7. Ancaman

Gibran mengantarkan Kayla pulang, diperjalanan menuju rumah mereka tidak banyak berbincang-bincang.

Kayla asik memandang keluar jendela mobil memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang, sedangkan Gibran dia fokus mengemudikan mobilnya sesekali ia melirik wanita disebelahnya.

pertanyaan Gibran sontak memecahkan keheningan diantara mereka.

"Sayang, kau kenapa diam saja? biasanya kau banyak bercerita. Apa kau baik-baik saja? Apa kau sakit?" pertanyaan itu di lontarkan Gibran tanpa jeda.

"Aku baik-baik saja Gib, hanya aku sedang alas saja berbicara. Mulutku pegal, jadi aku ingin diam saja".

Kayla melebarkan senyumnya pada Gibran, tapi sangat terlihat jelas raut wajah Kayla yang memang sedang memikirkan sesuatu.

Gibran hanya mengangguk menanggapi pernyataan wanitanya itu dan kembali memfokuskan matanya kearah depan.

Setelah tiga puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai ketempat tujuan.

Gibran memarkirkan mobilnya, ia keluar dan berlari membukakan pintu mobil untuk Kayla.

Gibran mengantarkan Kayla sampai didepan pintu rumahnya.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang." Kayla berbalik menghadapkan tubuhnya pada Gibran.

Gibran mengusap lembut puncak kepala Kayla,dia memandang wanitanya penuh hangat.

"Sudah tugasku, sayang."

"Aku masuk dulu yah, kau mau mampir? Atau langsung pulang?" tanya Kayla.

"Aku langsung pulang saja yah." jawab Gibran.

"Baiklah, sampai bertemu lusa yah ,dengan pengantinmu." Kayla mengerlingkan matanya pada Gibran.

"Ok, " Gibran berbalik hendak berjalan menuju mobilnya.

"Jangan lupa pada janjimu, Gibran." perkataan Kayla membuat langkah kaki Gibran terhenti, dan refleks membalikan tubuhnya lagi menghadap Kayla.

"Aku tidak akan melupakannya" Gibran tersenyum dan melambaikan tangannya, ia segera kembali ke mobil dan melajukan mobilnya.

Kayla memandang mobil Gibran sampai menghilang dari pandangannya, setelah itu dia masuk ke dalam rumah.

"Aku pulang..." Kayla berjalan menuju kamarnya, langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Kay, dari mana saja? Ibu sudah memasak, ayo makan bersama!" pinta Sari.

"Aku tadi bertemu dengan Gibran Bu, aku juga sudah makan, maaf yah, aku jadi tidak bisa menemani Ibu makan." Kayla merasa bersalah karena tidak bisa memakan masakan Ibunya

"Ayah kemana, Bu?"tanya Kayla.

"Oh yasudah, tidak apa-apa. Ayah ada, sedang mandi." sahut Sari.

"Oh yasudah, aku ke kamar dulu yah, Bu." Kayla pergi meninggalkan Ibunya, ia ingin segera mandi karena badannya sudah lengket seharian berkeringat karena cuaca saat itu sangat panas.

***

Setelah memanjakan tubuhnya dengan berendam air hangat, Kayla langsung mendudukan tubuhnya ke ranjang.

Namun sebelum Kayla tidur, ia merogoh buku di laci meja dekat tempat tidurnya.

Ia menulis sesuatu pada buku itu .

"Selesai..."

Kayla membaca ulang kata-kata yang ia tulis tadi, dia menganggukan-anggukan kepalanya

merebahkan tubunya diatas tempat tidur memeluk erat buku itu dan perlahan matanya terpejam.

Ada sebulir air yang keluar pada sudut matanya.

***

Kirei tengah sibuk dengan tugas-tugasnya, ia fokus pada tugasnya karena dia ingin segera lulus.

mencari pekerjaan dan hidup mandiri.

"Emm, kenapa aku teringat pada perkataan Kayla." batin Kirei.

Akhir-akhir ini Kayla selalu saja mengucapkan kata-kata yang tidak aku pahami.

Menyuruhku menjaga apapun yang menjadi miliknya, menyuruhku berjanji untuk berjuang demi kebahagiaanku. Dan yang aku tidak mengerti, ucapannya yang mengatakan kalau dia akan pergi.

Entahlah aku tidak terlalu ingin dipusingkan dengan hal itu.

urusanku saja sudah membuatku pusing.

Apalagi kata-kata anak pemilik yayasan, dia bahkan menyuruhku agar tidak menampakan diri dihadapannya.

dan yang lebih mengejutkan dia adalah calon suami adikku.

Sempit sekali dunia ini, aku harap setelah dia menikah dengan Kayla, dia tidak akan menyulitkanku, bagaimanapun aku kan akan menjadi kakak iparnya, sudah jelas dia harus lebih menghargaiku.

Kirei menutup buku yang tengah ia kerjakan, ia beranjak naik ke tempat tidur dan merentangkan tangan juga kakinya yang dirasa pegal.

Kirei menarik selimut dan tak lama dia sudah terlelap.

***

Dikamar lain, Sari dan Tony pun berniat untuk segera beristirahat.

Saat Tony mulai memejamkan matanya, Sari menggoyangkan lengan suaminya itu.

"Ayah, dua hari lagi pernikahan anak kita berlagsung, aku sudah tidak sabar melihatnya bersanding di pelaminan, Kay pasti sangat cantik dengan balutan gaun pengantin yang indah." Sari memandang kearah suaminya yang tak beranjak dari posisinya.

"Ayah juga senang Bu, Akhirnya ada yang menjaga Kayla." sahut Tony dan ia merubah posisinya menghadap pada istrinya.

"Tinggal tersisa Kirei, Ayah sudah tidak sabar melihat kirei wisuda. Setelah ia lulus, Ayah berniat untuk mengajaknya bergabung di bisnis kuliner kita." Tony sangat antusias menata masa depan Kirei.

"Kenapa ayah repot-repot memikirkan masa depannya, dia kan sudah besar. Biarkan dia belajar mandiri jangan terlalu memanjakannya Ayah." jawaban Sari terdengar sinis, ia kesal karena suaminya selalu memanjakan anak angkatnya itu .

"Bu, dia kan anak kita juga. Ayah ingin dia mendapatkan yang terbaik untuk masa depannya." Tony tak menyangka sebegitu tidak suka kah istrinya pada Kirei.

"Anak Ayah, bukan anakku." Sari berbalik membelakangi suaminya.

"Terserah apa katamu. Ayah capek berdebat denganmu terus." Tony pun berbalik membelakangi istrinya.

Sari berdecak kesal, ia ingin Kirei segera lulus dan pergi dari rumahnya.

***

Esoknya, seperti biasa Kirei pergi ke kampus karena ia harus mengumpulkan tugas pada dosen pembimbing.

Kirei berlari kecil, ia tak ingin dosen pembimbingnya menunggu lama.

Ia berlari menyusuri lorong menaiki tangga menuju ruangan dosennya.

ceklek

"Permisi, Pak, saya ingin memberikan tugas laporan saya." Kirei masuk kedalam ruangan dan menghampiri dosen pembimbingnya

menyerahkan tumpukan laporan yang ia bawa.

"Oh baik akan saya cek dulu, nanti kalau ada yang harus diperbaiki saya akan memanggilmu lagi." sahut Pak Setyo dosen pembimbing Kirei.

"Terima kasih, Pak." Kirei membungkuk dan hendak berpamitan pada dosennya.

Kirei berjalan keluar membuka pintu dan menutupnya lagi. Saat ia membalikan tubuhnya, ia terkejut karena sepertinya ada benda yang terinjak olehnya.

Kirei menatap kebawah dan melihat sepatu hitam mengkilat terinjak oleh kakinya

kirei mengangkat wajahnya matanya tertuju pada pemilik sepatu itu.

Kirei menelan paksa salivanya, ia diam tak bisa berkata apapun.

Sedangkan di hadapanya sudah ada sepasang mata yang menatapnya tajam.

mata itu memerah terpancar amarah yang meluap luap.

"Kau lagi.." Gkbran geram, ia mencengkram lengan Kirei dengan kuat.

"Sa-sakit, Pak." Kirei meringis menahan rasa panas dan perih pada lengannya, ia mencoba melepaskan cengkraman Gibran. Namun tenaganya kalah oleh tangan Gibran yang kekar.

"Bersihkan sepatuku, sekarang juga !" Dada Gibran naik turun nafasnya memburu, rahangnya mengeras.

"Ap-apa? Tapi saya tidak sengaja, Pak." jawab Kirei terbata-bata ia merasa takut

sekujur tubuhnya gemetar.

"Bersihkan, atau aku akan mempersulit kelulusanmu!" kata-kata Gibran penuh penekanan dan menjurus kesebuah ancaman.

Kirei terbelalak, ia takut kalau Gibran akan mempersulitnya, tapi dia juga tidak mau menuruti perintah Gibran.

Kirei menggelengkan kepalanya, dia mencoba menahan egonya dia tak ingin ada masalah dengan Gibran.

Kirei perlahan membungkuk, hendak berlutut dan tangannya mulai mengusap sepatu Gibran.

Saat tangan Kirei masih mengusap sepatu milik Gibran, tiba-tiba lelaki itu mengangkat sepatunya dan menginjak tangan Kirei .

"Aw, sakit Pak!" Kirei mencoba mengangkat kaki Gibran, tetapi tangan nya di cekal oleh Gibran.

"Rasa sakit ditanganmu ini, tidak sebanding dengan perlakuanmu pada Kayla."

glGibran menatap penuh amarah pada wanita yang tengah meringis karena ulahnya.

Kirei memejamkan mata, air matanya meluncur deras ia sekuat tenaga menahan sakit ditangannya.

Gibran menatap wajah Kirei lekat, hatinya sempat merasa bersalah. Ia segara menjauhkan kakinya, dan berlalu begitu saja meninggalkan Kirei yang tengah meniupi tangannya.

"Tanganku sakit sekali.."

Kirei masih menangis, kenapa Gibran berbuat kasar padanya.

Apa salahnya pada lelaki itu?

Kirei menghapus air matanya, dia segera berdiri dan pergi ke ruang UKS untuk mengobati tangannya.

****

Gibran membanting keras pintu ruangannya, ia mendaratkan tubuhnya di sofa. Menyenderkan punggungnya, dan mengusap kasar wajahnya.

"Apa tadi, aku sudah keterlaluan padanya?"

batin Gibran.

"Tidak, itu tidak seberapa. Setelah apa yang dia lakukan pada Kayla yang bahkan hampir membuatnya celaka."

********

Bersambung

H**haaahhhh pusing aku readers ngetik di hp teruusss😥😥😥

Tapi demi bisa up setiap hari ,aku harus tetap semangat melanjutkan novel ini.

Ayo dong dukung aku readers, minta votenya untuk novel ini 😁😁😁😁

Nanti aku lanjutkan lagii yahh ceritanya, Happy reading semua 😍😍**😍😍

Terpopuler

Comments

Aco Riski

Aco Riski

apa dia TDK diajar sopan santun ya sampai tega menyakiti seorang perempuan,kesel deh liatnya.

2022-08-10

0

Hendra Yenni

Hendra Yenni

Blm jg jd suami Kayla.. begitu bencinya sm Kirei.
Sebwtulnya kenapa Gibran benci sm kirei. Mmmm.. penasaran

2022-07-27

0

Ramlah Rato

Ramlah Rato

Katanya DOSEN kok ada etikanya yaa...
heran gk ada angin gk ada hujan tiba2 segitu bencinya pd kirey...☹️☹️☹️

2021-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan
2 2. luka lama
3 3. Keputusan
4 4. Menyetujui
5 5. Kenyamanan
6 6. Permintaan
7 7. Ancaman
8 8. H -1
9 9. Apa Maksudmu
10 10. Mimpi Buruk
11 11. Prolog (Kenyataan)
12 12. Teman Baru Kayla
13 13. Maruk
14 14. Melunak
15 15. Bertemu Randu Lagi
16 16. Kerinduan
17 17. Hampir Saja
18 18. Hanya Mimpi
19 19. Khawatir
20 20. Titik Terang
21 21. Berdebat Lagi
22 22. Saling Membuka
23 23. Curiga
24 24. Apa mereka saling mengenal?
25 25. Jangan Panggil dia Rein !
26 26. Getaran
27 27. Merindukannya
28 28. Aku bukan balita
29 29. Apa aku tidak pantas?
30 30. Aku Akan Menggantikanmu
31 31. Caper
32 32. Rencana
33 33. Merasa Nyaman
34 34.Adil bukan?
35 35. Apa benar dia?
36 36. Menemukanmu
37 37. Selamat Tinggal
38 38. Maaf Rein..
39 39. Kembalikan Dia Padaku!
40 40. Tidak Akan
41 41. Dilema
42 42. Belajar menghargai (Bonus Quotes)
43 43. Bahkan aku belum menyentuhnya
44 44.Rasa yang tepat di waktu yang salah
45 45. Bertahanlah
46 46. Tidak mungkin
47 47. Kenyataan
48 48.Apa ini hukuman?
49 49. Beristirahatlah
50 50. Apa ini mimpi?
51 51.Bangkit dari kubur?
52 52. Apa dia?
53 53. Tidak ada yang bisa menggantikannya
54 54. Ganti wajahmu !
55 55. Ambigu
56 56. Titik terang
57 57. Mimpi
58 58. Liontin
59 59. Orang yang sangat buruk
60 60. Kau Gila!
61 61. Pergi tanpa izin
62 62. Menikahinya tanpa harus mencintainya
63 63. Tidak denganku
64 64. Tak Ada Pilihan
65 65. Tak Sejahat Yang Kita Kira
66 66. Rencana Rosie
67 67. Syarat
68 68. Tidak Akan Membiarkan
69 69. Aku Tidak Akan Kalah
70 70. Aku Ikuti Permainanmu
71 71. Let's start this game (part 1)
72 72. Calon Suami
73 73. Apakah Ini Cemburu?
74 74. Pesan Seorang Ibu Untuk Anak Lelakinya
75 75. Let's Start This Game ( part 2 )
76 76. Tidak Sebodoh Itu
77 77. Sanggupkah Aku Berjanji?
78 78. Sikap Manis Rosie
79 79. Hujan
80 80. Kesalahan Yang Sama
81 81. Berubah
82 82. Milik Berdua
83 83. Haru Biru
84 84. SPESIAL EPISODE
85 85. Author Berbicara
86 MUSIM KEDUA ( ALL ABOUT ROSIE )
87 Seperti Tak Asing
88 Si Culun Jono
89 Firasat
90 Ketakutan Rosie
91 Kean Dan Rosie
92 Telepon Dari Kean
93 Mata-mata
94 Selembar Kertas
95 Hari Pertama Bekerja
96 Teka Teki Hidup Apa Lagi Ini?
97 Awan Gelap
98 Hari Baru
99 Debaran Jantung
100 Tawaran Kean
101 Semangat Kembali Roboh
102 Bantuan Dari Kean
103 Calon Istri Kean
104 Perasaan Kean
105 Sisi Lain Kean
106 Hari Penuh Kejutan
107 Memberi Waktu
108 Salah Paham
109 Hadir Namun Bukan Sebagai Takdir
110 Dia
111 Kesempurnaan Cinta
112 Pesan Penutup
113 Open PO Novel Derita Istri Pengganti
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1. Pertemuan
2
2. luka lama
3
3. Keputusan
4
4. Menyetujui
5
5. Kenyamanan
6
6. Permintaan
7
7. Ancaman
8
8. H -1
9
9. Apa Maksudmu
10
10. Mimpi Buruk
11
11. Prolog (Kenyataan)
12
12. Teman Baru Kayla
13
13. Maruk
14
14. Melunak
15
15. Bertemu Randu Lagi
16
16. Kerinduan
17
17. Hampir Saja
18
18. Hanya Mimpi
19
19. Khawatir
20
20. Titik Terang
21
21. Berdebat Lagi
22
22. Saling Membuka
23
23. Curiga
24
24. Apa mereka saling mengenal?
25
25. Jangan Panggil dia Rein !
26
26. Getaran
27
27. Merindukannya
28
28. Aku bukan balita
29
29. Apa aku tidak pantas?
30
30. Aku Akan Menggantikanmu
31
31. Caper
32
32. Rencana
33
33. Merasa Nyaman
34
34.Adil bukan?
35
35. Apa benar dia?
36
36. Menemukanmu
37
37. Selamat Tinggal
38
38. Maaf Rein..
39
39. Kembalikan Dia Padaku!
40
40. Tidak Akan
41
41. Dilema
42
42. Belajar menghargai (Bonus Quotes)
43
43. Bahkan aku belum menyentuhnya
44
44.Rasa yang tepat di waktu yang salah
45
45. Bertahanlah
46
46. Tidak mungkin
47
47. Kenyataan
48
48.Apa ini hukuman?
49
49. Beristirahatlah
50
50. Apa ini mimpi?
51
51.Bangkit dari kubur?
52
52. Apa dia?
53
53. Tidak ada yang bisa menggantikannya
54
54. Ganti wajahmu !
55
55. Ambigu
56
56. Titik terang
57
57. Mimpi
58
58. Liontin
59
59. Orang yang sangat buruk
60
60. Kau Gila!
61
61. Pergi tanpa izin
62
62. Menikahinya tanpa harus mencintainya
63
63. Tidak denganku
64
64. Tak Ada Pilihan
65
65. Tak Sejahat Yang Kita Kira
66
66. Rencana Rosie
67
67. Syarat
68
68. Tidak Akan Membiarkan
69
69. Aku Tidak Akan Kalah
70
70. Aku Ikuti Permainanmu
71
71. Let's start this game (part 1)
72
72. Calon Suami
73
73. Apakah Ini Cemburu?
74
74. Pesan Seorang Ibu Untuk Anak Lelakinya
75
75. Let's Start This Game ( part 2 )
76
76. Tidak Sebodoh Itu
77
77. Sanggupkah Aku Berjanji?
78
78. Sikap Manis Rosie
79
79. Hujan
80
80. Kesalahan Yang Sama
81
81. Berubah
82
82. Milik Berdua
83
83. Haru Biru
84
84. SPESIAL EPISODE
85
85. Author Berbicara
86
MUSIM KEDUA ( ALL ABOUT ROSIE )
87
Seperti Tak Asing
88
Si Culun Jono
89
Firasat
90
Ketakutan Rosie
91
Kean Dan Rosie
92
Telepon Dari Kean
93
Mata-mata
94
Selembar Kertas
95
Hari Pertama Bekerja
96
Teka Teki Hidup Apa Lagi Ini?
97
Awan Gelap
98
Hari Baru
99
Debaran Jantung
100
Tawaran Kean
101
Semangat Kembali Roboh
102
Bantuan Dari Kean
103
Calon Istri Kean
104
Perasaan Kean
105
Sisi Lain Kean
106
Hari Penuh Kejutan
107
Memberi Waktu
108
Salah Paham
109
Hadir Namun Bukan Sebagai Takdir
110
Dia
111
Kesempurnaan Cinta
112
Pesan Penutup
113
Open PO Novel Derita Istri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!