Rumah Sakit Pertama
"Ayah...." ucap Reina sambil membuka pintu kamar rumah sakit.
"Gimana nak?" tanya ibu Reina.
"Hmm?" tanya Reina bingung.
"Ya itu pernikahan kamu sama Bryan. Dia sudah setuju belum?" Tanya pak Rio.
"Ya kami sudah membahasnya, besok kak Bryan akan mengunjungi ayah." ucap Reina.
"Syukurlah! Reina pokonya kamu besok harus dandan yang cantik ya." ucap pak Rio.
"Iya.....iya."
"Ya udah kamu pulang aja ke rumah. Besok sampai rumah sakit harus dandan yanh cantik." ucap pak Rio.
"Gk yah! kan giliran Reina yang jagain ayah. Biar ibu pergi istirahat." ucap Reina.
"Kamu ini di bilangin ngeyel banget! sana kamu pulang aja." ujar ibunya Reina.
"Iya.... iya Reina pulang," ucap Reina sambil pergi meninggalkan rumah sakit.
.
.
.
.
Keesokan harinya........
Bryan mengunjungi pak Rio di rumah sakit untuk membahas pernikahannya dengan Reina.
"Paman..... bibi kedatangan Bryan kali ini selain mengunjungi paman Rio, Bryan juga ingin membicarakan pernikahan saya dengan Reina. Paman dan bibi pasti sudah tau kan?" ucap Bryan.
"Iya lanjutkan nak...." ucap pak Rio.
"Saya dan Reina telah setuju, bahwa pernikahan kami akan digelar rahasia."
"Rahasia bagaimana?" tanya pak Rio.
"Kami akan melaksanakan pernikahan di atas kertas. Dan kami hanya akan memberitahukan pernikahan kami kepada teman, dan kerabat dekat saja."
"Tapi kenapa?"
"Ini akan lebih baik untuk kami berdua, terutama untuk Reina. Dia masih muda jika suatu saat kami bercerai, Reina pasti akan segera mendapatkan pengganti saya."
Pak Rio dan bu Sinta hanya bisa terdiam. Mereka tidak bisa membatalkan pernikahannya karena mereka telah berjanji kepada almarhum pak Revan. Di sisi lain Reina telah mendengar percakapan Bryan dan ayahnya di belakang pintu kamar rumah sakit. Reina langsung masuk dan segera menghentikan pembicaraan mereka.
"Ayah..... ibu....." ucap Reina dengan panik.
"Reina?" ucap Bryan.
"Ayah... ibu... Reina dan kak Bryan ada urusan kami pergi dulu bu," Reina memegang tangan Bryan dan menarik Bryan keluar dari rumah sakit.
.
.
"Reina kamu kenapa?" tanya Bryan dengan kesal.
"Nanti aja kak ngomongnya, sekarang saya lapar kita cari restoran aja dulu." ucap Reina.
Kemudian mereka berdua sampai di sebuah restoran.
Restoran.
Mereka memesan makanan. Seorang pelayan kemudian menyajikan makanan yang mereka pesan.
Kemudian pelayan itu datang kembali menyajikan dua gelas bir ke meja Bryan dan Reina.
.
.
.
"Aku telah selesai makan. Aku akan pergi ke kamar mandi dulu, kamu tunggulah disini." ucap Bryan sambil pergi.
"Oh iya...." ucap Reina.
Bryan lalu pergi ke kamar mandi. Reina yang tidak tau tentang jenis alkohol, meminum bir yang ada di gelasnya. Reina tidak meminum bir itu sampai habis karena saat ia meminum nya sekali ia merasakan ada yang beda dari minuman itu.
"Reina aku telah membayarnya, mari pulang." ucap Bryan.
"Ah ok....," ucap Reina sambil mengikuti Bryan.
Lift
Reina mulai merasa ada yang tidak beres dengan dirinya, ia mulai merasa panas. Bryan merasa heran kenapa Reina berperilaku aneh. Lalu kemudian Bryan menawarkan permen kepada Reina, namun Reina menolaknya.
Mereka keluar dari Lift. Reina mulai kehilangan kesadarannya dan berperilaku selayaknya orang mabuk.
"Reina.... Reina kamu kenapa?" tanya Bryan dengan panik.
"Hehehemmm..... gk papa kok cuma sedikit panas aja." ucap Reina sambil tertawa.
Bryan kemudian mengendong paksa Reina dan memasukannya ke mobil. Lalu mereka sampai di rumah Bryan.
Bersambung..........
Jangan lupa tinggalkan like, komen, fav, rating dan vote nya ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Amrih Ledjaringtyas
thor santaiii jgn buru"
2022-04-14
0
Wati Simangunsong
critamu bru2 amat thor
2021-07-28
1
Khairani Rani
koq pakai acaraabuk teina.kan gak asa masalah
2020-12-16
1