Bab 15 : Asisten pribadi Ditya

“Selamat bergabung Fro”

Ditya mengalihkan pandangannya dari laptop yang menyala di depannya. Memandang penuh kagum pada gadis cantik dengan setelan kerja. Tidak biasanya Frolline berpenampilan seperti ini. Semakin cantik dan semakin memikatnya.

“Duduk Fro,” pinta Ditya. Gadis di depannya hanya diam seribu bahasa. Seperti kehilangan roh, yang tertinggal raganya saja disana.

“Maaf, aku sepertinya salah. Aku permisi dulu.” Frolline berbalik badan, mencari pintu keluar. Saat ini dia ingin meminta pertanggungjawaban sang papa. Ada rencana licik apa yang tidak diketahuinya antara papanya dan Ditya. Ada tujuan apa dibalik drama ini.

Ditya terbahak. Segera menutup layar laptop di depannya. “Fro, kamu tidak salah. Bukankah kemarin kamu sudah menandatangani kontrak kerja dengan perusahaanku. Kamu lupa?” Ditya mengingatkan.

Jemarinya menari dan mengetuk meja kerjanya berirama, sembari mengulum senyuman di kala Frolline berbalik arah, menatapnya kembali.

“Duduk, Fro,” pintanya kembali. Frolline menurut, menarik kursi dan duduk dengan elegannya.

Ditya menyodorkan sebuah berkas yang tadi sudah disiapkan sekretarisnya. Di dalam sana ada jadwal pekerjaan Ditya selama dua minggu ke depan.

Bola mata indah milik Frolline membulat setelah membaca isi berkas yang disodorkan padanya. Beralih menatap Ditya.

“Apa maksudnya ini?” tanya Frolline, sedikit keras lebih tepatnya kesal.

“Itu jadwal pekerjaanku selama dua minggu ke depan. Jadwal rapat di kantor maupun di luar kantor. Termasuk jadwal perjalananku,” jelas Ditya.

“Aku mengundurkan diri,” ucap Frolline, menyodorkan kembali berkas kepada pemiliknya.

“Come on, Fro. Masalahmu dimana? Keberatanmu dimana?” tanya Ditya berusaha menahan dengan menggengam paksa tangan Frolline. Sengaja mencuri kesempatan pada saat Frolline menyerahkan berkas padanya.

“Kamu menipuku. Aku tidak suka itu,” sahut Frolline, dengan tegas, menarik kasar tangannya. Tidak rela disentuh Ditya.

“What? Aku menipumu dimana, Fro?” tanya Ditya heran. Bingung dengan pernyataan yang dilontarkan gadis manis di hadapannya.

“Kenapa mengajak papa ikutan menipuku?” tanya Frolline, mencecar Ditya.

Ditya menggeleng, pertanda dia tidak paham sama sekali dengan maksud gadisnya.

“Papa tidak mengatakan padaku, kalau perusahaan ini milikmu,” gerutu Frolline.

“Kalau itu aku tidak tahu menahu, Fro. Aku tidak meminta papamu berbohong,” jelas Ditya.

“Kamu sudah menandatangani kontrak selama tiga bulan. Kalau mau mengundurkan diri sebaiknya tunjukan keprofesionalanmu,” lanjut Ditya lagi.

Frolline memandang lelaki di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.

“Come on, Fro. Hanya tiga bulan. Itu sebentar,” celetuk Ditya.

Lelaki tampan itu sudah membuka kembali laptopnya, menganggap pembicaraan mereka selesai sampai disini. Tidak ada pembahasan lebih lanjut. Frolline tetap asisten pribadi. Dengan begini, dia berharap Frolline bisa belajar beradaptasi dengan kehidupannya yang tidak mudah.

Selain itu, Frolline akan selalu berada disisinya, bahkan di saat tidak kerja pun dia berhak memboyong serta gadis ini bersamanya. Beruntung sekali dia membuat kontrak kerja dengan macam-macam pekerjaan dituangkan di dalamnya. Sehingga Frolline hanya bisa menurut dalam keterpaksaan.

“Ruanganku dimana?” tanya Frolline tiba-tiba, menatap lelaki yang membuang pandangannya ke jendela, tertegun menatap langit Jakarta yang biru cerah pagi itu.

“Di sini!” sahut Ditya dengan santainya, mengalihkan pandangannya sembari tersenyum.

“Kamu asisten pribadiku, Fro. Tempatmu ada di sebelahku. Aku tidak keberatan berbagi ruangan denganmu,” lanjut Ditya.

Dengan kesal yang masih membuncah di dada, Frolline mengambil kembali berkas dari tangan Ditya. Mencoba mempelajari ulang jadwal kerja lelaki yang sejak hari ini resmi menjadi atasannya.

Di lembar pertama, dia masih bisa bersikap tenang. Namun saat helaian kertas itu berpindah di halaman selanjutnya, kembali Fro dikejutkan dengan hal yang aneh dan terkesan tidak masuk akal.

Baru saja, Ditya mengajak mengunjungi mamanya ke Jerman, bahkan dia belum menjawabnya. Belum menyetujuinya. Namun, di jadwal kerja atasannya itu, sudah tertulis jelas kalau Ditya akan melakukan perjalanan ke Jerman sepuluh hari ke depan. Dan itu artinya, dia akan ikut bersama Ditya.

“Ini apa maksudnya?” tanya Frolline dengan polosnya. Menyodorkan kertas dan menunjuk poin yang dimaksud dengan telunjuknya.

Lagi-lagi senyum di bibir Ditya terkembang, layaknya layar kapal yang siap berlayar mengarungi samudra yang luas. Dengan kesabaran yang tidak terbatas, dia menjelaskan pada gadis manis dan imut di depannya.

“Kita akan ke Jerman,” sahutnya singkat. Sengaja menatap dengan seksama. Menunggu perubahan raut Frolline dari serius ke cemberut dan mengeluarjan semprotan pedas untuknya. Seperti biasa wajah manis vanila selalu untuk Firstan dan pedas mint untuknya. Memang saat ini hati Frolline belum diciptakan Tuhan untukknya, tetapi dia akan memperjuangkan raga Frolline tetap disisinya kemudian baru memperjuangkan untuk memiliki hatinya.

“Pulang ini aku akan membuat perhitungan dengan papa. Beraninya dia menjebakku masuk ke perangkap Ditya,” batinnya.

Frolline menatap atasannya dengan penuh kesal, sesekali mendengus, membuang nafas dengan kasar tepat di depan wajah Ditya.

“Ikut aku Fro,” ucap Ditya. Lelaki itu sudah berdiri, mengancingkan jasnya. Berjalan keluar dari ruangan.

“Kita mau kemana Pak?” tanya Frolline, sedikit berlari kecil, menyusul Ditya yang berjalan lebih dulu.

“Aku ada rapat di luar pagi ini. Tidak tercantum di jadwal, karena mendadak,” sahutnya singkat.

Melewati meja sekretarisnya, Ditya masih berpesan untuk mengatur ulang jadwalnya, karena dia kan keluar sampai jam makan siang.

Kembali Frolline melotot, ini tidak ada di lembaran kertas yang tadi dipelajarinya.

“Ayo Fro, jangan melamun,” ucap Ditya, meraih tangan Frolline agar gadis itu masuk ke dalam lift bersamanya.

“Kita mau kemana Pak?” tanya Frolline masih saja penasaran.

“Jangan banyak bertanya, ikuti saja. Aku ada pekerjaan di luar pagi ini.” Ditya menjawab singkat.

Drama berlanjut saat Frolline menolak semobil dengan atasannya. Memilih membawa mobilnya sendiri. Entah kenapa semakin melihat Ditya, dia semakin kesal. Penipuan berencana yang dilakukannya dengan sang papa membuatnya ingin menjauh saja.

“Ayolah Fro, aku tidak punya banyak waktu,” ucap Ditya, meraih kacamata hitam dari kantong dan mengenakannya. Dengan satu hentakan saja, Ditya berhasil menarik masuk asisten pribadinya yang terus saja membantah perintahnya.

Matt dan Han, sopir Ditya yang sejak tadi sudah menunggu di mobil hanya mengulum senyuman. Dari kemarin merek sudah diberitahu majikannya perihal Frolline yang akan mengikuti semua aktivitasnya selama tiga bulan ke depan.

“Bos memang licik, menggunakan cara pendekatan yang tidak biasa,” batin Matt, melirik kursi belakang dari kaca spion.

***

Keduanya sudah masuk ke sebuah restoran mewah dengan status bintang lima mengikuti Matt yang berjalan lebih dulu. Restoran yang selama ini hanya bisa Frolline lihat dari televisi ataupun media online. Bagaimana tidak, selain harga menu disini selangit, yang biasanya makan disini adalah kaum jetset berkantong tebal yang tidak memikirkan berapa pun harga yang disodorkan.

Mata Frolline kembali dipaksa membuka lebar saat masuk ke sebuah ruangan tertutup di dalam restoran, ada satu set meja bundar dengan berbagai hidangan mewah sudah memanjakan matanya, terhidang semeja penuh siap disantap

“Duduk Fro, nikmati sarapanmu. Bukankah kamu hanya mengisi perutmu dengan segelas susu,” perintah Ditya, menarik mundur kursi kayu dan mempersilahkan gadis itu duduk.

“Terimakasih,” ucap Frolline, tidak membantah meskipun heran dengan ucapan Ditya yang tahu segala hal termasuk mengetahui pagi ini dia hanya sarapan dengan segelas susu. Hidangan di depan terlalu menggodanya.

“Kamu bisa menghabiskan semuanya. Aku memesannya untukmu. Tidak ada rapat dengan siapapun sampai jam makan siang. Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan mengenal asisten pribadiku lebih jauh,” ucap Ditya berbisik pelan di telinga Frolline. Lelaki itu masih berdiri dibelakang Frolline sembari menarik kain lap putih dan membentangkannya di pangkuan Frolline.

Ditya baru saja duduk di sebelah Frolline, ketika seseorang masuk ke dalam ikut bergabung dengan mereka.

“Maaf, aku terlambat.” Suara maskulin yang terdengar familiar memaksa Frolline berbalik, memastikan siapa yang akan bergabung dengan mereka.

Bola mata Frolline membulat, saat melihat siapa yang berjalan mendekati meja mereka.

“......

T b c

Love You all

Bantu like dan komen ya. Ini penting untuk kelancaran novel ini ke depannya.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

pak gunawan ikut bergaung jg

2022-11-08

1

Henny Kesumawati

Henny Kesumawati

next

2022-08-01

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

aduh Ditya untung licik nya g d PK untuk jd pebinor,msh waras Dy.

2021-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Beautiful In White
2 Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3 Bab 3. Harusnya Aku
4 Bab 4. Terpaksa menikah
5 Bab 5. Tunggu Aku
6 Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7 Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8 Bab 8. Panggil dia Om
9 Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10 Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11 Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12 Bab 12 : Amarah Ditya
13 Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14 Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15 Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16 Bab 16 : Memotong jalan
17 Bab 17 :Akhir Pekan
18 Bab 18 : Calon kakak ipar
19 Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20 Bab 20 : Aku tidak mau
21 Bab 21 : Kecelakaan
22 Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23 Bab 23 : Rugi Besar
24 Bab 24 : Cukup hargai aku
25 Bab 25 : Menikahlah denganku
26 Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27 Bab 27 : Ya
28 Bab 28 : Berita duka
29 Bab 29 : Aku turut berduka, First
30 Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31 Bab 31 : Mengugat cerai
32 Bab 32 : Schatzi
33 Bab 33 : Mengurus perusahaan
34 Bab 34 : Kita tinggal bersama
35 Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36 Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37 Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38 Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39 Bab 39. Sah
40 Bab 40. Ke Surabaya
41 Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42 Bab 42. Penyatuan indah
43 Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44 Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45 Bab 45 : Segeralah hamil
46 Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47 Bab 47 : Cukup mama saja
48 Bab 48 : Bertahanlah
49 Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50 Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51 Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52 Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53 Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54 Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55 Bab 55 : Mungkin terlambat
56 Bab 56 : Wanita hebat
57 Bab 57 : Aku akan belajar
58 Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59 Bab 59 : Membalaskan dendam
60 Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61 Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62 Bab 62 : Tetap bersamaku
63 Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64 Bab 64 : Honey Bunny
65 Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66 Bab 66 : Bencana Nasional
67 Bab 67 : Visual
68 Bab 68 : Mengundurkan diri
69 Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70 Bab 70 : Kekacauan yang sama
71 Bab 71 : Tamparan
72 Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73 Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74 Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75 Bab 75 : Kamu boleh pergi
76 Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77 Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78 Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79 Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80 Bab 80 : Siasat Ditya
81 Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82 Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83 Bab 83 : Kepercayaan
84 Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85 Bab 85 : Like me
86 Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87 Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88 Bab 88 : Restu
89 Bab 89 : Hanya Daddy
90 Bab 90 : Belum kembali
91 Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92 Bab 92 : Ini memalukan!
93 Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94 Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95 Bab 95 : Amarah Ditya
96 Bab 96 : Harus hamil!
97 Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98 Bab 98 : Telat seminggu
99 Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100 Bab 100 : Ayo kita menghilang
101 Bab 101 : Ikut aku pulang
102 Bab 102 : Dua gadis cantik
103 Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104 Bab 104 : Daddy sakit
105 Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106 Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107 Bab 107 : Papa
108 Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109 Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110 Bab 110 : Meminta restu kembali
111 Bab 111 : Membingungkan
112 Bab 112 : Sikap Halim
113 Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114 Bab 114 : Menjodohkan Angella
115 Bab 115 : Sikap dingin Halim
116 Bab 116 : Impian Frolline
117 Bab 117 : Mengundurkan diri
118 Bab 118 : Lamborghini Aventador
119 Bab 119 : Finally
120 Bab 120. Musim semi di Netherlands
121 Bab 121. Bersiap ke Belgia
122 Bab 122 : Brussels
123 Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124 124 : Berlin
125 Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126 Bab 126 : Paula
127 Bab 127 : Jaga kandunganmu
128 Bab 128 : London
129 Bab 129 : Kw super premium
130 Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131 Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132 Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133 Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134 Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135 Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136 Bab 136 : The end
137 Extra part 1
138 Extra part 2
139 Extra part 3
140 Extra part 4
141 Extra part 5
142 Extra part 6
143 Extra part 7
144 Extra part 8
145 Extra part 9
146 The End
147 Pengumuman
148 My Beloved Bodyguard
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Beautiful In White
2
Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3
Bab 3. Harusnya Aku
4
Bab 4. Terpaksa menikah
5
Bab 5. Tunggu Aku
6
Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7
Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8
Bab 8. Panggil dia Om
9
Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10
Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11
Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12
Bab 12 : Amarah Ditya
13
Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14
Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15
Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16
Bab 16 : Memotong jalan
17
Bab 17 :Akhir Pekan
18
Bab 18 : Calon kakak ipar
19
Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20
Bab 20 : Aku tidak mau
21
Bab 21 : Kecelakaan
22
Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23
Bab 23 : Rugi Besar
24
Bab 24 : Cukup hargai aku
25
Bab 25 : Menikahlah denganku
26
Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27
Bab 27 : Ya
28
Bab 28 : Berita duka
29
Bab 29 : Aku turut berduka, First
30
Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31
Bab 31 : Mengugat cerai
32
Bab 32 : Schatzi
33
Bab 33 : Mengurus perusahaan
34
Bab 34 : Kita tinggal bersama
35
Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36
Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37
Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38
Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39
Bab 39. Sah
40
Bab 40. Ke Surabaya
41
Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42
Bab 42. Penyatuan indah
43
Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44
Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45
Bab 45 : Segeralah hamil
46
Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47
Bab 47 : Cukup mama saja
48
Bab 48 : Bertahanlah
49
Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50
Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51
Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52
Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53
Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54
Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55
Bab 55 : Mungkin terlambat
56
Bab 56 : Wanita hebat
57
Bab 57 : Aku akan belajar
58
Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59
Bab 59 : Membalaskan dendam
60
Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61
Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62
Bab 62 : Tetap bersamaku
63
Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64
Bab 64 : Honey Bunny
65
Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66
Bab 66 : Bencana Nasional
67
Bab 67 : Visual
68
Bab 68 : Mengundurkan diri
69
Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70
Bab 70 : Kekacauan yang sama
71
Bab 71 : Tamparan
72
Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73
Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74
Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75
Bab 75 : Kamu boleh pergi
76
Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77
Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78
Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79
Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80
Bab 80 : Siasat Ditya
81
Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82
Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83
Bab 83 : Kepercayaan
84
Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85
Bab 85 : Like me
86
Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87
Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88
Bab 88 : Restu
89
Bab 89 : Hanya Daddy
90
Bab 90 : Belum kembali
91
Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92
Bab 92 : Ini memalukan!
93
Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94
Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95
Bab 95 : Amarah Ditya
96
Bab 96 : Harus hamil!
97
Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98
Bab 98 : Telat seminggu
99
Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100
Bab 100 : Ayo kita menghilang
101
Bab 101 : Ikut aku pulang
102
Bab 102 : Dua gadis cantik
103
Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104
Bab 104 : Daddy sakit
105
Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106
Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107
Bab 107 : Papa
108
Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109
Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110
Bab 110 : Meminta restu kembali
111
Bab 111 : Membingungkan
112
Bab 112 : Sikap Halim
113
Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114
Bab 114 : Menjodohkan Angella
115
Bab 115 : Sikap dingin Halim
116
Bab 116 : Impian Frolline
117
Bab 117 : Mengundurkan diri
118
Bab 118 : Lamborghini Aventador
119
Bab 119 : Finally
120
Bab 120. Musim semi di Netherlands
121
Bab 121. Bersiap ke Belgia
122
Bab 122 : Brussels
123
Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124
124 : Berlin
125
Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126
Bab 126 : Paula
127
Bab 127 : Jaga kandunganmu
128
Bab 128 : London
129
Bab 129 : Kw super premium
130
Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131
Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132
Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133
Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134
Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135
Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136
Bab 136 : The end
137
Extra part 1
138
Extra part 2
139
Extra part 3
140
Extra part 4
141
Extra part 5
142
Extra part 6
143
Extra part 7
144
Extra part 8
145
Extra part 9
146
The End
147
Pengumuman
148
My Beloved Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!