Episode 8

"Hei! Nona berbaju biru, bersepatu kets putih. Apakah Anda akan tetap berpura pura tidak terjadi apa?" Teriak Frans kearah Tasya.

Karena dari arah kaleng itu melayang, hanya ada Tasya yang berada di sana.

Tasya yang disebutkan Frans adalah yang dikenakannya, langsung menghentikan langkahnya.

Frans memegang hidungnya karena mimisan terkena kaleng tersebut, berjalan mendekati Tasya dari belakang.

"Nona! Apakah Anda tidak punya tata krama? Apakah orang tua Anda tidak pernah mengajari Anda bagaimana cara meminta maaf?" Teriak Frans marah.

Mendengar ucapan Frans, Tasya merasa kesal dan marah. Tasya membalikkan badannya kearah Frans.

"Siapa yang berpura pura? Dan siapa yang harus minta maaf? Memangnya apa yang saya lakukan kepada Anda sampai sampai saya harus minta maaf?" Ucap Tasya meremehkan Frans karena merasa kesal.

"Anda sudah melukai saya! Lihat hidung saya sampai berdarah. Anda tau berapa banyak uang yang saya keluarkan untuk merawat diri saya agar tetap sehat? Dan sekarang berani beraninya Anda melukai saya dan tidak mengakuinya. Malah balik bertanya apa yang Anda lakukan? Wahh Anda benar benar wanita hebat dalam berakting. Apakah Anda bercita cita sebagai seorang artis? Tapi sayang wajah Anda tidak mumpuni." Balas Frans balik merendahkan Tasya.

"Saya benar benar tidak tau, atas dasar apa Anda menuduh saya? Saya bisa melaporkan Anda atas tuduhan pencemaran nama baik." Ancam Tasya tak takut sama sekali dan terus mengelak.

"Apakah Anda tidak tahu, bahwa kaleng yang Anda tendang sudah mengenai hidung saya sampai berdarah seperti ini? Tidakkah Anda merasa bersalah dan harus meminta maaf? Apakah Anda akan berpura pura amnesia sekarang?" Ucap Frans kesal dan marah.

"Loh! Kenapa jadi saya yang harus minta maaf? Salahin kalengnya, siapa suruh mendarat di hidung Anda! " balas Tasya tetap keras kepala dan membuat Frans semakin marah dan kesal.

"Bukankah Abda yang menendangnya?" Teriak Frans marah.

"Tapikan kalengnya yang mengenai Anda!" Balas Tasya tak mau mengalah.

Tasya berbalik meninggalkan Frans.

Tiba tiba Frans jadi mengingat kejadian kemarin pagi. Dia ingat tentang seorang wanita yang keras kepala. Dan wanita itu adalah orang yang sama yang dia temui saat ini.

Frans mengerutkan dahinya. Dia semakin merasa kesal.

"Tunggu!" Ucap Frans. Frans meraih tangan Tasya dan menariknya hingga Tasya berbalik kearah Frans lagi. Frans melihat Wajah Tasya dari kanan ke kiri. Dia memperhatikan wajah Tasya dan meyakinkan diri bahwa wanita ini sama dengan wanita pembuat masalah yang dia temui kemarin.

"Sepertinya saya pernah mendengar pengelakan yang seperti ini sebelumnya!" Ucap Frans terus mengingat ingat dan meyakinkan dirinya.

Tasya terkejut, dan baru mengingat laki laki ini adalah orang yang dia temui di penyeberangan jalan kemarin pagi. Tasya memejamkan matanya dan menenangkan dirinya.

"Anda ingat sesuatu?" Tanya Frans setelah menyadari bahwa Tasya juga mengingatnya.

"Tidak!" Jawab Tasya mengelak dan memalingkan mukanya.

Frans memegang dagu Tasya dan mengarahkannya kearahnya. Dengan marah Frans mendekatkan wajahnya ke wajah Tasya.

"Oke! Kalau begitu saya akan bantu mengingatnya. Anda tante tante yang kemarin saya temui di penyeberangan jalan. Sudah jelas jelas menabrak saya dan tanpa merasa berdosa tidak mau meminta maaf. Sudahkah Anda ingat? Dan sekarang lagi lagi Anda menendang kaleng dan mengenai hidung saya sampai berdarah juga tidak merasa bersalah dan meminta maaf. Dan dengan percaya dirinya masih bertanya apa kesalahan Anda? Wahh hebat! Anda pantas mendapat penghargaan!" Ucap Frans marah menyanjung Tasya. Frans bertepuk tangan untuk kehebatan Tasya dalam mengelak.

Tasya diam tak menjawab karena sudah tak tau harus menjawab apa. Dia sudah merasa terpojokkan oleh semua kata kata Frans.

"Bukankah kemarin saya sudah bilang, bahwa saya tidak ingin ada pertemuan kedua? Dan ini adalah pertemuan kedua kita, saya tetap sial. Jangan jangan Anda sengaja menguntit saya! Jangan pernah berharap lebih kepada saya." Ucap Frans dingin dan menuduh Tasya adalah seorang penguntit.

"Apa? Penguntit? Memangnya Anda siapa? Anda orang penting? Kayak kurang kerjaan saja!" Teriak Tasya dengan kesalnya.

"Hahahaha! Semua orang akan bilang seperti itu setelah ketahuan menguntit. Lagian banyak wanita yang lebih cantik dan bertubuh sexy yang mengejar ngejar saya. Jadi maaf Anda bukan tipe saya." Balas Frans meremehkan Tasya.

"Hei paman! Jangan terlalu percaya diri ya! Dan maaf banget, saya bukan salah satu dari wanita wanita bodoh dan buta itu yang mengejar ngejar Anda. Saya heran sebenarnya apa yang membuat mereka mengejar ngejar Anda? Apa tidak ada laki laki lain di dunia ini?" Balas Tasya meremehkan Frans.

"Justru kamu yang bodoh dan buta. Tidak bisa melihat orang setampan dan sekaya saya." Balas Frans semakin marah.

"Apakah Anda berharap saya akan mengejar ngejar Anda?" Tanya Tasya tetap meremehkan Frans.

"Jangan mimpi!" Teriak Frans.

"Hahahaha! Saya pergi dulu. Banyak waktu saya yang berharga terbuang gara gara Anda." Ucap Tasya berbalik dan meninggalkan Frans.

"Yaaaa! Saya tidak berharap kita akan bertemu lagi dengan Anda. Setiap bertemu Anda saya pasti sial. Anda pasti sumber kesialan saya!" Teriak Frans.

Tasya tak menjawab dan terus berjalan meninggalkan Frans. Dia hanya melambaikan tangannya tanpa membalikkan badannya kearah Frans.

"Ahh! Akhirnya bisa lepas juga dari orang gila itu. Siapa juga yang mau bertemu lagi dengan dia. Memangnya hanya dia yang sial? Aku juga sial. Setiap bertemu dia, mood ku semakin buruk saja." Gumam Tasya diperjalanan pulang.

***

Frans sesekali menyeka hidungnya dengan sapu tangannya, karena masih mengeluarkan darah.

"Dasar wanita gila! Sudah jelas jelas salah tapi tetap tidak mau meminta maaf. Dan sok sokan tidak terpesona dengan ketampananku. Lihat saja setelah dia tau siapa aku pasti dia akan datang mengemis ngemis dan menyerahkan dirinya kepadaku. Baru kali ini ada wanita gila yang berani meremehkan aku. Dia hanya belum lihat saja aura ketampananku. Sekali aku tunjukkan auraku, pasti dia akan tergila gila." Gumam Frans kesal.

Frans berjalan dengan kesal kearah mobilnya. Frans masuk kedalam mobil yang dikemudikan oleh sopirnya, Pak Ahmad.

"Jalan!" Ucap Frans dingin.

"Baik Tuan!" Jawab Pak Ahmad dan menyalakan mobilnya.

Di perjalanan...

"Tuan Muda, Anda mau saya antarkan kemana?" Tanya Pak Ahmad dengan sopan.

"Pulang!" Jawab Frans dingin dan singkat.

"Baik Tuan Muda!" Jawab pak Ahmad.

"Sepertinya Tuan Muda sedang tidak dalam keadaan senang. Sebaiknya saya diam dan mengantarkannya pulang." Batin Pak Ahmad.

Sesampainya di kediaman Frans, Pak Ahmad menghentikan mobilnya dan keluar untuk membukakan pintu untuk Frans.

"Silahkan Tuan Muda!" Ucap Pak Ahmad menundukkan tubuhnya.

Frans keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah orangtuanya.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!