"Riky, ada yang ingin dady bicarakan. Sebaiknya kita berbicara di ruang kerja ku." Riky mengangguk dan mengikuti Alen menuju ruang kerjanya. Oliv yang melihat ayah dan anak tersebut hanya menarik nafas lalu bergegas membuatkan 1 cangkir kopi dan 1 cangkir teh.
"Ada sesuatu yang terjadi kah dad?" Alen menatap Riky tajam dan membuang nafas secara kasar.
"Kakek mu menginginkan kau mengikuti perjodohan dengan cucu dari sahabatnya." Sekarang giliran Riky yang menatap tajam kearah Alen
"Dad, kau tau aku tidak akan menyetujuinya bukan?"
"Aku tau nak. Maka dari itu jika kau bertemu dengan wanita itu dan kau tidak menyukainya katakan pada ku. Biar nanti aku dan momy mu yang akan berbicara pada kakek."
"Ini demi kebaikan mu Riky. Untuk sementara waktu ikutilah dulu permintaan kakek mu itu." Oliv yang baru datang membawakan teh dan kopi langsung mengusap punggung Riky.
"Baiklah mom. Tapi jika aku tidak menyukainya , batalkan perjodohan itu. Aku tidak mau menikah hanya karena bisnis."
"Kau tidak perlu khawatir Riky, perjodohan ini bukan karena bisnis. Momy yakin kakek mu hanya takut dengan usia mu yang sudah semakin matang tapi belum memiliki seorang pendamping."
"Benar yang dikatakan momy mu , lagipula sampai saat ini kau blm juga memiliki pendamping. Apa kau normal Riky?!"
"ALEN!" Teriak oliv, Alen hanya terkekeh.
"Maaf sayang aku hanya bercanda"
"Sudahlah. Aku akan menemui kakek besok untuk membicarakan perjodohan ini. Dady tidak perlu khawatir aku masih normal dad.!" Riky melangkah pergi meninggalkan ruang kerja Alen.
*PELL Entertaiment.
Sheira duduk di ruang kerjanya sedang melihat hasil jepretan kameranya tadi siang. Beberapa objek yang dia ambil tadi siang di sebuah caffe terkenal di sydney.
"Oh Tuhan!! bukankah ini pria tampan yang aku kira model?" Sheira memandang foto yang tidak sengaja dia ambil pada saat di caffe itu.
"Pria tampan ini cocok sekali untuk model alat masak yang sedang aku garap. Andai aku bisa bertemu pria ini lagi, akan aku minta dia menjadi modelku"
Sheira masih menatap foto pria yang berhasil membuat sheira mengembangkan senyumnya.
"Apa yang membuat kau tersenyum sebahagia itu sheira?" Sheira melirik ke arah Claudia. Claudia adalah sahabat Sheira yang merupakan seorang photographer handal juga.
"Sejak kapan kau berada disana clau?"
"Sejak kau mengatakan bahwa pria itu tampan hahaha..." Claudia terkekeh dan berjalan mendekati sheira.
"Oh jadi pria ini yang membuat kau tersenyum?" Claudia merampas kamera yang ada ditangan Sheira.
"Aku rasa pria ini cocok untuk menjadi model alat masak yang sedang kita garap clau.."
"Apa kau mengenalnya sheira?"
"Sayangnya aku hanya tidak sengaja mengambil fotonya saat tadi siang dia menunggu di caffe."
"Kalau bagitu lupakan." Sheira pun meletakkan cameranya diatas meja. Dan meregangkan otot tangannya.
"Baiklah, kalau begitu aku harus pulang"
"Berhati-hatilah sheira"
"Apa pekerjaan mu belum selesai clau?"
"Belum. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Oke." Sheira meninggalkan kantornya dengan mengendarai mobil Ferari sport miliknya. Di sepanjang jalan Sheira masih saja berharap bahwa dia akan bertemu dengan pria itu lagi.
Sesampainnya di rumah sheira langsung bergegas menuju kamarnya. Dia sedang tidak bersemangat untuk bertemu nenek nya untuk saat ini.
"Nona muda apa ada yang kau butuhkan?" Richard menghampiri Sheira yang terdiam di anak tangga Richard adalah kepala pelayan di keluarga Bolwie yang sudah bekerja selama 20 tahun.
"Apakah Ka Erik sudah pulang?"
"Tuan muda sedang berada di taman belakang nona." Sheira mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju kamar tidurnya.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments