Hari ini adalah hari pernikahan Kayla dan Gibran, semua tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Ada yang tengah menyiapkan meja untuk digunakan saat prosesi ijab qabul, ada yang menata hidangan di meja prasmanan, ada juga yang berjaga di depan pintu masuk.
Kayla kini sedang menghadapkan tubuhnya pada cermin, ia melihat pantulan wajahnya yang sudah cantik dengan riasan wajah yang terlihat elegan juga gaun pengantin berwarna putih yang membuatnya semakin mempesona.
"Kau sudah siap, Nona?" tanya seseorang yang bertugas merias Kayla.
"Sudah, tapi saya ingin pergi ke kamar Kakakku sebentar, ada yang ingin saya sampaikan padanya." Kayla meminta izin pada orang yang ada dihadapanya itu dan segera berjalan menuju kamar Kirei, dan di angguki oleh orang tersebut.
Kayla membuka kamar Kirei perlahan, di edarkan pandangannya dan segera masuk ke dalam kamar Kakaknya itu.
***
Kirei yang tengah berjalan menuruni tangga, hendak menghampiri orang tuanya yang tengah menyambut hangat para tamu yang mulai berdatangan.
Kirei tampil sangat cantik dan juga elegan dengan balutan kebaya berwarna silver yang di padupadankan dengan batik berwarna hitam dengan motif bunga, terlebih riasan makeup natural yang membuatnya semakin terlihat menarik bagi siapa saja yang memandangnya.
Saat hendak menghampiri kedua orang tuanya, Kirei melihat ke arah gerbang dan sebuah mobil mewah masuk kearea halaman rumahnya, dengan di hiasi bunga mawar putih juga pita yang sudah jelas bahwa itu adalah mobil milik keluarga Gibran.
Sari dan Tony segera menghampiri calon besannya itu, mereka berjalan beriringan.
"Selamat datang Pak Tanto dan Ibu Mira, Nak Gibran," sambut Tony dengan senyuman dan uluran tangan yang tulus.
"Terima kasih Pak Tony dan Bu sari." Tanto menjawab sambutan hangat dari calon besannya itu
"Mari semuanya masuk" ajak Sari.
Mereka berjalan beriringan menuju tempat yang sudah disediakan, dan setibanya disana, salah seorang panitia acara mempersilahkan keluarga pengantin pria juga para tamu untuk duduk.
Kirei yang sedari tadi berdiri didekat tangga segera mendekati kedua orang tuanya.
Petugas KUA segera menyiapkan berkas-berkas untuk ijab qabul, dan meminta pengantin pria untuk duduk di meja yang sudah disediakan.
Gibran yang ditemani ayahnya bangkit dari tempat duduknya dan segera menghampiri petugas KUA tersebut.
Kini Gibran duduk berhadapan dengan Bapak penghulu, wajahnya terlihat tegang tapi ia segera menutupi ketegangannya itu dengan senyuman tenangnya.
Tanto bertugas untuk menjadi wali dari anaknya itu, ia juga terlihat tegang namun masih terlihat berwibawa.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Pak penghulu.
"Kemana Kirei, yah?" batin Mira, ia sesekali mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Kirei.
"Saya rasa semuanya sudah siap, hanya tinggal menunggu pengantin wanitanya saja, Pak." Sari mengedarkan pandangannya dan penglihatannya tertuju pada Kirei.
Sari melambaikan tangannya pada Kirei, dan dari kejauhan Kirei segera berjalan menghampiri ibunya.
"Ibu memanggilku?" tanya Kirei.
"Kamu ajak Kayla turun, karena acaranya akan segera dimulai." pinta Sari dan segera di angguki oleh Kirei.
Kirei berjalan menuju kamar Kayla, setelah sampai didepan pintu kamar adikknya ia segera menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kayla, ayo kita turun acara akan segera dimulai." ucap Kirei, langkahnya terhenti saat sosok yang ia cari tidak ada di tempatnya.
"Mba, kemana adikku?" tanya Kirei pada perias pengantin.
"Tadi Nona Kayla meminta izin untuk kekamar Kakaknya."
"Kamarku?" jawaban perias itu sontak membuat Kirei kebingungan, ia segera keluar dan pergi menuju kamarnya.
Kirei kini sudah ada didepan kamarnya, ia segera masuk mengedarkan pandangannya mencari adikknya.
Namun ia tak melihat adiknya, ia lalu melangkah menuju kamar mandi dan seketika matanya terbelalak melihat apa yang kini ada di hadapannya.
Ia mendekati benda yang merupakan gaun pengantin milik Kayla, disampingnya juga sudah ada buku catatan milik adiknya.
Tatapannya kini tertuju pada jendela yang terdapat disudut kamar mandi itu, ia segera mendekat dan melihat ada tali yang sudah menjuntai ke bawah.
Kirei segera berlari menghampiri orangtuanya, wajah cantiknya kini terlihat sangat panik.
"Ibu, Ayah." Kirei mengatur nafasnya yang kini sudah tidak beraturan.
Suara Kirei sontak membuat orang-orang memandang ke arahnya, tak terkecuali Gibran.
"Kayla, pergi dari rumah" ucap Kirei dengan suara terengah-engah.
"Apa?" jawab mereka bersamaan.
"Apa maksud perkataanmu, hah?" Gibran berdiri berjalan mendekati Kirei, matanya menatap tajam pada wanita yang masih mengatur nafasnya itu.
"Kirei, apa maksudmu nak? kemana Kayla?"
tanya Tony dengan raut wajah yang sangat syok.
Sari dan Mira hanya terdiam menunggu jawaban Kirei, mereka juga terkejut dengan apa yang diucapkan Kirei tadi.
"Kayla kabur lewat jendela, Ta-tadi ia berpamitan pada perias untuk menemuiku dikamar. Saat aku mencarinya, aku tidak menemukan dia dikamarku, dan hanya ada gaun pengantin di kamar mandi." Kirei menjawab dengan suara berat menahan tangisannya,namun air matanya tak dapat ditahan.
"Bagaimana mungkin Kayla pergi meninggalkan pernikahannya denganku?" Gibran mencengkram erat bahu wanita yang kini tengah berhadapan dengannya, Kirei meringis saat merasakan nyeri pada bahunya.
"A-aku tidak tahu, aku melihat jendela kamar mandi terbuka dan ada tali yang menjutai kebawah disana, Kayla pergi lewat halaman belakang, dan aku menemukan ini didekat gaun pengantin miliknya."
Kirei menyerahkan buku catatan milik Kayla pada Gibran.
Gibran menatap buku itu, tangannya gemetar saat hendak membuka isi didalam buku wanitanya itu.
>> untuk Gibran
*Sebelumnya aku ingin mengucapkan maaf padamu, maaf jika aku sudah mengecewakanmu.
Gibran, saat kau membaca surat ini mungkin aku sudah pergi.
Jangan berpikir aku tidak mau menikah denganmu, kau tahu bagaimana perasaanku terhadapmu.
Gibran, kali ini aku tidak ingin membahas perasaanku.
Kali ini aku ingin berbicara tentang seseorang yang sangat aku sayangi, Kak Kirei.
Kau pernah berjanji padaku untuk menjaga semua yang aku sayangi, kau akan menjaganya seperti milikmu sendiri. Dan hari ini aku ingin kau menepati janjimu itu, aku ingin kau menjaga kakakku.
Sayangi dia seperti kau menyayangiku, aku sangat menyayangi Kakakku bahkan melebihi diriku sendiri.
Gibran sudah cukup semua luka yang Kakakku rasakan, aku ingin melihatnya bahagia.
Asal kau tahu semua yang Ibuku katakan itu semua salah, Kakak tidak pernah bermaksud mencelakaiku.
Dia selalu mengorbankan apapun untuk kebahagiaanku.
Dan untuk Ayah juga Ibu, aku minta maaf sudah mengecewakan kalian, aku mohon kalian mengerti keputusanku. untuk Ibu, aku mohon jangan menyakiti Kakak lagi, sayangi dia seperti anakmu sendiri, aku sangat menyayangi kalian.
Untuk Kakakku tersayang, Kakak sudah berjanji padaku akan menjaga semua yang aku miliki.
Aku ingin Kakak menepati janji itu, jadilah istri Gibran.
Dia pria yang baik, aku yakin Gibran bisa menjaga Kakak.
Untukmu Gibran, aku mohon tepati janjimu padaku.
Aku juga akan berjanji untuk pulang, tapi nanti setelah aku melihat kau dengan Kakak menikah.
Aku sayang kalian.
~~Kayla*
Tes.
Air mata Gibran mengalir begitu membaca surat dari Kayla, lututnya seketika lemas.
Ia terduduk dilantai, meremas kertas yang tengah ia genggam.
Mira segera menghampiri anaknya, dan memeluknya erat gibran menyalurkan kekuatan lewat tangan-tangan lembutnya.
Sari dan Tony duduk terdiam menerima kenyataan pahit yang tengah mereka alami.
Sari memandang penuh marah pada Kirei, ia segera bangkit dan berjalan menuju kearah anak angkatnya itu.
Plaakkk.
Tangannya mendarat dipipi mulus Kirei, dadanya naik turun amarahnya seketika tak tertahankan.
"Semua pasti karena ulahmu, anakku pergi pasti karena ulahmu, kan?" Sari berteriak dengan mata yang hampir keluar.
Kirei memegang pipinya yang dirasa panas, air matanya mengalir deras.
"Apa maksud Ibu? Aku tidak melakukan apapun, Bu." Kirei meyakinkah orang tuanya, ia berjalan mendekati Ayahnya dan menakupkan kedua tangannya.
"Ayah, aku mohon percaya padaku." pinta Kirei dengan sangat.
Tony hanya menganggukan kepalanya, ia yakin Kirei tidak akan melakukan hal yang akan memalukan keluarganya.
"Penikahan ini ditunda, sampai Kayla kembali." Gibran bangkit dan menghadapkan tubuhnya pada Sari juga Tony.
"Tidak! pernikahan ini harus tetap dilangsungkan." dengan cepat Mira menghampiri suaminya dan menatap semua orang secara bergantian.
"Apa maksud, Mami?" Gibran mengerutkan dahinya
"Kau akan tetap menikah, dan yang akan mengamgantikan Kayla adalah Kirei." jawab Mira penuh penekanan.
"Apa?" Sari dan Tony juga terkejut dengan perkataan Mira, tak terkecuali Gibran.
Kirei tak bisa berkata apapun, ia hanya diam mematung.
Tanto menatap istrinya penuh tanya, ia mengharapkan penjelasaan pada istrinya.
"Aku tidak terima diperlakukan seperti ini, Kayla sudah membuat Mami malu, sebagai gantinya aku ingin gibran menikahi Kirei." Mira berjalan mendekati Gibran ia menatap lekat wajah anaknya.
Gibran yang masih tak bergeming dengan apa yang Ibunya lakukan, ia memejamkan matanya sejenak.
Gibran membuka matanya dan hendak memberikan keputusan pada Ibunya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ramlah Rato
hmm..disiksa nih si kirey sm Gibran
2021-12-04
0
Fi Fin
kasihan kirei selalu di jadika tumbal
2021-12-01
0
kiki
niat baik gak selamanya berbuah baik kayla
2021-09-29
1