4. Menyetujui

Gibran memandang kedua orangtuanya secara bergantian, berharap jawaban dari mereka sesuai keinginannya.

"Baiklah, Papi merestuimu. Tapi apa Kau sudah yakin dengan pacarmu itu?" Tanto menghela nafasnya pelan, melirik Istrinya yang juga tersenyum menyetuji keputusannya.

"Yakin, Pi! Sangat yakin," mata Gibran berkaca kaca.

"Kapan Kau akan mengajak Kami bertemu orangtua pacarmu itu, Gib?" Tanya Mira.

"Bagaimana, kalau besok?" Tanya Gibran.

"Umm, baiklah." Tony menganggukkan kepalanya, tanda setuju.

"Terima kasih Pi, Mi, Aku akan menghubungi Kayla sekarang."

Gibran berlalu meninggalkan orangtuanya dan bergegas menuju kamarnya untuk memberitahu kabar gembira ini.

***

Kayla melirik ponselnya yang bergetar, "Gibran," ucap Kayla tanpa suara.

"Halo, Sayang. Ada apa?" Tanya Kayla.

"Sayang, Aku sudah berbicara pada orangtuaku, Mereka menyetuji pernikahan Kita. Besok Aku bersama keluargaku akan mengunjungi rumahmu," tutur Gibran.

"Ah, benarkah? Kau tidak sedang bercanda, kan? Aku senang sekali sayang." Kay berjingkrak senang mendengar kabar itu.

"Mana mungkin Aku bercanda, Sayang," sahut Gibran.

"Baiklah, Aku akan menyampaikan ini pada Ibu dan Ayah," jawab Kayla.

"Baiklah kalau begitu," Gibran memutuskan obrolannya dengan Kayla.

Ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.

"Kayla, kau akan menjadi milikku seutuhnya, Aku mencintaimu," batin Gibran.

***

"Ayah, Ibu." Kayla memanggil orangtuanya, ia berlari munuruni anak tangga menuju kamar orangtuanya.

"Kay, kenapa Kau selalu berteriak, Sayang? Ada apa?" Tanya Sari Kayla duduk di tepi ranjang.

"Bu, besok keluarga Gibran akan berkunjung ke rumah Kita, orangtua Gibran menyetujui pernikahan Aku dan Gibran, Bu." Kay menjelaskan dengan antusias.

"Benarkah? Kenapa mendadak sekali? Ibu kan harus menyiapkan hidangan untuk mereka," tutur Sari, sembari memandang ke arah Suaminya.

"Siapkan saja apa yang ada, Bu. Mereka pasti mengerti karena memang ini dadakan," jawab Tony seadanya.

"Baiklah, kalau begitu." Sari memeluk erat Kayla, Dia tidak menyangka anak kesayangannya sebentar lagi akan menikah.

***

Hari ini, Sari di bantu Kirei membuat kue dan hidangan lain untuk menyambut kedatangan keluarga Gibran. Kebetulan Kirei tidak ada jabwal di kampusnya, jadi Ia bisa membantu Ibunya menyiapkan makanan.

"Ibu, apa tidak terlalu terburu buru menikahkan Kayla dengan pacarnya itu?" Tanya Kirei di sela-sela kegiatan memasaknya dengan Sari.

Brakk!

Sari melempar pisau ke washtaffle dan menatap tajam ke arah Kirei.

"Kenapa Ibu? Apa Aku salah bicara?" Batin kirei. Ia sangat terkejut saat melihat apa yang di lakukan Ibunya, Ia menundukan kepalanya saat Sari hendak menghampirinya.

"Kenapa? Kau tidak suka melihat Adikmu bahagia? Atau Kau ingin Suamiku memikirkan kebahagiaanmu terlebih dahulu? Oh atau, Kau iri karena Kay memiliki kekasih yang sangat menyayanginya, sedangkan Kau? Pria mana yang mau dengan perempuan yang tidak jelas asal usulnya sepertimu." Sari menatap sinis pada Kirei, ia juga menyilangkan kedua tangannya.

"Ti-tidak, bukan begitu maksudku, maafkan Aku Bu. Aku lancang bertanya seperti itu pada Ibu," Kirei memundurkan kakinya dua langkah menjauhi Sari.

"Cih! Dari dulu Kau selalu mencari perhatian Suamiku. Entah apa yang membuat Dia terlalu membanggakanmu, Kalau bukan karena permintaan Kayla dulu, Aku tak ingin menjadikanmu anak angkat." Sari berlalu meninggalkan Kirei yang masih mematung mendengar ucapan Ibunya itu.

Hati Kirei hancur, seketika buliran bening di matanya meluncur deras tak dapat ia tahan. Ia segera menghapus air matanya, mengusap dengan punggung tangannya.

Kirei menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan, Ia merasakan sesak di dadanya. Perlakuan Sari selalu menyakiti hatinya.

Saat Kayla menuju dapur, Ia berpapasan dengan Ibunya.

"Bu, mau kemana? Apa sudah selesai?" Tanya Kayla. Namun Sari tak menjawab, Ia pergi begitu saja meninggalkan Kayla.

Kayla beralih menatap ke arah dapur, matanya tak sengaja menangkap Kirei yang tengah menangis.

"Kakak kenapa? Apa Ibu melukai hatinya lagi?" Batin Kayla.

Kayla memutuskan untuk masuk, dan menghampiri Kirei.

"Kak, apa Kau baik-baik saja?" Kayla menepuk bahu sang kakak dengan pelan.

Kirei terkesiap, spontan Ia langsung membelakangi Kayla dan menghapus air matanya.

"Aku, baik-baik saja!" Seru Kirei yang masih membelakangi Kayla.

"Kak, bicaralah! Apa Ibu melukai hatimu lagi?" Tanya Kayla sambil memaksa Kirei membalikan badan ke arahnya.

"Sudahlah Kay. Kau jangan ikut campur urusanku! Jangan dekati Aku, Aku tak ingin Kau terluka karena ulahku lagi, Pergi! Dan jangan pedulikan Aku, urus saja urusanmu! Dan selamat Kau selalu mendapatkan apapun yang Kau mau. Kekasih yang menyayangimu, bahkan kasih sayang dari Ayah dan Ibu sepenuhnya untukmu. Tidak denganku. Aku sudah cukup menderita selama ini, jangan Kau tambah lagi dengan menyulitkanku. Kumohon pergi, jangan dekat-dekat denganku!"

Kirei berbicara sembari menegaskan suaranya, air matanya kembali mengalir. Ia memalingkan wajahnya melihat ke sembarang arah.

Kayla mamatung mendengar perkataan Kakaknya, ia merasa sedih. Kenapa Kakaknya begitu tak menyukainya?

"Baiklah Kak, jika ini yang Kau mau. Aku akan pergi. Aku pastikan Kakak akan mendapatkan apa yang Kakak mau. Kebahagiaan, kasih sayang. Bahkan jika Aku harus berkorban untuk kebahagiaanmu, Aku akan lakukan, Kak. Aku berjanji." Kayla pergi meninggalkan Kirei.

Kirei kini menatap punggung Kayla yang menjauh dari hadapan nya.

"Maafkan Aku, Kay. Maaf, Aku tidak bermaksud menyakitimu, Aku hanya tidak ingin Kau terluka dan Ibu semakin membenciku." Kirei menutup wajahnya, Ia merasakan sesak yang amat di dadanya.

***

Ting tong.

Suara bel rumah berbunyi nyaring, Sari yang mendengarnya langsung bergegas berjalan menuju pintu.

"Selamat datang, Nak Gibran. Wah, ini pasti orangtuanya Gibran?" Sari mengulurkan tangannya pada Mira juga Tanto dan di sambut hangat oleh keduanya.

"Mari masuk. Silahkan duduk, Saya akan memanggil Suami saya juga kayla dulu," Sari menuntun kedua orangtua Gibran menuju ruang tamu.

"Sayang, Kayla, cepat. Gibran sudah datang," ajaknya pada suami juga anaknya.

Sari menggandeng Kayla dan berjalan beriringan dengan Tony menemui keluarga Gibran. Wajah mereka terlihat sangat sumringah, menyambut kedatangan calon menantu dan besannya itu.

"Maaf menunggu lama. Kay sapa calon mertuamu!" pinta Sari dan diangguki oleh Kayla.

Kayla menyodokan tangannya, ia menyalami kedua orangtua Gibran.

Mereka saat ini sudah memulai perbincangan tentang pernikahan anak mereka.

"Pak Tony, kapan Kita akan melangsungkan pernikahan anak kita ini?" Tanya Tanto.

"Ada baiknya tidak usah menunggu lama, Pak. Saya ingin sesegera mungkin." Tony menyampaikan keinginannya dan di angguki oleh Tanto.

"Bagaimana, kalau minggu depan?" potong Sari, ia tak sabar melihat Kayla bersanding di pelaminan.

"Bu, apa tidak terlalu cepat?" Tanya Kayla pada Ibunya.

"Sayang, lebih cepat lebih baik! Iyakan, Ayah?" Tanya Sari, sembari memandang suami berserta calon besannya secara bergantian.

"Aku setuju! Mi, Aku juga ingin segera menikah dengan Kayla." Gibran menatap lekat orangtuanya, berharap keduanya akan menyetujui keputusannya ini.

"Baiklah, kalau ini yang terbaik. Kita adakan acara pernikahan Anak Kita minggu depan." Tanto menegaskan jawabannya.

"Baiklah, Mami akan mengurus semuanya. Kalian tunggu beresnya saja yah," jawab Mira sambil tersenyum bahagia mendengar keputusan akhir yang di ambil oleh suaminya.

Seluruh orang tertawa bahagia, tak lama lagi Mereka akan menjadi satu keluarga besar. Kini mereka hanyut dalam tawa dan saling berbincang ringan.

"Ah, Saya lupa. Saking seriusnya Kita berdiskusi, jadi lupa menyajikan hidangan untuk Kalian. Tunggu sebentar, yah!" Seru Sari.

"Kirei, mana makanannya? Cepatlah, bawa kemari!" Sari berdiri dan berteriak memanggil Kirei.

"Bu, jangan berteriak seperti itu pada Kirei!" Tony terkejut melihat sikap Istrinya itu.

Tak lama Kirei datang, membawa minuman juga makanan yang sudah Ia siapkan sejak pagi dengan Ibunya. Ia menyodorkan minuman dan makanan di hadapan para tamu juga orangtuanya.

Matanya seketika terbelalak, ia terkejut melihat sosok pria yang ada dihadapannya, "Astaga, Dia?" Batin kirei.

Sedangkan Gibran, Ia pun terkejut melihat siapa yang datang. Ia bertanya-tanya di dalam hatinya.

"Wah, siapa ini? Cantik sekali Kau, Nak. Siapa namamu?" Tanya Mira. Ia terpesona melihat Kirei yang gesit menyiapkan makanan.

Kirei memandang sekilas wajah Mira dan kembali menunduk.

"Aku, Kirei, Tante." Kirei menjawab seadanya.

"Kirei. Nama yang cantik, persis seperti orangnya," sanjung Mira sembari mengusap pipi Kirei dengan lembut. Ia merasa nyaman berdekatan dengan Kirei.

"Apa ini Anakmu juga?" tTanya Tanto pada Tony.

"Oh iya. Kenalkan, ini Anak..."

Belum sempat Tony menuturkan, Sari terlebih dahulu memotong ucapan Suaminya.

"Dia anak angkat sSuamiku," Sari menekankan kalimat terakhir yang Ia ucapkan.

"Bu, kenapa Ibu berbicara seperti itu?" Bentak Tony. Ia tak menyangka Istrinya tega mengucapkan kata-kata yang menyakiti Kirei di hadapan orang lain.

"Lah, apa Ibu salah? Dia kan memang Anak angkat, Ayah!" Seru Sari dengan tegas.

"Maaf. Saya permisi dulu!" Kirei pamit dan berlari meninggalkan mereka.

"Kak kirei tunggu!" Kayla berdiri hendak mengejar Kakaknya, tetapi lengannya di cekal oleh Sari yang menuntut Kayla untuk kembali duduk.

"Maafkan Istri Saya. Karerena Istri Saya, Kalian harus melihat hal yang tidak menyenangkan ini." Tony merasa tidak enak pada calon besan nya.

"Ah tidak apa-apa." Tanto penasaran akan sosok Kirei, Ia memiliki perasaan yang sama seperti Istrinya. Ia merasa nyaman ketika Kirei ada di dekatnya, Ia rasa bahwa Kirei anak yang sangat baik dan menyenangkan.

"Bu Sari, maaf. Apa Saya boleh menumpang ke kamar mandi?" Tanya Mira.

"Tentu, Bu. Silahkan, sebelah sana. Kamar mandi ada didapur," Sari menunjukan arah menuju dapur, dan di angguki oleh Mira.

Mira segera berjalan ke arah dapur. Saat hendak masuk, Ia melihat Kirei yang terduduk lesu di lantai.

"Kirei," Mira menepuk lembut bahu Kirei, sontak itu membuat Kirei langsung berdiri dan menghapus air matanya.

"Nak, Kau menangis? Kenapa ?" Mira membelai rambut Kirei, dan menyelipkan rambut itu ke belakang telinga Kirei.

"A-aku, tidak apa-apa, Tante." Kirei pergi meninggalkan Mira sendiri di dapur, ia segera berlari menuju kamarnya.

"Kenapa Dia? Aku rasa, Sari tidak memperlakukan Dia dengan baik," Batin Mira.

***

"Baiklah semuanya, Kami permisi dulu. Terima kasih atas jamuannya, dan sampai bertemu minggu depan." Tanto berpamitan pada keluarga Kayla.

"Sampaikan salamku pada Kirei," pinta Mira.

Permintaan Mira membuat semua orang memandangnya heran, tanpa terkecuali Gibran. Ia heran, kenapa juga Maminya menitip salam pada wanita bar-bar itu.

"Sepertinya, Mami Gibran menyukai Kak Kirei. Bahkan sejak tadi, Aku lihat Beliau sering melirik ke arah dapur." Kayla menerka-nerka dalam batinnya.

Terpopuler

Comments

Isrotin Setia

Isrotin Setia

kasihan sama kirei

2022-02-18

0

Wina Wien

Wina Wien

semakin seru.... dan menarik... hadir thor

2021-06-18

1

Kelabu Biru

Kelabu Biru

dijelasin dong thor profil² karakternya jadi biar tambah nyaman baca

2021-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan
2 2. luka lama
3 3. Keputusan
4 4. Menyetujui
5 5. Kenyamanan
6 6. Permintaan
7 7. Ancaman
8 8. H -1
9 9. Apa Maksudmu
10 10. Mimpi Buruk
11 11. Prolog (Kenyataan)
12 12. Teman Baru Kayla
13 13. Maruk
14 14. Melunak
15 15. Bertemu Randu Lagi
16 16. Kerinduan
17 17. Hampir Saja
18 18. Hanya Mimpi
19 19. Khawatir
20 20. Titik Terang
21 21. Berdebat Lagi
22 22. Saling Membuka
23 23. Curiga
24 24. Apa mereka saling mengenal?
25 25. Jangan Panggil dia Rein !
26 26. Getaran
27 27. Merindukannya
28 28. Aku bukan balita
29 29. Apa aku tidak pantas?
30 30. Aku Akan Menggantikanmu
31 31. Caper
32 32. Rencana
33 33. Merasa Nyaman
34 34.Adil bukan?
35 35. Apa benar dia?
36 36. Menemukanmu
37 37. Selamat Tinggal
38 38. Maaf Rein..
39 39. Kembalikan Dia Padaku!
40 40. Tidak Akan
41 41. Dilema
42 42. Belajar menghargai (Bonus Quotes)
43 43. Bahkan aku belum menyentuhnya
44 44.Rasa yang tepat di waktu yang salah
45 45. Bertahanlah
46 46. Tidak mungkin
47 47. Kenyataan
48 48.Apa ini hukuman?
49 49. Beristirahatlah
50 50. Apa ini mimpi?
51 51.Bangkit dari kubur?
52 52. Apa dia?
53 53. Tidak ada yang bisa menggantikannya
54 54. Ganti wajahmu !
55 55. Ambigu
56 56. Titik terang
57 57. Mimpi
58 58. Liontin
59 59. Orang yang sangat buruk
60 60. Kau Gila!
61 61. Pergi tanpa izin
62 62. Menikahinya tanpa harus mencintainya
63 63. Tidak denganku
64 64. Tak Ada Pilihan
65 65. Tak Sejahat Yang Kita Kira
66 66. Rencana Rosie
67 67. Syarat
68 68. Tidak Akan Membiarkan
69 69. Aku Tidak Akan Kalah
70 70. Aku Ikuti Permainanmu
71 71. Let's start this game (part 1)
72 72. Calon Suami
73 73. Apakah Ini Cemburu?
74 74. Pesan Seorang Ibu Untuk Anak Lelakinya
75 75. Let's Start This Game ( part 2 )
76 76. Tidak Sebodoh Itu
77 77. Sanggupkah Aku Berjanji?
78 78. Sikap Manis Rosie
79 79. Hujan
80 80. Kesalahan Yang Sama
81 81. Berubah
82 82. Milik Berdua
83 83. Haru Biru
84 84. SPESIAL EPISODE
85 85. Author Berbicara
86 MUSIM KEDUA ( ALL ABOUT ROSIE )
87 Seperti Tak Asing
88 Si Culun Jono
89 Firasat
90 Ketakutan Rosie
91 Kean Dan Rosie
92 Telepon Dari Kean
93 Mata-mata
94 Selembar Kertas
95 Hari Pertama Bekerja
96 Teka Teki Hidup Apa Lagi Ini?
97 Awan Gelap
98 Hari Baru
99 Debaran Jantung
100 Tawaran Kean
101 Semangat Kembali Roboh
102 Bantuan Dari Kean
103 Calon Istri Kean
104 Perasaan Kean
105 Sisi Lain Kean
106 Hari Penuh Kejutan
107 Memberi Waktu
108 Salah Paham
109 Hadir Namun Bukan Sebagai Takdir
110 Dia
111 Kesempurnaan Cinta
112 Pesan Penutup
113 Open PO Novel Derita Istri Pengganti
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1. Pertemuan
2
2. luka lama
3
3. Keputusan
4
4. Menyetujui
5
5. Kenyamanan
6
6. Permintaan
7
7. Ancaman
8
8. H -1
9
9. Apa Maksudmu
10
10. Mimpi Buruk
11
11. Prolog (Kenyataan)
12
12. Teman Baru Kayla
13
13. Maruk
14
14. Melunak
15
15. Bertemu Randu Lagi
16
16. Kerinduan
17
17. Hampir Saja
18
18. Hanya Mimpi
19
19. Khawatir
20
20. Titik Terang
21
21. Berdebat Lagi
22
22. Saling Membuka
23
23. Curiga
24
24. Apa mereka saling mengenal?
25
25. Jangan Panggil dia Rein !
26
26. Getaran
27
27. Merindukannya
28
28. Aku bukan balita
29
29. Apa aku tidak pantas?
30
30. Aku Akan Menggantikanmu
31
31. Caper
32
32. Rencana
33
33. Merasa Nyaman
34
34.Adil bukan?
35
35. Apa benar dia?
36
36. Menemukanmu
37
37. Selamat Tinggal
38
38. Maaf Rein..
39
39. Kembalikan Dia Padaku!
40
40. Tidak Akan
41
41. Dilema
42
42. Belajar menghargai (Bonus Quotes)
43
43. Bahkan aku belum menyentuhnya
44
44.Rasa yang tepat di waktu yang salah
45
45. Bertahanlah
46
46. Tidak mungkin
47
47. Kenyataan
48
48.Apa ini hukuman?
49
49. Beristirahatlah
50
50. Apa ini mimpi?
51
51.Bangkit dari kubur?
52
52. Apa dia?
53
53. Tidak ada yang bisa menggantikannya
54
54. Ganti wajahmu !
55
55. Ambigu
56
56. Titik terang
57
57. Mimpi
58
58. Liontin
59
59. Orang yang sangat buruk
60
60. Kau Gila!
61
61. Pergi tanpa izin
62
62. Menikahinya tanpa harus mencintainya
63
63. Tidak denganku
64
64. Tak Ada Pilihan
65
65. Tak Sejahat Yang Kita Kira
66
66. Rencana Rosie
67
67. Syarat
68
68. Tidak Akan Membiarkan
69
69. Aku Tidak Akan Kalah
70
70. Aku Ikuti Permainanmu
71
71. Let's start this game (part 1)
72
72. Calon Suami
73
73. Apakah Ini Cemburu?
74
74. Pesan Seorang Ibu Untuk Anak Lelakinya
75
75. Let's Start This Game ( part 2 )
76
76. Tidak Sebodoh Itu
77
77. Sanggupkah Aku Berjanji?
78
78. Sikap Manis Rosie
79
79. Hujan
80
80. Kesalahan Yang Sama
81
81. Berubah
82
82. Milik Berdua
83
83. Haru Biru
84
84. SPESIAL EPISODE
85
85. Author Berbicara
86
MUSIM KEDUA ( ALL ABOUT ROSIE )
87
Seperti Tak Asing
88
Si Culun Jono
89
Firasat
90
Ketakutan Rosie
91
Kean Dan Rosie
92
Telepon Dari Kean
93
Mata-mata
94
Selembar Kertas
95
Hari Pertama Bekerja
96
Teka Teki Hidup Apa Lagi Ini?
97
Awan Gelap
98
Hari Baru
99
Debaran Jantung
100
Tawaran Kean
101
Semangat Kembali Roboh
102
Bantuan Dari Kean
103
Calon Istri Kean
104
Perasaan Kean
105
Sisi Lain Kean
106
Hari Penuh Kejutan
107
Memberi Waktu
108
Salah Paham
109
Hadir Namun Bukan Sebagai Takdir
110
Dia
111
Kesempurnaan Cinta
112
Pesan Penutup
113
Open PO Novel Derita Istri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!