Chapeter 07

Riky sedang membaca buku di sofa yang ada di apartemennya. Riky memang memiliki hobi membaca buku sedari kecil makanya tidak heran, di dalam apartemennya dia memiliki perpustakaan kecil yang ada di ruangan balik dinding kamarnya.

"Tok..tok..tok.." Terdengar suara ketukan pintu, Riky mengerutkan dahi dan melirik jam dinding yang ada di ruangan itu.

"Siapa yang bertamu semalem ini?" Memang waktu sudah menujukan pukul 10 malam. Riky meletakkan bukunya dan berjalan keluar kamar untuk membuka pintu. Terdengar lagi dan lagi surabketukan pintu. "Sabar kenapa!" : Gumam Riky berdecak kesal. Riky membuka pintu.

"Sheira?!" Riky melotot melihat wanita cantik yang datang ke apartemennya.

"Hai Riky..." Sheira tersenyum

"Darimana kamu tau apartemenku?"

"Hei aku ini calon istri mu, aneh bukan kalau aku tidak mengetahui nomer dan alamat tempat tinggal calon suami ku tinggal?"Jawab sheira yang membuat Riky semakin membolakan matanya.

"Oh Tuhan. Mau sampai kapan kau membiarkan ku berada diluar?" Sheira mulai merasa kesal karena Riky hanya menatapnya tanpa menyuruhnya masuk.

"Masuklah!" Riky membuka pintu apartemennya lebih lebar membiarkan Sheira masuk melewati tubuhnya.

"Riky , apa kau tidak punya makanan?" Sheira langsung menghampiri dapur dan mencari- cari makanan di seisi dapur. Tapi tidak berhasil menemukannya.

"Apa kau tidak punya uang untuk membeli makan sampai kau harus datang kemari untuk meminta makan padaku?" Sheira menatap Riky dan terkekeh mendengar ucapan Riky.

"Aku tidak sempat makan karena sibuk memikirkan perjodohan kita. " Riky kembali menatap Sheira , Riky heran kenapa sikap sheira seperti menerima dengan perjodohan ini.

"Apa kau menyetujuinya sekarang?" Sheira menghampiri Riky dan mengangguk.

"God."

"Tapi ada sesuatu yg aku inginkan.." Sheira mendekatkan wajahnya ke wajah riky membuat Riky memundurkan langkahnya beberapa langkah kebelakang. Sheira menyungingkan bibirnya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Riky yang mendorong tubuh sheira menjauh dari tubuhnya.

"Aku ingin kau menjadi modelku" Jawab sheira, Riky terbelalak kaget.

"NO!!" Riky menjawab dengan sedikit berteriak.

"Ya sudah, kalau begitu aku tidak akan menerima perjodohan ini." Sheira melipat kedua tangannya di dada. Riky memijit pelipisnya.

"God! Sekarang bukan hanya kakek yang mengancam, tapi kau juga!" Sheira terkekeh. Riky berjalan menuju dapur dan mengambil air minum. Sheira menatap Riky dan berharap Riky mau menjadi modelnya.

"Model untuk apa?"

"Model alat masak.."

"Kenapa harus model panci Sheira?"

"Model alat masak Riky, bukan model panci!"

"Panci kan alat masak. Jadi aku akan memegang panji juga bukan?" Sheira mengedipkan matanya,

"Iya kau bener juga hehehe.." Sheira terkekeh dan kembali berjalan menghampiri Riky. Lagi-lagi Sheira mendekatkan wajahnya.

'oh shit apa yang dia lakukan : Batin Riky' .

Riky menelan salivanya.

"Benar-benar sempurna.." Gumam Sheira

"Sempurna apa?"

"Sempurna untuk menjadi modelku.." Riky kembali mendorong tubuh sheira.

"Aku menyetujuinya, begitupun dengan perjodohan ini. Kau harus mengikutinya dan menikah denganku.." Sheira mengembangkan senyumnya dan tiba-tiba 'Cup'..

"Terimakasih calon suamiku..." Sheira mencium bibir Riky. Riky tampak kaget

"Hei jangan sembarang cium aku sebelum kita menikah!"

"Kuno sekali kau! Ya sudah kalau begitu aku pulang,.." Sheira mencibir dan mengambil tas nya yang ia taro di atas meja dapur tadi.

"Iya sebaiknya memang begitu, Kau bisa membuat ku gila dalam malam ini..."

"Oh ayolah Riky, Tunggu sampe malem pertama kita baru kau aku buat gila Hahaha.." Sheira pun berlalu dan meninggalkan Riky dengan segala kebingungannya. Sekarang dia harus menjadi model panci, Apa kata pasien dan penggemarnya di RS. Riky memijit pelipisnya dan merebahkan tubuhnya.

bersambung..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***