Malam ini terasa seperti malam – malam sebelumnya. Evina di dalam kamar sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Perutnya tiba – tiba terasa lapar, ia kemudian bangkit dari kasurnya yang tipis itu untuk beranjak ke dapur. Di lihatnya bakul nasi, masih ada sedikit nasi, cukuplah lah untuk mengisi perut.
Evina mengambil piring di rak, lalu meletakkan nasi tadi di atas piring. Namun sepertinya tak ada lauk apa pun. Evina mengambil cabai dan bawang putih, setelah dibersihkan ia letakkan diatas cobek. Tak lupa ditambahkannya sedikit garam dan micin. Yah, sambel orek, makanan yang senantiasa selalu mengisi kekosongan perutnya.
"Mangan karo opo, Vi,?” ( makan sama apa , Vi?) tanya masnya yang tiba tiba datang dari belakang. Dia adalah mas Indra, kakak pertamanya.
“*Bi**asa to karo sambel*,” ( biasa, sama sambel) Jawab Evina santai, sambil seraya beranjak dari dapur karena ia akan makan di kamar sambil mengerjakan tugas.
Mas Indra hanya memandangi adiknya, itu tanpa berkata apapun. Tak tega sebenarnya, melihat adik perempuan satu- satunya hanya bisa menyantap makanan seadanya. Untuk seusianya, pasti banyak hal yang ia inginkan seperti remaja lain.
Mas Indra bukannya tak membantu, ia sendiri tidak dalam kondisi yang cukup untuk membantu. Ia terkadang membantu biaya sekolah adiknya itu. Mas Indra sendiri sudah menikah, tapi istrinya tidak tinggal di sini. Ia tak tega jika istrinya harus menyaksikan hal – hal buruk di rumah ini. Jadi istrinya tinggal di desanya di daerah Yogyakarta.
Evina menikmati makanannya, baginya yang terpenting laparnya bisa teratasi. Dan hal seperti sudah biasa terjadi dalam hidupnya sejak kecil. Di sela sela makan, ia terpikir oleh kata kata Fahri.
“Apaan, sih, tuh orang?, bikin orang nambah kerjaan aja. Tugas lagi banyak -banyak gini. Lagian nagapain dia ngga nyari yang lebih ok. Aku jadi ketua, gimana aku mau ngomong,” gumam Evina. Evina membereskan piring yag ia gunakan untuk makan lalu melanjutkan mengerjakan tugas.
😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑😑
Hari ini jam istirahat di sekolah. Tumben sekali Evina keluar kelas tidak bersama Siska. Ternyata ia sedang menuju ruangan praktek kelas otomotif. Matanya melihat ke dalam kelas, seolah sedang mencari seseorang.
Sepertinya Evina sedang mencari Fahri. Namun sepertinya Fahri tak berada di dalam kelas.
“Nyari siapa, Vi?” tegur seseorang yang tak lain adalah Aries. Evina terkejut karena Aris tiba – tiba muncul.
“Kenapa, sih? Kog kaget begitu? Hayo nyari siapa?” goda Aris. Namun Evina sepertinya enggan mengatakan apa maksud dari dia datang ke kelas otomotif.
“Emmh, anu, itu aku mau nyari Fahri,” ujar Evina terbata.
“Oooh, Fahri, ciyee, ada apa nih, kog nyari Fahri?” goda Aris.
“Ngga, sih, ada urusan bentar sama dia,” jawab Evina.
“Fahri ngga dikelas, tadi sejak jam pelajaran ke empat. Di cari mas Agus kayaknya tadi. Mungkin di ruang pramuka,” jawab Aris.
“Oh,gitu ya udah aku susul disana aja. Makasih, ya,” kata Evina seraya pergi meninggalkan Aris.
Aris hanya tersenyum memandangi Evina. Ia merasa lucu saja, bukankah sejak persami Evina terlihat cuek dengan Fahri. Mengapa tiba – tiba mereka jadi dekat seperti itu.
“Fahri, Fahri, yang demen dari yang cantiknya ngga karuan sampe yang......” gumam Aris.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Evina mencari Fahri yang memang berada di ruang pramuka. Di sana terlihat Fahri dengan beberapa kakak kelas dan beberapa anak anak kelas satu.
TOK! TOK! TOK! Evina mengetuk pintu ruang pramuka yang tidak tertutup.
“Hei, Evina, ada apa? Oh, kamu pasti mau liat daftar pengurus yang baru ya?” tanya Agus kakak kelas.
“Ah, engga mas. Cuma ada perlu sebentar sama Fahri,” jawab Evina.
Fahri yang sedang berdiskusi dengan kakak kelas yang lain menengok ke arah Evina.
“Kenapa? Ada apa nyariin?” tanya Fahri
“Keluar dulu sini, ngga enak ngomong di sini,” ujar Evina
“Di sini aja kali, dek. Sekalian kan bahas pelantikan besok Jum’at. Kan kamu jadi ketua putrinya, kan?” ujar Heri.
“Iya, nih sini emang mau ngajak keluar ke mana? Ini aja, bahas ini sekalian,” ujar Fahri menimpali.
Evina jadi bingung sendiri. Ia datang mencari Fahri karena ingin menolak ajakan Fahri untuk bergabung di pramuka. Mengapa ia malah jadi diajak diskusi.
“Ngga usah, deh , kalau kamu sibuk. Aku mau ngomong sebentar aja. Soalnya keburu masuk ke kelas. Ya, udah lain kali aja,” ujar Evina sedikit kecewa. Evina lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan itu dengan hati kesal. Namun Fahri segera keluar untuk menghampiri Evina.
“Mau ngomong apa, sih? Ya, udah ayo, mau ngomong dimana? Nanti aku kena marah lagi samakamu,” kata Fahri sambil menghadang Evina.
Evina menatap ke arah Fahri, lalu ia menghembuskan napasnya. Terlihat sekali Evina sedang kesal. Dan Fahri mencoba agar kekesalan Evina tak semakin parah.
Mereka berdua akhirnya mengobrol di lorong kecil dekat kamar mandi, masih tak jauh dari ruang pramuka.
“Fahri, aku ngga mau ikut pramuka, ah. Aku ngga punya waktu buat ikutan begituan. Apalagi jadi ketua, urusannya tambah ribet lagi. Please, jangan,ya?" kata Evina meminta.
Fahri memandangi Evina yang notabene tingginya jauh dibawahnya, seraya tersenyum.
“Tumben bisa baik ngomongnya, ngga pke marah – marah?” ujar Fahri, membuat Evina malu.
“Kenapa malah ngalihin pembicaraan gitu, sih. Fahri!!!!” ujar Evina seakan sedang menekan Fahri.
“Lho, memangnya kenapa? Ngga pa,pa, buat pengalaman. Lagian pramuka kan ngga nyita waktu, seminggu sekali doang," Kata Fahri.
“Engga, aku ngga mau. Aku mau fokus pelajaran aja. Ngga mau ikutan kegiatan – kegiatan begitu. Capek!” rengek Evina
Fahri justru tertawa melihat Evina merengek seperti itu. Benarkah ini Evina, kenapa bisa semanis ini.
“Lucu banget, sih, kamu! Ha, ha, ha, “ ujar Fahri saat tertawa.
Evina mencubit tangan Fahri karena kesal ditertawakan.
"Auuwww, sakit, apaan, sih?” kata Fahri kesakitan sambil memegang tangannnya.
“Kenapa malah ketawa? Ayo dong, ganti, ya? Itu Febi aja. Dia kan pinter ngomong, toh. Aku ngga bisa ngomong. Buat apa jadi ketua segala?” gerutu Evina.
“Lha, ini ngomong. Ngga bisa ngomong darimana?” tanya Fahri. Evina kembali mencubit tangan Fahri, membuat laki – laki itu menegerang lagi.
“Ih, nih, cewek tangannya sadis amat. Nyubit ngga kira- kira sakitnya. Evina, ngga bisa diganti. Karena daftarnya udah masuk ke pembina. Lagian Febi, ngga bisa jadi ketua. Dia plin- plan , penakut, manja. Mana bisa yang seperti itu jadi ketua,” ujar Fahri.
Evina terlihat sedih, ia sama sekali tak tetarik ikut acara sperti ini. Karena ia harus bertemu banyak orang. Ia tak suka bertemu banyak orang. Fahri memperhatikan raut wajah Evina yang kecewa. Fahri mengerti, ia salah karena tak bertanya pada Evina dulu tenang hal ini. Tapi menurut Fahri, Evina sangat cocok menjadi ketua putri untuk pramuka. Karena ia adalah sosok yang pemberani.
“ngga usah khawatir, nanti pasti bakal banyak yang bantuin,” ujar Fahri meyakinkan Evina.
Evina hanya diam menatap Fahri, ia bimbang. Tapi tak bisa protes lebih jauh lagi. Karena namanya sudah dimasukan dan sudah diserahkan ke pembina pramuka. Fahri tersenyum memandang Evina, agar Evina bersemangat.
############################################################
Pada akhirnya Evina tetap datang dihari Jum’at untuk melaksanakan pelantikan. Dan acara pun berlangsung dengan lancar. Fahri resmi menjadi ketua pramuka untuk putra, dan Evina menjadi ketua pramuka untu putri. Mereka dilantik bersama pengurus yang lain.
Dimulailah perjalan cinta antara Fahri dan Evina........
Terima kasih sudah bersedia membaca novel pertama saya. Semoga ceritanya enak untuk disimak ya...
Jangan lupa tinggalkan comment, like, vote serta beri rate pada episode ini. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
next 👍🏻❤️
2020-12-24
0
👑
semangat
2020-12-17
0
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Congratulation Evina.... Serasa Manggil Kembaran nich aku thor
2020-12-12
1