Hari berikutnya...
Seperti yang sudah Frans sepakati dengan Ayahnya, pukul 20.00 WIB Frans mendatangi alamat yang dikirimkan oleh Ayahnya. Restoran disebuah hotel terkenal dibawah naungan perusahaan Start, keluarga Johan Pratama. Setelah memarkirkan mobilnya, Frans berjalan memuju restoran didalam hotel tersebut.
"Selamat malam Tuan. Mari saya antar ke tempat yang sudah Anda pesan." Ucap pelayan restoran dengan sopan setelah menundukkan tubuhnya.
Dengan tangannya, pelayan tersaikebut mengarahkan agar Frans berjalan mengikutinya. Dengan tampang seperti biasa dingin dan tanpa menunjukkan senyumnya Frans mengikuti pelayan tersebut.
"Silahkan duduk Tuan!" Ucap pelayan menarik mundur salah satu kursi dan mempersilahkan Frans duduk.
Frans duduk tanpa merespon si pelayan. Kemudian si pelayan menuangkan segelas air putih.
"Mau pesan makan apa Tuan?" Tanya si pelayan.
"Nanti saja. Saya masih menunggu teman." Jawab Frans dingin.
"Baik Tuan! Kalau begitu saya permisi." Balas si pelayan.
***
Lima belas menit telah berlalu. Frans mulai bosan menunggu. Dia mengeluarkan ponsel dari saku kemeja dibalik jasnya. Frans mengotak atik layar ponselnya. Setengah jam telah berlalu, Frans telah menghabiskan segelas air putihnya. Frans memencet tombol didepannya untuk memanggil pelayan. Beberapa saat kemudian seorang pelayan datang.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya si pelayan itu dengan sopan.
"Saya pesan orange jus." Jawab Frans dingin dan tanpa senyum sedikitpun.
"Baik!" Balas si pelayan.
Pelayan tersebut menundukkan tubuhnya dan pergi. Beberapa menit kemudian, pelayan tersebut kembali dengan membawa segelas orange jus dan meletakkannya dimeja.
"Silahkan Tuan." Ucap pelayan.
Frans tak merespon apapun. Tangannya sibuk mengotak atik ponselnya. Badannya bersandar dikursi. Merasa bosan dengan ponselnya, Frans mengeluarkan laptopnya. Frans melanjutkan pekerjaannya.
Empat puluh lima menit telah berlalu, datanglah seorang wanita cantik dengan penampilan yang anggun, berjalan kearah Frans.
"Frans?" Sapa Wanita tersebut.
Frans hanya menatapnya dingin dan memperdulikannya.
"Maaf aku terlambat. Jalannya sangat macet." Ucap wanita tersebut membuat alasan.
"Aku Celine." Lanjut Celine menjulurkan tangannya tetapi tak direspon oleh Frans..
Frans tetap tidak menggubrisnya.
"Aku benar benar minta maaf." Lanjut Celine lagi.
Frans tetap tak merespon dan sibuk mengotak atik laptopnya.
"Frans!" Panggil Celine mulai kesal.
"Kenapa? Anda mulai kesal?" Tanya Frans dingin.
Celine hanya diam.
"Anda tau berapa lama saya sudah membuang waktu saya untuk menunggu Anda? Waktu adalah uang dan saya sudah membuang banyak waktu dan uang saya disini." Ucap Frans marah.
"Maafkan aku! Aku benar benar minta maaf." Ucap Celine lembut.
Celine memencet tombol didepannya untuk memanggil pelayan. Tak lama kemudian pelayang datang memberikan buku menu. Celine membuka buka buku menu dan bertanya kepada Frans.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Celine menatap Frans yang masih saja sibuk dengan laptopnya.
"Terserah Anda." Jawab Frans.
"Jangan berbicara terlalu formal kepadaku." Balas Celine.
"Kami pesan 2 steak original dan 1 orange jus." Ucap Celine sambil menutup buku menunya dan memberikannya kepada pelayan.
***
Makanan datang. Frans menutup laptopnya untuk makan dan memulai makan.
"Apa pekerjaan kamu?" Tanya Frans tiba tiba mengagetkan Celine. Celine menghentikan kunyahannya dan menelan makanannya dengan paksa.
"Aku baru saja selesai kuliah dan baru pulang dari luar negeri. Jadi aku belum sempat berpikir untuk bekerja. Untuk sementara aku ingin menikmati keindahan dulu. Mungkin besok aku akan bekerja diperusahaan Papa aku." Jawab Celine terus terang.
"Beruntung kamu berkenalan denganku. Karena kalau kamu menikah denganku otomatis kamu akan kaya mendadak dan mungkin tidak perlu bekerja lagi. Cukup menghabiskan uang." Ucap Frans denga nada menghina.
"Tapi aku sama sekali tidak bermaksud begitu. Aku juga ingin berkarir." Balas Celine.
"Hahaha! Kamu tidak berkarirpun kalau kamu hidup bergantung denganku kamu sudah pasti tidak kekurangan apapun. Kamu harus bersyukur akan hal itu. Bermimpilah untuk menikah dengan orang seperti aku. Sudah Tampan, kaya lagi." Ucap Frans dengan senyum liciknya.
Celine berdiri dan tangannya menunjuk kearah Frans.
"kamu! Dasar orang sombong. Siapa juga yang mau menikah sama kamu? Kalau bukan karna rasa hormatku kepada Om Johan, aku tidak akan mau menuruti permintaannya untuk menemui orang sombong seperti kamu." Teriak Celine marah.
"Hahahha! Setelah tau ditolak mentah mentah langsung sok jual mahal." Gumam Frans dengan senyum menghina Celine dan memalingkan wajahnya kekanan.
Celine yang merasa sangat kesal mengambil gelas dan menyiramkannya ke muka Frans. Setelah itu Celine pergi meninggalkan Frans.
"Tunggu!" Ucap Frans menghentikan langkah Celine.
Langkah Celine terhenti tanpa menoleh kearah Frans.
"Kamu tidak usah khawatir, aku yang akan bayar semua tagihannya." Ucap Frans sombong.
"Dasar orang gila!" Gumam Celine.
Celine pergi tanpa menghiraukan Frans lagi. Sedangkan Frans masih duduk dan menghabiskan makanannya.
***
*Keesokkan harinya...
Di kantor...
Ttookkk... Ttoookkk... Ttoookkk....!!!
"Masuk*!" Jawab Frans.
Tya masuk ke ruangan Frans. Dan menyampaikan maksudnya.
"Ada apa sekretaris Tya?" Tanya Frans.
"Pak, Presdir Johan memerintahkan Anda pergi ke ruangannya." Jawab Tya.
"Baiklah." Balas Frans.
Sekretaris Tya membungkukkan tubuhnya dan pergi keluar ruangan Frans.
"Pasti masalah semalam. Huft!" Gumam Frans.
Frans mematikan komputernya dan pergi keluar menuju ruangan Presdir Johan.
Ttookkk... Ttookkkk.. Ttookkk...!
Sesampainya didepan pintu ruangan Presdir, Frans mengetuk pintu.
"Masuk!" Jawab Presdir Johan.
Frans membuka pintu dan menutupnya kembali setelah masuk. Dia berjalan mendekati meja Presdir.
"Ada perlu apa Presdir memanggil saya?" Tanya Frans sopan bag seorang bawahan dengan atasannya.
"Apa yang kamu lakukan semalam?" Tanya Presdir Johan terlihat marah.
"Maksud Presdir?" Tanya Frans pura pura tak mengerti maksud Ayahnya.
"Kamu jangan berpura pura. Apa yang kamu katakan kepada anak teman Papa. Kenapa tadi dia menelepon dan marah marah. Katanya kamu merendahkannya." Ucap Presdir Johan meminta penjelasan putranya.
"Maaf Presdir. Bukannya ini di kantor jadi tidak seharusnya kita membicarakan masalah pribadi disini." Ucap Frans.
"Saya atasan disini. Jadi saya bebas memutuskan apa yang akan saya bicarakan." Balas Presdir Johan.
"Saat ini Anda menjadi seorang Presdir atau seorang Ayah?" Tanya Frans.
"Seorang Ayah!" Jawab Presdir Johan.
"Baiklah. Saya akan menjawab layaknya seorang anak." Balas Frans.
"Jelaskan sekarang! Kenapa kamu merendahkan Celine?" Tanya Presdir Johan sebagai seorang Ayah.
"Papa aku tidak pernah merubah prinsipku. Aku tidak suka kata terlambat apapun alasannya. Bagiku terlambat itu sama saja kita membuang banyak uang. Dan aku tidak menyukainya." Jelas Frans.
"Tapi kamu tidak harus merendahkannya." Balas Presdir Johan.
"Aku hanya berbicara faktanya. Memang aku tampan dan kaya. Siapa yang tidak bersyukur mendapatkan saya. Aku hanya berbicara berdasarkan fakta." Jelas Frans.
"Saya permisi!" Pamit Frans pergi.
Presdir Jogan membiarkannya pergi.
"Oh iya!" Ucap Frans membalikkan badannya lagi.
"Lebih baik besok lagi tidak usah mencoba mengenalkan aku kepada anak teman Papa. Aku tidak mau terus terusan membuat Papa malu. Tapi kalau Papa tetap bersikeras melakukannya, aku tidak punya pilihan lain." Ucap Frans dengan senyum liciknya.
Frans meninggalkan ruangan Ayahnya. Presdir Johan merasa sangat kesal tapi tak bisa berkata apapun. Memang sejak kecil Frans sangat pandai dalam hal mengalahkan Ayahnya saat berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ruby_
hadiirrr
aku mampir udah boomlike dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐
semangat thor
salam
AKU WANITA KUAT
2020-12-09
2