Ikuti saya." Pegawai itu berjalan mendahului Kayla.
Karyawan itu berhenti didepan pintu yang terdapat tulisan Manager.
Tok tok tok.
"Masuk!" suara sahutan seseorang didalam ruangan.
"Permisi, Pak.da yang ingin melamar pekerjaan."
"Bawa dia kemari!"
"Nona, ayo masuk !" Karyawan itu menyuruh Kayla masuk ke dalam ruangan yang mungkin itu adalah Manager Resto ini.
Kayla mulai berjalan mendekati meja kerja, terlihat seorang pria yang tengah duduk dengan posisi membelakangi Kayla.
"Selamat pagi Pak," ucap Kayla.
Kursi itu berputar ke sumber suara, Pria itu mengangkat wajahnya.
Seketika mata mereka bertemu "Kamu?"...
*****
**Bersambung
Maaf baru up lagi readers , aku lagi kekurangan ide nih 😣
Tapi aku janji, akan berusaha semaksimal mungkin untuk melanjutkan novel ini.
Terimakasih untuk dukungan kalian semua, Terimakasih untuk kritik dan sarannya itu sangat penting untuk membuat author lebih semangat menulis.
Aku sayang kaliann 😍**😍😍😍😍🤩🤩🤩🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Emi Emiemi
dangdut rangdu apa kmu sudah berbuah😅🤭 maaf ya Thor canda dikit🙏
2023-06-30
0
Emmisa Lamichhane
si randu😁 thorrrr....seperti gak ada nama lain saja thorrrrr
2021-08-11
1
Elly Az
si pohon kapuk alias randu😂😂😂
next thor
2021-06-07
1