Bab 20 : Aku tidak mau

“Ada apa ini?” potong Gunawan seketika menghentikan pertikaian antara Om dan keponakan. Firstan langung melepas cekalan diiringi senyuman Ditya yang terlihat begitu menyebalkan di mata keponakannya.

“Masalah kalian dimana? Coba jelaskan? Papa akan mencari jalan keluar,” lanjut Gunawan lagi.

Marisa yang sejak tadi berusaha melerai, akhirnya bisa bernafas lega saat Gunawan turung tangan. Respon berbeda ditunjukan Samudra, yang memilih tidak mendekat. Sejak awal kedatangan Ditya kembali ke kehidupan mereka, Samudra memilih menjaga jarak. Tidak mau bersikap terlalu akrab yang berlebihan, karena tidak mau dicap sengaja mencari muka dengan anggota termuda keluarga Halim Hadinata itu.

Berbeda dengan Marisa yang memang sang kakak, meskipun beda ibu. Wanita yang masih cantik di usia penghujung kepala empat itu masih memiliki darah yang sama dengan Ditya. Tidak akan ada yang mengomentarinya.

“Apa masalahmu First?” tanya Gunawan yang sudah tahu jawabannya, tetapi ingin Firstan memperjelas sendiri.

“Tidak ada Pa,” sahut Firstan menunduk dan berlalu pergi.

Frolline terlihat mengekor di belakang Firstan, sedikit bingung dengan kelakuan kekasihnya itu sejak pertama kali menginjakan kaki di kediaman baru kakaknya itu. Firstan tidak bersikap biasa. Cenderung dingin dan menghindarinya.

“Apa yang terjadi?” tanya Frolline saat keduanya berada di dapur. Frolline mengedar pandangan.

“Kak Angell pasti tidak akan mau masuk kesini,” ucap Frolline, tersenyum menatap ruang memasak yang berantakan.

Firstan menutup mulut, bahkan lebih tepatnya tidak tertarik untuk menjawab. Dia masih kecewa dan sakit hati dengan pemandangan yang dilihat di kediaman Om-nya.

“Kita putus, Fro!” ucap Firstan pelan, tetapi dengan penuh keyakinan.

“Hubungan kita sampai disini, Fro,” jelasnya lagi, tanpa menatap ke teman bicaranya.

Gadis dengan sling bag yang masih menggantung di bahunya itu tertegun berusaha mencerna kata-kata yang baru saja dilontarkan Firstan. Semua kenangannya dengan Firstan berputar ulang kembali di pandangannya.

Hampir sepuluh menit, dia membeku. Sampai setetes air matanya turun tidak bisa dibendung lagi. Tanpa permisi, air mata itu mengalir kian deras dari bola mata indah yang biasanya memancar indah.

“Aku tidak mau. Hubungan kita bukan hanya sehari dua hari. Kita sudah memiliki impian bersama,” tolak Frolline. Sakitnya kali ini lebih berkali-kali lipat dibanding saat Firstan menikah dengan Angella. Setidaknya saat itu hubungan mereka masih ada. Sekarang semuanya musnah hanya dengan satu kata putus dari Firstan.

“Aku sudah tidak mencintaimu lagi.” Ucapan pembalasan rasa sakit hati Firstan. Dia baru saja disakiti dengan melihat pengkhianatan Frolline, tidak semudah itu melupakannya. Bahkan dia saja masih menjaga jarak dengan Angella meski sudah berstatus suami istri.

“Aku tidak mau. Kamu tidak bisa melakukan ini padaku, First.” Frolline berkata sembari bercucuran air. Bergegas mengejar dan memeluk Firstan yang hendak berjalan keluar.

“Kita selesai sampai di sini saja, Fro. Mengenai bayiku, aku bisa mengurusnya sendiri. Aku tidak membutuhkan bantuanmu,” lanjut Firstan, menghempas kasar tangan Frolline yang membelit pinggangnya dengan erat.

***

Frolline melangkah keluar dari dapur dengan langkah gontai, setelah hampir setengah jam meratapi nasibnya. Terduduk di ubin dingin sembari memeluk lutut dan berlinang air mata, mengingat kembali kenangan demi kenangannya dengan Firstan.

Hubungannya dengan Firstan tidak dibangun dengan mudah. Mereka tumbuh bersama, banyak melewati hari-hari sejak masih kecil. Dia begitu mengagumi sosok Firstan yang empat tahun lebih tua darinya.

Rasa kagum di saat remaja berubah menjadi cinta. Dan cinta itu benar-benar menjadi nyata saat kedua orang tua mereja bermaksud menjodohkan Firstan dengan Angella, tetapi Firstan menolak dan memilih dia.

Hubungan itu berjalan sempurna, tidak ada protes dari sang kakak. Seolah semua berjalan di tempat. Kedua orang tua mereka pun tidak berharap lebih. Hari berganti bulan, bukan bergantu tahun hingga akhirnya Frolline menyelesaikan sarjananya. Dan semua impian untuk menjadi istri Firstan tinggal selangkah di depan mata.

Namun takdir menuliskan garis nasib tidak semudah sebelumnya. Beberapa hari sebelum lonceng pernikahan itu berdenting, dia harus menerima hantaman badai terbesar dalam perjalanan hidupnya. Tetapi, dia masih bisa bangkit saat itu, masih bisa mengangkat kepalanya.

Dan sekarang hantaman susulan itu menguncangnya. Lebih hebat dari sebelumnya. Berakhir sudah kisah cintanya. Meskipun selama ini dia terlihat kuat, dia terlihat biasa. Namun, sedikitpun cintanya untuk Firstan tidak berkurang. Dia hanya berpura-pura tegar untuk tetap bisa menunggu saat bahagia itu tiba.

Saat kembali ke ruang tengah, terlihat Ditya sedang duduk di antara para orang tua. Angella juga ikut menyimak pembicaraan serius yang sedang berlangsung di sana. Tidak Firstan di sana. Lelaki itu entah bersembunyi di sudut mana.

Langkah kaki Frolline terhenti, saat ucapan Ditya yang begitu penuh keyakinan ditujukan kepada para orang tua.

“Aku ingin berhubungan serius dengan Frolline. Sebelumnya aku sudah

menyampaikan pada Pak Gunawan,” ucapnya. Tatapan matanya tertuju pada Frolline yang sedang berdiri kaku dengan wajah sembabnya.

Sebenarnya ada rasa iba melihat raut sedih yang masih basah dengan air mata. Tetapi dia tidak punya cara lain. Disaat seseorang sedang terpuruk, disaat itulah dia baru bisa membuka kesempatan pada orang lain.

Marisa yang ikut memandang ke arah yang sama dengan adiknya, tersenyum. Menarik tangan Frolline ikut bergabung, bahkan dia menempatkan Frolline duduk disisi Ditya.

Kalau mengikuti kata hatinya, tentu dia menolak. Tetapi niat baik Ditya yang sudah berjuang sampai sejauh ini tidak mungkin juga dikecewakannya. Setidaknya dia harus memberi kesempatan Ditya membuktikan semuanya.

“Bagaimana menurutmu, Fro?” Marisa bertanya. Semua mata tertuju pada gadis yang sedang menunduk dengan perasaan hancur lebur saat ini. Tidak ada jawaban, Frolline diam seribu bahasa.

“Aku tidak masalah kalau harus menunggu. Masalah hati tidak semudah itu. Perlu pertimbangan matang,” lanjut Ditya.

“Bagaimana dengan keluargamu?” tanya Nyonya Gunawan yang sejak awal sudah tidak setuju. Bagaimana pun dia harus mencari cara untuk mengagalkannya.

“Aku sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan hidupku. Kalau Frolline tidak keberatan, aku hanya akan memperkenalkan diriku sebagai Ditya tidak membawa embel-embel nama besar Halim Hadinata.”

Aku di Indonesia hanya membantu ayahku mengurusi bisnis keluarga. Pekerjaanku sebenarnya ada di Inggris. Aku memiliki beberapa usaha kuliner di pinggiran kota London. Mamaku tinggal di Jerman dan papaku lebih banyak menetap di Surabaya.”

“Hanya itu saja yang bisa aku ceritakan tentang kehidupanku. Dan tentunya Marisa adalah kakakku satu-satunya,” lanjut Ditya lagi.

Gunawan tampak tersenyum, ekpresi berbeda ditujukan istrinya yang tidak menyambut dengan tangan terbuka.

“Aku sebenarnya bukan melamar. Aku hanya meminta izin untuk mendekati putri kalian. Tentunya masalah pernikahan itu butuh persiapan yang matang dan yang terpenting adalah memantapkan hati. Untuk melangkah kesana, tentunya bukan hanya Frolline, tetapi aku juga butuh itu keyakinan itu. Dan untuk itu, kami butuh saling mengenal.” Ditya menjelaskan sembari menatap Frolline yang tertunduk di sisinya.

“Aku tidak mau!” Frolline menolak, tanpa berpikr panjang. Gadis itu sudah berdiri dan siap berpamitan pulang.

Angella yang sejak tadi diam-diam menatap Ditya, cukup terkejut dengan penolakan Frolline. Mungkin di dunia ini hanya Frolline saja yang bertindak bodoh dengan menolak lelaki sesempurna Ditya.

“Frolline benar-benar bodoh! Dia menolak seorang Ditya, lelaki yang menjadi impian semua wanita!”

***

T b c

Love You all

Terima kasih

Terpopuler

Comments

ria aja

ria aja

iy fro bdoh

2023-01-10

1

Nur Lizza

Nur Lizza

fro btuh waktu unk menerima ditya

2022-11-08

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

nnti mlh Angel yg deketin Ditya LG..

2021-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Beautiful In White
2 Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3 Bab 3. Harusnya Aku
4 Bab 4. Terpaksa menikah
5 Bab 5. Tunggu Aku
6 Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7 Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8 Bab 8. Panggil dia Om
9 Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10 Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11 Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12 Bab 12 : Amarah Ditya
13 Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14 Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15 Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16 Bab 16 : Memotong jalan
17 Bab 17 :Akhir Pekan
18 Bab 18 : Calon kakak ipar
19 Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20 Bab 20 : Aku tidak mau
21 Bab 21 : Kecelakaan
22 Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23 Bab 23 : Rugi Besar
24 Bab 24 : Cukup hargai aku
25 Bab 25 : Menikahlah denganku
26 Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27 Bab 27 : Ya
28 Bab 28 : Berita duka
29 Bab 29 : Aku turut berduka, First
30 Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31 Bab 31 : Mengugat cerai
32 Bab 32 : Schatzi
33 Bab 33 : Mengurus perusahaan
34 Bab 34 : Kita tinggal bersama
35 Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36 Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37 Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38 Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39 Bab 39. Sah
40 Bab 40. Ke Surabaya
41 Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42 Bab 42. Penyatuan indah
43 Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44 Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45 Bab 45 : Segeralah hamil
46 Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47 Bab 47 : Cukup mama saja
48 Bab 48 : Bertahanlah
49 Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50 Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51 Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52 Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53 Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54 Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55 Bab 55 : Mungkin terlambat
56 Bab 56 : Wanita hebat
57 Bab 57 : Aku akan belajar
58 Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59 Bab 59 : Membalaskan dendam
60 Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61 Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62 Bab 62 : Tetap bersamaku
63 Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64 Bab 64 : Honey Bunny
65 Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66 Bab 66 : Bencana Nasional
67 Bab 67 : Visual
68 Bab 68 : Mengundurkan diri
69 Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70 Bab 70 : Kekacauan yang sama
71 Bab 71 : Tamparan
72 Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73 Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74 Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75 Bab 75 : Kamu boleh pergi
76 Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77 Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78 Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79 Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80 Bab 80 : Siasat Ditya
81 Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82 Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83 Bab 83 : Kepercayaan
84 Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85 Bab 85 : Like me
86 Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87 Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88 Bab 88 : Restu
89 Bab 89 : Hanya Daddy
90 Bab 90 : Belum kembali
91 Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92 Bab 92 : Ini memalukan!
93 Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94 Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95 Bab 95 : Amarah Ditya
96 Bab 96 : Harus hamil!
97 Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98 Bab 98 : Telat seminggu
99 Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100 Bab 100 : Ayo kita menghilang
101 Bab 101 : Ikut aku pulang
102 Bab 102 : Dua gadis cantik
103 Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104 Bab 104 : Daddy sakit
105 Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106 Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107 Bab 107 : Papa
108 Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109 Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110 Bab 110 : Meminta restu kembali
111 Bab 111 : Membingungkan
112 Bab 112 : Sikap Halim
113 Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114 Bab 114 : Menjodohkan Angella
115 Bab 115 : Sikap dingin Halim
116 Bab 116 : Impian Frolline
117 Bab 117 : Mengundurkan diri
118 Bab 118 : Lamborghini Aventador
119 Bab 119 : Finally
120 Bab 120. Musim semi di Netherlands
121 Bab 121. Bersiap ke Belgia
122 Bab 122 : Brussels
123 Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124 124 : Berlin
125 Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126 Bab 126 : Paula
127 Bab 127 : Jaga kandunganmu
128 Bab 128 : London
129 Bab 129 : Kw super premium
130 Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131 Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132 Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133 Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134 Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135 Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136 Bab 136 : The end
137 Extra part 1
138 Extra part 2
139 Extra part 3
140 Extra part 4
141 Extra part 5
142 Extra part 6
143 Extra part 7
144 Extra part 8
145 Extra part 9
146 The End
147 Pengumuman
148 My Beloved Bodyguard
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Beautiful In White
2
Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3
Bab 3. Harusnya Aku
4
Bab 4. Terpaksa menikah
5
Bab 5. Tunggu Aku
6
Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7
Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8
Bab 8. Panggil dia Om
9
Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10
Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11
Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12
Bab 12 : Amarah Ditya
13
Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14
Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15
Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16
Bab 16 : Memotong jalan
17
Bab 17 :Akhir Pekan
18
Bab 18 : Calon kakak ipar
19
Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20
Bab 20 : Aku tidak mau
21
Bab 21 : Kecelakaan
22
Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23
Bab 23 : Rugi Besar
24
Bab 24 : Cukup hargai aku
25
Bab 25 : Menikahlah denganku
26
Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27
Bab 27 : Ya
28
Bab 28 : Berita duka
29
Bab 29 : Aku turut berduka, First
30
Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31
Bab 31 : Mengugat cerai
32
Bab 32 : Schatzi
33
Bab 33 : Mengurus perusahaan
34
Bab 34 : Kita tinggal bersama
35
Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36
Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37
Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38
Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39
Bab 39. Sah
40
Bab 40. Ke Surabaya
41
Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42
Bab 42. Penyatuan indah
43
Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44
Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45
Bab 45 : Segeralah hamil
46
Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47
Bab 47 : Cukup mama saja
48
Bab 48 : Bertahanlah
49
Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50
Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51
Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52
Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53
Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54
Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55
Bab 55 : Mungkin terlambat
56
Bab 56 : Wanita hebat
57
Bab 57 : Aku akan belajar
58
Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59
Bab 59 : Membalaskan dendam
60
Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61
Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62
Bab 62 : Tetap bersamaku
63
Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64
Bab 64 : Honey Bunny
65
Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66
Bab 66 : Bencana Nasional
67
Bab 67 : Visual
68
Bab 68 : Mengundurkan diri
69
Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70
Bab 70 : Kekacauan yang sama
71
Bab 71 : Tamparan
72
Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73
Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74
Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75
Bab 75 : Kamu boleh pergi
76
Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77
Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78
Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79
Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80
Bab 80 : Siasat Ditya
81
Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82
Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83
Bab 83 : Kepercayaan
84
Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85
Bab 85 : Like me
86
Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87
Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88
Bab 88 : Restu
89
Bab 89 : Hanya Daddy
90
Bab 90 : Belum kembali
91
Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92
Bab 92 : Ini memalukan!
93
Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94
Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95
Bab 95 : Amarah Ditya
96
Bab 96 : Harus hamil!
97
Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98
Bab 98 : Telat seminggu
99
Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100
Bab 100 : Ayo kita menghilang
101
Bab 101 : Ikut aku pulang
102
Bab 102 : Dua gadis cantik
103
Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104
Bab 104 : Daddy sakit
105
Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106
Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107
Bab 107 : Papa
108
Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109
Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110
Bab 110 : Meminta restu kembali
111
Bab 111 : Membingungkan
112
Bab 112 : Sikap Halim
113
Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114
Bab 114 : Menjodohkan Angella
115
Bab 115 : Sikap dingin Halim
116
Bab 116 : Impian Frolline
117
Bab 117 : Mengundurkan diri
118
Bab 118 : Lamborghini Aventador
119
Bab 119 : Finally
120
Bab 120. Musim semi di Netherlands
121
Bab 121. Bersiap ke Belgia
122
Bab 122 : Brussels
123
Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124
124 : Berlin
125
Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126
Bab 126 : Paula
127
Bab 127 : Jaga kandunganmu
128
Bab 128 : London
129
Bab 129 : Kw super premium
130
Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131
Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132
Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133
Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134
Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135
Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136
Bab 136 : The end
137
Extra part 1
138
Extra part 2
139
Extra part 3
140
Extra part 4
141
Extra part 5
142
Extra part 6
143
Extra part 7
144
Extra part 8
145
Extra part 9
146
The End
147
Pengumuman
148
My Beloved Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!