"Tante, ini hadiah dariku untukmu!" Ucap Riko meletakkan hadiahnya dimeja tanpa menatap Mama Johan. Riko berniat kabur dari serangan Mama Johan karena ekspresinya berubah setelah Tasya dan Frans pergi. Diam diam Riko melangkah pergi.
"Berhenti!" Ucap Mama Johan tanpa menatap Riko. Riko menghentikan langkahnya dan berbalik melangkah mendekati Mama Johan. Riko menghela nafasnya dalam dalam.
"Tante, kau menata rambutmu kan?" Ucap Riko mencairkan suasana.
"Jangan mencoba mengganti topik pembicaraan. Duduklah!" Ucap Mama Johan dingin.
Riko mengangguk dan menuruti perintah Mama Johan. Lagi lagi Riko menghela nafasnya. Dengan rasa takut Riko duduk didepan Mama Johan.
"Hal yang aku minta kau lakukan, bagaimana hasilnya?" Tanya Mama Johan dengan raut wajah serius.
"Astaga kacamataku kotor!" Ucap Riko mengalihkan pembicaraan. Riko melepas kacamatanya dan mengelapnya menggunakan jas yang dia kenakan.
"Berhenti menghindari pertanyaan itu!" Ucan Mama Johan dingin dan menatap Riko dengan tatapan tajam. Riko menundukkan kepala. Dan tiba tiba mengangkat kepalanya kembali.
"Kau tidak bisa menyalahkan aku tante. Kau tau betul bagaimana putramu. Berpacaran dan cinta adalah hal yang tidak pernah dia cemaskan. Jangankan tentang bertemu wanita, bahkan nyamuk betina pun enggan untuk mendatanginya, apalagi mendekatinya." Jawab Riko sekenanya agar Mama Johan tidak menyalahkannya.
"Dengar, kalian berdua sudah berteman baik selama bertahun tahun dan selalu bersama setiap hari." Ucap Mama Johan.
"Andai kau tau tante aku setiap hari bersamanya bukan sebagai teman baik, tapi sebagai bawahannya. Dia sepertinya tidak pernah menganggap aku sebagai teman baiknya." Gumam Riko memalingkan wajahnya dari Mama Johan..
"Apa?" Tanya Mama Johan dengan tatapan semakin tajam.
"Eng.. Enggak tante." Jawab Riko terbata bata dan dengan segera menggelengkan kepalanya menatap Mama Johan karena takut Mama Johan mendengarnya.
"Coba pikirkan, teman baikmu tidak memiliki minat pada cinta. Apakah kau tidak khawatir sama sekali?" Ucap Mama Johan yang merasa khawatir tentang percintaan putranya.
"Jika kau mengatakan seperti itu, aku akan sedih. Aku juga masih lajang." Jawab Riko.
Mama Johan memajukan kepalanya agar lebih dekat dengan Riko. Mama joha mengisyaratkan tangannya agar Riko juga mendekat.
"Jadi maksudmu... Kau tidak akan membantu untuk memperkenalkan wanita padanya?" Tanya Mama Johan dingin.
Riko semakin gugup. Jika dia sampai salah menjawab pasti semua akan semakin berat untuknya menghindar.
"Bu.. Bukan begitu tante!" Jawab Riko menjauhkan kepalanya dari Mama Johan dan melambaikan kedua tangannya.
"Kalau begitu, bantu tante memperkenalkan Frans dengan Tasya." Ucap Mama Johan tanpa basa basi.
"Siapa? Tasya? Dia.. Wanita yang tadi?" Teriak Riko keras tanpa sadar.
Mama Johan yang mendengar suara Riko begitu keras langsung meletakkan jari ketunjukknya ke mulut agar Riko bisa memelankan suaranya. Mama Johan melihat ke kanan dan ke kiri.
"Pelankan suaramu. Jangan keras keras. Kalau semua tau aku tidak segan segan membunuhmu." Ucap Mama Johan mengancam Riko.
Riko terkejut dan menutup mulutnya sendiri menggunakan tangannya.
"Untung suara musik lebih keras dari teriakanmu." Ucap Mama Johan.
Mama Johan melihat sekeliling dan melihat suaminya masih sibuk mengobrol dengan rekan bisnisnya. Mama Johan kembali fokus kepada Riko.
Mama Johan kembali mengisyaratkan tangannya agar Riko mendekat.
"Iya Tasya. Dia terlihat baik. Dia adalah .... Beri tahu aku, apakah menurutmu Frans akan tertarik kepada Tasya?" Tanya Mama Johan dengan mata penuh harap.
"Dia ..." Ucap Riko belum selesai sudah dipenggal oleh Mama Johan.
"Frans..! Gadis itu bahkan datang ke rumah ini dan Frans bersikap begitu kasar padanya. Bagaimana jika dia membuat gadis itu takut? Itu tidak akan bagus." Ucap Mama Johan khawatir.
Riko hanya mengangguk anggukkan kepalanya mendengarkan Mama Johan berbicara.
"Benar ... Itu ..." Ucap Riko, lagi lagi dipenggal oleh Mama Johan.
"Aku pikir ... !"Ucap Mama Johan menarik dasi Riko dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Apa? Kau ingin melakukan itu?" Ucap Riko menjauhkan diri dari Mama Johan.
"Tidak mungkin. Menurutku itu tidak pantas. Tidak Tidak." Lanjut Riko tidak setuju tentang rencana Mama Johan. Tetapi Mama Johan tidak memperdulikannya.
"Lakukan saja seperti apa yang aku katakan. Jika tidak ...!" Ucap Mama Johan mengancam dengan mengisyaratkan tangannya memenggal leher.
Riko merasa takut dan menurut saja daripada semua semakin runyam karena tidak menurutinya. Lagian itu perintah dari istri presdir perusahaan tempatnya bekerja. Dia juga orang yang dipatuhi oleh Frans. Jadi Riko masih sedikit merasa aman karena tamengnya adalah Mama Johan.
"Ma... Tasya mana?" Tanya Gadis yang tiba tiba menghampiri Mama Johan dan Riko.
"Tasya? Tadi pergi sama Frans." Jawab Mama Johan.
"Kemana mereka pergi?" Tanya Gadis khawatir.
"Mama tidak tau." Jawab Mama Johan.
Gadis merasa sangat khawatir.
"Tenang saja, kakakmu tidak akan membunuhnya." Ucap Mama Johan.
"Tapi ..." Ucap Gadis. Belum selesai berbicara dia melihat Tasya berjalan menghampiri mereka. Dan Frans dibelakangnya.
"Tasya." Ucap Gadis berlari kearah Tasya.
"Kamu tidak apa apa?" Tanya Gadis khawatir.
"Aku baik baik saja." Jawab Tasya tersenyum.
"Kakak aku tidak apa apain kamu kan?" Tanya Gadis melirik tajam Frans.
"Aku nggak bernafsu ngapa ngapain dia." Jawab Frans dingin.
"Tante, sudah malam saya pamit pulang dulu." Pamit Tasya.
"Biar aku antar kamu. Ma aku anterin Tasya dulu ya." Pamit Gadis.
"Iya! Hati hati. Kamu jangan lupa sering sering main kesini." Ucap Mama Johan.
Frans hanya menatap Mamanya yang sok akrab dengan Tasya.
Gadis dan Tasya pergi meninggalkan rumah tersebut.
***
Sesampainya di rumah, Tasya merasa lelah dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia merasa kesal mengingat perkataan Frans.
Pembicaraan Frans dan Tasya..
"Baru kali ini dalam hidupku setiap kali aku bertemu wanita selalu sial. Dulu tertabrak di penyeberangan, hidungku berdarah gara gara kaleng, dan sekarang kamu ambil barang yang sangat berharga buat aku." Ucap Frans dingin.
"Barang? Barang apa?" Tanya Tasya tak mengerti.
"Kamu tau hadiah yang diberikan Gadis dan kamu hadiahkan ke Mama aku. Itu adalah hadiahku untuknya. Aku tidak mau tau, kamu haris menggantinya. Kamu tau harga barang itu? 5 juta." Ucap Frans dingin.
"Apa? 5 juta. Itu bahkan uang saku aku beberapa bulan." Batin Tasya.
"Tapi ...?" Ucap Tasya dipenggal oleh Frans.
"Aku tidak butuh alasan apapun. Karena kamu masih kuliah dan teman adik aku, aku beri waktu kamu 3 bulan untuk melunasinya." Ucap Frans tidak mau tau.
"3 bulan?" Tanya Tasya terkejut.
"2 bulan!" Balas Frans.
"Apa?" Teriak Tasya.
"1 bulan." Balas Frans datar.
"Baiklah baiklah aku akan lunasi dalam waktu 3 bulan." Ucap Tasya menyerah.
Frans tersenyum licik akhirnya dia bisa memenangkan perdebatannya dengan gadis yang menurutnya membawa sial.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Kartika Dewi
Aq udah mulai" senyum " sendiri bacanya thor 😂😊
2020-12-29
2
Fitria Berkisah
lanjuuutt...
2020-12-01
2