DI PERUSAHAAN...
***
"Bos! Anda darimana? Kenapa Anda baru datang?" Tanya Riko yang berjalan menghampiri Frans.
Riko adalah asisten pribadi serta teman dekat Frans sewaktu kuliah. Dia adalah orang yang paling setia dengan temperamen Frans yang sangat buruk. Frans dikenal dengan orang yang dingin dan mempunyai temperamen yang buruk apalagi diperusahaan disaat dia sedang bekerja. Kesalahan kekecil apapun tak akan dia maafkan apalagi karena kelalaian karyawan.Temperamennya yang buruk membuat Frans hampir tak pernah tersenyum dengan siapapun. Belum ada karyawannya yang melihatnya tersenyum. Hanya tatapan dingi yang selalu dia gunakan. Frans juga dikenal dengan julukan "BOM WAKTU" yang bisa meledak kapan saja. Meskipun begitu karena ketampanan dan kekayaannya yang berlimpah, banyak gadis - gadis yang mendambakannya. Diperusahaannya banyak wanita yang mengharapkannya. Tetapi Frans tidak perduli karena baginya wanita sangatlah merepotkan. Dan tidak ada yang bisa mengganggu gugat pendapatnya tentang wanita.
Frans lebih suka dipanggil bos oleh Riko, karena menurutnya panggilan Pak hanya untuk orangtua saja. Dan dia merasa bahwa dirinya masih muda. Panggilan Pak hanya untuk karyawan lainnya.
Frans hanya terus berjalan menuju lift tanpa menggubris pertanyaan Riko, asistennya. Karena dia masih sangat kesal dengan kejadian yang menimpanya dipenyeberangan jalan.
Perusahaan Frans memang tidak jauh dari Universitas A. Hanya berjarak 500 meter saja. Tadinya Frans hanya keluar mengambil berkas dari temannya yang juga bekerja diperusahaannya untuk bahan rapat pagi. Tetapi tidak disangka dia akan bertemu dengan seseorang yang membuatnya sangat kesal.
Semua karyawan merasa takut dengan temperamen Frans karna terlihat sangat jelas bahwa semua tidak akan baik - baik saja. Riko yang mengetahui hal itu memilih diam dan mengikuti bosnya itu dibelakang. Sesampainya dilantai paling atas, Frans keluar dari lift dan menuju kantornya. Masih diikuti oleh Riko, asistennya. Frans duduk dikursinya sedangkan Riko berdiri didepan meja menghadap ke Frans.
"Suruh semua Dewan Direksi segera berkumpul diruang rapat. Kita adakan rapat sekarang juga" Perintah Frans kepada Riko
"Baik Bos!" Jawab Riko.
Riko menundukkan badannya untuk memberi hormat kepada Frans, dan kemudian pergi meninggalkan ruangan Frans untuk mengumpulkan semua dewan direksi untuk berkumpul diruang rapat. Setelah semua telah berkumpul, Riko kembali keruangan Frans untuk memberitahu bahwa semua sudah berkumpul diruang rapat. Frans sedang membaca berkas untuk ditandantangani.
"Bos! Semua sudah berkumpul diruang rapat. Mereka sudah menunggu Anda." Ucap Riko setelah menun dukkan badannya untuk memberikan hormat.
"Baiklah! Saya akan segera kesana!" Jawab Frans dingin tanpa menatap Riko. Frans meletakkan berkas ditangannya dan mengambil berkas lainnya untuk bahan rapat.
Frans berdiri dan berjalan menuju ruang rapat. Riko berjalan dibelakangnya.
Memasuki ruang rapat...
Setelah Frans masuk keruang rapat, suasana menjadi hening tak ada suara sedikitpun. Frans duduk dikursi utama.
"Baiklah! Kita mulai rapatnya." Ucap Frans dingin dengan tatapan tajam melihat semua dewan direksi yang tak ada satupun berani menatapnya.
Semua Dewan Direksi menundukkan kepalanya. Frans diam sejenak. Kedua siku Frans menempel diatas meja dengan telapak tangan saling tidih dan dagunya menumpu diatas punggung telapak tangannya.
"Siapa yang bertanggungjawab atas proyek kali ini? Kenapa tidak ada yang bicara untuk menjelaskan bagaimana proyek ini berjalan?" Tanya Frans dengan temperamennya yang sangat buruh.
"Saya Pak!" Salah satu Dewan Direksi mengulurkan tangannya keatas.
Semua Dewan Direksi merasa bahwa bom waktunya akan segera meledak dan ini bertanda bahwa semua tidak baik - baik saja. Frans melampiaskan rasa kesalnya pagi tadi kepada karyawannya.
"Baiklah! Saya beri waktu kalian 30 menit untuk merancang dan menjelaskan bagaimana cara memperkembangkan proyek ini." Ucap Frans membalikkan jam pasir yang selalu dibawanya saat rapat.
Frans hanya diam, menunggu jam pasir mengalir kebawah sampai habis. Dan menunngu karyawannya membuat ide - ide menurut mereka tentang rapat. Karena rapat ini diadakan dadakan jadi semua karyawan belum mempersiapkan ide apapun.
Tatapan yang tetap dingin, dan marah ketika melihat semua karyawannya kebingungan. Frans jelas melihat ekspresi bingung mereka yang tidak mendapatkan ide apapun.
30 menit telah berlalu. Jam pasir telah habis mengalir kebawah.
"Apa ide kalian?" Tanya Frans tiba - tiba.
Salah satu Dewan Direksi berdiri dan memperkenalkan diri. Kemudian menjelaskan idenya sampai Frans bisa memahami dan menerimanya.
"Lanjut." Printah Frans tanpa menatap.
Salah satu Dewan Direksi yang lain berdiri sama yang dilakukan Dewan Direksi yang pertama.
"Lanjut." Ucap Frans lagi.
Kali ini semua diam tak ada yang berdiri lagi untuk memberikan idenya. Frans seketika terlihat sangat marah.
"Kenapa sudah tidak ada lagi yang memberikan ide? Dari sekian banyak orang apakah hanya dua yang bekerja? Jadi untuk apa kalian disini? Apa perusahaan menggaji kalian hanya untuk duduk diam mengikuti arus? Perusahaan tidak pernah memilih orang untuk main - main diperusahaan ini. Jika kalian hanya ingin main - main jangan disini. Pergilah ketaman bermain! Kenapa semuanya hanya diam?" Teriak Frans sangat marah. Frans menampar meja dengan tangannya sangat keras sehingga membuat karyawan kaget.
"Maafkan kami Pak. Bapak mengadakan rapat ini terlalu mendadak jadi kami tidak mempersiapkan ide apapun." Jelas salah satu Dewan Direksi.
"Ohh! Jadi terlalu mendadak dijadikan alasan? Seharusnya setelah saya memberikan proyek ini kalian sudah mulai bekerja dan memikirkan ide - ide yang akan digunakan untuk keberhasilan proyek ini. Saya memberikan proyek ini kepada kalian sudah hampir satu bulan. Lalu kalian selama ini ngapain saja?" Tegas Frans marah.
Semua hanya diam. Karena jika ada yang membantah masalahnya tidak akan terselesaikan.
"Baiklah! Bagi kalian ini terlalu mendadak kan? Oke! Saya beri waktu kalian sampai besok untuk mengumpulkan ide - ide kalian. Besok jam 10.00 WIB semua harus sudah berkumpul disini dengan ide - idenya masing masing. Kita akan segera kerjakan proyek ini." Tegas Frans. Frans bediri dan membalikkan badannya untuk meninggalkan ruang rapat.
Semua merasa lega karena akhirnya rapat berakhir.
"Ohh iya!" Frans kembali membalikkan badannya. Suasana kembali menegang.
"Saya lupa! Kalau besok kalian tidak bisa persentasi tentang ide - ide kalian, sebaiknya segera kirim surat pengunduran diri kalian ke manager saya. Perusahaan ini tidak membutuhkan orang - orang pemalas seperti itu. Perusahaan memberikan gaji besar kalian bukan untuk menjadikan kalian seorang pemalas." Ancam Frans dan kemudian pergi meninggalkan ruang rapat diikuti Riko.
Riko hanya diam - diam salut kepada temannya itu. Meskipun caranya sangat kejam tetapi ada benarnya juga. Karena mereka bekerja dan digaji besar bukan untuk malas - malasan tetapi untuk bekerja. Sesampainya dikantor Frans, Frans duduk dikursinya dan Riko berdiri didepannya. Riko terus menatapnya.
"Ada apa?" Tanya Frans yang menyadari Riko dari tadi menatapnya.
Riko hanya diam karena terkejur Frans menyadari tatapannya.
"Terpesona dengan aura ketampananku?" Tanya Frans dengan tingkan kePDannya yang tinggi.
"Hemmm?" Riko semakin bingung.
"Ada apa? Nggak mau ngomong?" Tanya Frans memaksa Riko berterus terang.
"Saya hanya salut kepada Anda, meskipun cara Anda sedikit kejam." Jawab Riko Jujur.
"Kamu mau gaji kamu dipotong dan bonusan kamu bulan ini hilang?" Ancam Frans dengan tatapan tajam.
"Maafkan saya! Saya tarik kembali omongan saya. Jadi jangan potong gaji saya dan bonusan saya." Ucap Riko menyesali kata - katanya.
Frans diam menatap tajam Riko sebagai sahabat.
"Tapi kenapa hari ini datang - datang temepramen Anda sangat buruk?" Tanya Riko merasa bingung. Riko memiringkan kepalanya dan mengambil nafas dengan sedikit membuka mulutnya serta matanya menatap keatas tanda berpikir keras.
"Tadi pagi setelah aku mengambil berkas dari jony, aku bertemu dengan sesuatu yang benar - benar membuatku sial." Jelas Frans.
"Apakah itu seorang wanita?" Tebakan Riko langsung menuju kewanita. Karena bagi Frans tak ada yang lebih sial kecuali dia bertemu wanita.
"Iya!" Jawab Frans dingin setelah mendengar kata wanita.
"Apakah hatimu sudah luluh dengan seorang wanita?" Tanya Riko memberanikan diri.
"Kamu sepertinya benar - benar ingin gajimu dipotong dan bonus bulananmu hilang." Teriak Frans merasa kesal.
"Saya tidak berani. Dan maafd saya masih ada urusan lain. Saya permisi." Ucap Riko takut kemudian berlari keluar dari ruangan Frans.
Frans sangat kesal setiap kali mengingat kejadian padi tadi. Frans selalu mengepalkan tangannya setiap kali teringat. Dia berharap tak akan bertemu lagi dengan wanita yang tadi pagi dia temui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Alvinari
awalnya saja kesal pada akhirnya akan jadi cinta.."
2021-02-22
1
Kartika Dewi
Nyimak thor
2020-12-29
2
cantik ganteng
aku datang ya kakkk,,
2020-11-11
2