"Krrriiiiinnnngggg......!!!!"
"Krrrrrriiiiinnnggg.....!!!"
Alarm berbunyi tanda hari sudah pagi. Jam menunjukkan pukul 07.30 WIB. Dengan mata tertutup Tasya mengangkat kepalanya, tangan kanannya meraih jam becker yang berada di atas meja di samping tempat tidurnya dan memencet tombol power off. Karena hari ini libur kuliah, Tasya memejamkan matanya lagi dan kembali terlelap. Dia ingin bersantai di rumah untuk hari liburnya.
Setelah satu jam berlalu, hari mulai siang dan matahari mulai berganti sinar yang tadinya hangat menjadi panas. Jam sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB, namun Tasya tak kunjung beranjak dari tempat tidurnya. Dan masih tertidur pulas.
(Bunyi nada ponsel)
Tasya dikagetkan dengan bunyi dan getar pada ponselnya. Dengan sangat kesal, Tasya menghentakkan kedua kaki dan tangannya ke kasur beberapa kali secara bergantian.
"Siapa sihh yang pagi - pagi gini sudah menggangguku. Kenapa nggak ada yang membiarkan aku tenang sebentar saja." Gumam Salma kesal.
Salma mengarahkan tangannya kearah ponsel yang berada di meja samping tempat tidurnya. Tasya mengambil ponselnya. Dengan mata kriyip, Tasya menggeser ikon hijau ke kanan untuk mengangkat telepon.
"Hallo!" Sapa Tasya dengan suara serak bak orang baru bangun tidur.
"Tasya!" Suara seorang wanita dibalik telepon memanggil namanya.
Mata Tasya tiba - tiba terbelalak mendengar suara dibalik telepon tersebut. Suara itu terdengar sangat akrab. Mamanya? Ya itu telepon dari Mama Tasya.
Tasya langsung menjauhkan ponsel dati telinganya dan melihat siapa yang meneleponnya. Di layar ponsel bertuliskan "Mama tersayang". Setelah tau bahwa itu Mamanya, Tasya kembali menempelkan ponsel ke telinganya. Tasya membangunkan tubuhnya ke posisi duduk.
"Mama!" Ucap Tasya. Tasya berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berkeliaran entah kemana.
"Kenapa lama sekali mengangkatnya? Kamu masih tidur jam segini?" Teriak Mama Indah (Mamanya Tasya) sedikit kesal karena anaknya baru bangun tidur.
"Iya!" Jawab Tasya singkat.
"Kalau tau kamu akan jadi pemalas, sejak awal Mama tidak akan membiarkanmu tinggal sendiri." Ucap Mama Indah kesal.
"Mama!" Ucap Tasya balas teriak karena kesal.
"Ada apa pagi - pagi menelepon?" Lanjut Tasya bertanya tujuan Mamanya menelepon.
"Memangnya kalau menelepon anak sendiri harus ada alasan tertentu? Kamu masih anak kandung Mama loh. Mama dan Papa belum membuangmu." Ucap Mama Indah.
"Ya enggak gitu juga! Cuma tumben aja pagi - pagi telepon. Biasanya malem." Jelas Tasya yang merasa tak percaya Mamanya meneleponnya di pagi hari. Karena selama ini Mamanya selalu meneleponnya setiap malam.
"Ya cuma Mama mau mendengar suara anak Mama aja di pagi hari. Lagian kan ini juga hari libur kuliah." Ucap Mama Indah tidak mau kalah.
"Iya! Iya!" Balas Tasya sengit.
"Sayang!" Panggil Mama Indah
"Iya Mama sayang!" Balas Tasya.
"Minggu depan kan peringatan hari kematian Kakek, jadi kamu harus pulang ya.Lagian kamu juga belum pulang bulan ini." Ucap Mama Indah menyuruh Tasya pulang ke rumah.
"Tapi Ma, Tasya udah terlanjur ada janji sama teman - teman Tasya mau pergi." Jawab Tasya menolak.
"Tasya! Ini peringatan hari kematian kakekmu sendiri loh! Paman dan Bibi juga pulang. Jadi kamu juga harus pulang biar kita bisa bersama sama memperingati hari kematian kakek." Ucap Mama Indah tegas tidak mau mengalah.
"Tapi Ma ...!!!" Ucap Tasya belum tuntas.
"Tidak ada tapi tapian. Pokoknya kamu harus pulang. Pergi sama teman teman kamu bisa di lain hari. Tapi kalau peringatan hari kematian kakek tidak bisa diundur." Ucap Mama Indah memenggal ucapan Tasya.
"Iya Ma! Tasya usahain." Ucap Tasya mengalah tidak ingin berdebat dengan Mamanya.
"Harus pulang!" Tegas Mama Indah sekali lagi.
"Iya!" Jawab Tasya kesal.
"Ya sudah! Mama mau pergi dulu. Kamu jaga diri baik - baik. Jaga kesehatan. Mama sayang kamu. Muachh!" Ucap Mama Indah.
"Iya!" Balas Tasya kesal kemudian memencet tombol merah untuk mematikan teleponnya.
***
Tasya kembali membaringkan badannya di kasur. Dia menarik nafas dalam dalam dan membuangnya kasar. Tasya merasa sangat kesal dan berfikir bagaimana dia akan bilang kepada teman temannya.
Karena merasa bosan dan tak bisa berfikir jernih, Tasya beranjak dari tempat tidurnya. Dia mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi. Tasya memasukkan tubuhnya kedalam bath up untuk berendam dan menenangkan dirinya.
Setelah berendam kurang lebih satu jam, Tasya menyudahinya dan melilitkan handuk ke tubuhnya kemudian berjalan keluar kamar mandi. Tasya membuka almari yang berisi pakaiannya, dan memilih milih baju mana yang akan ia kenakan hari ini. Setelah mendapatkan baju yang cocok, Tasya menutup kembali almarinya dan memakai baju yang dia ambil.
Baju sudah terpakai rapi, Tasya duduk di meja rias dan memakai cream diwajahnya dan menepuk nepuknya pelan. Tasya mengoleskan lips balm ke bibirnya. Tak lupa dia mengoleskan lotion ke tangan dan kakinya. Dan juga menyemprotkan parfum ke bagian leher dan bajunya.
Setelah semua selesai, Tasya mengambil tas selempang dan keluar dari kamar. Didekat pintu keluar, Tasya mengambil sepatu kets di rak sepatu dan memakainya.
Tasya pergi jalan jalan keluar untuk mencari udara segar dan suasana baru untuk menghilangkan penatnya.
Tasya yang merasa bosan berjalan sendiri, sesekali memanyunkan bibirnya dan berulangkali menarik nafas dalam dalam dan membuangnya kasar.
Tasya terus berjalan menelusuri jalanan yang saat itu sepi, tak banyak orang di sana. Tasya melihat sebuah kaleng minuman tergeletak dijalan. Tasya mendekatinya dan berniat hendak menendangnya sekeras yang ia bisa. Tasya menarik nafas dan kemudian menendang kaleng tersebut sekuat tenaga. Dan Tiba tiba....!!
"Aduuuchhh...!!!" Erang suara seorang laki laki kesakitan. Ternyata laki laki itu adalah Frans, Direktur utama perusahaan internasional Star..
Tasya merasa tak bersalah dan melanjutkan perjalanannya.
"Siapa yang sudah berani melemparkan kaleng ini ke wajah saya?" Teriak Frans dengan lantang hingga beberapa orang memperhatikannya.
Tasya menghentikan langkahnya karena terkejut, kaleng yang ditendangnya mengenai seseorang.
"Hemm??? Kaleng? Haa? Kaleng yang aku tendang tadi mengenai seseorang? Aku harus bagaimana ini? Sebaiknya aku tetap pura pura tidak tau. Tetap kalem dan pergi dengan tenang." Batin Tasya merasa tidak bersalah.
Tasya menutup matanya dan membukanya kembali untuk menenangkan hatinya. Menarik nafas dan pura pura tidak tau apa yang telah terjadi. Tasya membalikkan badannya dan berpura pura tidak melihat orang yang terluka karenanya.
Tasya melihat orang disekelilingnya.
"Kenapa jalan ini begitu sepi?? Semoga saja dia tidak menyadari bahwa aku yang sudah menendang kaleng itu. Dan aku tak harus minta maaf. Tenang Tasya! Cukup pura pura saja tidak tau apa apa." Gumam Tasya dan mengelus dadanya agar lebih tenang.
Tasya melangkahkan kakinya kearah yang berlawan dengan tujuannya, agar dia tidak perlu berdebat dengan orang yang terluka karena kaleng yang di tendangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Isti Purnama
lanjut
2020-12-30
1