Pulang sekolah berbunyi nyaring. Seluruh siswa karya bangsa berhamburan meninggalkan kelasnya.
"Kamu pulangnya gimana Rin?" tanya Nita.
"Nebeng Dian lagi," jawab Rina.
"Si Dika nggak jemput?"
Rina hanya menggidikkan bahu.
"Beneran kalian berantem?" tanya Nita sambil berjalan di samping Rina.
"Nggak mau ambil pusing gue, dia ngulang, kalau putus ya no problem," kata Rina sambil merangkul bahu Nita.
"Gila kamu."
Rina tak menanggapi, dia malah tertawa kemudian. Mereka berjalan bersama menuju mobil Dian. Di sana Dian sudah menunggu.
"Mau pada ke mana nih?" tanya Dian di balik kemudi.
"Jangan langsung pulang deh, jalan-jalan dulu yuk," ajak Nita.
"Boleh, ke mana enaknya?" tanya Dian.
Nita melirik Rina yang berada di jok belakang. "Enaknya kemana Rin?"
"Serah deh, aku ngikut aja," jawab Rina sambil terus memandang keluar jendela.
"Temen lu kenapa Nit?"
"Tahu deh, dari tadi dia kagak ada semangat. kangen sama berondong nya kali," ejek Nita.
"Idih jangan sembarangan ngomong deh, itu bocah nggak ada hubungannya sama mood aku," jawab Rina dengan intonasi yang sedikit meninggi.
"Enggak usah ngegas cin, kita percaya kok," cibir Nita.
"Ember," lanjut Nita.
"Serah deh," ketus Rina.
Bukannya takut namun Nita dan Dian malah semakin mengencangkan tawanya.
"Kolam renang yuk," ucap Rina tiba-tiba.
"Hah?!" saking kagetnya Dian tiba-tiba menginjak pedal rem nya mendadak.
"Sakit ogeb!" teriak Nita sambil mengelus jidatnya yang terjedot.
"Iya, lu apaan sih," timpal Rina.
"Lu ngajakin renang? Sejak kapan situ suka renang?!" tanya Dian bertubi-tubi.
"Nggak boleh ya?" tanya Rina dengan nada sedih.
"Ya nggak gitu."
"Ya udah, ke rumah aku aja," kata Nita tiba-tiba.
"Ogah," sahut Rina cepat.
"Nah terus situ maunya di mana?" tanya Dian.
"Di kolam renang dekat taman kota," kata Rina dengan cengiran nya.
"Kolam renang umum?" kata Dian dan Nita serempak.
Rina hanya mengangguk sambil memamerkan deretan gigi rapinya. Dian dan Nita saling pandang dan menggelengkan kepala. "Ya, please ya," kata Rina memohon sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Oke deh oke deh, yuk tancap," kata Dian sambil kembali menjalankan mobilnya.
"Tapi nyari makan dulu ya, laper nih," kata Nita dengan memegang perutnya. "Makan di depan situ ya," lanjutnya sambil menunjuk pada sebuah kedai bakso. Mereka pun makan siang di sana. Selepas makan siang mereka melanjutkan perjalanannya menuju kolam renang di dekat taman kota.
Saat baru memarkirkan mobil, Rina melihat motor yang tak asing baginya lengkap dengan sebuah helm yang bertengger membuatnya semakin yakin bahwa itu adalah motor yang seringkali mengantar jemputnya ke sekolah. Kok ada motor Dika di sini? Batin Rina.
Setelah selesai membeli tiket masuk, mereka menuju loker masing-masing untuk menyimpan bawaannya.
"Ini hari apa sih kok rame bener?" kata Nita sambil memperhatikan kolam renang yang luas di hadapan mereka.
"Namanya juga kolam renang umum Nit, ya jelas beda lah sama kolam renang di rumah kamu," timpal Rina sambil mengganti pakaiannya.
"Emang pengennya yang rame-rame kok," sambung Rina dengan penuh semangat.
"Kamu sebenarnya nyari apa sih? Nggak biasa banget," kata Nita yang heran dengan permintaan Rina yang tiba-tiba hari ini.
"Nyaarrriiiiiiiii......"
"Apa sih?" tanya Nita tak sabar.
"Ada deh, wwlleeeeee," jawan Rina sambil meninggalkan bilik ganti dan melenggang keluar dari ruang ganti wanita menuju area kolam renang dengan berlari kecil. Rina kemudian nampak melakukan pemanasan sebelum menceburkan dirinya ke dalam air.
Sepasang mata membulat mendapati sosok Rina yang bersiap untuk renang saat ini. Sepasang mata itu terus mengamatinya. "Rina, kamu kok bisa di sini sih," gumamnya lirih. "Rista, ayo pulang."
Seorang yang gadis yang dipanggil Rista itu pun menghentikan aktivitas berenangnya.
"Yah, kok pulang sih," jawab gadis itu yang nampaknya belum rela untuk meninggalkan kolam renang saat ini.
"Kalau belum mau, aku pulang duluan," ucap seseorang itu sambil beranjak dari kolam renang.
"Yah yah yah yah, oke deh pulang. Dih, main kabur aja," gerutu Rista.
Akhirnya Rista dan laki-laki itu segera menuju ruang ganti. Tak lama kemudian mereka berjalan keluar area kolam renang.
"Dika?" lirih Rina kala melihat sosok Dika tertangkap netranya.
"Apa Rin?" tanya Dian yang yang tak sengaja mendengar Rina.
"Enggak kok, ayo lanjut," sanggah Rina kemudian kembali menceburkan dirinya ke dalam air.
Dian sedikit heran dibuatnya, namun tak mau ambil pusing dia melakukan hal yang sama dengan Rina.
Seharian kamu belum ada kabar, tapi sekarang kamu malah sama cewek lain. Batin Rina
"Woy! Ada yang mau tenggelam woy!" teriak seseorang dari pinggir kolam.
Rina segera menoleh dan mencari di mana posisi orang yang dimaksud. Ternyata yang dimaksud tak jauh darinya. Rina segera berenang mendekat untuk menyelamatkannya. Setelah berada dekat dengan orang itu dia baru sadar kalau itu adalah Nita. Rina kemudian berenang semakin cepat. Namun ada seseorang yang terlebih dahulu menolong Nita. Rina kemudian membantu orang itu membawa ke pinggir kolam. Namun dia hanya mengikuti saja, karena tubuhnya yang kecil jelas kesulitan membawa tubuh Nita yang tinggi semampai.
Sesampainya di pinggir kolam orang yang menolong wanita itu segera mengangkat tubuh wanita dan membaringkannya.
Rina segera mendekat dan menepuk-nepuk pipi Nita. "Nita hei, hei Nita," panggil Rina berulang.
"Dia temen kamu?" tanya seseorang yang baru saja menolong Nita kepada Rina.
"Iya," jawab Rina tanpa menoleh ke arah sosok laki-laki itu.
"Coba cek nafas sama nadinya," interupsi orang itu terhadap Rina. Dan Rina segera melakukannya.
"Masih, terus gimana nih?" panik Rina.
"Bisa kasih CPR?" tanya laki-laki itu.
Rina tak menjawab, dia malah bengong.
"Ya udah kalau gitu aku aja," kata pria itu kalau tak mendapatkan respon apapun dari Rina. Dan pria itu segera melakukan CPR kepada Nita.
"Ukh, uhuk, uhk." Nita nampak menyemburkan air dari mulutnya, disertai batuk dan nafas terengah-engah.
"Bisa duduk?" tanya pria itu sambil mendudukkan tubuh Nita.
"Nita," panggil Rina.
Nita tak menjawab, dia masih sibuk mengatur nafasnya. Saat mendengar bahwa sahabatnya nyaris tenggelam, Dian segera berlari dan membelah kerumunan.
"Nita...!" panitia Dian ketika mendapati temannya sudah sadar. "Nita gimana Rin," tanya Dian pada Rina kemudian.
"Nggak apa-apa, kamu tenang," kata Rina menenangkan Dian. Padahal jika boleh jujur kondisinya pun tak lebih baik dari Dian. Rina panik bukan main takut jika sesuatu terjadi pada sahabatnya.
"Coba kamu tadi nurut diajak pemanasan dulu, setidaknya kan nggak bakalan keram kayak gini," omel Dian pada Nita.
"Maaf ya," ucap Nita akhirnya. Rina dan Dian kemudian merangkul Nita.
"Eh, Mas, makasih ya," ucap Rina kala dia tiba-tiba teringat bahwa ada orang lain yang yang turut menolong Nita.
"Iya Rina sama-sama," jawab laki-laki itu.
Mendengar namanya disebut, Rina pun kaget. Bukan hanya Rina tapi Dian dan Nita pun sama.
"Kok Masnya tahu nama Rina?" tanya Dian penasaran. Sebelumnya dia sempat melirik Rina, namun Rina tampaknya juga tak mengenal siapa laki-laki ini. Sehingga Dian memutuskan untuk langsung bertanya.
Pria itu tersenyum.
"Jadi Rina nggak mengenali saya ya?"
Mendapat pertanyaan itu, Rina hanya menggeleng.
"Aku yang tadi pagi ke sekolah kamu," ucap laki-laki itu sambil berdiri dan meninggalkan mereka bertiga.
Rina tampak berpikir sejenak mengingat siapa sosok pria itu. Sementara kedua sahabatnya memandangnya dengan penuh selidik. Sejurus kemudian, Rina tampak tertawa kecil.
"Jadi?" tanya Dian.
"Namanya Rio," jawab Rina sambil memperhatikan Rio yang berada di ujung kolam renang sambil melambaikan tangan kepadanya.
TBC.
Alhamdulillah, selesai juga part ini.
Dukung author terus ya, dengan cara sering mampir dan rajin-rajin tinggalkan jejak.
Thank you so much, happy reading, and love you all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 500 Episodes
Comments
Nursa'adah Puja
kayak ny sih itu adek ny🤔
2022-03-28
0
atmaranii
aph s Dika slingkuh atau itu adenya
2021-06-03
1
R_armylove ❤❤❤❤
mampir lagi
2021-03-25
1