Chapter 17

"Apakah kau benar istrinya Riky nona?" Tanya jesi di pertengahan saat mereka berjalan menuju ruangan riky.

"Iya seperti yang kau dengar tadi. Panggil saja aku sheira"

"Baiklah sheira, tapi kenapa riky tidak mengundangku ke acara pernikahan kalian?" Sheira pun tampak bingung, kenapa riky tidak mengundang jesi kalau benar jesi adalah sahabat riky.

"Aku pun tidak tau jes, mungkin ada alasan tersendiri.."

"Nanti akan aku tanyakan sendiri pada riky.." Sheira mengangguk. Sekarang mereka telah tiba di ruangan riky. Sheira membaca tulisan yang ada di depan pintu PRIVATE dr. Riky Steiner. Jesi membuka pintu dan mereka mendapati Riky yang masih tertidur di sofa.

"Riky, istri mu datang..."Jesi menghampiri riky dan mengusap pundak riky, sheira yang melihat kejadian itu tampak canggung.

Riky menggeliatkan tubuhnya dan mengerjapkan matanya.

"Jesi? Sedang apa kau disini?" Tanya riky yang melihat jesi datang bersama sheira.

"Apa benar dia istri mu.?.." Sekarang riky menatap sheira, sheira mengangkat kantung yang berisi kotak makanan.

"Iya, sheira memang istri ku.." Jawab riky, jesi tampak tersenyum getir dan kecewa pada riky.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku kalau kau menikah riky?"

"Maafkan aku jesi, bukan bermaksud seperti itu. Aku punya alasan tersendiri,-"

"Apapun alasannya aku kecewa riky, aku harus tau kenyataan kau memilki istri bukan dari dirimu. Tapi dari orang lain..." Sheira yang melihat perdebatan mereka merasa menjadi orang ketiaga.

Kenapa aku seperti menonton sepasang kekasih bertengkar? Sheira

"Maaf riky jesi, aku tidak bermaksud menganggu perdebatan kalian. Tapi aku hanya mau mengantar makanan untuk sarapan riky dari momy oliv, jadi aku letakan disini yah.." Sheira meletakan kantong itu diatas meja kerja riky. Dan berbalik akan meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

"Tunggu sheira..." Sheira menghentikan langkahnya mendengar panggilan dari Jesi.

"Kau sebaiknya temani riky untuk sarapan, aku akan kembali bertugas. Sepertinya dokter ini terlalu lelah untuk menjelaskannya padaku. Jadi sebaiknya kau menyuapinya makan, aku takut dia juga tidak sanggup memegang sendok" Sheira menatap jesi lalu tersenyum , jesi pun pergi meninggalkan ruangan riky. Riky yang masih terduduk di sofanya tidak bergeming.

"Emmm... riky apa kau sanggup memegang sendok?" Tanya sheira perlahan seraya menatap riky lekat.

"Aku bukan orang sakit sheira!!!"

Cih, tapi tampang mu melebihi orang sakit : sheira

"Bagiamana kau bisa bertemu jesi?"

"Dia mendengar resepsionis menyebut aku istri mu.."

"Seharusnya aku tidak mengatakan bahwa kau istri ku.."

Sheira mencibirkan bibirnya

"Apakah dia pacarmu?"

"Bukan, dia adalah sahabatku sekaligus wanita yang pernah aku cintai. Tapi dia hanya menganggp ku tidak lebih dari sahabat."

"Aku melihat dari wajahnya kekecewaan riky saat dia tau kalau kau sudah menikah dan tidak memberitahu nya. Atau mungkin sebenarnya dia menyukai mu?" Riky menatap sheira tajam dan mendekati sheira.

"Sudahlah, itu tidak penting lagi sekarang. Lagipula , aku sudah memiliki istri." Riky mengusap rambut sheira, sheira membolakan matanya.

"Tapi kan pernikahan kita hanya karena ambisi dan keluarga.."

"Biarpun pernikahan kita bukan dilandasi cinta, tapi aku hanya akan menikah 1 kali seumur hidupku. Dan aku akan mengisi pernikahan kita dengan mulai mencintai mu sheira.." Sheira lagi lagi menatap riky dan tertegun mendengar kalimat yang riky lontarkan.

"Apakah kau serius riky?"

"Aku serius sheira, jadi aku berharap kau juga akan berusaha mencintaiku.." Sheira tersenyum dan mengangguk.

bersambung..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***