Semua pelayan rumah yang berpapasan dengan Frans menundukkan kepalanya. Tapi Frans tak menghiraukannya dan terus berjalan memasuki rumah.
"Tuan Muda selalu saja memasang muka menakutkan setiap kali datang kesini." Bisik salah satu pelayan.
"Sssttttt...!!! Diam! Atau kamu akan ditendang dari rumah ini. Ayo kembali bekerja!" Balas pelayan lain yang mendengar bisikannya.
Di ruang keluarga...!
Frans berjalan mendekati Ibunya yang sedang duduk di sofa dan sedang fokus menonton tv. Frans duduk di samping Ibunya dan menyandarkan kepalanya di sofa. Wajahnya terlihat kusam dan kesal. Ibunya menatap wajahnya dengan rasa penasaran. Tetapi Frans tak menghiraukannya, dia justru menutup matanya.
"Ada apa lagi dengan anak muda ini? Bisa tidak pulang ke rumah orang tua dengan wajah yang gembira ria?" Ucap Mama Johan.
Frans tetap tak menghiraukan.
"Anak muda! Sudah lama tidak pulang, apakah kamu sudah tidak tau cara menyapa Mamamu?" Ucap Mama Johan lagi merasa tak dihiraukan anaknya.
"Tumben kakak pulang ke rumah? Masih ingat rumah?" Tanya Gadis sambil menuruni tangga.
Gadis, dia adik Frans yang masih kuliah. Mempunyai sifat kebalikan dari Frans. Dia lebih mudah menunjukkan senyumnya dan dengan mudah berinteraksi dengan orang lain.
"Jangan kurang ngajar kamu!" Ucap Frans tanpa melihatnya dan tetap menyandarkan kepalanya di sofa dengan mata tertutup.
"Ma, kenapa kakak begitu terlihat kesal? Apa kakak baru putus dengan pacarnya? Ehh..! Tapi apakah kakak punya pacar?" Tanya Gadis dengan menahan tawa.
Frans terbangun dari sandarannya, dan menatap Gadis tajam.
"Hehehe maaf!" Lanjut Gadis meminta maaf karena takut melihat tatapan tajam kakaknya yang menakutkan.
Frans kembali menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya. Gadis menghampiri Frans dan duduk disebelahnya.
"Kak!" Ucap Gadis dengan kedua tangannya memegang lengan Frans.
"Ehm?" Balas Frans tetap bersandar dengan mata masih terpejam.
"Tumben kakak pulang ke rumah. Ada apa?" Tanya Gadis penasaran.
"Apakah aku butuh alasan untuk pulang ke rumah?" Ucap Frans balik bertanya tak merubah posisinya.
"Ya enggak! Cuma tumben aja!" Balas Gadis mulai kesal.
"Pingin pulang aja." Balas Frans.
"Ihh kakak nggak asiik ahh. Mending aku balik ke kamar." Gerutu Gadis beranjak meninggalkan Frans dan Mamanya menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya.
"Dasar es balok ini! Jarang pulang tapi tetep aja bikin orang seisi rumah kesal dengan kehadirannya." Ucap Mama Johan sedikit merasa kesal dengan sikap anak sulungnya yang dingin.
Frans tak menghiraukan.
"Frans kapan kamu akan mengenalkan pacar kamu ke Mama dan Papa? Kapan akan kamu bawa ke rumah?" Tanya Mama Johan.
Pertanyaan Ibunya membuat Frans terkejut dan bangun dari sandarannya. Frans menatap tajam Ibunya.
"Mama, untuk saat ini aku lebih fokus dengan perusahaan. Jadi Mama jangan membicarakan soal wanita. Oke!" Ucap Frans tegas.
"Besok kamu ada janji temu dengan anak teman Papa. Kamu harus menemuinya tanpa alasan. Nanti Papa kirim ke SMS tempatnya." Ucap Papa Johan menuruni tangga dan membuat Frans makin terkejut.
"Apa Pa?" Tanya Frans menatap Papanya kearah tangga.
"Papa sudah adain janji temu kamu dengan anak teman Papa, Om Rendi. Anaknya yang kuliah di luar negeri baru saja pulang. Tadi Om Rendi ngasih kabar begitu, jadi kita adain janji temu kalian berdua." Terang Papa Johan.
"Terserah Papa. Tapi jika tidak ada urusan di kantor." Balas Frans pasrah. Frans tak pernah sekali saja mempermalukan Papanya di depan orang lain, apalagi di depan teman Papanya.
"Papa sudah atur semua. Papa sudah menyuruh asisten kamu untuk mengosongkan semua jadwal kamu besok malam." Ucap Papa Johan.
"Tuan! Nyonya! Makanan sudah siap!" Ucap Bi Atik menghampiri mereka ke ruang keluarga.
"Oh iya Bi terimakasih." Balas Mama Johan.
Bi Atik membungkukkan badannya dan kembali ke dapur.
"Ehh Bi! Tolong panggilkan Gadis ke kamarnya ya!" Ucap Mama Johan.
"Baik Nyonya!" Balas Bi Atik.
Bi Atik, berprofesi sebagai kepala pelayan di rumah keluarga Johan.
"Ayo kita makan dulu!" Ajak Mama Johan.
Frans dan orangtuanya beranjak menuju meja makan dan duduk.
"Kamu makan yang banyak, tadi Mama suruh masakin makanan kesukaan kamu." Ucap Mama Johan kepada Frans.
"Iya Ma." Jawab Frans.
Ketika keluarga Johan makan, semua pelayan dapur berdiri mengelilingi meja makan. Itulah peraturan yang ada didalam kontrak menjadi pelayan di dapur.
"Bunyi dering ponsel...!"
Salah satu pelayang mengambil ponsel yang berdering dan memberikannya kepada Pak Johan.
"Ini Tuan." Ucap salah satu pelayang memberikan ponselnya dengan badan setengah membungkuk.
Pak Johan menerimanya dan pergi untuk mengangkat telepon.
Setelah selesai makan, mereka juga meninggalkan meja makan. Semua pelayan mulai menyibukkan diri untuk membereskan meja makan.
"Ma aku pergi ke kamar dulu ya. Aku capek mau istirahat." Pamit Frans.
"Aku juga!" Ucap Gadis.
Mereka meninggalkan Ibunya sendiri.
"Yahhh punya dua anak tapi tak perduli sama Mamanya." Gumam Mama Johan.
Frans masuk ke ruang kerjanya terlebih dahulu. Membuka laptopnya dan mengecek apa yang terjadi di kantor. Setelah semua beres dia keluar menuju kamarnya untuk beristirahat. Frans membaringkan tubuhnya di kasur.
"Ahh nyamannya. Sudah lama aku tak berada disini." Gumam Frans memejamkan matanya.
Entah ada angin apa yang baru saja melintas, tiba tiba dia teringat tentang kejadian yang tadi dia alami. Frans ingin membalas dengan balasan yang setimpal. Tetapi dia tak ingin bertemu Tasya lagi.
"Aku sumpahin kamu selalu sial. Selalu bertemu orang orang yang membuatmu sangat marah. Dan membuatmu hampir gila menghadapi mereka. Dasar wanita gila." Gumam Frans kesal mengutuk Tasya.
Disisi Tasya...
"Pyaaaaarrrrr...!!!!"
Gelas yang diambilnya tiba tiba meleset dari tangannya dan pecah. Tasya terkejut, karena jelas jelas gelas sudah dipegangnya.
"Kenapa aku tiba tiba merasa merinding begini?" Gumam Tasya merasa bulu kuduknya berdiri.
Tasya mengambil tempat sampah dan membereskan pecahan gelas yang berceceran dilantai. Tasya masih penasaran kenapa tiba tiba gelas yang dipegangnya bisa dengan mudah terjatuh.
Setelah selesai membereskannya, Tasya mengembalikan tempat sampah ke tempatnya. Karena merasa heran dengan yang terjadi Tasya menatap kedua telapak tangan dengan heran dan penuh tanya.
"Ahh mungkin saja karena aku terlalu lelah hari ini. Sebaiknya aku istirahat saja dulu." Gumam Tasya menuju kamarnya.
Tasya membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Tasya tertidur sampai sore.
"Hoooooaaaammm! Jam berapa ini?" Gumam Tasya masih setengah sadar. Tasya melihat jam dimeja sebelah tempat tidurnya.
"Baru jam 3!" Gumam Tasya lagi dan kembali membaringkan tubuhnya.
Tasya mengambil ponselnya dan memainkan ponselnya sambil tiduran. Setelah bosan memainkan ponselnya, Tasya bangun mengambil handuknya dan meletakkannya di bahunya. Tasya masuk ke kamar mandi dan membaringkan tubuhnya di bath up sambil memainkan musik di ponselnya dan mendengarkannya.
"Akhirnya aku bisa merasakan rasanya bersantai tanpa ada yang mengganggu." Gumam Tasya memejamkan matanya dan kembali tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments