Rumah Reina
Reina dan Bryan turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Reina.
.
.
"Paman, bibi. Aku ingin membahas pernikahan."
"Kalian bicara saja dulu. A....aku ingin mengganti pakaian." ucap Reina.
"Ya lanjutkan nak Bryan." ucap pak Rio.
"Pernikahan kami hanya tinggal 10 hari lagi saja. Bila paman dan bibi merasa belum siap melepaskan Reina, saya akan mengundurkan pernikahannya sampai paman dan bibi siap."
"Ah....tidak.....tidak perlu. Kami sudah siap sejak awal." ucap pak Rio.
"Baguslah dengan begitu pernikahan akan cepat terlaksana." ucap Bryan.
"Saya harap kamu akan menjaga Reina dengan baik." ujar ibunya Reina.
"Tentu. Kalau begitu saya akan pulang, saya harus memeriksa latihan anak-anak murid saya." ucap Bryan.
"Latihan apa?" tanya pak Rio.
"Perlombaan game online internasional."
"Sangat hebat! kapan perlombaan itu dilakukan?"
"Tiga minggu lagi, di Beijing." ucap Bryan.
"Baiklah lakukan dengan baik." ucap pak Rio.
Kemudian Bryan meninggalkan rumah Reina dan pergi ke sekolah menengah atas Chuan.
Sekolah menengah atas Chuan
"Yoo kalian masih disini?" tanya Bryan.
"Bryan kau sudah kembali? apa kamu mau kopi?" tanya Violence."
"Tidak perlu." ucap Bryan.
"Bryan kau jaga disini aku mau pulang." ucap Allen.
"Tidak kau akan menemani ku disini."
"Tidak bisa besok aku ada kelas pagi." ucap Allen.
"Sudah kalian berdua. Bryan aku akan menemanimu." ucap Violence.
"Tidak bisa kau kan seorang wanita. Tidak baik malam-malam begini berada di sekolah bersama para pria." ucap Bryan.
"Baiklah kalau begitu aku yang pulang." ucap Violence.
"Bocah tengil sana antarkan Violence pulang," ucap Bryan sambil memberikan kunci mobil nya kepada Allen.
"Ah tidak perlu. Aku akan memanggil taksi."
"Tidak baik bagi perempuan pulang malam-malam naik taksi," ucap Allen sambil menarik Violence pergi.
.
.
"Bocah tengil itu kenapa belum kembali." ucap Bryan dalam hati.
"Pak guru kami lelah. Kami ingin pulang." ucap Gio.
"Haiss tunggulah sebentar lagi." ucap Bryan.
Kemudian Allen datang.
"Akhirnya kamu kembali juga." ucap Bryan kesal.
"Ada apa?" tanya Allen.
"Kenapa lama sekali?" tanya Bryan.
"Aku makan." ucap Allen dengan santai.
"Pak guru kami sudah boleh pulang kan?" ujar Ben.
"Baiklah. Hitung ada berapa orang, aku akan memesankan kalian taksi." ucap Bryan.
"Yesssssssss" sorak anak-anak murid
"Wow rupanya banyak uang." ucap Allen.
Setelah memesankan taksi mereka kemudian pulang kerumahnya masing-masing. Kemudian Bryan dan Allen juga pulang ke rumah Bryan.
.
.
.
Rumah Bryan
"Allen apa kau mengantarkan Violence sampai rumah?" tanya Bryan.
"Ya."
Bryan kemudian ingin membuat kopi. Tak sengaja ia menginjak lantai yang basah dan kepalanya terbentur lemari yang ada di depannya.
"Pftttttt HAHAHHAHAHA." Allen tertawa sampai terbahak-bahak.
"Bocah busuk bantu aku berdiri." ucap Bryan.
Kemudian Allen membantu Bryan berdiri. Kakinya terkilir, dan kening nya terluka. Allen membantu mengambilkan plester untuk Bryan.
"Sudahlah aku mengantuk," ucap Allen sambil masuk ke kamar tamu.
Bryan kemudian masuk ke kamarnya.
Bryan berbicara pada dirinya sendiri.
"Tidak menyangka dalam 10 hari kedepan aku akan menikah. Menikah dengan seorang gadis kecil dan imut,"
"Tapi bagaimana jika Reina mendapatkan pacar baru di kampusnya. Bagaimana denganku?"
"Bodoh apa yang aku pikirkan. Sadarlah Bryan.... pernikahanmu ini hanyalah diatas kertas."
Bersambung......
jangan lupa like, komen, rating dan vote sebanyak-banyaknya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Wati Simangunsong
blm sdar z u bryan.klu u mlai ad rasa sm reina
2021-07-28
1
Nurpadilla Lala
wahhhh udah mulai ada rasa nih 🤗
2020-11-30
4
Narni Azaria
bibit bucin
2020-11-29
1