Sekarang Riky sudah berada di ruang kerja Alen Steiner untuk membicarakan perjodohan yang diatur oleh Andre Steiner.
" Momy mu sepertinya menyukai wanita itu" Alen dan oliv menceritakan kepada Riky tentang Sheira yang datang ke rumahnya untuk mencari Riky. Dan oliv juga yang memberitahu Sheira alamat apartemen Riky. Riky membuang nafasnya kasar.
"Kalau begitu tidak ada alasan lagi untuk aku menolak bukan?"
"Lalu apa kau akhirnya bisa menerima perjodohan ini?" Tanya Alen Steiner yang menatap ke arah anaknya.
"Iya, seperti yang kakek inginkan aku menyetujuinya. Jadi aku minta tolong pada dady untuk memberitau kakek"
"Kenapa kau tidak mengatakannya sendiri riky?" Riky menggelengkan kepalanya
"Kau tau dad aku masih kesal dengan kakek karena ancaman itu." Alen tau bahwa ayahnya mengancam anaknya dengan pelepasan ijin praktek.
"Baiklah. Nanti akan dady bicarakan pada kakek mu. Dady harap ini keputusan terbaik mu." '
heuh memang aku bisa menolak dad : batin riky'
Dan riky pun mengangguk. Setelah berbicara Riky pun menghampiri oliv yang sedang memasak di dapur. Riky memperhatikan panci yang dipakai oliv untuk memasak.
"Apa kau sudah selesai berbicara dengan dady nak?" Riky mengangguk
"Mom, apa kau membeli panci itu karena kau menyukai model nya?" Riky menunjuk kearah model pria yang ada di panci yang sedang dipake oleh oliv nya untuk memasak.
"Oh panci ini, iya aku menyukainya karena model nya yang sangat tampan hahha.." Oliv terkekeh menunjuk foto model yang terpasang disekeliling panci itu.
"Kenapa harus pria yang menjadi modelnya?!" Riky berdecak kesal
"Mungkin karena para wanita menyukai pria tampan, membuat para wanita semangat untuk memasak.."
"Apa aku kalah tampan dengan si banci panci itu?" Alen menghampiri mereka dan menunjuk foto model tersebut. Riky menatap Alen yang mengatakan model itu banci panci.
"Ayolah alen, kau tau aku hanya mencintai mu. Walaupun aku mengagumi pria lain."
"Hei bung, apa kau fikir banci itu bisa merebut cinta momy mu dari dady?" Tanya Alen yang menatap Riky Tajam.
"Bukan model itu yang bisa merebut cinta momy, tapi aku dad.." Riky langsung mencium pipi oliv lalu berlalu.
"Dasar anak nakal, selalu saja menggoda wanitaku" Ucap Alen yang disertai tawa dari oliv melihat tingkah dua pria dalam hidupnya. Alen menghampiri Oliv dan melingkari tangannya di pinggang Oliv
"Hei apa kau yakin banci itu tidak akan merebut cintamu?"
"Siapa yang kau sebut banci alen?"
"Pria yang sedang memegang panci itu"
"Dia lebih keren dari mu alen.."
*Kediaman Bolwie
Erik yang sedang bergulat dengan laptop di kamarnya melirik sheira yang menghampirinya.
"Apa kau sibuk ka?"
"Tidak. Ada apa sheira?" Sheira duduk di sofa yang ada di kamar Erik.
"Kak aku sudah memikirkanya dengan baik tentang perjodohan itu." Erik menatap mata sheira menujukan bahwa erik menunggu penjelasan lebih detail.
"Aku menyetujuinya ka, dan aku sudah bertemu dengan nyonya Steiner."
"Benarkah?" Sheira mengangguk.
"Bagaimana perlakuan mereka terhadap mu dek?"
"Nyonya steiner wanita yang ramah, dia sosok ibu yang penyayang. Aku merasa nyaman berada didekatnya ka" Erik menatap Sheira yang terlihat bersemangat membicarakan Nyonya Steiner . Erik menghampiri Sheira dan duduk didekat sheira dan mengusap rambut panjang sheira.
"Sepertinya kau sangat menyukai calon mertuamu dek.." Ucap Erik menatap sheira, sheira membalas tatapan erik dan memeluk erik.
"Aku kangen dengan momy ka. Andai momy masih ada bersama kita ka" Air mata sheira pun menetes. Erik mengusap air mata yang jatuh di pipi adiknya.
"Aku tau kau pasti merindukan mereka, begitu juga aku. Tapi kita tau mereka sudah berada di surga, dan sudah sepantasnya kita membuat mereka bahagia dengan membahagiakan nenek yang sudah membesarkan kita dengan seluruh cintanya. "Sheira mengangguk.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments