Di mall...
Tian menyuruh mereka turun setelah sampai disebuah mall. Dion dan Niko semakin tak mengerti kenapa mereka bisa pergi ke mall.
"Bro! Sejak kapan kamu jadi suka pergi ke mall?" Bisik Niko bertanya kepada Tian tak mengerti.
"Diam lah! Cukup kamu membantu temanmu ini mengejar cintanya." Jawab Tian tersenyum licik.
"Kenapa tiba tiba bulu kudukku berdiri ya?" Ucap Niko merasa merinding mendengar jawaban Tian.
"Sudah kalian ikuti saja alurnya." Jawab Tian mengabaikan mereka.
Tian menyusul langkah Tasya dan berjalan disampingnya menuju bioskop. Karena ruang bioskop berada dilantai paling atas jadi mereka harus menaiki lift yang disediakan di mall tersebut.
Sesampainya didepan aula bioskop Niko dan Dion melongo karena terkejut dan menghampiri Tian.
"Bro! Jangan bercanda. Kita nonton?" Tanya Dion bingung.
"Iya!" Jawab Tian tersenyum licik kepada Niko dan Dion..
Niko dan Dion hanya saling pandang tanpa bisa mengatakan apapun. Tian tak lagi menggubris mereka dan langsung pergi meninggalkan mereka menuju loket untuk membeli tiket. Setelah selesai membeli tiket, Tian menghampiri Niko dan Dion lagi.
"Kita nonton movie apa?" Tanya Dion penasaran.
Tian tak menjawab, hanya memberikan tiket yang dibelinya. Dion mengambil tiket itu dari tangan Tian.
"Love is true?" Ucap Dion membaca judul movie yang tertera di tiket tersebut.
"Percintaan? Apa kamu sudah gila? Sejak kapan kamu jadi bucin seperti ini?" Teriak Niko bertanya kepada Tian.
"Ssssttttt!" Tian meletakkan jari telunjuk di mulutnya agar Niko dan Dion diam.
Sedangkan Tasya, Vera, Anggi dan Intan sibuk mencari tempat duduk untuk menunggu film dimulai.
Tian pun mengajak teman temannya duduk.
"Kamu bercanda ya Bro?" Tanya Niko tetap tak percaya.
Tian hanya tersenyum. Dion meletakkan punggung telapak tangannya di jidat Tian.
"Kamu juga tidak sakit. Kamu baik baik saja?" Tanya Dion juga tak percaya.
"Aku baik baik saja. Anggap saja ini membantu teman mengejar cinta." Jawab Tian menghempas tangan Dion dari jidatnya dan berusaha tetap tenang.
"Tuhan setang apa yang sedang merasuki temanku satu ini?" Ucap Niko meninggikan kedua tangannya bak orang yang sedang berdoa.
"Sejak kapan kamu suka movie percintaan? Apa tiba tiba hatimu berubah menjadi hati hello kitty yang sangat lembut?" Ucap Dion tetap tidak percaya.
"Sudah diam lah! Kalian ikut saja." Ucap Tian sudah mulai bosan mendengar ocehan kedua temannya itu.
Beberapa menit kemudian...
"PENGUMUMAN...Bagi pengunjung teater 4 dimohon segera masuk keruang teater. Karena film akan segera dimulai. Terimakasih!"
Mendengar pengumuman tersebut, Vera, Tasya, Anggi dan Intan beranjak untuk masuk. Tian yang melihat para cewek masuk keruang teater langsung bergegas masuk. Niko dan Dion hanya diam mengikuti Tian. Mereka mencari tempat duduk yang tercantum di tiket yang mereka beli. Setelah ketemu mereka duduk sesuai kursi yang dipesan.
"Setelah ini selesai, kamu harus menjelaskan kepada kita apa yang terjadi denganmu." Ucap Dion tetap tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Apakah kamu dipaksa oleh mereka?" Tanya Niko mengisyaratkan matanya kearah para cewek.
"Tapi tidak mungkin, seorang Tian orang tertampan dan terpopuler di kampus takut dengan mereka." Ucap Dion semakin bingung.
"Sudah diam lah kalian. Jangan berisik! Aku jarang meminta kalian melakukan sesuatu. Anggap saja saat ini aku sedang meminta kalian melakukan sesuatu kepada kalian. Kalian cukup diam dan ikuti saja. Lagian sesekali nonton movie percintaan tidak ada salahnya. Agar kalian tau apa itu cinta. Jadi diam lah." Jelas Tian menyuruh Niko dan Dion diam.
Niko dan Dion terdiam pasrah mengikuti Tian dan keempat cewek lainnya. Meski mereka masih tidak mengerti kenapa seorang cowok terpopuler di kampus mengikuti mereka.
Film dimulai...
Lampu teater mulai dipadamkan. Mereka diam dan fokus menonton film yang ditayangkan dilayar lebar tersebut.
Satu setengah jam lamanya suasana hening didalam ruang teater. Semua penonton menjadi geram karena keromantisan film tersebut.
Film telah usai. Tasya dan yang lain tetap duduk menunggu semua penonton keluar. Setelah diruang tersebut hampir kosong dan tak antri lagi, Tasya berjalan dan diikuti yang lainnya.
Mereka keluar bersama dan berpisah sesampainya diluar mall untuk pulang menuju rumah masing masing karena sudah tidak ada rencana lagi.
"Tasya! Aku duluan ya!" Pamit Vera melambaikan tangan meninggalkan mereka.
"Aku juga ya!" Pamit Intan juga melambaikan tangan.
Niko dan Dion juga meninggalkan mereka. Tersisa Tian, Anggi dan Tasya.
"Aku juga pulang dulu ya." Pamit Tasya meninggalkan Tian diikuti oleh Anggi.
"Tasya!" Panggil Tian disaat Tasya dan Anggi sudah melangkahkan kaki menjauh darinya.
"Iya!" Balas Tasya membalikkan badannya kearah Tian.
"Kita kan searah. Kamu pulang bareng aku saja." Ucap Tian menawarkan tumpangan.
"Tidak usah! Aku bisa naik bus saja." Tolak Tasya.
"Ayolah! Please jangan menolak." Balas Tian memohon kepada Tasya.
"Baiklah! Tidak baik menolak tawaran orang." Ucap Anggi menatap Tasya dengan senyum liciknya.
Tasya hanya pasrah dan menurutinya saja.
"Tunggu disini, aku ambil mobil dulu." Ucap Tian meninggalkan mereka kearah parkir mobil.
"Dasar kamu ya!" Ucap Tasya kesal. Tasya mencubit perut Anggi dan Anggi mencoba menghindari cubitan Tasya.
"Maaf! Maaf!" Ucap Anggi sambil menghindari pergerakan Tasya yang menyerangnya dengan cubitan diperutnya.
***
Mobil Tian berhenti didepan Tasya dan Anggi. Anggi berlari kearah mobil Tian dan masuk tanpa disuruh. Tasya menghentikan aksinya dan mengikuti Anggi masuk kedalam mobil. Anggi hanya tersenyum kearah Tasya berharap Tasya memaafkannya. Tasya yang bisa membaca maksud senyum Anggi, langsung menunjukkan senyumnya. Melihat senyum Tasya, Anggi merasa senang dan langsung memeluk tubuh Tasya dari samping dengan senangnya.
"Lepasin!" Teriak Tasya memberontak.
Anggi melepaskan pelukannya dan tersenyum. Tasya mengabaikannya dan memilih melihat keluar melalui kaca jendela disebelahnya.
Tian yang melihat tingkah mereka dari kaca spion depan mobil, hanya tersenyum melihat kedekatan mereka.
"Sya! Apakah sebaiknya kita pergi ke kedai kopi dulu untuk minum kopi?" Tanya Tian merubah suasana yang tadinya hening.
"Enggak ahh! Aku mau langsung pulang saja. Aku sudah capek mau istirahat. Aku belum tidur dengan baik semalam." Jawab Tasya menolak ajakan Tian.
"Ya sudah kita pulang." Balas Tian sedikit kecewa.
"Aku turun didepan kampus saja ya!" Ucap Tasya.
"Loh kenapa?" Tanya Tian.
"Aku mau ke perpustakaan dulu mau nyari buku buat ngerjain tugas. Lagian rumah aku sudah dekat dari kampus." Jawab Tasya.
Sesampainya didepan kampus, Tian menghentikan mobilnya.
"Tian, terimakasih ya!" Ucap Tasya kemudian turun dari mobil diikuti Anggi.
"Iya sama sama. Aku pulang dulu ya." Pamit Tian.
Anggi tersenyum dan melambaikan tangannya kearah Tian. Dan Tasya hanya tersenyum.
Setelah Tian melajukan mobilnya, Tasya pergi ke perpustakaan.
"Ayo!" Ajak Tasya memeluk bahu Anggi. Anggi yang masih asik melambaikan tangannya kearah Tian tersentak merasakan pelukan Tasya.
Tasya dan Anggi berjalan menuju perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan, Tasya mencari buku yang ia butuhkan, sedangkan Anggi hanya menemaninya.
Setelah buku yang dicari sudah didapatkan, Tasya dan Anggi keluar dari perpustakaan dan berpisah untuk menuju rumah masing masing.
Sesampainya di rumah, Tasya langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan matanya untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Diana Susanti
lanjuuut kak
2020-12-23
2
Karwati
2020-12-15
2
Yuniar
lanjut Kak
salam dari
TERPAKSA MENIKAH DENGAN TUAN MUDA SOMBONG
2020-11-15
2