Episode 3

Setiap teringat apa yang terjadi Pagi hari tadi Frans masih merasa sangat kesal. Jadi dia mencoba melupakan apa yang terjadi dengan menyibukkan dirinya. Frans memeriksa semua berkas yang ada dimejanya sedari tadi dan memeriksanya satu per satu dan menandatanganinya.

Ttookkk... Ttoookkk... Ttookkk...

"Masuk!" Teriak Frans setelah mendengar ketukan dari balik pintu.

Yang mengetuk pintu kantor Frans adalah Tya. Tya sendiri adalah sekretaris pribadi Frans dikantor. Frans mempunyai dua sekretaris namun Tya adalah sekretari utama. Apapun yang dibutuhkan harus melalui Tya.

Tya berjalan dan berhenti didepan meja Frans. Tya membungkukkan badannya tanda hormat.

"Apa pelu apa sekretaris Tya?" Tanya Frans.

"Bapak Presdir meminta saya menyampaikan kepada Anda, Bahwa beliau menyuruh Anda pergi keruangannya." Ucap Tya mengatakan maksud kedatangannya.

"Baiklah! Setelah menyelesaikan ini saya akan kesana." Jawab Frans.

Frans menyelesaikan menandatangani semua berkas kontrak perusahaan. Setelah semua beres Frans membawa semua berkas dan menyerahkannya kepada Tya untuk mengurusnya dan kemudian Frans pergi keruangan Presdir.

Ttookkk... Ttookkk.. Ttoookkk...!!!

"Masuk!" Seru Presdir dari dalam ruangan.

Setelah mendengar perintah Presdir, Frans langsung memegang gagang pintu dan membukanya.

"Ada apa Papa memanggilku?" Tanya Frans sambil berjalan mendekati Presdir, Ayahnya.

Ayah Frans adalah pendiri dan Presdir perusahaan internasional ini. Beliau bernama Presdir Johan, berusia 57 tahun. Memiliki sifat yang baik , ramah dan perdulu kepada semua karyawan. Ibu Frans dulunya berprofesi sebagai model, setelah menikah dengan Ayah Frans, beliau memutuskan untuk menjadi ibu rumahtangga.

"Bicara yang sopan! Diperusahaan Saya adalah Presdir bukan Ayahmu!" Tegas Presdir Johan melarang anaknya memanggil Papa dikantor.

"Maafkan saya! Ada keperluan apa Presdir memanggil saya?" Tanya Frans lebih sopan.

Frans sangat menghormati Bapak Johan sebagai Presdir perusahaan, bukan sebagai Ayahnya.

"Apa yang telah kamu lakukan kepada karyawan dikantor? Kenapa semua mengeluh? Apa yang kamu perbuat untuk menyusahkan mereka?" Tanya Presdir Johan.

"Maafkan saya! saya hanya menyuruh menyuruh mereka untuk bekerja bukan umtuk main - main. Jika hanya ingin main - main, saya menyuruh mereka untuk mengfundurkan diri. Lagian perusahaan tidak butuh karyawan yang kerjaannya hanya bermalas - malasan. Disini digaji untuk bekerja buka bermain." Terang Frans.

"Baiklah!" Ucap Presdir Johan merasa puas dengan jawaban Frans.

Presdir Johan merasa sangat lega karena anaknya tak pernah main - main tentang perusahaan. Frans sangat serius dalam mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan. Meskipun bekerja dengan caranya sendiri dan tidak suka diatur tapi dia selalu boisa memenangkan tender.

"Baiklah! Jika sudah tidak ada yang dibicarakan, saya mohon undur diri." Pamit Frans membungkukkan badannya tanda hormat.

Frans membalikkan badan dan berjalan mendekati pintu. Namun sebelum Frans memegang gagang pintu, Presdir Johan memanggilnya kembali dan memberanikan diri untuk bertanya sesuatu kepada Frans.

"Tunggu!" seru Presdir Johan.

Frans menghentikan langkahnya, dan membalikkan badannya kearah Presdir Johan.

"Kapan kamu akan menikah dan memberiku cucu?" Tanya Presdir Johan memberanikan diri.

Ini  bukan kali pertamanya Presdir Johan menanyakan soal nikah dan punya anak. Sudah berulang kali beliau bertanya dan jawabannya tetap sama. Kali ini Presdir Johan bertanya dan berharap jawabannya berbeda.

"Maaf?" Ucap Frans tak mengerti.

"Kapan kamu akan menikah dan memberiku cucu?" Tanya Presdir Johan sekali lagi.

"Anda bertanya sebagai Presdir perusahaan atau sebagai Ayah saya?" Tanya Frans tak mengerti.

"Tentu saja sebagai Ayah." Jawab Presdir Johan

"Kalau begitu saya juga akan jawab sebagai anak. Maaf jawaban saya tetap sama. Saya tidak tertarik menikah dan punya anak!" Jelas Frans dengan tegas.

Jawaban Frans sangan mengecewakan Ayahnya.

"Apakah kamu tidak akan membiarkanku melihat kamu menikah dan punya anak? Papamu ini sudah tua dan mungkin tidak akan hidup lama lagi. Biarkan aku melihat kamu menikah dan aku menggendong cucuku." Ucap Presdir Johan pura - pura sedih dan rapuh.

"Papa tenang saja! Papa belum setua itu. Dan Papa tidak akan pergi secepat itu. Aku melihat Papa masih sangat kuat. Jadi Papa tunggu saja sampai aku berubah pikiran." Jelas Frans.

"Kapan kamu akan berubah pikiran?" Tanya Presdir Johan.

"Aku juga belum yakin soal itu." Jawab Frans yang semakin membuat Ayahnya kecewa.

Frans yang tak ingin berdebar lebih panjang lagi dengan Ayahnya memilih pergi meninggalkan ruangan Ayahnya.

"Dasar anak durhaka! Apakah kamu tidak akan membiarkan Papa melihat istri dan anakmu?" Gumam Presdir Johan kecewa.

Berulangkali Presdir Johan berusaha memperkenalkan anaknya semata wayang itu dengan banyak wanita, tetapi hasilnya sama saja. Dia juga memperkenalnya anak dari teman temannya tetap saja dia tidak tertarik, justru merendahkan dan mempermalukan mereka.

***

Makan siang sudah lewat, Frans merasa jenuh berada dikantor. Dia ingin mencari udara segar dan pulang lebih awal. Frans masuk kedalam ruangannya dan memanggil Riko untuk keruangannya.

"Ada yang bisa saya bantu Bapak Direktur?" Tanya Riko dengan sopan tak seperti biasanya.

"Kesambet setan dimana kamu? Kenapa bisa selembut gini?" Tanya Frans mengejek Riko, sahabatnya.

"Ada apa?" Tanya Riko mendadak berubah seperti ingin memberontak.

"Siapkan mobil. Aku ingin pergi keluar." Suruh Frans.

"Kamu tidak jadi memotong gaji dan bonusanku bulan ini kan?" Tanya Riko memberanikan diri.

"Ini masih dikantor dan aku masih atasanmu. Apakah gaji dan bonusan kamu benar - benar ingin dipotong?" Ancam Frans lagi.

"Tidak! Tidak! Mari kita pergi. Aku akan siapkan mobil." Ucap Riko mengajaknya pergi.

Frans berjalan dan diikuti Riko. Mereka berdua masuk kedalam lift. Beberapa saat suasana hening. Karena itu lift pribadi jadi tidak ada karyawan yang sembarangan menggunakan lift tersebut.

"Kita mau kemana?" Tanya Riko memudarkan keheningan.

"Apakah kamu punya hak untuk bertanya aku akan pergi kemana?" Tanya Frans dingin.

"Baiklah! Baiklah!" Jawab Riko.

Suasana kembali hening. Pintu lift telah terbuka. Mereka berdua keluar dari lift. Riko berjalan untuk meyiapkan mobil, sedangkan Frans berjalan kearah berlawanan karena akan menunggu didepan perusahaan. Tak lam kemudian mobil yang dikendarai Riko berjalan menuju kearah Frans. Frans masuk mobil dan Riko ,mengemudikannya kemanapun Frans mau.

***

DI KAMPUS...

"Akhirnya selesai juga mata kuliah kita hari ini." Ucap Anggi merasa lega setelah dosen Anton keluar dari ruang kelas.

Tasya hanya menatap dan tersenyum kepada Anggi.

"Teman - teman mau kemana kita hari ini?" Tanya Vera berjalan menghampiri Tasya dan duduk didepsn meja Tasya.

Mendengar pertanyaan Vera, Intan ikut duduk didekat meja Tasya.

Vera dan Intan juga teman dekat Tasya, meski tak sedekat Tasya dan Anggi tetapi mereka selalu bersama.

"Enggak tau mau kemana. Yang terpenting sekarang aku harus makan dulu karena aku sudah lapar dari tadi pagi aku belum makan sama sekali gara - gara Anggi." Ucap Tasya sambil melirik Anggi dan tersenyum licik serta menaikkan kedua alisnya.

"Loh! Loh! Kok gara - gara aku? Aku justru menjadi dewi penyelamatmu dari dewa pencabut nyawa." Teriak Anggi tak terima dengan pernyataan Tasya dengan muka cemberut.

Dengan kompak Tasya, Vera dan Intan langsung tertawa mendengar jawaban Anggi.

"Hahahahahahaha....!!!" Tawa mereka.

"Ya udah! Ayo kita makan dulu sang Dewi penyelamat. Karena kamu tidak akan bisa menyelamatkan aku dikondisi seperti ini. Kecuali kamu memberiku makan." Ajak Tasya dengan merangkul leher Anggi dan mengeluarkan senyum manisnya didepan muka Anggi untuk meluluhkan hatinya.

"Jangan tersenyum seperti itu, membuatku merinding dan jengkel. Senyumanmu terlalu mematikan. Aku terpaksa mengikutimu." Balas Anggi

"Iya! Iya! Kamu terpaksa. Ayo!" Seru Vera.

Mereka berjalan keluar kelas dan menuju ke kantin untuk makan terlebih dahulu.

Terpopuler

Comments

ziee

ziee

hay. aku mampir balik nich
semangat ya.😊

2020-12-28

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!