Bab 8. Panggil dia Om

Dua mobil sedan hitam metalic dengan logo bintang tiga berjalan beriringan memecah jalanan ibu kota. Kedua mobil itu mengarah ke selatan Jakarta, tepatnya ke salah satu komplek perumahan mewah yang ada di sana.

Ditya sengaja memakai sopir pribadi serta membawa asisten dan dua bodyguard ketika berkunjung ke rumah kakaknya. Ia tidak mau ketahuan sang daddy berkeliaran tanpa pengawalan dan akhirnya akan berimbas pada sang kakak.

Bukannya Ditya tidak tahu, walaupun sudah mencoret Marisa dari daftar ahli waris, tetapi daddy-nya itu tetap meminta orang mengawasi keluarga kakaknya.

Iringan mobil itu berhenti tepat di sebuah rumah mewah bernuasa putih dengan pilar-pilar yang tinggi menjulang. Halamannya juga luas, lengkap dengan kolam renang di sisi kiri rumah.

Mewah dan nyaman, itulah kesan yang bisa ditangkap dari bangunan megah bergaya Eropa klasik. Walaupun rumah Marisa tidak bisa disandingkan dengan istana Halim yang berdiri di atas lahan yang luas lengkap dengan lapangan golf, danau buatan, kolam renang outdoor dan indoor. Belum lagi bangunan yang luasnya ribuan meter persegi itu dilengkapi dengan lift dan helipad.

Namun, rumah mewah Halim hanya dihuni oleh Daddy dan Mommy saja. Ditya memilih tinggal di apartemennya yang tidak kalah mewah dilengkapi dengan private pool dan private lift. Sedangkan Marisa, sejak menikah terusir dari istana Halim. Sampai detik ini tidak pernah menginjakan kakinya kembali ke sana.

Mobil yang ditumpangi Ditya berhenti di halaman rumah mewah kakaknya. Diantara mobil-mobil yang terparkir di sana, matanya tertuju pada sebuah mobil yang masih diikat pita biru.

“Ditya!” pekik Marisa, menyambut kedatangan adiknya.

“Kapan datangnya, Kak?” tanya Ditya menunjuk pada mobil sedan hitam berpita biru.

“Anak nakal! Aku sudah mengatakannya berulang kali jangan mengirim hadiah,” keluh Marisa, menepuk pundak adiknya.

“Itu untuk Kakak ipar, bukan untukmu, Kak,” ucap Ditya, melenggang masuk ke dalam rumah.

Matt dan para bodyguard sudah cukup paham, mereka menunggu di mobil sampai mendapat instruksi. Ditya tidak suka pergerakannya diikuti.

Saat masuk ke ruang tamu, pandangannya terpaku pada sosok manis yang sedang mengernyit, bercanda dengan mamanya. Dunia berhenti seketika, hampir sebulan mereka tidak bertemu. Frolline jauh lebih baik dari pertemuan mereka yang terakhir.

“Dia terlihat berubah. Tidak menangis lagi,” batin Ditya.

Dengan langkah pasti, Ditya menghampiri Frolline yang sedang berbincang dengan para orang tua. Gadis itu sedang menjadi bulan-bulanan, karena tertinggal ia seorang yang masih sendiri. Firstan dan Angella sudah menikah.

“Ah, Mami. Aku tidak mau bekerja, cukup mencari suami kaya dan aku bisa membeli apa saja,” celoteh Frolline saat diminta masuk ke perusahaan papanya.

Marisa tertawa. “Ah, putriku sudah pintar sekarang,” sahutnya menepuk pucuk kepala Frolline.

“Itu karena kamu memanjakannya setiap waktu, Risa. Dia jadi pemalas sekarang,” keluh Nyonya Gunawan, Mama Frolline.

“Karena tertinggal dia. Kita harus benar-benar menjaganya, supaya tidak jatuh ke tangan yang salah,” lanjut Papi Firstan.

“Papi, aku merasa menjadi putri satu-satunya,” ucap Frolline.

“Aku belum mau menikah sekarang. Aku mau berjalan-jalan keliling dunia,” lanjut Frolline, kembali tertawa.

Ditya berdiri mematung. Sejak tadi, ia hanya diam memerhatikan. Sesekali tersenyum saat Frolline mengucapkan sesuatu, sampai sang kakak menyadarkannya.

“Ditya, mari bergabung di sini. Putriku sedang stand up comedy,” ucap Marisa, menarik adiknya untuk duduk di sisinya.

Ditya menurut, menyapa satu-persatu yang duduk lebih dulu di sana, termasuk Papa dan Mama Frolline.

“Ditya!” panggil Frolline saat menyadari lelaki yang pernah dikenalnya sebulan yang lalu ikut duduk hadapannya.

“Ke mana saja? Kenapa baru muncul sekarang?” tanya Frolline terlihat biasa.

“Aku sedang banyak pekerjaan.” Ditya menjawab singkat, sesekali melempar senyuman.

“Kamu harus memanggilnya Om, Fro!” ucap Marisa, protes dengan cara Frolline memanggil adiknya.

“Dia adikku satu-satunya,” jelas Marisa lagi.

Frolline memerhatikan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Lama menatap sampai Ditya salah tingkah sendiri.

“Ah, dia terlalu muda, Mami. Aku tidak mau memanggilnya Om!” tolak Frolline akhirnya.

“Panggil aku Ditya,” ucap Ditya, ikut menyetujui permintaan Frolline. Terdengar aneh harus dipanggil Om oleh gadis yang disukainya.

Dari arah dapur muncul Angella dan Firstan ikut bergabung. Kembali Marisa mengingatkan putra dan menantunya untuk menyapa adiknya.

“Om!” sapa Angella dan Firstan bersamaan.

Kalau Angella bersikap ramah, berbeda dengan Firstan yang bersikap tidak bersahabat. Ia masih mengingat jelas pertengkaran mereka sebulan yang lalu. Kalau bukan karena maminya, ia akan berpikir ulang untuk mengakui Ditya sebagai Om-nya.

“Terima kasih hadiahnya, Om,” ucap Angella yang mengingat kalau Ditya telah memberinya dan Firstan hadiah pernikahan sebuah rumah mewah di perumahan yang sama dengan mertuanya.

Ditya tersenyum dan mengangguk.

***

Acara makan malam itu berjalan hangat, dengan Frolline sebagai bintang utama. Karena dari awal sampai akhir, hanya ia saja yang berceloteh tanpa henti.

Sedangkan Ditya, pria itu paling diam sendiri. Tidak berbicara ataupun terlibat dalam percakapan. Hanya menyimak, sesekali menjawab saat ditanya.

Namun tanpa ada yang menyadari, sejak awal perhatiannya hanya tertuju di satu titik, yaitu Frolline. Meskipun tidak ada percakapan sama sekali dengan gadis yang mencuri perhatiannya.

Selesai makan malam, Ditya terlihat menghampiri Papa Frolline yang sedang duduk menyendiri di ruang tamu.

“Malam, Om,” sapanya, berusaha membuka pembicaraan, ikut duduk di sebelah Gunawan.

“Oh, silakan. Tidak bergabung dengan yang lain?” tanya Gunawan. Tatapannya tertuju pada pemilik rumah, istri, putri dan menantunya yang sedang berbincang di ruang keluarga.

“Tidak, aku tidak terlalu suka keramaian,” sahut Ditya singkat, sesekali melirik ke arah Frolline yang sedang menebar canda tawa di ruang sebelah.

“Emm ... bagaimana dengan bisnis property akhir-akhir ini, Om?” tanya Ditya tiba-tiba.

Sejak tadi ia memutar otak untuk membuka pembicaraan dengan Papa Frolline. Selain untuk mengisi kejenuhan, ia juga merasa perlu mengenal lebih dekat keluarga dari gadis yang disukainya.

Beruntung, Matt sudah mengumpulkan data-data tentang keluarga Frolline, jadi ia tidak bingung ketika dihadapkan dengan situasi canggung seperti ini.

“Bisnis property sedang lesu. Jauh dibandingkan tahun lalu,” jelas Gunawan.

“Kamu sendiri bekerja di bidang apa?” tanya Gunawan.

“Aku bekerja di perusahaan farmasi, suplemen, nutrisi, dll,” sahut Ditya, tidak terlalu menjelaskan statusnya. Kemungkinan kakaknya, Marisa juga tidak akan menggunakan nama besar Halim Hadinata, mengingat Marisa sudah terusir sejak menikah dengan kakak iparnya.

Keduanya terlibat perbincangan serius, sampai Marisa memanggilnya untuk berbicara berdua.

***

“Ditya, bagaimana kabar Mommy?” tanya Marisa. Setelah sekian lama memendam kerinduan, akhirnya pertanyaan ini muncul juga di bibirnya.

“Mommy baik. Kenapa tidak pulang ke rumah, mencoba berdamai dengan Daddy dan Mommy?” tanya Ditya. Mereka sedang berdiri di samping kolam renang. Tempat yang lebih privacy untuk membahas masalah keluarga mereka.

“Kalau Daddy, aku masih sering melihatnya di televisi, tetapi Mommy, tidak pernah muncul sama sekali,” ucap Marisa berkaca-kaca.

“Pulanglah ke rumah, Kak. Mereka juga pasti merindukanmu. Kasihan putramu, dia juga berhak menikmati kekayaan Halim Hadinata,” ucap Ditya.

“Aku juga sudah hampir dua bulan tidak pulang ke Surabaya,” cerita Ditya.

“Bagaimana denganmu? Kamu tidak ada rencana menikah?” tanya Marisa tiba-tiba, mengalihkan topik pembicaraan.

***

T b c

Love You all

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

lnjut

2022-11-07

1

Hana Sumiyawati

Hana Sumiyawati

makin kubaca makin timbul penasaran nih. semangat thor

2022-02-14

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

nah Ditya minta jodohin tu ma kk mu,kk mu kn dkt dg fro..

2021-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Beautiful In White
2 Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3 Bab 3. Harusnya Aku
4 Bab 4. Terpaksa menikah
5 Bab 5. Tunggu Aku
6 Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7 Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8 Bab 8. Panggil dia Om
9 Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10 Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11 Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12 Bab 12 : Amarah Ditya
13 Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14 Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15 Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16 Bab 16 : Memotong jalan
17 Bab 17 :Akhir Pekan
18 Bab 18 : Calon kakak ipar
19 Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20 Bab 20 : Aku tidak mau
21 Bab 21 : Kecelakaan
22 Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23 Bab 23 : Rugi Besar
24 Bab 24 : Cukup hargai aku
25 Bab 25 : Menikahlah denganku
26 Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27 Bab 27 : Ya
28 Bab 28 : Berita duka
29 Bab 29 : Aku turut berduka, First
30 Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31 Bab 31 : Mengugat cerai
32 Bab 32 : Schatzi
33 Bab 33 : Mengurus perusahaan
34 Bab 34 : Kita tinggal bersama
35 Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36 Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37 Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38 Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39 Bab 39. Sah
40 Bab 40. Ke Surabaya
41 Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42 Bab 42. Penyatuan indah
43 Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44 Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45 Bab 45 : Segeralah hamil
46 Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47 Bab 47 : Cukup mama saja
48 Bab 48 : Bertahanlah
49 Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50 Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51 Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52 Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53 Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54 Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55 Bab 55 : Mungkin terlambat
56 Bab 56 : Wanita hebat
57 Bab 57 : Aku akan belajar
58 Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59 Bab 59 : Membalaskan dendam
60 Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61 Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62 Bab 62 : Tetap bersamaku
63 Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64 Bab 64 : Honey Bunny
65 Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66 Bab 66 : Bencana Nasional
67 Bab 67 : Visual
68 Bab 68 : Mengundurkan diri
69 Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70 Bab 70 : Kekacauan yang sama
71 Bab 71 : Tamparan
72 Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73 Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74 Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75 Bab 75 : Kamu boleh pergi
76 Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77 Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78 Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79 Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80 Bab 80 : Siasat Ditya
81 Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82 Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83 Bab 83 : Kepercayaan
84 Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85 Bab 85 : Like me
86 Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87 Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88 Bab 88 : Restu
89 Bab 89 : Hanya Daddy
90 Bab 90 : Belum kembali
91 Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92 Bab 92 : Ini memalukan!
93 Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94 Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95 Bab 95 : Amarah Ditya
96 Bab 96 : Harus hamil!
97 Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98 Bab 98 : Telat seminggu
99 Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100 Bab 100 : Ayo kita menghilang
101 Bab 101 : Ikut aku pulang
102 Bab 102 : Dua gadis cantik
103 Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104 Bab 104 : Daddy sakit
105 Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106 Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107 Bab 107 : Papa
108 Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109 Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110 Bab 110 : Meminta restu kembali
111 Bab 111 : Membingungkan
112 Bab 112 : Sikap Halim
113 Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114 Bab 114 : Menjodohkan Angella
115 Bab 115 : Sikap dingin Halim
116 Bab 116 : Impian Frolline
117 Bab 117 : Mengundurkan diri
118 Bab 118 : Lamborghini Aventador
119 Bab 119 : Finally
120 Bab 120. Musim semi di Netherlands
121 Bab 121. Bersiap ke Belgia
122 Bab 122 : Brussels
123 Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124 124 : Berlin
125 Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126 Bab 126 : Paula
127 Bab 127 : Jaga kandunganmu
128 Bab 128 : London
129 Bab 129 : Kw super premium
130 Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131 Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132 Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133 Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134 Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135 Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136 Bab 136 : The end
137 Extra part 1
138 Extra part 2
139 Extra part 3
140 Extra part 4
141 Extra part 5
142 Extra part 6
143 Extra part 7
144 Extra part 8
145 Extra part 9
146 The End
147 Pengumuman
148 My Beloved Bodyguard
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Beautiful In White
2
Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3
Bab 3. Harusnya Aku
4
Bab 4. Terpaksa menikah
5
Bab 5. Tunggu Aku
6
Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7
Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8
Bab 8. Panggil dia Om
9
Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10
Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11
Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12
Bab 12 : Amarah Ditya
13
Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14
Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15
Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16
Bab 16 : Memotong jalan
17
Bab 17 :Akhir Pekan
18
Bab 18 : Calon kakak ipar
19
Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20
Bab 20 : Aku tidak mau
21
Bab 21 : Kecelakaan
22
Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23
Bab 23 : Rugi Besar
24
Bab 24 : Cukup hargai aku
25
Bab 25 : Menikahlah denganku
26
Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27
Bab 27 : Ya
28
Bab 28 : Berita duka
29
Bab 29 : Aku turut berduka, First
30
Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31
Bab 31 : Mengugat cerai
32
Bab 32 : Schatzi
33
Bab 33 : Mengurus perusahaan
34
Bab 34 : Kita tinggal bersama
35
Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36
Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37
Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38
Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39
Bab 39. Sah
40
Bab 40. Ke Surabaya
41
Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42
Bab 42. Penyatuan indah
43
Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44
Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45
Bab 45 : Segeralah hamil
46
Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47
Bab 47 : Cukup mama saja
48
Bab 48 : Bertahanlah
49
Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50
Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51
Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52
Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53
Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54
Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55
Bab 55 : Mungkin terlambat
56
Bab 56 : Wanita hebat
57
Bab 57 : Aku akan belajar
58
Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59
Bab 59 : Membalaskan dendam
60
Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61
Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62
Bab 62 : Tetap bersamaku
63
Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64
Bab 64 : Honey Bunny
65
Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66
Bab 66 : Bencana Nasional
67
Bab 67 : Visual
68
Bab 68 : Mengundurkan diri
69
Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70
Bab 70 : Kekacauan yang sama
71
Bab 71 : Tamparan
72
Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73
Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74
Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75
Bab 75 : Kamu boleh pergi
76
Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77
Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78
Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79
Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80
Bab 80 : Siasat Ditya
81
Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82
Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83
Bab 83 : Kepercayaan
84
Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85
Bab 85 : Like me
86
Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87
Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88
Bab 88 : Restu
89
Bab 89 : Hanya Daddy
90
Bab 90 : Belum kembali
91
Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92
Bab 92 : Ini memalukan!
93
Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94
Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95
Bab 95 : Amarah Ditya
96
Bab 96 : Harus hamil!
97
Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98
Bab 98 : Telat seminggu
99
Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100
Bab 100 : Ayo kita menghilang
101
Bab 101 : Ikut aku pulang
102
Bab 102 : Dua gadis cantik
103
Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104
Bab 104 : Daddy sakit
105
Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106
Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107
Bab 107 : Papa
108
Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109
Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110
Bab 110 : Meminta restu kembali
111
Bab 111 : Membingungkan
112
Bab 112 : Sikap Halim
113
Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114
Bab 114 : Menjodohkan Angella
115
Bab 115 : Sikap dingin Halim
116
Bab 116 : Impian Frolline
117
Bab 117 : Mengundurkan diri
118
Bab 118 : Lamborghini Aventador
119
Bab 119 : Finally
120
Bab 120. Musim semi di Netherlands
121
Bab 121. Bersiap ke Belgia
122
Bab 122 : Brussels
123
Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124
124 : Berlin
125
Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126
Bab 126 : Paula
127
Bab 127 : Jaga kandunganmu
128
Bab 128 : London
129
Bab 129 : Kw super premium
130
Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131
Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132
Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133
Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134
Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135
Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136
Bab 136 : The end
137
Extra part 1
138
Extra part 2
139
Extra part 3
140
Extra part 4
141
Extra part 5
142
Extra part 6
143
Extra part 7
144
Extra part 8
145
Extra part 9
146
The End
147
Pengumuman
148
My Beloved Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!