Malam semakin larut, acara api unggun telah selesai. Para siswa belum bisa bersiap untuk tidur. Acara malam ternyata belum berhenti di situ. Masih ada nightmare time. Kali ini para siswa dikumpulkan di suatu lapangan kosong. Terlihat suasana sangat gelap, karena tak ada lampu yang menerangi.
Sudah bukan hal asing lagi jika pramuka selalu diisi acara – acara yang menegangkan. Siswa putri dikumpulkan dalam satu barisan. Dan jumlahnya tak banyak. Hanya ada lima orang saja.
Evina dan Siska dari kelas elektro 2, Febi dari mesin 1, lalu ada Kristin dan Dewi dari elektro 1. Jumlahnya sangat tak sebanding dengan jumlah siswa pria satu angkatan yang hampir tiga ratus siswa.
“ Kalian enak, sekelas berdua , aku ni cuma diri sendiri berteman sepi,” ujar Febi.
“ Ya, ngga apa – apa, lah. Tadinya juga gimana ? Daftar sekolah, ngga dilihat dulu jurusannya?” jawa Siska.
“ Iya , nih, waktu daftar gimana? “ sahut Dewi.
Febi mengerutkan keningnya seolah tak tahu harus berkata apa. Tak selang berapa lama datang dua orang kakak kelas menghampiri kelompok putri.
“ Febi, ikut yuk!” ujar kakak kelas pria yang di seragamnya tertulus nama Agus.
“ Mau kemana mas,” tanya Febi bingung. Ia enggan berdiri. Anak – anak kelas satu sebenarnya sudah mengerti tentang kegiatan kali ini. Acara tengah malam ini adalah tentang jalan – jalan malam di sekitar area pemakaman yang ada di dekat sekolah.
“ Ikut aja dulu, jalan – jalan , asyik kog,” ujar Agus lagi
“ Iya dek, asyik kog, mengasah adrenalin,” ujar Heri, kakak kelas yang satunya.
“ Aaahh, wedi, ah, mas,moso aku dewekan ga ono koncone,”( aaahh takut, masak aku sendirian tidak ada yang temannya), rengek Febi yang ketakutan.
“ Lah, gimana ya? Kamu sendiri emang yang ngga punya partner teman. Masa mau ditukar sama kelas lain. Emang kalian mau di tuker sama Febi," tanya Heri pada siswi perempuan lain. Dan mereka pun geleng – geleng menolak, tapi Evina diam saja.
“ la, yo wong telu wae to mas. Aku dewekan yo wedi, lah,” ( Bertiga saja lah mas, Aku kalo sendirian ya takut mas.) ujar Febi.
“ Lah, nek wong telu yo rak seru to acarane, la emange meh dolan, kog rame men? Ha, ha, ha!!” ( lah, kalau bertiga ya jadi ngga seru acaranya, memangnya mau main, kog rame sekali? Ha, ha, ha) sahut Agus.
Febi terlihat pucat pasi karena harus menjalankan misi malam sendirian. Mengapa ia harus seapes ini, jalan – jalan di kuburan tengah malam sendirian. Agus dan Heri masih menunggu Febi, namun Febi masih enggan beranjak.
“ Ayo ndang, selak tambah wengi. Ngko kancane ga kebagian jatah jalan – jalan,” ( ayo buruan, nanti yang lain ngga kebagian waktu jalan – jalan) ajak Heri.
Namun Febi masih enggan berdiri. Anak – anak perempuan pun seperti menyembunyikan diri, enggan kalau – kalau salah satu dari mereka yang harus menggantikan.
Namun tiba – tiba saja Evina bangun dan menawarkan diri untuk menggantikan Febi. Semua mata memandang ke arahnya, tanpa terkecuali Febi.
“ Aku wae mas sing mangkat. Febi ben mbek Siska.” ( Aku saja mas yang berangkat, biar Febi sama Siska) ujar Evina.
“ Lah, Vi, kamu berani sendirian?” tanya Siska.
“ Lah, klo ngga ada yang mau berangkat nanti ngga selesai – selesai acaranya. Aku keburu ngantuk, pengen tidur," jawab Evina
“ Nah, gitu donk dari tadi, kan jadi ngga kelamaan,” ujar Agus.
“ Aaaahhh, ayo mas raksah kesuen,"( aaaahhh, ayo mas buruan, lama banget) ujar Evina seraya berlalu
Agus dan Heri melongo menatap ke arah Evina.
“ Lah, kenapa jadi galakan dia daripada kita,” ujar
Anak – anak perempuan tertawa melihat kakak kelas yang disewotin Evina. Asal tau saja Evina memang tak pernah ramah kepada orang yang tidak terlalu dikenalnya. Tapi pada dasarnya hatinya baik. Terlalu banyak trauma yang ia rasakan sehingga membuat ia jadi dingin terhadap orang lain.
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Evina berjalan menyusuri jalanan di dalam pemakaman terkenal di kota Semarang itu. TPU BERGOTA, siapa yang tidak tahu pemakan besar di tengah kota Semarang itu. Misi yang harus dijalankan Evina adalah tanda tangan kehadiran di tiap post yang sudah di tentukan. Di setiap post mungkin ada yang menjaga, mungkin asal hanya ada lembaran absen murid dengan lilin yang menyala di atasnya.
Berjalan perlahan – lahan menyusuri kegelapan malam dikuburan membuat Evina merasa merinding. Dia bukannya tak takut, tapi dia tidak tega melihat Febi yang merengek ketakutan. Atau lebih tepatnya, ia terganggu dengan rengekan manja Febi.
Samar – samar terdengar seperti ada orang yang mengikuti di belakang Evina. Evina mempercepat langkah kakinya, takut kalau itu pocong atau kuntilanak yang mengikutinya dari belakang.
“ Mlakune ojo banter – banter mbak. Aku yo wedi ki” ( jalanya jangan cepat – cepat mbak,aku juga takut, nih)
Jantung Evina berdegung kencang,
‘suara apa itu, tiba- tiba dari belakang’ batin Evina. Seseorang tampak menepuk pundak Evina dari belakang.
“AAAARRRHHHGGG!!!” Evina menjerit ketakutan.
Evina merasakan ada yang membekap mulutnya dari belakang. Evina berusaha meronta agar bisa melepas bekapan itu, namun tenaga tak kuat melawan tangan itu.
“ Ssssstttt!! Diem, ini aku, anak kelas otomotif. Kita masih satu sekolah,” ujar suara seorang pria yang tak lain adalah Fahri Ramadhan.
Evina mulai kalem ketika ternyata bukan hantu atau pun penculik. Fahri melepas bekapan tangannya di mulut Evina. Evina tampak terengah – engah ketakutan. Fahri heran melihat Evina seperti orang yang ketakutan sekali.
“ Ehh, kamu kenapa? Kog, kaya paranoid banget?” Fahri mulai khawatir melihat napas Evina yang tak beraturan.
Evina menggelengkan kepalanya, tanda ia berusaha mengatakan kalau dia baik -baik saja. Namun Fahri sepertinya merasa bersalah karena mengageti Evina.
“ Beneran ngga pa, pa? Jangan bikin orang khawatir!” ujar Fahri
“ Apaan, sih ngagetin orang? Udah tau ini kuburan, ngikutin orang dari belakang. Kalau aku ngga takut, aneh malahan,” ujar Evina marah.
“ Iya, maaf, aku ngga bermaksud ngagetin. Habis kamu kecil banget,jadi ku kira tadi ngga ada orang. Aku cuma memastikan kalau kamu itu orang,” jawab Fahri yng justru membuat Evina semakin meradang.
Evina berjalan meninggalkan Fahri sambil menggerutu.
“ Emangnya aku hantu, ngapain pake ngomong seperti itu?”
Fahri mengejar Evina, seraya mengatupkan kedua telapak tangannya, pertanda ia meminta maaf.
“ Maaf, maaf, aku ngga begitu lagi deh. Jangan tinggalin aku, aku juga takut kali jalan sendirian di tengah kuburan begini,” ujar Fahri setengah merayu.
“ Lagi? Emang kita ada acara ketemu lagi? Engga ngapain aku ketemu lagi sama kamu," sahut Evina sewot.
Fahri menggaruk- garuk kepalanya. Kenapa setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu dipandang salah oleh Evina.
“ Terserah, lah, yang penting sekarang kita jalan barengan. Kalau besok – besok ketemu lagi mungkin jodoh."
Evina menghentikan langkahnya seraya menoleh ke arah Fahri dengan melotot. Fahri merasa ngeri dengan pelototan Evina.
“ kalau ngomong jangan asal, deh!” kata Evi melanjutkan perjalannya.
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Akhirnya Fahri dan Evina berhasil menyelesaikan misi malam itu. Dan acara tengah malam itu selesai pukul setengah dua. Setelah kakak kelas memberikan breafing, anak - anak kelas satu pergi ke tenda masing – masing.
Anak – anak perempuan berkumpul di satu tenda. Sebelum tidur mereka bercengkerama membahas perjalan tadi kuburan. Siska dan Dewi sangat bersemangat bercerita tentang perjalanan tadi. Sementara Febi dan Kristin sudah tak sanggup berbincang, karena sudah mengantuk sekali.
“ Vi, tadi kamu sendirian apa ngga takut? Kita yang berdua aja deg – degan setengah mati,” tanya Dewi penasaran.
“ Aku ngga sendirian kog. Tadi sama siapa, tuh, anak otomotif yang tadi bawa obor api unggun?” jawab Evina santai
“ Fahri? Berduaan sama Fahri? “tanya Siska penasaran. Evina menggangguk.
“ Kayaknya beneran jodoh, Vi. Ada aja moment ketemu yang kebetulan,” ujar Siska bersemangat.
“ Apaan, sih, jodah jodoh? Udah berapa kali aku denger kata itu. Udah, ah aku ngantuk, tidur.
“ Yee, Vi, lumayan dapat cowok cakep. Memperbaiki keturunan. Jangan tidur dulu, kita ngoceh sampe pagi.”
Evina tak menggubris temannya, ia tetap melanjutkan tidur karena sudah sangat mengantuk.
Terima kasih sudah bersedia membaca novel pertama saya. Semoga ceritanya enak untuk didengarkan ya...
Jangan lupa tinggalkan comment, like, vote serta beri rate pada episode ini. Terima kasih......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Dhina ♑
Fahri kamu baik banget deh
2020-12-27
0
Dhina ♑
⭐⭐⭐⭐⭐
♥️
like full
semoga semangat dan sukses selalu 👍👍👍
2020-12-24
0
ARSY ALFAZZA
semangat 👍🏻❤️
2020-12-24
0