Sudah lewat jam makan malam. Tapi Archie belum pulang dan tidak memberi kabar kalau dia tidak akan pulang malam ini.
"Hhuuufff...apa tindakan ku kali ini sudah benar, apa aku akan melakukan tindakkan yang sia-sia lagi." Gumamku menghadap meja makan yang terdapat banyak sekali makanan yang sudah susah payah aku siapkan untuk nya.
Saran Laila memang sangat membantu, tapi aku harus memastikan perasaan ku dahulu sebelum aku melaju ketahapan berikutnya. Lagi pula tak ada jaminan kalau aku benar-benar tidak tertarik pada nya, seperti yang di katakan Laila walaupun menikah secara terpaksa, tetapi karena tinggal serumah dan melakukan banyak hal secara bersama-sama tak menutup kemungkinan akan tumbuh benih-benih tauge.
Ting tong ting tong...
Seseorang membunyikan bel. Itu bukanlah Archie, karena dia tak kan membunyikan bel jika ingin masuk.
Bergegas aku pergi membukakan pintu.
Ceklek....
"Selamat malam Nyonya!" Sapa Hendri di depan pintu sambil membungkuk ramah pada ku.
Dia lalu mundur kebelakang dan ku lihat Archie yang duduk di kursi roda memakai sarung tenun merek gajah jongkok bermotif mozaik berwarna coklat terang, sedang menatap ku dengan wajah sinis.
Dia sedang bersama dua perawat laki-laki di belakangnya yang memakai baju setelan rumah sakit.
"Loh, kamu kenapa!" Tanyaku panik di sertai bingung.
"Nyonya, nanti saja saya akan jelaskan, untuk sekarang biarkan Tuan Archie beristirahat." Ucap Hendri.
Lalu dia masuk ke dalam apartemen dengan di dorong oleh dua perawat laki-laki di belakangnya, tanpa pernah mengatakan apa pun padaku maupun menyapaku terlebih dahulu.
"Archie kenapa?" Tanya ku pada Hendri yang keluar dari kamar tamu di lantai bawah selepas mempersiapkan keperluan untuk merawat Archie.
Pasti terjadi sesuatu padanya kalau tidak kenapa dia sampai memakai kursi roda.
"Aah..saya mau bicara dengan Nyonya sebentar." Ujar nya lalu menutup pintu kamar tersebut.
"Apa yang terjadi pada nya, kenapa dia memakai kursi roda. Apa dia terluka." Cecar ku yang panik dan khawatir.
"Tuan baik-baik saja, akan tetapi saat ini Tuan tak bisa banyak bergerak dan hanya boleh berbaring di tempat tidur nya." Jawab Hendri.
"Loh, kenapa?" Tanyaku lagi.
"Itu, seperti nya luka pada bekas sirkumsisi Tuan bermasalah." Jawab Hendri serius.
"Hah.." Respon ku sambil mengernyitkan kening.
"Ayo kita bicara sambil duduk!" Pinta Hendri sambil menggiringku untuk duduk di atas sofa.
"Nyonya, untuk beberapa hari kedepan, saya harap nyonya tidak bertemu dengan Tuan." Ujar Hendri duduk bersama ku di atas sofa.
"Memangnya kenapa?" Tanyaku bingung.
"Sepertinya jika Nyonya sering berada di dekat Tuan, bakalan susah bagi Tuan untuk sembuh. Karena jika berada di dekat Nyonya, Tuan akan sering ereksi dan tak bisa mengontrol diri untuk tidak melakukan hubungan suami istri." Jelas nya sambil menunjukan jari telunjuknya padaku, isyarat pen*s yang ereksi.
"Hah.." Respon ku karena tak tahu harus bereaksi seperti apa saat Hendri secara gamblang membeberkan masalah Tuan nya.
"Tuan Melakukan sirkumsisi belum masuk genap selama 6 bulan dan sekarang seharusnya masih dalam tahap pemulihan luka pasca sirkumsisi. Tapi melihat keadaan yang terjadi pada Tuan sekarang, untuk saat ini sebaiknya Nyonya tak bertemu dahulu atau lukanya tak kan bisa sembuh." Jelas Hendri.
"Ta-tapi, hubungan kami tidak seperti itu. Maksud ku bukan aku penyebab nya, kami bahkan belum...belum pernah melakukan hal itu." Balas ku kelabakan.
"Nyonya, saya bukan nya.."
"Pokoknya bukan aku penyebab nya. Bukan aku, kami belum pernah melakukan nya. Dia pasti kualat saat melakukannya dengan wanita lain." Bentak ku memotong perkataan Hendri dengan perasaan kesal.
Kenapa Hendri memberitahukan hal ini padaku, jelas-jelas dia sebenarnya tahu kalau hubungan kami tidak seperti itu. Jelas-jelas dia juga tau kalau Archie punya banyak wanita untuk di ajak bersenang-senang, lalu kenapa harus memperingatkanku aku.
"Bukan itu yang sebenarnya yang ingin saya katakan, sepertinya Nyonya sudah salah paham." Ujar Hendri mencoba menjelaskan.
"Aku tahu, kamu bakalan ngomong kayak gitu." Jawabku yang terlanjur sakit hati.
"Nyonya bukan begitu, sebenarnya.."
"Sudahlah. Bagaimana pun kamu itu kan asisten pribadinya jadi wajar kalau kamu bakalan berpihak pada Tuanmu!!" Ucapku berdiri.
"Nyonya, anda benar-benar telah salah paham.."
"Aku mau ke kamar ku." Potong ku yang langsung berdiri dan pergi ke atas.
"Nyonya, ada benar-benar salah paham. Nyonya.." Panggil Hendri yang bersikeras berbicara padaku.
Bbraakkk...
Aku menutup pintu kamar ku, dan langsung tengkurap di atas kasurku sambil menangis.
Padahal sejam yang lalu aku masih bersemangat untuk mengikuti semua saran yang Laila katakan padaku, aku bahkan sudah mempersiapkan mental dan batinku jika dia menginginkan ku malam ini juga.
Sejam yang lalu aku membayangkan reaksinya saat aku memasak masakan jepang yang susah payah ku masak agar rasa dan bentuknya terlihat sama seperti yang asli agar dia senang dan memujiku, bahkan aku menghafal jenis makanan jepang agar dia menghargai hasil kerja keras ku.
Sejam yang lalu aku bahkan sudah berdandan cantik dan memakai baju yang sangat bagus agar dia tertarik padaku, lalu aku membayangkan kalau dia akan luluh dan pelan-pelan memperlakukan aku dengan baik.
Tapi sekarang..sekarang..
Tidak ada gunanya.
Tak ada gunanya aku menyesali semua yang ku lakukan untuk membuatnya mengakui ku.
Aku sudah kalah berperang sebelum bertempur.
Seharusnya aku sudah tahu sejak awal bakal begini. Yang sangat membuat ku terpukul adalah dia kualat bersama wanita lain dan membuat ku malu mengakui semuanya di depan Hendri.
Apa yang Hendri pikirkan tentang ku. Benar-benar wanita malang, menyedihkan.
Siapa pun yang melihat kondisi ku sekarang ini pasti berfikir seperti itu. Dunia ku sudah hancur, aku sudah menyerah, aku akan mengubur perasaan ku dalam-dalam, aku tidak ingin mengingat kejadian ini lagi, aku tidak ingin melakukan ini lagi.
Aku menangis sejadi-jadinya di dalam selimutku, membungkam tangis ku agar tak ada seorang pun yang tahu kalau aku sedang menderita.
***********
5 hari kemudian.
Saat aku berangkat untuk pergi ke kampus, ku lihat petugas kebersihan beserta beberapa perawat rumah sakit sibuk melakukan pembersihan dan memberesi peralatan medis yang berada di ruang tamu di mana Archie di rawat.
Seperti perkataan Hendri, Archie tak pernah keluar dari kamar dan melakukan bedrest total, bahkan semua aktifitas kampus dan kantornya dia lakukan secara daring. Apa kondisi luka buwung nya separah itu sampai dia tidak di perbolehkan bergerak.
Lalu ku lihat Hendri yang menunggu ku di tangga bawah, sambil tersenyum manggut-manggut khas nya yang terlihat ramah dan tampan.
Selama 5 hari ini, aku terus menghindari Hendri, dia selalu terlihat ingin mengatakan sesuatu padaku, tapi aku tak sudi mendengarnya, apalagi dia akan mengatakan kalau Archie tidak bersalah dengan macam-macam alasan untuk membuat ku luluh.
"Selamat pagi Nyonya, mau saya antar ke kampus." Tawarnya sambil menundukan tubuhnya.
"Enggak, aku bisa naik taksi kok!" Jawab ku dingin dan langsung berjalan cepat karena ingin menghindari nya.
Buuuk...
"Aduh.." Ujarku memegangi hidungku karena telah menabrak sesuatu yang menghalangi jalanku.
"Biar gua yang nganter." Ucap Archie yang tadi baru saja ku tabrak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 457 Episodes
Comments
Machan
pesek tuh idung nabrak mulu tiang listrik
2021-11-06
0
eyecleany
bagus banget loh. jarang2 ada yg mampu mengeksekusi kisah psycopath dengan hasil gak clingy.
2021-09-06
0
ZaZa
itunya keseleo🤣🤣🤣...Maap thorrr jadi bengkong donk😁😁😁
2021-08-05
0