Hari sudah malam, namun pak Revan dan pak Rio tak kunjung pulang. Malam hari yang gelap dan hujan deras membuat Reina khawatir kepada ayahnya dan pak Revan.
Reina kemudian menghampiri kamar Bryan bermaksud untuk menanyakan ayahnya.
"Anu.... kak Bryan."
"Loh belum pulang?" tanya Bryan dengan nada sedikit terkejut.
"Paman Revan sama ayah saya kok belum pulang-pulang juga ya."
"Lah mana saya tau. Kan kamu yang dari tadi siang di rumah ini."
"Saya gk tau, tadi saya di suruh keliling-keliling," ucap Reina sambil menunduk.
Terdengar bunyi bel rumah. Kemudian Bryan segera turun ke bawah diikuti dengan Reina. Bryan kemudian membukakan pintu, ternyata yang datang ialah pak RT.
"Bryan, Reina..... bapak harap kalian jangan panik dulu ya," ucap pak RT.
"Ada apa pak?" tanya Bryan.
"Ayah kalian berdua mengalami kecelakaan, sekarang mereka ada di rumah sakit pertama."
"Ayah....."
Tanpa berfikir panjang Reina berlari keluar gerbang dengan maksud ingin menemui ayahnya di rumah sakit. Kemudian Bryan mengejar dan menghentikan Reina, ia kemudian memberikan jaket kepada Reina baru setelah itu mereka ke rumah sakit dengan mobil Bryan.
.
.
.
Rumah Sakit Pertama.
Saat itu dokter meminta kepada ibunya Reina (Sinta) untuk meminta keputusan mana yang harus diselamatkan lebih dulu. Mengingat kondisi keduanya parah, dan ruang operasi hanya ada satu. Jika salah-satu dipindahkan ke rumah sakit lain maka sudah tidak sempat karena jarak nya lebih jauh.
"Bu Sinta harus cepat memilih keputusan," ucap dokter.
"Dok selamatkan teman saya saja. Saya sudah ikhlas," ucap pak Revan kepada dokter.
"Baiklah saya akan menyelamatkan pak Rio," Ucap Dokter.
"Rio... aku telah mengikhlaskan nyawaku, sebagai gantinya kamu harus mengikhlaskan putrimu menikah dengan Bryan," teriak lemas pak Revan.
Pak Rio mengangguk kan kepala nya, matanya mengeluarkan air mata. Kemudian dokter memindahkan pak Rio ke ruang operasi saat itu Reina dan Bryan tiba. Pak Revan kemudian memegang tangan Bryan dan menyampaikan pesan terakhirnya.
"Bryan berjanjilah pada papah...."
"Pah apa maksudmu?"
"Bryan berjanjilah pada papah, kali ini kamu harus mengikuti kemauan terakhir papah"
"Papah ngomong apa sih," ucap Bryan dengan nada penuh khawatir.
"Bryan..... menikahlah dengan Reina."
"Pah......"
"Bryan pokonya kamu harus menikahi Reina, jaga Reina, sayangi Reina dengan baik."
"Baik pah Bryan janji!," ucap Bryan sambil memegang tangan ayahnya dan menangis.
"Baguslah papah lega"
Pak Revan menghembuskan nafas terakhirnya dengan senyuman. Namun hembusan nafasnya membuat luka yang mendalam bagi Bryan. Bryan sudah kehilangan sosok seorang ibu, kini dia harus kehilangan sosok ayah yang sangat menyayanginya.
Beberapa jam kemudian dokter dan pak Rio telah keluar dari ruangan operasi. Operasi pak Rio berjalan dengan lancar dan telah melewati masa-masa kritis nya.
Keesokan Harinya.....
Pemakaman pak Revan telah dilaksanakan dengan lancar. Pak Rio tidak dapat menyaksikan langsung pemakaman sahabatnya karena dokter tidak mengijinkan pak Rio keluar dari ruangan nya. Pak Rio hanya menyaksikan pemakaian pak Revan lewat vidio call saja.
Bryan mengingat janji dan pesan terakhir yang disampaikan ayahnya. Bryan harus menikahi Reina, seorang gadis kecil yang tidak ia cintai sama sekali. Kemudian Bryan mencoba berbicara dengan Reina.
"Reina... saya langsung saja pada intinya. Saya tidak menyukai kamu." Ucap Bryan.
Reina gugup dan wajahnya berubah menjadi pucat seketika.
"Ma.... maksudnya?"
"Tapi saya harus menikah sama kamu. Reina kamu harus menikah saya." Ucap Bryan.
Bersambung........
Jangan lupa like, komen dan vote ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Gisela Dewi
Bryan to the point'.....lugas bangettttttt 👍😁
2021-06-02
2
sugiarti
ngomong nya main to the poin bingit
2021-05-27
4
Dahyun_Twice ❤️
Blak2an yah 😂🙈
2021-03-27
3