Bab 5. Tunggu Aku

“Kita pulang sekarang,” ajak Ditya.

Lelaki itu memilih tidak melanjutkan pembicaraannya. Frolline masih terlalu muda, lebih banyak menggunakan perasaan dibanding logikanya. Lebih mengedepankan cinta dibanding menerima kenyataan yang ada di depan mata.

“Aku tidak mau pulang. Malam ini, malam pernikahan kekasihku dan Kak Angell,” bisiknya pelan. Menatap gelas anggur milik Ditya yang masih terisi setengah. Rasanya sudah ingin ia menyambar dan meneguknya habis, supaya bisa tidur lelap dan melupakan kesedihannya.

Ditya mengikuti arah pandangan Frolline, tanpa membuang waktu, lelaki itu meneguk habis sisa anggur di dalam gelas. Beberapa jam bersama gadis itu, ia sudah bisa membaca jalan pikirannya.

Glek! Dalam sekali tegukan gelas itu kosong dan berpindah ke dalam perut. Ditya besar di luar negri, sudah terbiasa dengan berbagai jenis anggur. Apalagi lingkungan pekerjaan dan pertemanannya sangat dekat dengan berbagai jenis minuman ini. Beberapa gelas tidak akan membuatnya lupa daratan.

“Ayo! Aku akan mengantarmu pulang ke rumah,” ajak Ditya kembali.

Tangan kekarnya baru saja meraih lengan Frolline, tiba-tiba Matt masuk membawa kantong belanjaan berisi pakaian ganti.

Mata Frolline membulat, saat melihat merek yang tercetak di kantong belanjaan. Setiap ke mall, ia hanya bisa melewati outlet- nya saja, tidak berani masuk ke dalam. Cukup sadar diri, limit kartu kredit yang disediakan papanya tidak akan cukup untuk membeli produk ternama itu.

“Bos, ini!” sodor Matt.

“Semoga Nona Frolline suka dengan pilihanku,” ucapnya lagi.

Mendengar namanya disebut, Frolline menengok ke arah Matt. “Apapun aku tidak suka, aku hanya suka dengan pilihan First,” sahutnya membuat kesal Ditya.

“Ayolah, Fro ... jangan seperti anak kecil. Ganti pakaianmu sekarang. Aku akan mengantarmu pulang,” pinta Ditya, meraih tangan Frolline dan membawa gadis itu menuju ke toilet restoran.

“Aku tidak mau. Gaun yang aku kenakan ini pilihan First,” tolaknya. Ditya menghentikan langkahnya, memandang gaun indah yang sekarang melekat di tubuh Frolline.

“Sudah, dia kakak iparmu sekarang, Fro. Kamu boleh menyebut namanya lagi setelah dia menceraikan kakakmu.”

Frolline menatap tajam, ada ketidaksukaan tersirat dalam pandangannya itu.

“Ayo ganti pakaianmu. Untuk berjalan saja susah, gaunmu itu sudah menyapu lantai.” bujuk Ditya kembali.

Frolline bergeming.

“Ganti pakaianmu. Atau aku yang akan membantumu menggantinya,” ancam Ditya, mendorong masuk Frolline ke dalam toilet sembari menyerahkan shopping bag berisi baju ganti.

“Fro, aku menunggumu di meja.”

Matt masih berdiri kaku di sisi meja saat Ditya menghampirinya.

“Semua data Nona Frolline sudah aku kirim ke ponselmu, Bos!” Matt memberitahu.

Ditya langsung tersenyum, menepuk pundak asistennya sebelum duduk kembali di kursinya.

“Kamu semakin jenius dan cekatan!” puji Ditya, segera mengecek ponselnya.

“She looks like ....” Matt tidak melanjutkan kata-katanya.

“Kailla," potong Ditya, masih serius membaca semua data-data tentang Frolline. Ia tidak mau kecolongan lagi, meskipun yakin gadis yang bersamanya ini sudah pasti single, belum bersuami.

“Bos, serius?” tanya Matt memberanikan diri.

“Come on, Man. Umurku sudah tidak muda lagi. I’m 35 years old. Kalau tidak serius aku tidak mungkin mengajaknya sampai kesini hanya untuk mengenal kepribadiannya,” jelas Ditya serius.

“Beri pengawalan padanya. Aku ingin tahu semua hal tentang Fro, kesehariannya, pergaulannya, keluarganya, bisnis orang tuanya. Semuanya ... termasuk kakak dan mantan kekasihnya, Firstan, keponakanku,” perintah Ditya.

“Jangan sampai Daddy tahu. Aku harus memastikan dulu, kalau Fro adalah gadis yang tepat untuk menjadi menantu Halim,” lanjut Ditya.

“Menurutku dia terlalu muda, Bos. Baru 22 tahun.” Matt mengemukakan pendapatnya.

Ditya langsung menggebrak meja, menimbulkan suara berdeting karena getaran piring dan gelas. Matt menciut, menutup mulutnya saat itu juga.

“Aku yang akan menikah, aku yang menjalaninya. Bukankah semakin muda semakin baik," seru Ditya.

Ditya baru akan membuka suara kembali, tetapi dari arah dalam terlihat Frolline yang berjalan menuju ke arahnya. Gadis itu sedikit tersenyum, tidak seperti sebelumnya hanya menangis dan menangis.

Pilihan Matt pada gaun putih kombinasi brokat keluaran merk ternama membuat kesedihan Frolline menghilang seketika.

Ditya langsung berdiri, mengambil alih shopping bag yang diletakan Frolline di atas meja dan menyerahkan pada Matt.

“Matt, minta dua bodyguard itu pulang. Katakan aku sudah akan pulang ke rumah. Aku lelah melihat mereka berdiri di sekitarku,” perintahnya. Matt, sang asisten menurut bergegas keluar dan melaksankan perintah.

“Kita pulang sekarang. Kamu cantik dengan gaun ini,” puji Ditya, tersenyum.

***

Sepanjang perjalanan Frolline memilih diam. Niat hatinya malah tidak mau pulang ke rumah. Rasanya tidak siap menerima dan menghadapi kenyataan yang ada.

“Fro, alamatmu?” tanya Ditya, berpura-pura tidak tahu. Padahal ia sudah tahu dengan jelas di mana Frolline tinggal. Namun, untuk sementara ia tidak akan terlalu berlebihan, ia khawatir, gadis muda ini akan ketakutan padanya.

“Antarkan aku ke hotel, orang tuaku pasti kebingungan kalau tidak menemukanku,” ucap Frolline, akhirnya membuka suara. Mengalah dan menguatkan hatinya kembali.

“Kamu tidak menghubungi mereka?” tanya Ditya, heran.

“Biarkan saja. Supaya mereka tahu, aku sedang sakit hati sekarang,” ucap Frolline, kembali meneteskan air matanya.

Mobil hitam itu tiba di hotel saat pesta usai. Tidak kelihatan lagi keramaian tamu atau antrian mobil di sana.

“Terima kasih.”

Belum sempat Ditya turun untuk membantunya membuka pintu mobil, Frolline sudah meloncat turun, melambaikan tangan langsung berlari masuk ke dalam menemui keluarganya. Dia sempat mengecek puluhan panggilan tidak terjawab dari mamanya dan First. Bisa dipastikan dia akan kena semprotan lagi seperti biasanya.

Masih dengan mengusap air mata yang menggenang, Frolline masuk ke dalam lift. Dia sudah terlewat satu jam dari waktu selesainya pesta. Ketika kakinya melangkah ke dalam ballroom tempat dilangsungkannya acara pernikahan, suasana sudah sepi. Terlihat beberapa kru hotel sedang merapikan tempat acara.

Mata Frolline menangkap kedua orang tuanya duduk di sudut ruangan dengan wajah risau. Angella yang masih mengenakan gaun pengantin terlihat duduk di samping papanya. Masih di meja yang sama terlihat kedua orang tua Firstan juga dengan raut wajah yang sama. Tidak tampak Firstan disana. Kekasihnya entah pergi kemana.

Baru saja dia akan melangkah masuk, seseorang menarik tangannya dari luar ruangan.

“Ah!" pekiknya, tetapi orang itu membungkam mulutnya supaya berhenti menjerit.

“Sweet, ini aku Heart,” bisik Firstan, membawa Fro mengikutinya. Keduanya turun ke lobi. Seharian ini disibukan dengan prosesi pernikahan, tidak ada kesempatan untuk mereka bicara berdua. Sejak dua minggu yang lalu, mereka tidak diizinkan bertemu. Komunikasi hanya melalui video call dan telepon saja.

“Maafkan aku,” bisik First, langsung mendekap erat Frolline. Gadis itu terguncang, kembali menangis hebat. Pelukan pertama setelah dua minggu tidak bertemu, setelah peristiwa menguras emosi dan air mata.

“Kamu ke mana saja? Jangan menangis Fro. Aku sudah disini bersamamu,” ucapnya berusaha menenangkan, menghapus air mata yang terus mengalir.

Frolline masih mengingat jelas awal mula kejadian yang memilukan hatinya. Meskipun sudah berusaha menerima dengan ikhlas, rasa sakit itu tetap ada. Seminggu sebelum pernikahan, kakaknya Angella tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri.

Frolline dan mamanya yang sedang mengecek souvenir pernikahan, langsung berlari panik. Tetapi peristiwa itu ternyata mengubah jalan hidupnya. Kakaknya dinyatakan positif hamil. Dan yang lebih menyakitkan adalah ketika sang kakak menunjuk calon suaminya sebagai ayah dari anak yang ada di dalam kandungan.

Rasanya tidak mau menerima, tetapi Firstan mengakuinya. Calon suaminya dan sang kakak melakukannya tanpa sengaja. Mereka sudah berusaha menutupi dan menganggap tidak terjadi apa-apa, tapi tetap saja akhirnya semua terbongkar. Yang membuat semakin menyakitkan, semuanya terbuka seminggu sebelum pernikahannya. Undangan sudah disebar, foto pernikahan pun sudah jadi.

Namun, ia bisa apa, di saat kedua orang tuanya memohon padanya supaya merelakan Firstan untuk kakaknya. Ada bayi yang membutuhkan ayah dan ibunya.

"Tunggu aku, setelah Angell melahirkan kami akan bercerai. Angell juga sudah setuju, dia akan melanjutkan pendidikannya dan mencapai impiannya,” jelas Firstan, mengecup kening Frolline dengan penuh perasaan.

“Ingat, Fro ... jangan sampai Mama dan Papa tahu masalah ini. Aku juga berusaha menyembunyikannya dari Mami dan Papiku. Angell juga melakukan hal yang sama. Kamu tetap milikku, jaga hati ini untukku,” bisik Firstan.

“Ayo, masuk ke dalam,” ajak Firstan, mengenggam jemari tangan Frolline.

Keduanya sudah masuk ke dalam lift, saat seseorang keluar dari persembunyian. Ia baru saja menguping pembicaraan sepasang kekasih gelap yang sedang bermain api di belakang keluarga mereka.

***

Terima kasih.

T b c

Love You All

Terpopuler

Comments

Aisyah Septiyasa

Aisyah Septiyasa

Jangan mau, masa ia udah ngamilin kakanya ga mau tanggung jawab sebagai calon ayah

2023-01-18

2

ria aja

ria aja

enak sja.mau aj kau flow.cinta ga hrus bgt juga

2023-01-05

0

Nur Lizza

Nur Lizza

gk sengaja tp hamil

2022-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Beautiful In White
2 Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3 Bab 3. Harusnya Aku
4 Bab 4. Terpaksa menikah
5 Bab 5. Tunggu Aku
6 Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7 Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8 Bab 8. Panggil dia Om
9 Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10 Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11 Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12 Bab 12 : Amarah Ditya
13 Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14 Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15 Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16 Bab 16 : Memotong jalan
17 Bab 17 :Akhir Pekan
18 Bab 18 : Calon kakak ipar
19 Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20 Bab 20 : Aku tidak mau
21 Bab 21 : Kecelakaan
22 Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23 Bab 23 : Rugi Besar
24 Bab 24 : Cukup hargai aku
25 Bab 25 : Menikahlah denganku
26 Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27 Bab 27 : Ya
28 Bab 28 : Berita duka
29 Bab 29 : Aku turut berduka, First
30 Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31 Bab 31 : Mengugat cerai
32 Bab 32 : Schatzi
33 Bab 33 : Mengurus perusahaan
34 Bab 34 : Kita tinggal bersama
35 Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36 Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37 Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38 Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39 Bab 39. Sah
40 Bab 40. Ke Surabaya
41 Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42 Bab 42. Penyatuan indah
43 Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44 Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45 Bab 45 : Segeralah hamil
46 Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47 Bab 47 : Cukup mama saja
48 Bab 48 : Bertahanlah
49 Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50 Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51 Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52 Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53 Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54 Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55 Bab 55 : Mungkin terlambat
56 Bab 56 : Wanita hebat
57 Bab 57 : Aku akan belajar
58 Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59 Bab 59 : Membalaskan dendam
60 Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61 Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62 Bab 62 : Tetap bersamaku
63 Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64 Bab 64 : Honey Bunny
65 Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66 Bab 66 : Bencana Nasional
67 Bab 67 : Visual
68 Bab 68 : Mengundurkan diri
69 Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70 Bab 70 : Kekacauan yang sama
71 Bab 71 : Tamparan
72 Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73 Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74 Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75 Bab 75 : Kamu boleh pergi
76 Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77 Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78 Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79 Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80 Bab 80 : Siasat Ditya
81 Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82 Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83 Bab 83 : Kepercayaan
84 Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85 Bab 85 : Like me
86 Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87 Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88 Bab 88 : Restu
89 Bab 89 : Hanya Daddy
90 Bab 90 : Belum kembali
91 Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92 Bab 92 : Ini memalukan!
93 Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94 Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95 Bab 95 : Amarah Ditya
96 Bab 96 : Harus hamil!
97 Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98 Bab 98 : Telat seminggu
99 Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100 Bab 100 : Ayo kita menghilang
101 Bab 101 : Ikut aku pulang
102 Bab 102 : Dua gadis cantik
103 Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104 Bab 104 : Daddy sakit
105 Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106 Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107 Bab 107 : Papa
108 Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109 Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110 Bab 110 : Meminta restu kembali
111 Bab 111 : Membingungkan
112 Bab 112 : Sikap Halim
113 Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114 Bab 114 : Menjodohkan Angella
115 Bab 115 : Sikap dingin Halim
116 Bab 116 : Impian Frolline
117 Bab 117 : Mengundurkan diri
118 Bab 118 : Lamborghini Aventador
119 Bab 119 : Finally
120 Bab 120. Musim semi di Netherlands
121 Bab 121. Bersiap ke Belgia
122 Bab 122 : Brussels
123 Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124 124 : Berlin
125 Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126 Bab 126 : Paula
127 Bab 127 : Jaga kandunganmu
128 Bab 128 : London
129 Bab 129 : Kw super premium
130 Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131 Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132 Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133 Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134 Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135 Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136 Bab 136 : The end
137 Extra part 1
138 Extra part 2
139 Extra part 3
140 Extra part 4
141 Extra part 5
142 Extra part 6
143 Extra part 7
144 Extra part 8
145 Extra part 9
146 The End
147 Pengumuman
148 My Beloved Bodyguard
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Beautiful In White
2
Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3
Bab 3. Harusnya Aku
4
Bab 4. Terpaksa menikah
5
Bab 5. Tunggu Aku
6
Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7
Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8
Bab 8. Panggil dia Om
9
Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10
Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11
Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12
Bab 12 : Amarah Ditya
13
Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14
Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15
Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16
Bab 16 : Memotong jalan
17
Bab 17 :Akhir Pekan
18
Bab 18 : Calon kakak ipar
19
Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20
Bab 20 : Aku tidak mau
21
Bab 21 : Kecelakaan
22
Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23
Bab 23 : Rugi Besar
24
Bab 24 : Cukup hargai aku
25
Bab 25 : Menikahlah denganku
26
Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27
Bab 27 : Ya
28
Bab 28 : Berita duka
29
Bab 29 : Aku turut berduka, First
30
Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31
Bab 31 : Mengugat cerai
32
Bab 32 : Schatzi
33
Bab 33 : Mengurus perusahaan
34
Bab 34 : Kita tinggal bersama
35
Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36
Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37
Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38
Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39
Bab 39. Sah
40
Bab 40. Ke Surabaya
41
Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42
Bab 42. Penyatuan indah
43
Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44
Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45
Bab 45 : Segeralah hamil
46
Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47
Bab 47 : Cukup mama saja
48
Bab 48 : Bertahanlah
49
Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50
Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51
Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52
Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53
Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54
Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55
Bab 55 : Mungkin terlambat
56
Bab 56 : Wanita hebat
57
Bab 57 : Aku akan belajar
58
Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59
Bab 59 : Membalaskan dendam
60
Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61
Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62
Bab 62 : Tetap bersamaku
63
Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64
Bab 64 : Honey Bunny
65
Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66
Bab 66 : Bencana Nasional
67
Bab 67 : Visual
68
Bab 68 : Mengundurkan diri
69
Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70
Bab 70 : Kekacauan yang sama
71
Bab 71 : Tamparan
72
Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73
Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74
Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75
Bab 75 : Kamu boleh pergi
76
Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77
Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78
Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79
Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80
Bab 80 : Siasat Ditya
81
Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82
Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83
Bab 83 : Kepercayaan
84
Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85
Bab 85 : Like me
86
Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87
Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88
Bab 88 : Restu
89
Bab 89 : Hanya Daddy
90
Bab 90 : Belum kembali
91
Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92
Bab 92 : Ini memalukan!
93
Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94
Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95
Bab 95 : Amarah Ditya
96
Bab 96 : Harus hamil!
97
Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98
Bab 98 : Telat seminggu
99
Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100
Bab 100 : Ayo kita menghilang
101
Bab 101 : Ikut aku pulang
102
Bab 102 : Dua gadis cantik
103
Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104
Bab 104 : Daddy sakit
105
Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106
Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107
Bab 107 : Papa
108
Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109
Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110
Bab 110 : Meminta restu kembali
111
Bab 111 : Membingungkan
112
Bab 112 : Sikap Halim
113
Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114
Bab 114 : Menjodohkan Angella
115
Bab 115 : Sikap dingin Halim
116
Bab 116 : Impian Frolline
117
Bab 117 : Mengundurkan diri
118
Bab 118 : Lamborghini Aventador
119
Bab 119 : Finally
120
Bab 120. Musim semi di Netherlands
121
Bab 121. Bersiap ke Belgia
122
Bab 122 : Brussels
123
Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124
124 : Berlin
125
Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126
Bab 126 : Paula
127
Bab 127 : Jaga kandunganmu
128
Bab 128 : London
129
Bab 129 : Kw super premium
130
Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131
Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132
Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133
Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134
Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135
Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136
Bab 136 : The end
137
Extra part 1
138
Extra part 2
139
Extra part 3
140
Extra part 4
141
Extra part 5
142
Extra part 6
143
Extra part 7
144
Extra part 8
145
Extra part 9
146
The End
147
Pengumuman
148
My Beloved Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!