Hari ini di sekolah....
“Eh, Vi, katanya besok sabtu ada persami lho. Kelas satu wajib ikut,” ujar Siska yang sedang menyantap gorengan di kantin.
“Opo meneh to yo? Males – malesi tok persami mbarang,”( apalagi sih? Pake acara persami segala). Ujar Evina tak bersemangat.
“Hei, hei, para gadis apakah gerangan yang sedang kalian perbincangkan,” Galuh tiba- tiba saja dan nimbrung bersama dua gadis ini.
“Iiii, apaan sih main nyelonong aja,” ujar Siska sewot
“Lho, aku juga kan pengen denger. Apakah ada berita- berita terbaru dari kalian,” ucap galih
“Besok Sabtu ada persami. Kelas satu wajib ikut,” sahut Evina.
“Heleh, kirain apaan? Andaikan sekolah kita banyak gadisnya yah. Bakal semangat aku ikut persami. Bahkan di kelas ini cuma ada dua cewek. Yang satu manja sekali, yang satu laki sekali. Ngga ada yang bisa dilihat,” kata Galuh.
“Yeeee, dasar!” ujar Siska dan Evina bersamaan.
TING! TONG! TING! TONG
Terdengar bunyi bel, pertanda waktu istirahat habis. Siska dan Evina bergegas menuju ke kelas, karena jarak antara kelas dan kantin lumayan jauh.
Hari ini ada pelajaran kejuruan dan ada pelajaran teknik menggambar. Guru pembimbingnya adalah pak Jatmiko. Beliau sama sekali tidak mentolelir keterlambatan dengan alasan apapun.
Siska dan Evina berlari supaya tidak telat sampai kelas. Melewati beberapa kelas workshop jurusan lain. Sampai pada workshop jurusan otomotif, Siska tak sengaja menabrak seseorang.
BRUUUKKK!!!! Siska terjatuh, begitu pula siswa yang ditabraknya.
“Aduh! Aaaaa, sakit,” rengek Siska
“Sis, ngga pa pa? Duh ayo buruan! Nangisnya nanti aja keburu pak Jatmiko nyampai,” Evina berusaha, menolong Siska bangkit.
“Cah wedhok do playon, marai rusuh.”( Anak perempuan pada lari – larian, bikin rusuh,” ujar siswa yang terabrak Siska, yang ternyata adalah Fahri.
Evina tak senang dengan kata kata Fahri dan memelototinya.
“Eh, siapa suruh berdiri di tengah jalan. Ngalangin jalan tau ngga?” kata Evina ikut kesal.
Fahri memandangi Evina, merasa seperti tak asing dengan sosok Evina.
“Kamu lagi! Bilang sama temenmu, tuh. Lari jangan di jalanan kelas dong! Banyak orang lewat,” ujar Fahri seraya meninggalkan dua gadis itu.
“Apaan, sih, kenapa jadi aku yang dimarahi?” Evina celingak celinguk mencari Siska, yang ternyata sudah berjalan ke kelas.
“Dasar bocah, aku malah ditinggalin.”
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
Hari Sabtu telah tiba, semua siswa kelas satu bersiap mengikuti persami. Banyak issue mengatakan bahwa acara malam ini akan menjadi pergantian panitia pramuka di sekolah. Karena sudah masuk semester genap, panitia dari kelas dua harus bersiap untuk melaksanakan magang industri. Maka dari itu, akan dialihkan ke anak – anak kelas satu.
Para siswa satu persatu memasuki lapangan sembari membawa tas ransel besar. Ada yang membawa bantal juga. Tapi ada juga yang datang hanya membawa alat seadanya. Mereka membentuk group berdasarkan kelas masing – masing.
Waktu menunjukan pukul empat sore. Priiiitttt!! Priiittt!!! Priiitt!!! Terdengar suara peluit, pertanda para siswa harus membentuk barisan sesuai indek kelas masing – masing.
“Sepuluh, sembilan , tujuh, enam, lima .....”
Terdengar kakak kelas memulai menghitung mundur. Biasanya suasana berubah menjadi horor ketika pramuka. Namun , yang namanya STM, pasti ada saja yang bandel. Ada yang masih makan di kantin. Ada yang masih sibuk memakai perlengkapan pramuka. Ada juga yang berhamburan lari karena belum siap apapun.
“ YANG TERLAMBAT PUSH UP 100 KALI UNTUK PRIA, SIT UP UNTUK WANITA,"
Evina yang selalu on time dalam hal apapun, sudah sedari tadi berada didalam barisan bersama teman – teman sekelasnya.
“Vi, Siska endi?” ( Vi, Siska dimana?) tanya galuh yang berbaris tepat dibelakang Evina.
“Embuh, rung teko, kae biasa telat," (Ngga tau, belum datang, dia biasa suka telat ). sahut Evina setengah berbisik, karena takut ketahuan kakak kelas yang sedari tadi sweaping di setiap kelas.
Tak menunggu waktu lama upacara pembukaan pramuka dimulai.
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
♤♤♤♤♤♤
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Itu pertanda acara api unggun segera dimulai. Untuk acara yang satu ini siswa kelas satu lumayan bersemangat. Karena acaranya santai, dan tidak ada senioritas di sini.
Seluruh siswa membuat formasi melingkari api unggun. Dan mereka berkelompok menurut kelas masing – masing. Evina dan Siska duduk dibarisan depan kelasnya karena wanita wajib dibarisan depan. Maklum hanya dua wanita saja.
“Siska! Siska!” Terdengar suara anak – anak laki – laki dari kelas lain.
Siska hanya tersenyum tak nyaman mendengar gangguan – gangguan usil dari kelas lain. Kebetulan kelas elektro diapit oleh kelas otomotif dan bangunan, yang notabene tidak ada wanitanya.
“Siska, sini donk ngobrol,"
ujar seorang laki – laki dari kelas otomotif.
“Kenapa, ya ?” sahut Siska
“Ya, kenalan gitu, aku Aris," ujar laki – laki itu memperkenalkan diri.
“Oh, iya , Siska," jwab Siswa sekenanya.
Evina hanya diam tak bergeming dan tak ingin ikut dalam percakapan mereka. Hal seperti ini sudah sangat sering. Terkadang Evina suka dimintai tolong untuk meminta nomor handphone Siska. Tapi Evina tak pernah meladeni orang – orang yang mendekatinya untuk berkenalan dengan Siska.
“Vi, pindah yuuk,” ajak Siska yang tak nyaman disitu.
“Pindah kemana lagi? Dimana mana tetap bakal ada yang gangguin kamu. Udah jangan diladeni, biarin aja," jawab Evina
Api terlihat siap untuk dinyalakan. Panitia pun memulai upacara menyalakan api unggun. Api terlihat sudah mulai menyala. Evina memandangi ke arah api unggun. Terlihat sosok fahri sedang memegang obor yang tadi digunakan untuk api unggun.
“ Vi, yang pegang obor anak otomotif yang waktu itu tabrakan sama aku kan?” tanya Siska yang ternyata juga memandangi ke arah api unggun.
“Heem," jawab Evina singkat
“ Cakep, ya, ternyata!” ujar Siska lagi.
“Biasa aja,” jawab Evina datar
“Ih, cakep tau! Eh, dia yang bakal jadi ketua pramuka kali, ya? Tu, dia udah ikut upacara dari tadi sore kan? Berarti mau dilantik, donk?” kata Siska.
“Ngga tau , ah. Ngapain, sih, pengen tau soal dia?” jawab Evina agak kesal.
“Ih apaan sih, Vi? Kayaknya kesel banget sama dia?” ujar Siska
“Apa, sih? Biasa aja.” jawab Evina datar
Ternyata dari tadi Aris mendengar obrolan dua gadis ini. Dan mengambil kesempatan untuk nimbrung.
“Mau ku kenalin sama Fahri, Sis?” tanya Aris tiba – tiba.
“He, he, he, Cuma bercanda kog,” ujar Siska datar.
“Tapi percuma juga sih, Sis, dia itu anti sama cewe. Jadi kalau pun dikenalin palingan dicuekin," kata Aris
“Lho, kenapa? Sombong banget mentang – mentang cakep?” tanya Siska heran.
“Bukannya sombong, emang terlalu sholeh orangnya. Jadi ngga biasa bergaul sama cewe," ujar Aris.
“Sholeh?” gumam Evina setengah tersenyum.
Siska dan Aris menengok ke arah Evina. Siska lebih terheran karena dari tadi membahas Fahri responnya jutek. Tapi ternyata memperhatikan juga.
“Ih, Vi, naksir ya, sama Fahri,” tanya Aris.
Evina melotot heran ke arah Aris. “Ngga, lah? Cowok aneh kayak gitu.” jawab Evina.
“Eh, jangan gitu, Vi, ntar jodoh!”
“Hah, amit – amit deh. Lagian dia cakep, aku burik begini. Mana mau dia sama aku,"
kata Evina.
“Oh, berarti beneran naksir,” k.ata Siska menggoda Evina
Evina hanya menggeleng – gelengkan kepalanya karena hal tak masuk akal yang diucapkan temannya itu.
😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
Terima kasih sudah bersedia membaca novel pertama saya. Semoga ceritanya enak untuk disimak ya...
Jangan lupa tinggalkan comment, like, vote serta beri rate pada episode ini. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Maretha♚⃝҉𓆊
Hadir ke 2x nya
2021-02-15
1
ARSY ALFAZZA
like like 👍❤️
2020-12-24
0
Dhina ♑
keanehan membuat kita jadi ingin bertanya tanya
2020-12-21
0