Di kampus...
Siapa yang menyangka ternyata Tasya dan Gadis berkuliah di kampus yang sama. Mereka satu angkatan. Mereka berteman dengan baik meski tidak terlalu akrab. Setiap membuat kelompok Gadis memilih berkelompok dengan Tasya dan ketiga sahabatnya.
Suatu hari, di kampus mengumumkan bahwa angkatan Tasya harus mulai magang di sebuah perusahaan.
"Segera cari perusahaan yang kalian sukai untuk kalian magang. Kampus sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan. Dan setiap perusahaan akan mengadakan interview untuk calon pemagang. Semoga kalian beruntung. Semangat!" Ucap dosen Anggun dan kemudian meninggalkan kelas.
"Magang tinggal satu bulan lagi. Perusahaan mana yang akan kita coba?" Tanya Anggi sambil membaca satu per satu perusahaan yang tertulis di selebaran kertas.
Yang lainpun membaca selebaran tersebut.
"Start?" Ucap Vera dengan terkejut.
"Ada apa?" Tanya Tasya tak mengerti.
"Bukankah ini salah satu perusahaan terbesar di negara ini?" Tanya Vera lagi.
"Iya! Benar juga kamu." Jawab Intan.
"Bagaimana kalau kita nyoba interview kesana?" Ajak Anggi.
"Ahh pasti banyak saingan di sana." Jawab Vera.
"Ayolah kita coba saja dulu. Siapa tau kita salah satu yang beruntung." Ucap Anggi dengan senyum rayuannya.
Tiba tiba Gadis datang dan ikut menimbrung pembicaraan mereka.
"Hei! Kalian kalian sedang bahas apa?" Tanya Gadis mendekati mereka.
"Ini! Soal perusahaan magang." Jawab Intan.
"Lalu kalian mau nyoba magang dimana?" Tanya Gadis lagi.
"Belum *** nih. Ini baru dibahas!" Jawab Vera.
"Kita mau nyoba di perusahaan Start." Balas Anggi tersenyum yakin.
"Aku juga mau magang di sana?" Ucap Gadis.
"Benarkah? Bagaimana kalau kita datang untuk interview bersama?" Ajak Anggi senang.
"Baiklah!" Jawab Gadis.
Gadis mang tak pernah berterus terang di depan umum kalau dia adalah salah satu keturunan dari keluarga Johan Pratama. Pendiri salah satu perusahaan terkenal di internasional.
Gadis menatap Tasya yang sedari tadi diam tanpa bersuara. Tasya terdiam dalam lamunannya.
"Tasya! Kamu kenapa?" Tanya Gadis.
Semua melihat kearah Tasya.
"Tasya kamu kenapa?" Tanya Anggi memegang lengan Tasya khawatir.
"Hemmm??" Tasya terkejut dan menatap semua temannya yang juga menatap kearahnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Anggi mengerutkan dahinya.
"Enggak apa apa." Jawab Tasya tersenyum.
"Kalau nggak apa apa kenapa dari tadi ngelamun." Tanya Anggi.
"Kita akan nyoba interview magang di perusahaan Start. Kamu ikut kan?" Tanya Vera.
"Iya Tasya, kamu ikut ya!" Ucap Gadis memohon.
"Iya aku ngikut kalian saja. Lagian perusahaan Start juga perusahaan bagus. Banyak orang yang bermimpi magang di sana." Balas Tasya.
"Ya sudah! Udah fix ya. Aku mau pulang dulu." Pamit Gadis setelah melihat jam di tangannya.
"Iya! Hati hati." Ucap Tasya.
"Iya! dadaaaahhh!" Ucap Gadis melambaikan tangannya dan berlalu pergi.
"Ayo kita juga pulang!" Ajak Anggi.
"Oke!" Jawab Vera.
Vera, Anggi dan Intan berdiri dan mengambil tas masing masing. Sedangkan Tasya masih terdiam di tempatnya. Mereka saling menatap satu sama lain merasa bingung. Mereka kembali menatap Tasya.
"Tasya! Kamu tidak pulang?" Tanya Anggi.
"Ehh! Pulang! Ayo!" Ucap Tasya beranjak pergi mendahului mereka.
Anggi menarik tangan Vera dan Intan yang masih penasaran kepada Tasya yang sedari tadi melamun. Mereka mengejar langkah Tasya. Setelah terkejar Anggi merangkul bahu Tasya dari samping.
"Tasya kamu kenapa?" Tanya Anggi menatap tajam wajah Tasya.
"Aku tidak apa apa." Jawab Tasya membalas tatapan Anggi dan tersenyum.
"Bagaimana aku mau jelasin ke mereka soal permintaan Mama kemarin? Aku benar benar bingung harus bagaimana. Aku sudah janji ikut mereka." Batin Tasya dalam hati.
Tiba tiba Tasya menghentikan langkahnya. Dengan spontan langkah merekapun ikut berhenti.
"Ada apa?" Tanya Vera bingung.
"Aku minta maaf sama kalian." Ucap Tasya menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Tasya memang selalu begitu. Tidak ingin mengecewakan ketiga sahabatnya meski terkadang mempunyai sifat keras kepala.
"Kenapa kamu minta maaf? Apa kamu melakukan kesalahan pada kita? Kamu merebut salah satu pacar kita? Tapi siapa diantara kita yang punya pacar?" Tanya Anggi dengan muka polosnya. kepalanya ke kanan dan ke kiri menatap Vera dan Intan.
Vera memukul lengan Anggi tetapi tidak terlalu keras karena bercanda.
Anggi merasa sedikit kesakitan dan tangannya mengelus ngelus bagian lengan yang dipukul Vera.
"Ada apa?" Tanya Vera dengan tatapan serius.
"Sepertinya weekend aku tidak bisa ikut kalian." Ucap Tasya.
"Kenapa? Kamu ada acara sendiri?" Tanya Anggi ikut menatap Tasya serius.
"Kemarin Mamaku telepon katanya minggu besok adalah hari peringatan kakek. Jadi aku disuruh pulang mau tidak mau." Jelas Tasya.
"Ya ampun! Dari tadi kamu melamun hanya karena mikir gimana cara ngomong ini ke kita?" Tanya Vera lega.
Tasya menganggukkan kepalanya. Melihat kepala Tasya yang mengiyakan mereka tertawa lega.
"Hahahahahaha! Aku pikir kamu patah hati." Ucap Vera.
"Kalian nggak marah?" Tanya Tasya menatap mereka satu per satu dengan tatapan penuh tanya.
"Ya enggak lah. Kalau cuma main kan bisa kapan saja. Ayo pulang!" Ucap Vera.
Mereka kembali melangkahkan kaki mereka. Tasya tersenyum lega karena semua temannya bisa mengerti.
Anggi terus melayangkan jari telunjuknya bak orang berpikir. Dia tiba tiba tersenyum setelah menemukan ide. Anggi sedikit berlari ke depan mereka. Dia berjalan mundur sambil mengemukakan idenya.
"Kenapa kita tidak ikut Tasya aja!" Ucap Tasya mengemukakan idenya.
Semua berpikir.
"Iya juga ya? Lagian kita udah lama nggak pergi ke rumah Tasya." Ucap Vera.
"Iya juga, Aku setuju!" Ucap Intan menaikkan jari telunjuknya tinggi tinggi.
Anggi tersenyum senang dan ikut menaikkan jari telunjuknya tinggi tinggi.
"Gimana Tasya? Boleh ya!" Ucap Anggi memohon.
"Nanti aku bilang Mama dulu ya. Nanti aku kabari." Ucap Tasya tersenyum.
"Anggi jangan berjalan mundur lagi nanti kamu jatuh." Ucap Vera.
Bbrruuukkkk.....!
Baru saja Vera selesai ngomong, Anggi sudah terjatuh menabrak sebuah kardus ditengah jalan.
"Aduuuhhh!" Keluh Anggi dengan mata berkaca kaca merasa kesakitan.
Tasya mengulurkan tangannya untuk membantu Anggi berdiri. Anggi meraih tangan Tasya dan berdiri.Dia mengelus ngelus pantatnya karena merasa kesakitan.
"Baru juga ngomong sudah jatuh." Ucap Vera menahan senyumnya.
Anggi terus cemberut menahan sakit di pantatnya. Mereka melanjutkan perjalanan pulang.
"Kenapa kita tidak pernah berpikir untuk tinggal di asrama kampus saja. Biar kita bisa selalu bersama? Pasti asik tinggal bersama." Ucap Anggi.
"Iya ya! Harusnya sejak awal kita tinggal saja di asrama. Pasti kita bisa lebih banyak waktu buat bersama." Balas Intan.
"Bagaimana kalau besok kita ngajuin permintaan tinggal di asrama?" Tanya Tasya.
"Apa boleh?" Tanya Anggi.
"Ya kita coba dulu. Kalau tidak dicoba kita nggak akan tau." Jawab Tasya.
"Nanti deh aku bilang sama Papa aku." Ucap Vera.
"Oke!" Ucap Anggi.
Mereka melanjutkan perjalanannya lagi dan berpisah karena rumah mereka tak searah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Aziya
like 🖤
2020-12-30
1
Kalila
semangat dan sukses selalu kak :)
2020-11-26
1
instagram @shy1210
lanjut Thor😉
2020-11-26
1