Bab 4. Terpaksa menikah

“Minta Han, membawa mobil ke lobi. Aku akan pergi ke suatu tempat!” perintahnya sebelum mengalihkan kembali tatapannya pada tubuh mungil yang bergetar hebat di hadapannya.

Kedua bodyguard menurut. Bergegas menjalankan perintah sang tuan muda yang sebenarnya menolak dipanggil tuan muda. Alasannya simpel, sudah tidak zamannya lagi panggilan aneh seperti itu.

“Eits tunggu! Minta pada Han sandal cadangan. Bawa ke sini!” perintahnya lagi, saat melihat kaki polos Frolline yang bersentuhan langsung dengan dinginnya lantai granit hotel.

“Minta Matt, siapkan pakaian untuk seorang gadis ukuran S,” ucap Ditya, meneliti sekilas ukuran tubuh gadis manis yang tidak kunjung menghentikan tangisan pilunya.

“Jangan yang terbuka. Dia gadis baik-baik!” lanjut Ditya.

Bodyguard handal itu langsung mengerti. Segera pergi mengikuti arahan sang majikan.

“Fro, jangan menangis lagi. Sayang air matamu. Sebaiknya disimpan untuk menangisi lelaki yang tepat,” bujuk Ditya, menepuk lembut lengan Frolline yang melingkari lutut.

Tidak butuh waktu lama, seorang bodyguard muncul dengan menenteng sandal sederhana. Menyerahkannya langsung pada Ditya.

“Bos, ini. Han juga sudah menunggu di luar,” jelasnya, sembari menyodorkan sepasang sandal.

“Kenakan ini, Fro. Kakimu kotor,” pinta Ditya, meletakan sepasang sandal itu tepat di depan kaki Frolline. Matanya tertuju pada clutch senada dengan gaun milik Frolline yang entah sejak kapan teronggok di lantai samping pemiliknya.

Senyum terkembang, sembari meraih clutch mungil dan membantu Frolline membawanya supaya tidak tertinggal.

Kali ini Frolline menurut, mengusap air matanya dengan kasar. Riasannya hancur, dengan pewarna mata dan blush on yang luntur.

“Kita ke mobil sekarang. Bisa jalan sendiri, kan? Aku tidak mungkin menggendongmu di pertemuan pertama kita,” ucap Ditya, tersenyum. Membuka setelan terluar pakaianmya, menyisahkan vest hitam yang menimpa kemeja putihnya.

“Kenakan ini!” Ditya menyodorkan jas hitamnya.

Tampilanmu terlalu terbuka,” lanjutnya lagi, meneliti gaun menjuntai dengan bahu terbuka yang memamerkan lekuk tubuh si pemakai.

“Terima kasih,” sahut Fro, menyampirkan jas hitam yang masih meninggalkan aroma parfum mahal itu di bahunya.

Frolline menurut, berjalan di belakang lelaki gagah yang menggengam clutch rose gold miliknya. Gadis itu tersenyum untuk pertama kali. Menatap punggung kekar berbalut kemeja putih serasi dengan vest hitam keluaran merk ternama.

Begitu sampai di pintu keluar, mata Frolline membulat. Ada tiga mobil sedan berwarna hitam metalik dengan logo bintang tiga keluaran terbaru berjajar rapi. Tidak jauh dari deretan mobil, ada empat lelaki kekar berbalut setelan jas hitam berdiri berjejer dengan tangan saling menggengam di depan. Dua diantaranya Frolline sudah melihat sebelum ini, mereka yang diperintahkan si tuan muda menyediakan sandal untuknya.

Ada dua lagi wajah tidak familiar yang membuat Frolline mengerutkan dahinya. Satu terlihat lebih muda, satunya jauh lebih tua.

“Han, kunci mobilnya!” pinta Ditya, menyodorkan tangannya pada pria tua berkemeja hitam.

“Aku akan membawa mobil sendiri,” lanjut sang tuan muda pada sang sopir.

Lelaki yang jauh lebih muda berjalan menghampiri, tersenyum manis pada Frolline.

“Dia Matt, asistenku. Untuk yang lain, kamu tidak perlu mengenalnya,” jelas Ditya berbalik menengok Frolline yang berdiri menunduk di belakangnya.

Matt terlihat membuka pintu mobil bagian tengah terjepit di antara dua mobil lainnya, mempersilahkan Frolline masuk ke dalam. Sedangkan Ditya tampak mengitari mobil, masuk ke sisi sopir. Para lelaki yang berjajar termasuk asisten dan sopir mengambil posisi di dua mobil yang tersisa.

"Apakah kehidupan jetset itu seperti ini?” batin Frolline, masih tidak yakin dengan pengalaman yang tidak biasa.

Frolline hanya gadis biasa, terlahir dari keluarga biasa, meskipun papanya memiliki perusahaan kecil, bisnis keluarga mereka. Ia memang sudah terbiasa naik turun mobil sejak bayi, tapi mobil keluarga mereka tidak semewah ini.

“Kamu lapar?” tanya Ditya, mulai menjalankan laju mobilnya.

Gadis itu mengangguk malu-malu. Ditya memberinya pengalaman baru, bahkan dia lupa dengan kesedihannya seketika. Terlalu terkejut dengan dunia Ditya yang selama ini hanya dilihatnya dari televisi ataupun dunia maya. Dunia yang tidak pernah tersentuh olehnya.

Dengan mencuri pandang, Frolline menatap lelaki tampan yang terlihat mempesona saat menggengam kemudi.

“Kamu penasaran denganku?” tanya Ditya, masih fokus ke jalan raya.

“Ti-tidak,” sahut Frolline terbata. Tertangkap basah sedang mengamati objek yang mencuri perhatiannya sejak beberapa menit belakangan.

“I’m single. I’m 35 years old. Apalagi yang ingin kamu ketahui. Aku pikir, kamu masih mengingat namaku dengan jelas. Aku adik mantan calon mertuamu,” jelas Ditya.

Frolline berbalik ke belakang, melihat sedan hitam mengikuti mobil mereka, mobil hitam yang satunya sudah berjalan lebih dulu di depan mobil yang sekarang ditumpanginya.

“Di laci dashboard ada kartu nama, berikut alamat kantorku. Kalau kamu masih tidak yakin dengan identitasku, kamu bisa menyimpan nomor kontak itu di ponsel atau mendokumetasikan dan mengirimnya pada orang terdekatmu sekarang,” ujar Ditya, menyerahkan kembali clutch kepada pemiliknya.

“Kalau masih kurang yakin, kamu bisa mengambil fotoku sekarang, aku tidak keberatan. Silahkan mengirimnya pada siapa pun yang bisa kamu percaya,” lanjut Ditya, berusaha meyakinkan Frolline, kalau ia tidak bermaksud buruk atau macam-macam pada gadis itu.

“Kita makan di mana?” tanya Ditya, melirik Patex Philippe yang melingkar di pergelangan tangannya.

Frolline menggeleng. Tidak memiliki opsi apapun, kebanyakan menangis pikirannya buntu.

“Baiklah, kita makan di tempat biasa aku makan saja, ya,” ucap Ditya memberi ide.

“Perhatikan jalannya, bisa saja aku menculikmu, Nona. Dan menjualmu pada lelaki hidung belang. Lumayan, aku bisa mendapat ribuan dolar tanpa susah bekerja,” kejut Ditya, tersenyum usil.

Frolline bergidik. Tangannya sudah membuka laci di depannya, mencari kartu nama yang dimaksud Ditya. Menyimpannya ke dalam clutch bag-nya untuk berjaga-jaga.

Barisan mobil itu masuk ke sebuah restoran, tidak terlalu ramai, tapi tidak sepi juga. Masih ada beberapa pengunjung yang mengisi kursi-kursi restoran.

Terlihat Matt turun dan masuk ke dalam restoran. Entah apa yang dilakukannya, tapi tidak lama lelaki itu keluar sembari merapikan kancing jasnya. Mengetuk jendela mobil, dimana Ditya berada sekarang.

“Aman, Bos!” lapornya sembari tersenyum.

“Seperti biasa, aku tidak mau pengawalan di dalam,” ucap Ditya, membuka pintu mobil. Seketika sang asisten terdorong ke belakang.

“Aku tidak mau para pengawal bre”ngsek itu berjajar seperti mau apel di halaman restoran,” omel Ditya. Sedikit kesal dengan pengawalan yang sudah tidak pada tempatnya.

“Minta mereka bersembunyi di dalam mobil. Gadis ini bukan dari keluarga yang sama denganku. Dia tidak terbiasa dengan pengawalan yang begini kentara,” lanjut Ditya. Sejak awal datang ke resepsi dia sudah kesal setengah mati. Begitu daddynya tahu dia akan meghadiri resepsi keponakannya, Halim langsung mengirim tambahan bodyguard untuknya.

***

Ditya dan Frolline sudah duduk manis menatap aneka menu yang terhidang di meja bundar. Seorang pelayan berdiri di samping meja mengisi anggur ke dalam gelas berkaki. Tepat akan berpindah pada gelas kedua, Ditya menghentikannya.

“Tidak, satu gelas saja. Gadis ini tidak minum. Siapkan jus saja untuknya. Kamu mau minun jus apa?” tanya Ditya.

“Aku mau mencoba yang di gelas itu saja,” pinta Frolline, sembari memotong steak dan memasukannya ke dalam mulut.

“No. Orange juice!” pinta Ditya pada pelayan.

“Kamu boleh minum setelah mengenalku lebih jauh. Aku tidak mau kamu mabuk di perkenalan pertama,” jelas Ditya. Ikut menyantap steak di piringnya.

Keduanya sudah menghabiskan isi piring mereka, saat Ditya membuka suara setelah meneguk habis anggur di gelasnya.

“Lupakan First, dia sudah menikah. Tidak baik merusak rumah tangga orang lain,” ucapnya. Kembali dia teringat pada Kailla. Cinta pertama yang baru ditemuinya saat wanita itu sudah menikah.

“First kekasihku, sampai saat ini dia masih kekasihku. Dia tidak mencintai Kak Angell, pernikahan ini terpaksa. First masih memintaku menunggunya,” jelas Frolline, tidak suka dengan ucapan Ditya yang begitu terus terang.

“Harusnya aku yang di sana, bukan Kak Angell! Mereka akan bercerai setelah Kak Angell melahirkan,” jelas Frolline. Seketika is menutup mulut, emosi membuatnya terpancing dan membuka aib kedua orang yang disayanginya.

***

T b c

Love You All

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

T.N

T.N

waduh nanam saham duluan toh

2023-04-29

1

Aisyah Septiyasa

Aisyah Septiyasa

Duh kasihan banget

2023-01-18

0

NFC

NFC

Rahmatttt hidayattttt... 🤣🤣 Samuel sammy alias siapa ya... nama asli asisten kailla. lupa aku

2022-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Beautiful In White
2 Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3 Bab 3. Harusnya Aku
4 Bab 4. Terpaksa menikah
5 Bab 5. Tunggu Aku
6 Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7 Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8 Bab 8. Panggil dia Om
9 Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10 Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11 Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12 Bab 12 : Amarah Ditya
13 Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14 Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15 Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16 Bab 16 : Memotong jalan
17 Bab 17 :Akhir Pekan
18 Bab 18 : Calon kakak ipar
19 Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20 Bab 20 : Aku tidak mau
21 Bab 21 : Kecelakaan
22 Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23 Bab 23 : Rugi Besar
24 Bab 24 : Cukup hargai aku
25 Bab 25 : Menikahlah denganku
26 Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27 Bab 27 : Ya
28 Bab 28 : Berita duka
29 Bab 29 : Aku turut berduka, First
30 Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31 Bab 31 : Mengugat cerai
32 Bab 32 : Schatzi
33 Bab 33 : Mengurus perusahaan
34 Bab 34 : Kita tinggal bersama
35 Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36 Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37 Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38 Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39 Bab 39. Sah
40 Bab 40. Ke Surabaya
41 Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42 Bab 42. Penyatuan indah
43 Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44 Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45 Bab 45 : Segeralah hamil
46 Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47 Bab 47 : Cukup mama saja
48 Bab 48 : Bertahanlah
49 Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50 Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51 Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52 Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53 Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54 Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55 Bab 55 : Mungkin terlambat
56 Bab 56 : Wanita hebat
57 Bab 57 : Aku akan belajar
58 Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59 Bab 59 : Membalaskan dendam
60 Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61 Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62 Bab 62 : Tetap bersamaku
63 Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64 Bab 64 : Honey Bunny
65 Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66 Bab 66 : Bencana Nasional
67 Bab 67 : Visual
68 Bab 68 : Mengundurkan diri
69 Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70 Bab 70 : Kekacauan yang sama
71 Bab 71 : Tamparan
72 Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73 Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74 Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75 Bab 75 : Kamu boleh pergi
76 Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77 Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78 Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79 Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80 Bab 80 : Siasat Ditya
81 Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82 Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83 Bab 83 : Kepercayaan
84 Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85 Bab 85 : Like me
86 Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87 Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88 Bab 88 : Restu
89 Bab 89 : Hanya Daddy
90 Bab 90 : Belum kembali
91 Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92 Bab 92 : Ini memalukan!
93 Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94 Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95 Bab 95 : Amarah Ditya
96 Bab 96 : Harus hamil!
97 Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98 Bab 98 : Telat seminggu
99 Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100 Bab 100 : Ayo kita menghilang
101 Bab 101 : Ikut aku pulang
102 Bab 102 : Dua gadis cantik
103 Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104 Bab 104 : Daddy sakit
105 Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106 Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107 Bab 107 : Papa
108 Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109 Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110 Bab 110 : Meminta restu kembali
111 Bab 111 : Membingungkan
112 Bab 112 : Sikap Halim
113 Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114 Bab 114 : Menjodohkan Angella
115 Bab 115 : Sikap dingin Halim
116 Bab 116 : Impian Frolline
117 Bab 117 : Mengundurkan diri
118 Bab 118 : Lamborghini Aventador
119 Bab 119 : Finally
120 Bab 120. Musim semi di Netherlands
121 Bab 121. Bersiap ke Belgia
122 Bab 122 : Brussels
123 Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124 124 : Berlin
125 Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126 Bab 126 : Paula
127 Bab 127 : Jaga kandunganmu
128 Bab 128 : London
129 Bab 129 : Kw super premium
130 Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131 Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132 Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133 Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134 Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135 Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136 Bab 136 : The end
137 Extra part 1
138 Extra part 2
139 Extra part 3
140 Extra part 4
141 Extra part 5
142 Extra part 6
143 Extra part 7
144 Extra part 8
145 Extra part 9
146 The End
147 Pengumuman
148 My Beloved Bodyguard
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Beautiful In White
2
Bab 2. Pengenalan Tokoh & Visual
3
Bab 3. Harusnya Aku
4
Bab 4. Terpaksa menikah
5
Bab 5. Tunggu Aku
6
Bab 6. Dipeluk Mantan Kekasih
7
Bab 7. Sekilas Kehidupan Ditya
8
Bab 8. Panggil dia Om
9
Bab 9. Pelukan pertama, berjuta rasanya
10
Bab 10. Selangkah Lebih Maju
11
Bab 11 : Kamu mau ikut denganku?
12
Bab 12 : Amarah Ditya
13
Bab 13 : Terlalu banyak menonton infotainment
14
Bab 14 : Selamat bergabung, Fro
15
Bab 15 : Asisten pribadi Ditya
16
Bab 16 : Memotong jalan
17
Bab 17 :Akhir Pekan
18
Bab 18 : Calon kakak ipar
19
Bab 19 : Pertengkaran berlanjut
20
Bab 20 : Aku tidak mau
21
Bab 21 : Kecelakaan
22
Bab 22 : Kita akan membawanya ke Singapura
23
Bab 23 : Rugi Besar
24
Bab 24 : Cukup hargai aku
25
Bab 25 : Menikahlah denganku
26
Bab 26 : Aku merindukanmu, Fro
27
Bab 27 : Ya
28
Bab 28 : Berita duka
29
Bab 29 : Aku turut berduka, First
30
Bab 30 : Nyonya Ditya Halim Hadinata
31
Bab 31 : Mengugat cerai
32
Bab 32 : Schatzi
33
Bab 33 : Mengurus perusahaan
34
Bab 34 : Kita tinggal bersama
35
Bab 35 : Ayo Kita Pulang
36
Bab 36 : Memiliki hak untuk menguasaiku
37
Bab 37 : Sudah melamar pada Gunawan
38
Bab 38 : Aku tidak mau hidup seperti ini
39
Bab 39. Sah
40
Bab 40. Ke Surabaya
41
Bab 41. Silakan mengambil hakmu
42
Bab 42. Penyatuan indah
43
Bab 43 : Istana Halim Hadinata
44
Bab 44 : Dia istrimu tetapi bukan menantuku
45
Bab 45 : Segeralah hamil
46
Bab 46 : Bersembunyilah dari Dunia
47
Bab 47 : Cukup mama saja
48
Bab 48 : Bertahanlah
49
Bab 49 : Dia belum pantas menjadi menantuku
50
Bab 50 : Sikap Nyonya Halim
51
Bab 51 : Tidak ada lagi yang tersisa
52
Bab 52 : Seburuk-buruknya, dia orang tuaku
53
Bab 53 : Aku butuh doa dan restunya
54
Bab 54 : Kita harus pulang malam ini
55
Bab 55 : Mungkin terlambat
56
Bab 56 : Wanita hebat
57
Bab 57 : Aku akan belajar
58
Bab 58 : Laki-laki seperti apa yang aku nikahi
59
Bab 59 : Membalaskan dendam
60
Bab 60 : Ran-Ran & Teo
61
Bab 61 : Bertemu dengan masa lalu
62
Bab 62 : Tetap bersamaku
63
Bab 63 : Perayaan ulang tahun perusahaan
64
Bab 64 : Honey Bunny
65
Bab 65 : Sisa-sisa produksi
66
Bab 66 : Bencana Nasional
67
Bab 67 : Visual
68
Bab 68 : Mengundurkan diri
69
Bab 69 : Koko dinyatakan pailit
70
Bab 70 : Kekacauan yang sama
71
Bab 71 : Tamparan
72
Bab 72 : Fro, kamu baik-baik saja?
73
Bab 73 : Tunggu aku, Ko
74
Bab 74 : Tinggal dengan Mami
75
Bab 75 : Kamu boleh pergi
76
Bab 76 : Anak Merpati vs Elang jantan
77
Bab 77 : Apa aku nikahi saja
78
Bab 78 : Menikah lagi, meringankan tugas istri
79
Bab 79 : Menyetujui pernikahan
80
Bab 80 : Siasat Ditya
81
Bab 81 : Perubahan aneh Ditya
82
Bab 82 : Aku tidak mau, Ko
83
Bab 83 : Kepercayaan
84
Bab 84 : Kembali jadi diri sendiri
85
Bab 85 : Like me
86
Bab 86 : Jangan percaya pada siapa pun
87
Bab 87 : Kekacauan di pagi hari
88
Bab 88 : Restu
89
Bab 89 : Hanya Daddy
90
Bab 90 : Belum kembali
91
Bab 91 : Pria tampan mengejutkan
92
Bab 92 : Ini memalukan!
93
Bab 93 : Kailla Riadi Dirgantara
94
Bab 94 : Skandal Masa Lalu
95
Bab 95 : Amarah Ditya
96
Bab 96 : Harus hamil!
97
Bab 97 : Ikut bersamaku, Fro
98
Bab 98 : Telat seminggu
99
Bab 99 : Kamu tidak mencintainya, kan?
100
Bab 100 : Ayo kita menghilang
101
Bab 101 : Ikut aku pulang
102
Bab 102 : Dua gadis cantik
103
Bab 103 : Ketika rasa bersalah menghantam
104
Bab 104 : Daddy sakit
105
Bab 105 : Menemui dokter kandungan
106
Bab 106 : Suka Ditya di tengah duka Halim
107
Bab 107 : Papa
108
Bab 108 : Hamil lima minggu jadi tanda tanya
109
Bab 109 : Buat janji bertemu dengan Pram
110
Bab 110 : Meminta restu kembali
111
Bab 111 : Membingungkan
112
Bab 112 : Sikap Halim
113
Bab 113 : Bermain bola dan boneka
114
Bab 114 : Menjodohkan Angella
115
Bab 115 : Sikap dingin Halim
116
Bab 116 : Impian Frolline
117
Bab 117 : Mengundurkan diri
118
Bab 118 : Lamborghini Aventador
119
Bab 119 : Finally
120
Bab 120. Musim semi di Netherlands
121
Bab 121. Bersiap ke Belgia
122
Bab 122 : Brussels
123
Bab 123 : Etretat Beach, Normandie, France
124
124 : Berlin
125
Bab 125 : Jadilah pria bertanggung jawab
126
Bab 126 : Paula
127
Bab 127 : Jaga kandunganmu
128
Bab 128 : London
129
Bab 129 : Kw super premium
130
Bab 130 : Perjuangan melahirkan 1
131
Bab 131 : Perjuangan melahirkan 2
132
Bab 132 : Dragon Hadinata Lim Jīn Lóng
133
Bab 133 : Tradisi satu bulan kelahiran
134
Bab 134 : Kembali ke Jakarta
135
Bab 135 : Aku masih mencintaimu
136
Bab 136 : The end
137
Extra part 1
138
Extra part 2
139
Extra part 3
140
Extra part 4
141
Extra part 5
142
Extra part 6
143
Extra part 7
144
Extra part 8
145
Extra part 9
146
The End
147
Pengumuman
148
My Beloved Bodyguard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!