3. Keputusan

Beberapa kali Kayla menghubungi Gibran, tapi tak ada jawaban.

"Kemana Dia? Apa yang Dia lakukan sehingga tak mengangkat telepon dariku?" Kayla mencoba mengirim pesan pada Gibran.

"Sayang, kau sedang apa? Kenapa telponku tidak di jawab? Apa kau sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan padamu." ___Kayla

***

Di kampus.

"Berapa lama lagi Kau wisuda?" Tanya Gibran, matanya menelisik perempuan yang sekarang ada di hadapannya.

"Sekitar beberapa bulan lagi, Pak." Kirei menundukkan pandangannya, Dia meremas tangannya, takut akan Gibran mempersulit kelulusannya.

"Kenapa Kau selalu berbicara tidak sopan padaku?" Teriak Gibran pada Kirei.

"Karena, Kau juga tidak bersikap baik padaku, Pak!" Kata-kata itu pun meluncur dari mulut Kirei yang sedari tadi ia tahan. Ia merasakan bibirnya bergetar, sekarang pria dihadapannya semakin geram padanya.

"Segeralah Kau wisuda, Aku tidak ingin ada mahasiswi yang tidak memiliki sopan santun berkeliaran di kampusku!" Gibran menatap tajam pada Kirei.

Flashback On.

Bruukkk!!

"Aduh!" Kirei meringis kesakitan saat tubuhnya tersungkur.

"Sialan! Kenapa Kau jalan tidak pakai mat..."

Seketika mata Kirei terbelalak melihat siapa yang bertubrukan dengannya.

"Sialan? Kau menyebutku, sialan?" Gibran setengah berteriak membentak Kirei, ia tidak menerima kata-kata kasar yang ia dapatkan dari wanita ini.

"Ikut, Aku!" Gibran berjalan mendahului Kirei.

Flashback Off.

***

Di ruangannya, Gibran tengah memeriksa beberapa dokumen tentang identitas para calon mahasiswa dan mahasiswi baru, dan Dia teringat seharian ini dia tidak menghubungi Kayla. Gibran merogoh ponselnya yang ada di saku celana.

"Wah banyak sekali miss call, dan pesan apa ini?" Ucap batin Gibran, ia seger membuka pesan dari Kayla.

"Apa yang akan dibicarakan oleh Kayla?" Gibran bergumam dan berniat membalas pesan dari Kayla.

"Sayang, maaf. Ada hal yang harus aku selesaikan tadi. Maaf aku tidak mengangkat teleponmu. Oh iya, ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" __Gibran.

***

Pesan pun diterima Kayla, dan ia segera membalasnya.

"Sayang, bisa kita bertemu? sekarang Aku ada di Cafe dekat komplek rumahku."__Kayla.

"Baiklah. Sayang, Aku akan menemuimu, tunggu! Aku janji tidak akan lama," __Gibran.

Gibran beranjak dari meja kerjanya dia segera pergi menemui Kayla, dan dia tidak ingin wanitanya menunggu lama untuk kesekian kalinya.

***

Cafe bunga.

"Sayang," Gibran berhambur memeluk wanitanya dengan hangat, mencium puncak kepalanya dengan lembut.

"Sayang, kenapa setiap hari Kau semakin menggemaskan?" Gibran melepas pelukanya dan duduk di samping Kayla.

Kayla tersenyum mendengar kata-kata prianya yang manis dan selalu membuat pipinya merona. Dari dulu mereka selalu harmonis jarang sekali bertengkar.

"Sayang, Ayah ingin bertemu denganmu. Ia ingin Kau segera menikahiku." Kayla langsung berbicara tanpa basa basi. Gibran sejenak terdiam.

"Baiklah, kapan? Aku akan dengan senang hati bertemu dengan Ayahmu, dan membicarakan pernikahan Kita,'' jawab Gibran dengan tegas sambil menggenggam erat tangan Kayla.

"Be-benarkah? Benarkah kau akan menikahiku?" Tanya Kayla, tak percaya bahwa tak ada keraguan saat Gibran menyetujui untuk segera menikahinya.

"Iya, Sayang. Aku sangat mencintaimu, Aku ingin menjagamu, agar tak ada satupun yang melukaimu. Tetapi Aku harus menunggu orangtuaku pulang dari perjalanan bisnis mereka," jawab Gibran penuh kepastian.

Orangtua Gibran memang sering bepergian untuk urusan bisnis, terutama soal yayasan-yayasan yang Mereka bangun di beberapa kota.

"Baiklah Aku akan menunggu, terima kasih." Kayla memeluk Gibran erat begitu juga sebaliknya.

"Tidak ada kata terima kasih untuk cinta," ucap Gibran, membuat Kayla terharu dan membenamkan wajahnya pada dada bidang Gibran.

***

Dirumah Gibran.

"Bibi, telepon berbunyi!" Gibran berteriak memanggil asisten rumah tangganya yang tengah ada di dapur.

"Halo?"sapa seseorang disebrang sana.

"Iya halo. Maaf saya tadi sedang didapur," jawab Bi Imah dengan gugup, nafasnya terengah karena berlari dari arah dapur munuju ruang tengah tempat telepon itu berbunyi.

"Bibi, Gibran ada?" tanya Mira Aditya Ibu Gibran.

"Oh, Nyonya. Ada, sebentar saya panggilkan dulu," Bi Imah hendak memanggil Gibran, tapi segera di tahan oleh majikannya.

"Tunggu, Bi! Biarkan saja, Aku dan suamiku akan pulang sore ini, Kami hanya memastikan ada atau tidak Gibran di rumah. Kami ingin memberinya kejutan!" Tutur Mira.

"Baiklah, Nyonya. Pukul berapa sampai di rumah? Saya akan menyiapkan makan malam," Tanya Bi Imah.

"Sekitar, pukul enam sore Bi."

"Baiklah, Nyonya. Akan saya siapkan," jawab Bi Imah, sambungan telepon pun terputus.

Bi Imah kembali berkutat di dapur, ia menyiapkan makan malam untuk menyambut kedatangan Nyonya dan Tuan besarnya. Mereka adalah orangtua Gibran, Tanto Aditya dan Mira Aditya.

***

Bel rumah Gibran berbunyi.

"Biar Aku saja, Bi," perintah Gibran pada Bi Imah, yang sedang menuju pintu.

"Baiklah, Den." Bi Imah mengangguk dan kembali ke dapur.

"Kejutan." Mira dan Tanto berucap secara bersamaa.

"Mami, Papi." Gibran memeluk erat kedua orangtuanya, di ciuminya punggung tangan keduanya.

"Sayang, apa kabar Kau? Mami kangen sekali padamu sayang," Mira menciumi pipi Anaknya dengan gemas.

"Sudah dong, Mi. Papi juga ingin mencium Anak tampan ini, Papi juga kangen." Tanto tersenyum kepada sang istri dan segera melalukan hal yang sama kepada Gibran.

"Aku baik Mi, Kalian bagaimana? Oh ayo, masuk." Mereka berjalan beriringan ke dalam rumah.

"Kenapa Papi tidak menghubungiku kalau mau pulang? Kan bisa Gibran jemput,'' tutur Gibran.

"Kan, Kami ingin membuat kejutan," Mira menggandeng lengan anaknya itu. Sesampainya di ruang tengah, Mereka duduk berbincang ringan melepas rindu.

***

Saat ini mereka sudah berkumpul di meja makan yang sudah tersedia berbagai jenis masakan, dengan di selingi candaan.

"Mami kangen sekali masakan Bi Imah," Mira antusias dengan makanan yang dibuat asisten rumah tangganya itu.

"Sama. Papi juga,'' Tanto ikut menimpali perkataan istrinya sambil mengambil piring dan menyodok makanan yang ada di hadapannya.

"Mi, Pi, ada yang ingin Gibran bicarakan." Gibran mulai membuka perbincanganya.

"Apa Sayang, bicaralah." Mira menaruh sendok dan garpu di pinggiran piring dan beralih menatap anaknya.

"Gibran, akan segera menikah dengan Kayla".

Uhuk!

"Papi, pelan-pelan dong makannya!" Mira menyodorkan gelas berisi air minum pada suaminya.

"Kau serius, Sayang?" Tanya Tanto.

"Gibran serius. Aku mencintai Kayla." Gibran meyakinkan kedua orangtuanya.

Terpopuler

Comments

Yunita Laito

Yunita Laito

te poin

2021-09-08

0

Mamah Dila

Mamah Dila

sampai d sni q mmbca y blum merasa sedih

2021-08-10

0

Rengganis E E

Rengganis E E

ucapan yg menyakitkan dapat membunuh perlahan sekuat apapun orangnya

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan
2 2. luka lama
3 3. Keputusan
4 4. Menyetujui
5 5. Kenyamanan
6 6. Permintaan
7 7. Ancaman
8 8. H -1
9 9. Apa Maksudmu
10 10. Mimpi Buruk
11 11. Prolog (Kenyataan)
12 12. Teman Baru Kayla
13 13. Maruk
14 14. Melunak
15 15. Bertemu Randu Lagi
16 16. Kerinduan
17 17. Hampir Saja
18 18. Hanya Mimpi
19 19. Khawatir
20 20. Titik Terang
21 21. Berdebat Lagi
22 22. Saling Membuka
23 23. Curiga
24 24. Apa mereka saling mengenal?
25 25. Jangan Panggil dia Rein !
26 26. Getaran
27 27. Merindukannya
28 28. Aku bukan balita
29 29. Apa aku tidak pantas?
30 30. Aku Akan Menggantikanmu
31 31. Caper
32 32. Rencana
33 33. Merasa Nyaman
34 34.Adil bukan?
35 35. Apa benar dia?
36 36. Menemukanmu
37 37. Selamat Tinggal
38 38. Maaf Rein..
39 39. Kembalikan Dia Padaku!
40 40. Tidak Akan
41 41. Dilema
42 42. Belajar menghargai (Bonus Quotes)
43 43. Bahkan aku belum menyentuhnya
44 44.Rasa yang tepat di waktu yang salah
45 45. Bertahanlah
46 46. Tidak mungkin
47 47. Kenyataan
48 48.Apa ini hukuman?
49 49. Beristirahatlah
50 50. Apa ini mimpi?
51 51.Bangkit dari kubur?
52 52. Apa dia?
53 53. Tidak ada yang bisa menggantikannya
54 54. Ganti wajahmu !
55 55. Ambigu
56 56. Titik terang
57 57. Mimpi
58 58. Liontin
59 59. Orang yang sangat buruk
60 60. Kau Gila!
61 61. Pergi tanpa izin
62 62. Menikahinya tanpa harus mencintainya
63 63. Tidak denganku
64 64. Tak Ada Pilihan
65 65. Tak Sejahat Yang Kita Kira
66 66. Rencana Rosie
67 67. Syarat
68 68. Tidak Akan Membiarkan
69 69. Aku Tidak Akan Kalah
70 70. Aku Ikuti Permainanmu
71 71. Let's start this game (part 1)
72 72. Calon Suami
73 73. Apakah Ini Cemburu?
74 74. Pesan Seorang Ibu Untuk Anak Lelakinya
75 75. Let's Start This Game ( part 2 )
76 76. Tidak Sebodoh Itu
77 77. Sanggupkah Aku Berjanji?
78 78. Sikap Manis Rosie
79 79. Hujan
80 80. Kesalahan Yang Sama
81 81. Berubah
82 82. Milik Berdua
83 83. Haru Biru
84 84. SPESIAL EPISODE
85 85. Author Berbicara
86 MUSIM KEDUA ( ALL ABOUT ROSIE )
87 Seperti Tak Asing
88 Si Culun Jono
89 Firasat
90 Ketakutan Rosie
91 Kean Dan Rosie
92 Telepon Dari Kean
93 Mata-mata
94 Selembar Kertas
95 Hari Pertama Bekerja
96 Teka Teki Hidup Apa Lagi Ini?
97 Awan Gelap
98 Hari Baru
99 Debaran Jantung
100 Tawaran Kean
101 Semangat Kembali Roboh
102 Bantuan Dari Kean
103 Calon Istri Kean
104 Perasaan Kean
105 Sisi Lain Kean
106 Hari Penuh Kejutan
107 Memberi Waktu
108 Salah Paham
109 Hadir Namun Bukan Sebagai Takdir
110 Dia
111 Kesempurnaan Cinta
112 Pesan Penutup
113 Open PO Novel Derita Istri Pengganti
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1. Pertemuan
2
2. luka lama
3
3. Keputusan
4
4. Menyetujui
5
5. Kenyamanan
6
6. Permintaan
7
7. Ancaman
8
8. H -1
9
9. Apa Maksudmu
10
10. Mimpi Buruk
11
11. Prolog (Kenyataan)
12
12. Teman Baru Kayla
13
13. Maruk
14
14. Melunak
15
15. Bertemu Randu Lagi
16
16. Kerinduan
17
17. Hampir Saja
18
18. Hanya Mimpi
19
19. Khawatir
20
20. Titik Terang
21
21. Berdebat Lagi
22
22. Saling Membuka
23
23. Curiga
24
24. Apa mereka saling mengenal?
25
25. Jangan Panggil dia Rein !
26
26. Getaran
27
27. Merindukannya
28
28. Aku bukan balita
29
29. Apa aku tidak pantas?
30
30. Aku Akan Menggantikanmu
31
31. Caper
32
32. Rencana
33
33. Merasa Nyaman
34
34.Adil bukan?
35
35. Apa benar dia?
36
36. Menemukanmu
37
37. Selamat Tinggal
38
38. Maaf Rein..
39
39. Kembalikan Dia Padaku!
40
40. Tidak Akan
41
41. Dilema
42
42. Belajar menghargai (Bonus Quotes)
43
43. Bahkan aku belum menyentuhnya
44
44.Rasa yang tepat di waktu yang salah
45
45. Bertahanlah
46
46. Tidak mungkin
47
47. Kenyataan
48
48.Apa ini hukuman?
49
49. Beristirahatlah
50
50. Apa ini mimpi?
51
51.Bangkit dari kubur?
52
52. Apa dia?
53
53. Tidak ada yang bisa menggantikannya
54
54. Ganti wajahmu !
55
55. Ambigu
56
56. Titik terang
57
57. Mimpi
58
58. Liontin
59
59. Orang yang sangat buruk
60
60. Kau Gila!
61
61. Pergi tanpa izin
62
62. Menikahinya tanpa harus mencintainya
63
63. Tidak denganku
64
64. Tak Ada Pilihan
65
65. Tak Sejahat Yang Kita Kira
66
66. Rencana Rosie
67
67. Syarat
68
68. Tidak Akan Membiarkan
69
69. Aku Tidak Akan Kalah
70
70. Aku Ikuti Permainanmu
71
71. Let's start this game (part 1)
72
72. Calon Suami
73
73. Apakah Ini Cemburu?
74
74. Pesan Seorang Ibu Untuk Anak Lelakinya
75
75. Let's Start This Game ( part 2 )
76
76. Tidak Sebodoh Itu
77
77. Sanggupkah Aku Berjanji?
78
78. Sikap Manis Rosie
79
79. Hujan
80
80. Kesalahan Yang Sama
81
81. Berubah
82
82. Milik Berdua
83
83. Haru Biru
84
84. SPESIAL EPISODE
85
85. Author Berbicara
86
MUSIM KEDUA ( ALL ABOUT ROSIE )
87
Seperti Tak Asing
88
Si Culun Jono
89
Firasat
90
Ketakutan Rosie
91
Kean Dan Rosie
92
Telepon Dari Kean
93
Mata-mata
94
Selembar Kertas
95
Hari Pertama Bekerja
96
Teka Teki Hidup Apa Lagi Ini?
97
Awan Gelap
98
Hari Baru
99
Debaran Jantung
100
Tawaran Kean
101
Semangat Kembali Roboh
102
Bantuan Dari Kean
103
Calon Istri Kean
104
Perasaan Kean
105
Sisi Lain Kean
106
Hari Penuh Kejutan
107
Memberi Waktu
108
Salah Paham
109
Hadir Namun Bukan Sebagai Takdir
110
Dia
111
Kesempurnaan Cinta
112
Pesan Penutup
113
Open PO Novel Derita Istri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!