Bab 3. Harusnya Aku

Frolline masih saja berkutat dengan kesedihannya, tidak menanggapi ucapan lelaki tampan yang mengoceh sendiri di hadapannya. Sesekali menyeka air mata dengan punggung tangannya.

“Nona, dandananmu yang sempurna akan terlihat berantakan kalau kamu membersihkan air matamu dengan cara seperti itu,” Ditya berkomentar kembali, sembari menyodorkan sapu tangan sutera, yang tersulam inisial namanya.

Frolline menyambar saputangan putih itu dengan tidak berperasaan, menengok ke si pemiliknya pun tidak. Membersihkan cairan kental yang membuat hidungnya buntu karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Melihat bahasa tubuh dan gaya sikapnya, Ditya teringat seseorang.

Gadis si pemilik senyum manis yang menggetarkan hatinya. Namun, perasaannya hancur berkeping-keping, saat mengetahui gadis itu sudah ada pemiliknya. Sampai sekarang, ia belum bisa melupakannya. Melupakan senyuman sekaligus ketololannya. Bagaimana bisa jatuh cinta pada milik orang lain, tepatnya istri orang.

“Nona mau minum?” tawar Ditya lagi, saat melihat pelayan dengan seragam putih mondar-mandir membawa nampan berisi jus di sekitar mereka.

Ditya menghentikan salah satu pelayan dan meraih gelas berkaki berisi jus jeruk.

“Ini, Nona,” sodornya pada Frolline yang sedang membersihkan pinggiran pot semen persegi, bersiap duduk di sana.

“Panggil aku Fro saja,” pinta Fro, meraih gelas yang disodorkan padanya. Ditya tersenyum, apalagi saat melihat Frolline melepas sepatu hak tingginya. Memamerkan jemarinya yang memerah karena terlalu lama dikungkung sepatu putih keemasan yang berujung lancip.

“Yang menikah itu kakakmu?” tanya Ditya, mencoba membuka pembicaraan. Terlihat ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dekorasi taman malam ini terlihat mewah, dengan banyak lampu sorot dengan standing flower bernuansa rose gold memenuhi sepertiga taman.

Pertanyaan Ditya tidak mendapatkan jawaban, sebagai gantinya Frolline kembali menitikkan air matanya. Seperti tidak pernah habis saja air matanya. Sebentar-sebentar menetes keluar.

“First menyakitimu? Setelah acara ini berakhir, aku akan menghukumnya untukmu,” ucap Ditya tiba-tiba. Menggunakan cara lain untuk mendekati si gadis manis yang mengalihkan dunianya pada pandangan pertama.

Frolline mengangkat pandangan, untuk pertama kali ia menatap wajah tampan lawan bicaranya. Lelaki yang menarik, itu kesan pertamanya. Sedikit tua untuknya yang menyukai daun muda seperti di iklan teh pucuk. Mungkin lelaki ini seumur idolanya, abang Lee Min Ho yang tampan dan rupawan dari sisi mana pun melihatnya. Dari nol sampai sepuluh, Frolline akan memberinya angka delapan.

“I’m Ditya HALIM HADINATA,” ulang Ditya kembali, sengaja menegaskan kata Halim, supaya Frolline bisa menduga dengan siapa dia bicara saat ini.

Anak nakal yang berdiri di samping mama dan papamu itu, keponakanku. Firstan Samudra itu putra kakakku, Marisa Halim Hadinata,” jelas Ditya. Berharap, Frolline mau sedikit membuka diri padanya, setelah mengenal identitasnya.

Mendengar nama Firstan, Frolline kembali terguncang. Tangisnya semakin menjadi, bahkan bagian bawah matanya menghitam karena eyeliner yang luntur.

“Bagaimana kalau kita kabur dari sini?” tawar Ditya, setelah membaca situasi di pesta hanya akan membuat gadis itu semakin tertekan.

Kali ini Frolline tertegun, sesekali menatap lekat pada wajah tampan lelaki asing yang baru di kenalnya. Lelaki apa ini yang berani menawarinya kabur di perkenalan pertama. Itu yang ada di otak Frolline saat mendengarnya. Sedikit bergidik ngeri, jangan-jangan penampilan mahalnya ini buah dari menjajakan organ manusia.

“Well, kamu tentu khawatir aku akan menculikmu. Kita baru berkenalan bukan, bahkan belum ada setengah jam,” ucap Ditya.

Tanpa sengaja Frolline mengangguk. Ditya tersenyum kembali.

"Dia seperti kloningan Kailla Riadi Dirgantara."

Gadis cantik tepatnya wanita cantik istri tetangga rumahnya. Banyak hal gila dilakukannya setahun yang lalu, termasuk menjadi penguntit sampai membeli rumah di kawasan yang sama demi menjaga seorang Kailla. Ia benar-benar gila, kalau orang lain menjaga jodoh orang, ia menjaga istri orang.

“Ikut denganku. Aku akan menunjukkan padamu, kalau aku benar-benar orang yang bisa dipercaya,” lanjut Ditya, meminta Frolline mengikuti langkahnya.

Frolline menurut, saat ini ia tidak bisa melakukan apapun. Biar saja ia mengikuti apa yang ingin dilakukan si orang asing yang terlihat sok akrab dan sok kenal.

Ditya melangkah naik ke atas pelaminan sembari menebar pesonanya. Saat sang kakak melihat kehadirannya, langsung memeluknya erat.

“Ditya, kamu datang,” pekik Marisa di tengah hiruk-pikuknya pesta. Dengan kebaya modern yang menjuntai, Marisa maju dan menarik adiknya sekaligus mengenalkannya pada anak dan suaminya, termasuk pada keluarga baru mereka.

“Sayang, masih ingat adikku Ditya. Dia sudah setampan ini,” ucap Marisa pada suaminya. Terjadilah pelukan antara Ditya dan sang kakak ipar. Marisa mengenalkan Ditya pada besan mereka, keluarga Gunawan. Juga pada putra dan menantunya.

Pertemuan pertama setelah terpisah selama 27 tahun. Tentu, suaminya sudah tidak mengenali, bahkan putranya saja tidak pernah tahu akan sosok Om tampannya.

Pertemuan singkat itu sempat membuat antrean para tamu yang ingin menyalami pengantin mengular. Ditya tersenyum, mengedipkan mata pada Frolline yang menunggunya di bawah pelaminan.

“Sudah yakin kalau aku orang baik-baik?” tanya Ditya, ketika sudah berdiri di samping Frolline.

Frolline bukannya menjawab, malah menatap lekat dengan pandangan sedih pada sepasang pengantin yang berjabat tangan dengan para tamu. Air matanya kembali menetes. Apalagi saat tanpa sengaja bertemu tatap dengan Firstan, sang pengantin pria yang tampak tampan dengan balutan jas hitamnya.

First, tertegun dengan raut sedih yang hampir sama. Melihat air mata Frolline, dunianya juga hancur. Kalau bisa, ia juga akan menangis seperti kekasihnya di bawah sana. Frolline kekasihnya sejak lima tahun terakhir. Bahkan di saat ia mengucap janji suci dengan Angella, Frolline masih berstatus kekasihnya. Tidak ada kata putus, hanya ada kata “tunggu aku”.

“Ikut denganku sekarang!” ajak Ditya, memutuskan adegan menyedihkan yang membuat hatinya tersentuh.

“Kita mau ke mana?” tanya Frolline saat tangan kekar Ditya membawanya keluar ballroom, menuju ke lift. Sesekali ia menyeka kasar air mata yang turun dari matanya yang mulai membengkak.

“Kita akan mencari senyumanmu yang hilang,” sahutnya santai.

“Jalannya pelan-pelan, gaunku ini panjang,” keluh Frolline saat berulang kali ujung gaunnya terinjak hak sepatu tingginya.

“Lepaskan saja sepatumu, aku kasihan dengan kaki indahmu,” ujar Ditya.

Frolline menurut, melepaskan sepatu itu dan menentengnya di tangan. Saat keluar dari lift menuju lobi, matanya tertuju pada foto kanvas berukuran raksasa. Di mana kekasih dan kakaknya terlihat tampan dan cantik dalam balutan busana pengantin.

Tidak jauh dari foto kanvas raksasa itu, tampak sebuah meja didekorasi dengan bunga-bunga dan album foto pernikahan mempelihatkan kembali kemesraan Firstan dengan sang kakak.

Langkah kakinya terhenti. Menyentuh foto-foto yang menunjukan betapa bahagia sepasang pengantin.

“Harusnya aku yang di sana,” ucapnya lirih, kembali menangis.

“Harusnya hari ini adalah hari pernikahanku,” ucapnya lagi. Menatap deretan papan bunga yang berbaris rapi. Ya, di hari bahagianya, ia harus puas hanya dengan namanya yang memenuhi papan bunga sepanjang halaman hotel sampai ke lobi saja, selebihnya kebahagiaaan itu milik kakaknya, Angella.

Tubuhnya melorot. Ketegaran yang dijaganya sejak masuk ke ballroom runtuh saat ini juga. Duduk di lantai sembari memeluk lututnya, kembali ia menumpahkan tangisnya. Dengan kepala tertelungkup di lutut, menyembunyikan wajah menyedihkannya.

Ditya tertegun. Tidak bisa berkata-kata. Tampak ia menarik celananya, ikut berlutut di depan Frolline. Mengambil alih sepasang sepatu yang masih tergenggam erat di tangan si pemiliknya.

Terlihat dari arah pintu masuk, dua orang laki-laki mengenakan setelan jas hitam berjalan menghampiri Ditya.

“Tuan muda,” sapa keduanya hampir bersamaan.

“Di mana Matt?” tanya Ditya, mengedarkan pandangannya. Mencari keberadaan asistennya, sembari menyodorkan sepatu milik Frolline pada bodyguard.

“Matt menunggu di mobil,” sahut salah satunya.

“Minta Han, membawa mobil ke lobi. Aku akan pergi ke suatu tempat!” perintahnya sebelum mengalihkan kembali tatapannya pada tubuh mungil yang bergetar hebat di hadapannya.

***

To be continued

Love you all.

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Sri Wulandari

Sri Wulandari

meleleh liat visual nya kak...

2022-11-16

1

Nur Lizza

Nur Lizza

semangat flo

2022-11-07

0

Ima Ashahri

Ima Ashahri

aduuh kok gk rela banget sh thor klo firts nikah sama angel kasihan fro 😭😭😭

2022-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Beautiful In White
2 Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3 Bab 3. Harusnya Aku
4 Bab 4. Terpaksa menikah
5 Bab 5. Tunggu Aku
6 Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7 Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8 Bab 8. Panggil dia Om
9 Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10 Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11 Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12 Bab 12 : Amarah Ditya
13 Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14 Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15 Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16 Bab 16 : Memotong jalan
17 Bab 17 :Akhir Pekan
18 Bab 18 : Calon kakak ipar
19 Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20 Bab 20 : Aku tidak mau
21 Bab 21 : Kecelakaan
22 Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23 Bab 23 : Rugi Besar
24 Bab 24 : Cukup hargai aku
25 Bab 25 : Menikahlah denganku
26 Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27 Bab 27 : Ya
28 Bab 28 : Berita duka
29 Bab 29 : Aku turut berduka, First
30 Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31 Bab 31 : Mengugat cerai
32 Bab 32 : Schatzi
33 Bab 33 : Mengurus perusahaan
34 Bab 34 : Kita tinggal bersama
35 Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36 Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37 Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38 Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39 Bab 39. Sah
40 Bab 40. Ke Surabaya
41 Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42 Bab 42. Penyatuan indah
43 Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44 Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45 Bab 45 : Segeralah hamil
46 Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47 Bab 47 : Cukup mama saja
48 Bab 48 : Bertahanlah
49 Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50 Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51 Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52 Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53 Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54 Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55 Bab 55 : Mungkin terlambat
56 Bab 56 : Wanita hebat
57 Bab 57 : Aku akan belajar
58 Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59 Bab 59 : Membalaskan dendam
60 Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61 Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62 Bab 62 : Tetap bersamaku
63 Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64 Bab 64 : Honey Bunny
65 Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66 Bab 66 : Bencana Nasional
67 Bab 67 : Visual
68 Bab 68 : Mengundurkan diri
69 Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70 Bab 70 : Kekacauan yang sama
71 Bab 71 : Tamparan
72 Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73 Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74 Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75 Bab 75 : Kamu boleh pergi
76 Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77 Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78 Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79 Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80 Bab 80 : Siasat Ditya
81 Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82 Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83 Bab 83 : Kepercayaan
84 Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85 Bab 85 : Like me
86 Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87 Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88 Bab 88 : Restu
89 Bab 89 : Hanya Daddy
90 Bab 90 : Belum kembali
91 Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92 Bab 92 : Ini memalukan!
93 Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94 Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95 Bab 95 : Amarah Ditya
96 Bab 96 : Harus hamil!
97 Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98 Bab 98 : Telat seminggu
99 Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100 Bab 100 : Ayo kita menghilang
101 Bab 101 : Ikut aku pulang
102 Bab 102 : Dua gadis cantik
103 Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104 Bab 104 : Daddy sakit
105 Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106 Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107 Bab 107 : Papa
108 Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109 Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110 Bab 110 : Meminta restu kembali
111 Bab 111 : Membingungkan
112 Bab 112 : Sikap Halim
113 Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114 Bab 114 : Menjodohkan Angella
115 Bab 115 : Sikap dingin Halim
116 Bab 116 : Impian Frolline
117 Bab 117 : Mengundurkan diri
118 Bab 118 : Lamborghini Aventador
119 Bab 119 : Finally
120 Bab 120. Musim semi di Netherlands
121 Bab 121. Bersiap ke Belgia
122 Bab 122 : Brussels
123 Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124 124 : Berlin
125 Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126 Bab 126 : Paula
127 Bab 127 : Jaga kandunganmu
128 Bab 128 : London
129 Bab 129 : Kw super premium
130 Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131 Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132 Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133 Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134 Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135 Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136 Bab 136 : The end
137 Extra part 1
138 Extra part 2
139 Extra part 3
140 Extra part 4
141 Extra part 5
142 Extra part 6
143 Extra part 7
144 Extra part 8
145 Extra part 9
146 The End
147 Pengumuman
148 My Beloved Bodyguard
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Beautiful In White
2
Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3
Bab 3. Harusnya Aku
4
Bab 4. Terpaksa menikah
5
Bab 5. Tunggu Aku
6
Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7
Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8
Bab 8. Panggil dia Om
9
Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10
Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11
Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12
Bab 12 : Amarah Ditya
13
Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14
Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15
Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16
Bab 16 : Memotong jalan
17
Bab 17 :Akhir Pekan
18
Bab 18 : Calon kakak ipar
19
Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20
Bab 20 : Aku tidak mau
21
Bab 21 : Kecelakaan
22
Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23
Bab 23 : Rugi Besar
24
Bab 24 : Cukup hargai aku
25
Bab 25 : Menikahlah denganku
26
Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27
Bab 27 : Ya
28
Bab 28 : Berita duka
29
Bab 29 : Aku turut berduka, First
30
Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31
Bab 31 : Mengugat cerai
32
Bab 32 : Schatzi
33
Bab 33 : Mengurus perusahaan
34
Bab 34 : Kita tinggal bersama
35
Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36
Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37
Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38
Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39
Bab 39. Sah
40
Bab 40. Ke Surabaya
41
Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42
Bab 42. Penyatuan indah
43
Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44
Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45
Bab 45 : Segeralah hamil
46
Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47
Bab 47 : Cukup mama saja
48
Bab 48 : Bertahanlah
49
Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50
Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51
Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52
Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53
Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54
Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55
Bab 55 : Mungkin terlambat
56
Bab 56 : Wanita hebat
57
Bab 57 : Aku akan belajar
58
Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59
Bab 59 : Membalaskan dendam
60
Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61
Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62
Bab 62 : Tetap bersamaku
63
Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64
Bab 64 : Honey Bunny
65
Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66
Bab 66 : Bencana Nasional
67
Bab 67 : Visual
68
Bab 68 : Mengundurkan diri
69
Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70
Bab 70 : Kekacauan yang sama
71
Bab 71 : Tamparan
72
Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73
Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74
Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75
Bab 75 : Kamu boleh pergi
76
Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77
Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78
Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79
Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80
Bab 80 : Siasat Ditya
81
Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82
Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83
Bab 83 : Kepercayaan
84
Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85
Bab 85 : Like me
86
Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87
Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88
Bab 88 : Restu
89
Bab 89 : Hanya Daddy
90
Bab 90 : Belum kembali
91
Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92
Bab 92 : Ini memalukan!
93
Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94
Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95
Bab 95 : Amarah Ditya
96
Bab 96 : Harus hamil!
97
Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98
Bab 98 : Telat seminggu
99
Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100
Bab 100 : Ayo kita menghilang
101
Bab 101 : Ikut aku pulang
102
Bab 102 : Dua gadis cantik
103
Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104
Bab 104 : Daddy sakit
105
Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106
Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107
Bab 107 : Papa
108
Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109
Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110
Bab 110 : Meminta restu kembali
111
Bab 111 : Membingungkan
112
Bab 112 : Sikap Halim
113
Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114
Bab 114 : Menjodohkan Angella
115
Bab 115 : Sikap dingin Halim
116
Bab 116 : Impian Frolline
117
Bab 117 : Mengundurkan diri
118
Bab 118 : Lamborghini Aventador
119
Bab 119 : Finally
120
Bab 120. Musim semi di Netherlands
121
Bab 121. Bersiap ke Belgia
122
Bab 122 : Brussels
123
Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124
124 : Berlin
125
Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126
Bab 126 : Paula
127
Bab 127 : Jaga kandunganmu
128
Bab 128 : London
129
Bab 129 : Kw super premium
130
Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131
Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132
Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133
Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134
Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135
Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136
Bab 136 : The end
137
Extra part 1
138
Extra part 2
139
Extra part 3
140
Extra part 4
141
Extra part 5
142
Extra part 6
143
Extra part 7
144
Extra part 8
145
Extra part 9
146
The End
147
Pengumuman
148
My Beloved Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!