Keesokan harinya...
Di kantor...
"Adakan rapat 10 menit lagi untuk proyek pakaian dalam!" Perintah Frans. Frans berjalan menuju ruangannya dengan cepat.
"Kenapa tiba tiba diadakan rapat? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Riko yang berjalan mengimbangi langkah Frans.
"Sejak kapan kamu punya hak untuk bertanya kenapa aku mengadakan rapat?" Ketus Frans.
"Maaf! Maaf!" Ucap Riko meninggalkan Frans dan menuju keruang yang bertanggung jawab atas proyek yang sedang berjalan.
Semua yang bertanggung jawab atas proyek tersebut segera menuju ruang rapat. Semua sudah berkumpul diruang rapat. Tepat 10 menit, Frans memasuki ruang rapat dan Riko dibelakangnya. Semua bawahannya berdiri dan menundukkan badan mereka memberi hormat. Setelah Frans duduk, mereka kembali duduk.
Frans dengan kasar meletakkan waktu pasir di depannya. Melihat benda tersebut semua saling tatap dan merasa gelisah.
"Rapat kita mulai, 30 menit harus sudah selesai." Ucap Frans dingin.
Semua diam.
"Siapa yang bertanggung jawab untuk desain pakaian dalam ini?" Tanya Frans.
Dan seseorang mengangkat tangannya.
"Butuh berapa lama lagi contoh desain pakaian dalamnya akan dikirim ke saya?" Tanya Frans tegas.
"Saya sudah menghubungi desainernya, dan beliau bilang besok contoh desain pakaian dalamnya akan dikirim." Jawab Rina gugup.
"Baiklah! Saya mau proyek ini segera selesai dan tidak ada kesalahan apapun. Banyak pelanggan yang sudah menantikan produk kita. Jadi jangan sampai melebihi waktu yang sudah ditentukan." Ucap Frans.
"Baik Pak." Jawab semua anggota rapat.
Setengah jam telah berlalu. Frans mengambil kembali waktu pasirnya dan menyerahkannya kepada Riko.
"Rapat selesai!" Ucap Frans mengakhiri rapat.
Frans berdiri, semua anggota rapat ikut berdiri membungkukkan badan memberi hormat. Setelah Frans keluar ruangan rapat, semua kembali bekerja ke tempatnya masing masing.
Riko mengikuti Frans ke ruangannya. Frans duduk di kursinya, sedangkan Riko berdiri di depannya.
"Belikan aku kado ulangtahun." Ucap Frans memerintah Riko membelikannya.
"Kado? Ulang tahun? Buat cewek?" Tanya Riko terkejut.
"Iya!" Jawab Frans dingin.
Riko berjalan mendekati meja Frans. Kedua tangannya bertumpu di atas meja dan kepalanya didekatkan kearah Frans.
"Sejak kapan kamu membelikan kado untuk seorang wanita? Apakah aku mengenalnya?" Bisik Riko dengan ekspresi penuh tanya.
"Besok hari ulang tahun Mama, jadi aku harus datang dan membawa kado. Tidak mungkin aku datang dengan tangan kosong." Ucap Frans dingin.
"Hah? Tante besok ulang tahun? Aku kira kamu menghianatiku sebagai sahabat. Aku kira kamu punya wanita tanpa sepengetahuanku." Ucap Riko kecewa dan menjauhkan kepalanya dari Frans dan kembali berdiri tegak.
Frans yang mendengar keluhan Riko, langsung mengambil pena dan berniat untuk melemparkannya kearah Riko karena kesal. Menyadari Frans akan melemparkan pena yang diambilnya, Riko berlari keluar ruangan Frans.
"Maaf! Maaf!" Ucap Riko sambil berlari ke pintu keluar.
Satu jam kemudian, Riko kembali lagi membawa tas kertas ditangannya.
"Ini!" Ucap Riko meletakkan tas kertas yang dibawanya di atas meja.
"Apa itu?" Tanya Frans dingin.
"Apakah kamu punya penyakit amnesia? Bukannya kamu tadi menyuruhku membelikan kado ulang tahun untuk tante." Jawab Riko kesal.
"Ohh!" Balas Frans tersenyum licik dan mengambil tas tersebut dan melihat isinya.
"Ciihhh!" Gumam Riko.
"Kenapa? Kamu kesal? Sejak kapan kamu punya hak untuk kesal kepada saya?" Ketus Frans.
"Ti.. Tidak! Saya mana berani kesal kepada Anda!" Jawab Riko.
"Bagus!" Balas Frans tersenyum licik.
Riko hanya mengernyitkan mulutnya karena kesal. Frans melirik kearahnya. Menyadari lirikan Frans, Riko mengubah ekspresi kesalnya menjadi senyum masam.
"Kamu kenapa? Sepertinya kamu ada masalah dengan saya?" Tanya Frans tertawa tipis.
Riko menarik nafas dan membuangnya kasar.
"Tidak! Mana berani saya kesal kepada Anda. Kalau tidak ada hal lain lagi, saya mohon pamit." Ucap Riko membungkukkan badannya dan berpaling meninggalkan Frans.
"Tunggu!" Ucap Frans menghentikan langkah Riko.
Riko menutup matanya dan menarik nafas dalam dalam untuk menenangkan diri. Kemudian membalikkan badannya kearah Frans. Kedua tangannya saling terkait ke depan dibawah perut.
"Siapa yang menyuruhmu pergi?" Tanya Frans menggoda Riko.
"Masih adakah perintah untuk saya?" Tanya Riko mencoba sabar menghadapi Frans.
"Baiklah! Silahkan pergi." Ucap Frans tersenyum puas karena membuat Riko kesal dan menyuruhnya pergi.
Riko yang kesal tiba tiba merasakan tubuhnya lemah karena serangan Frans. Dia berjalan tanpa semangat keluar ruangan Frans. Frans yang melihat tingkah Riko tersenyum puas.
Setelah puas tertawa, Frans memencet telepon kantornya menelepon sekretaris Tya.
"Halo Pak! Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Sekretaris Tya dibalik telepon.
"Sekretaris Tya, apakah kamis malam saya punya jadwal?" Tanya Frans.
"Untuk saat ini belum ada Pak!" Jawab Sekretaris Tya.
"Baiklah! Jika ada tolong tunda semua jadwal saya." Perintah Frans.
"Baik Pak!" Jawab Sekretaris Tya.
Frans mematikan teleponnya. Kemudian Frans memeriksa berkas berkas yang membutuhkan tanda tangannya yang sempat tertunda karena harus melakukan rapat.
***
Di kampus...
"Tasya! Kamis malam kamu ada acara tidak?" Tanya Gadis tiba tiba mengejutkan Tasya.
"Kamis malam? Sepertinya tidak. Ada apa?" Tanya Tasya.
"Kamu temenin aku ketemu ama Presdir perusahaan Start ya. Sekalian ketemu CEOnya." Ucap Gadis.
"Kenapa aku?" Tanya Tasya.
"Ayolah please!" Pinta Gadis memohon.
"Aku pikir pikir dulu ya." Jawab Tasya.
"Kenapa harus dipikir dulu? Ayolah! please!" Pinta Gadis dengan muka memelas.
"Iya deh! Jam berapa?" Tanya Tasya.
"Sekitar jam 7 aku jemput kamu ya disini." Jawab Gadis tersenyum lega.
"Iya!" Jawab Tasya membalas senyum Gadis.
"Yang lain pada kemana? Kok kamu disini sendiri?" Tanya Gadis celingukan ke kanan dan ke kiri mencari teman yang lain.
"Pada ke kantin." Jawab Tasya.
"Kok kamu nggak ikut?" Tanya Gadis.
"Aku enggak laper!" Jawab Tasya.
"Nggak laper atau nggak mau ketemu Tian? Hahahaha!" Goda Gadis.
"Kok kamu tau?" Tanya Tasya.
"Taulah. Kelihatan kalii.." Jawab Gadis.
"Memang kelihatan jelas ya?" Tanya Tasya polos.
"Sebenarnya enggak! Aku tadinya cuma mau goda kamu. Ehh ternyata malah beneran. Hahahaha!" Jawab Gadis.
"Ahh kamu ini!" Balas Tasya.
"Ya udahh ahh! Aku mau ke kantin dulu mo makan laper . Jangan lupa kamis malam aku jemput ya!" Ucap Gadis.
"Iya!" Jawab Tasya.
"Ddaddahh Tasya!" Ucap Gadis melambaikan tangannya meninggalkan Tasya dikelas.
Tasya melanjutkan membaca buku tentang menajemen. Terus belajar karena sebentar lagi harus magang di sebuah perusahaan. Agar bisa lolos dia harus belajar lebih keras.
Sesaat kemudian teman temannya datang. Anggi membawakan roti dan es cappucino untuk Tasya.
"Huuuwwwaaahhhh!" Intan menguap.
"Aku ngantuk!" Lanjut Intan menyandarkan kepalanya dimeja dan memejamkan matanya.
"Bangun! Sebentar lagi pelajaran akan dimulai." Ucap Vera.
"Aku ngantuk banget!" Balas Intan.
"Kamu tahan dulu. Cuma satu jam." Ucap Vera.
Intan mengangkat kepalanya dan meminta minuman Tasya agar matanya lebih segar.
Pelajaran selesai
Tasya langsung pulang ke rumahnya karena diapun merasa sangat capek. Hari hari ini dia harus lebih giat belajar agar bisa magang di perusahaan impian semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Fitria Berkisah
loveeeee
2020-11-28
2