Evina tersentak dan mendorong tubuh Fahri. Raut wajahnya berubah ketakutan. Terbayang dalam pikirannya kejadian waktu dulu ia diperkosa. Napasnya tiba – tiba tak beraturan. Fahri yang juga terkejut, sangat terheran – heran menyaksikan Evina yang begitu ketakutan.
“ Vi, Vi, Evina...”panggil Fahri khawatir.
Namun Evina masih terlihat ketakutan. Fahri memegangi kedua tangan Evina. Namun Evina semakin ketakutan. Ia antara takut dan malu. Malu karena Fahri harus menyaksikannya seperti ini. Evina pun pergi berari meninggalkan Fahri.
“ Vi, Evina..” panggil Fahri seraya mengejar Evina. Tapi karena berada di lingkungan sekolah Fahri mengurungkan niatnya mengejar Evina. Ia tak mengerti mengapa Evina begitu. Apa sebegitu tidak sukanya Evina pada Fahri hingga ia harus bersikap seperti itu, hanya karena sebuah kecupan.
Pikiran Fahri tak tenang, ia takut Evina akan membencinya. Ia sungguh menyesal kenapa gegabah sekali. Fahri pun akhirnya kembali ke kelas dengan ekspresi sedih.
Baru beberapa waktu yang lalu hatinya sungguh berbunga – bunga. Tapi segalanya hilang karena kecerobohannya.
Sampai di kelas Fahri langsung menelungkupkan wajahnya di atas meja. Terlihat sekali penyesalan yang sangat dalam pada dirinya.
“ Ri, kenapa?” tanya Satrio teman sekelasnya. Fahri segera mengangkat wajahnya, lalu menggelengkan kepalanya. Satrio hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak mengerti, mengapa Fahri terlihat lesu.
“kenapa lagi Fahriiiii.....” Aris yang baru kembalidari kantin pun tak luput bertanya pada Fahri. Namun Fahri hanya menghembuskan napas berat.
“di tolak Evina?” tanya Aris lagi. Satrio yang berada di situ pun terheran.
“lho, kamu naksir Evina, Ri?” tanya Satrio tak percaya.
“heeemh” ujar Fahri singkat. Seketika Satrio menahan tawanya. Fahri meliriknya tajam. Ia seakan tak suka dengan sikap Satrio.
“wees, sabar bos, lirikannya bikin insecure,” ujar Satrio.
“jangan begitu Sat, namanya juga perasaan kan ngga bisa di tebak,” kata Aris membela Fahri. Satrio hanya mengangkat alisnya. Ia lalu berlalu pergi ke kursinya namun ia masih senyum- senyum meledek.
Aris mendekati Fahri, ia mulai duduk di kursi sebelah Fahri. Dan menepuk punggung temannya itu.
“ada apa lagi? Bukannya tadi kamu barusan ketemuan sama Evina. Kayaknya tadi seneng banget. Kenapa sekarang malah kayak orang frustasi gini sih, Ri?” tanya Aris yang tak habis pikir dengan sikap Fahri.
Fahri menggaruk – garuk kepalanya yang sebenarnya tidaklah gatal. Napasnya terdengar berat sekali. Seperti di dera perasaan yang kacau balau.
“dia tadi kabur,” ujar Fahri.
“kabur? Lho, kog bisa? Emangnya kamu apain” tanya Aris semakin tak mengerti.
Fahri yang mendengar pertanyaan Aris seketika malu, wajahnya berubah merah. Ia tak mau menjawab pertanyaan Aris. Karena tak mungkin ia memberitahu Aris bahwa dia mencium Evina.
Aris menengok curiga ke arah Fahri. Ia curiga kenapa Fahri tiba – tiba menjadi malu – maku seperti itu. Fahri membuang muka, karena takut Aris menebak.
“kamu ngga nglakuin yang aneh – aneh ke dia, kan? Inget lho, ri, dia kan katanya phobia sama cowok,” tanya Aris lagi.
Fahri tiba – tiba menepuk keningnya seakan melupakan sesuatu. Diikuti hembusan napas yang sangat berat. Membuat Aris semakin curiga. Ia mulai menunjuk ke arah Fahri sambil senyum -senyum. Fahri menatap aneh ke arah Aris.
“apa? Ngapain nunjuk- nunjuk gitu?” tanya Fahri gugup.
“biasa aja, donk. Ngga usah gelagapan gitu juga,”canda Aris.
“jangan becandain. Aku lagi serius ini. Dia lagi marah banget sama aku,” ujar Fahri.
“bukannya dia hobi marah sama kamu, kan?” tanya Aris.
“kali ini bukan marah yang seperti biasanya. Aku udah melakukan hal yang ngga seharusnya. Aku nyesel, Ris. Gimana kalau dia jadi menjauh dariku?” ujar Fahri sedih.
Kali ini Aris yang menggaruk -garuk kepala karena kebingungan. Temannya ini baru pertama kali kasmaran, tapi kenapa jadi dia yang ikutan pusing.
“ya, kamu tinggal nyari dia terus minta maaf, beres urusannya,” jawab Aris frustasi.
“ngga sesimple itu, Ris. Yang aku lakuin emang salah. Aku lupa kalau dia ngga bisa dekat sama cowok. Habis mau bagaimana lagi, aku udah ngga sanggup nahan, Ris,” ujar Fahri.
“nahan apaan?”tanya Aris. “kamu ngga mungkin nglakuin hal konyol. Aku tahu kamu. Kamu deket ama cewe aja ngga bisa. Masa cuma sama Evina terus kamu hilang kendali,” kata Aris.
“nyatanya aku emang hilang kendali kalau di deket dia. Dia itu kayak magnet. Mau sekuat apa aku mencoba bertahan, tetep aja aku ngga sanggup mengabaikan dia,” ujar Fahri.
“ya, jadi sebenarnya apa yang sudah kalian lakukan?” tanya Aris penasaran. Fahri diam sejenak. Ia malu untuk mengataknnya pada Aris. Meskipun sama – sama lelaki.
“a..a..ku men..ci..umnya,” ujar Fahri terbata. Aris terperangah dengan ucapan Fahri. Bahkan mulutnya sampai menganga tak percaya. Temannya yang sholeh ini, bisa mencium anak orang?
“biasa aja donk,” kata Fahri malu. Aris buru – buru mengelus dada Fahri.
“istighfar, Ri, istighfar,” uajr Aris serasa tertawa terbahak – bahak.
“apaan, sih?” kata Fahri seraya menepis tangan Aris dari dadanya.
Aris tertawa puas sekali. Ia seperti senang melihat temannya juga mampu seperti itu. Ia mengacungkan jempol ke arah Fahri.
Namun pembicaraan mereka terpaksa harus berhenti karena guru sudah datang. Aris pun segera pindah ke tempat duduknya. Dan Fahri segera duduk yang dengan rapi.
🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐷🐗🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐷🐗🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐗🐷🐷🐗🐷🐗🐗🐷🐷🐗🐗🐷
Sementara Evina, selepas dari perpustakaan tak henti hentinya mengusap bibirnya. Ia merasaj ijik sekali sekali bibirnya. Bukan karena ia tak senang dicium Fahri. Evina sangat bahagia di cium Fahri, namun di sisi lain, ia teringat masa lalu pahit yang pernah ia alami.
Saat ini pikirannya kacau. Otaknya tak bisa memilih antara bahagia dan risih.
Siska memperhatikan sikap temannya itu. Karena sejak dari perpustakaan Evina tak berkata apapun kepadanya. Tangan Evina terlihat beberapa mengusap bibirnya seakan ada kotoran di bibirnya. Namun ia juga memperhatikan badan Evina seperti gemetar.
“Vi...,” panggil Siska. Namun Evina tak menggubris panggilan Siska. Ia justru menenggelamkan wajahnya di atas meja.
“Vi....,”panggil Siska lebih keras seraya menepuk pundak Evina.
“HAAHH” Evina tersentak kaget, Siska semakin merasa aneh dengan temannya itu.
“kenapa, Vi?” tanya Siska khawatir. Evina menggelengkan kepalanya. Namun terlihat jelas dia berbohong. Siska menepuk-nepuk pelan pundak Evina. Ia tahu sesuatu terjadi pada temannya.
Namun ia tak ingin bertanya lebih jauh. Ia akan mendengarkan jika Evina sendiri yang bicara.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎁🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎁🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
Sepulang sekolah Fahri menemui Siska. Ia ingin tahu bagaimana keadaan Evina. Ia tak tenang memikirkan Evina yang tiba- tiba saja kabur seperti itu. Mereka bertemu di ruang pramuka.
“Evina baik -baik aja kan, Sis?”tanya Fahri cemas. Siska menatap tajam ke arah Fahri.
“oh, jadi kamu pelakunya?” tuduh Siska.
“pelaku apaan? Aku salah apa?” tanya Fahri heran.
“Evina sejak balik dari perpustakaan kayak orang ketakutan. Dia juga ngga mau cerita apa -apa ke aku. Sekarang aku tahu pasti ada apa – apa kan sama kalian. Hayo ngaku kamu apain Evinaku?” desak Siska membuat Fahri kebingungan untuk menjawabnya.
“maaf,” jawab Fahri pelan.
“kamu ngapain?” tanya Siska.
“cium,” jawab Fahri jujur.
Siska membuka mulutnya tak percaya. Lelaki tampan ini mencium Evina.
Temannya yang bahkan anti pada pria. Ia memang senang jika mereka berdua dekat. Tapi seharusnya Fahri tak terburu – buru begitu.
“jadi begitu,” kata Siska datar.
“kog kamu biasa aja?”
“trus aku mesti ikutan marah kayak Evina?” ujar Siska.
Fahri tak menjawab ucapan Siska. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia tak menyangka Evina akan semarah ini padanya. Bagaimana jika Evina menganggapnya lelaki mesum. Padahalia tulus menyukai Evina.
Terima kasih sudah bersedia membaca novel pertama saya. Semoga ceritanya enak untuk didengarkan ya...
Jangan lupa tinggalkan comment, like, vote serta beri rate pada episode ini. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Yours Bee
hayoo evina ngambek
2020-12-13
1
Alisya Putri
hmmm Fahri, Fahri. temanmu aja sampai tak percaya 😂😂😂. ayo menta maaf sama Vina 😒😒
2020-12-06
1
Om Rudi
seru, Om dapat momen syok nya saat di perpustakaan
terus kunjungi MUSLIMAH MUSLIMAH TANGGUH
2020-12-05
0