"Sibuk gak lu kamis ini!!" Tanyanya.
"Kayaknya engga, soalnya ga ada kegiatan ampe senin." Jelasku.
"Temenin gua nyalon yah," ujarnya antusias. "liat ni rambut gua udah lepek, dekil, bau, kasar, ga terawat, bercabang, dih nauzubillah sebel banget." Aku merinding karena tingkahnya itu tidak cocok dengan wajah dan penampilannya.
"pasti aku temenin kok." Jawabku senyum-senyum.
Namun Libiru memperhatikan ku dengan khitmat sembari melamun.
"Kenapa, ada yang aneh ya?" Tanyaku.
"Kok hari ini lu beda sih!" Jawabnya.
"Bedanya kenapa?"
"Ya, ga tau sih, ini perasaan gua aja atau emang lu hari ini lebih cantik dari biasanya." Ujarnya mengelus pipiku.
"Iyalah, aku kan pakai skincare yang kamu rekomendasikan kemarin."
"Hah yang mana?!"
"Itu loh, Sekak II." Balasku.
"Bukannya itu mahal banget ya, lu mana ada duit."
"B*ngke, kau pikir aku ga mampu beli."
Ddrrrtttt ddrrrttttt...
Ponselku bergetar, seseorang menelepon ku dengan nomor tidak di kenal.
"Bentar, ada yang nelpon!!" Aku menjawab telponnya.
"Halo.." Tidak ada jawaban."Halo, siapa ni!" Tanyaku lagi.
Namun tetap tak ada jawaban.
"Halo?" Ulangku sambil berteriak sedikit.
"Siapa sih!!" Libiru bertanya sambil menunjukan gestur, dan aku mengangkat kedua bahuku tanda tak tahu.
"Lagi dimana?" Jawab suara di dalam panggilan Telpon.
Ini suara Archie.
Sudah seminggu Archie tidak pernah pulang ke rumah sejak terakhir kali kami bertemu. Dia bilang kalau sedang mengalami kendala dengan salah satu perusahaannya, makannya dia fokus ke pekerjaan dan menunda semua urusan yang di luar perusahaannya.
"Aku lagi di kampus, kenapa?" Jawabku buru-buru.
"Hari ini gua balik, terus gua mau ngajakin lu makan siang bareng, karena ada seseorang yang pengen gua kenalin." Jelasnya.
"Siapa?" Tanyaku.
"Ntar juga lu tau sendiri kok, bentar lagi gua jemput lu di kampus."
Aku kaget setelah mendengar dia ingin menjemput ku kemari, dan buru-buru mencari alasan.
"Ah, jangan. sumpah gak usah!" Teriakku karena pasti akan menjadi bencana besar kalau tiba-tiba dia menjemput ku di kampus dan terlihat oleh anak-anak.
"Kenapa, beneran lu ga mau gua jemput, atau lu pengen pergi sendirian aja gitu ketempat janjian. Terus kalau tiba-tiba ada supir taxi yang s*ngean dan lu di apa-apain gimana, lu pikir gua masih mau bareng-bareng sama lu kalau lu udah di nodai orang."
B*ngsat, dia ngomong apa sih, kenapa dia sampai berfikiran nyeleneh seperti itu.
"Ya udah kalau kamu ngotot banget pengen jemput aku, entar kamu tunggu aku aja di.."
Libiru. Aku lupa kalau dia masih ada di sini.
"Aku chat aja ya, tar jemput nya di mana!!" Ujarku sambil tersenyum pada libiru dengan tatapan mencurigakan.
"Lu lagi bareng siapa?" Tanya Archie mengintrogasiku.
"Huh..!!"
"Gua tanya lagi, lu bareng siapa?" Dia terus mendesakku.
"Memangnya kenapa, ga penting juga aku lagi bareng siapa kan?"
"Jawab!!" Ucapnya tak gentar.
Kenapa dia kekeh sekali ingin tahu aku sedang bersama siapa.
"Itu, aku lagi..."
Tuut...
Dia mematikan telponnya tanpa mendengarku mengatakan yang sebenarnya.
"Siapa sih Nya, kayaknya tuh orang obses banget?" Tanya libiru penasaran.
"Bukan siapa-siapa!!" Jawabku berbohong.
"Cowok lu!?"Tanyanya mengintrogasi ku.
"Bu-bukan, aku mana punya cowok!!" Jawabku buru-buru dan menyamarkan dengan tawa.
*********
Sebuah mobil hitam berkilau dengan lambang banteng kuning yang terlihat ingin menyeruduk berhenti di depanku, dan pintu nya pun langsung terbuka.
Sebelum masuk, ku pastikan tak ada anak-anak yang berkeliaran di sekitar sini dan melihatku bersama Archie di dalam satu mobil yang sama.
"Cepetan masuk, ngapain pelanga-pelongo dari tadi!!" Tutur Archie yang tak sabaran.
Aku melihat Archie duduk di dalamnya sedang bermain game dengan konsol portabel dan setelah itu dia sama sekali tak menghiraukan ku yang duduk di sebelahnya.
Sepanjang perjalanan menuju restoran pun dia tak berbicara sepatah katapun padaku dan fokus bermain game, bahkan aku mengira dia tak menganggap ku ada, padahal selama seminggu ini kami tidak pernah bertemu.
"Kau sibuk!?" Aku basa-basi agar tak terlihat menyedihkan karena tak di anggap.
Archie hanya mengangkat pandangannya sebentar lalu menatapku sekilas kemudian tersenyum simpul dan kembali berkutik dengan game nya.
Si*l apalagi yang ku harapkan, memangnya kami ini menikah sungguhan, bahkan Archie tak pernah menganggapku istrinya.
Saat masuk ke dalam restoran, supirnya juga ikut dan duduk bersama-sama dengan kami. Sebenarnya dari tadi aku sudah memperhatikannya, karena dia tidak terlihat seperti seorang supir. Pakaiannya classy dan rapi, menggunakan setelan jas seperti orang kantoran, tampangnya juga berada di atas standar dan rambutnya di sisir rapi ke belakang. kisaran umurnya kira-kira sepantaran dengan ku tapi mungkin juga dengan Archie.
"Kamu pesan apa?" Tanyaku pada Archie yang masih sibuk dengan game nya.
"Serah, gua sih apa aja!"
"Ya udah, samaan aja mbak." Ujar ku bicara pada dengan pelayan nya.
Aku melirik si supir ganteng itu yang tak pernah melewatkan pengawasannya dari gerak-gerik Archie, dan pada saat itu juga dia langsung sadar kalau sedang ku perhatikan.
"Senang bertemu dengan anda Nyonya," ucapnya tersenyum ramah padaku dan mengulurkan tangan.
Aku terlonjak karena ketahuan dan balas menjabat tangannya.
"Perkenalkan nama saya Hendri asisten pribadi Tuan Archie. Ini pertemuan perdana kita, saya harap ke depannya saya bisa di andalkan dalam mengurusi urusan Nyonya." Ujar nya sopan dan tersenyum manggut-manggut padaku.
"Asisten pribadi Archie, jadi maksudnya kamu yang ingin Archie perkenalkan kepadaku!"
"Benar nyonya, saya asisten pribadi Tuan, dan saya lah yang mengurusi semua permasalahan luar dan dalam kehidupan Tuan Archie, dan karena sekarang Nyonya adalah atasan saya, maka Nyonya bisa bergantung pada saya jika mengalami kesulitan." Ujarnya sopan dan berbicara formal.
"Mohon kerja samanya!!" Jawabku.
"Saya merasa terhormat bisa membantu anda." Balasnya luar biasa formal, mirip pesuruh yang ada di drama kolosal jaman kerajaan yang ada di TV.
Archie tidak peduli dengan percakapan kami berdua dan terlihat sangat fokus dengan pekerjaannya. Dia bahkan tak mengidahkan saat makanan yang di pesan telah sampai di meja makan.
"Makanlah, nanti dingin." Ucapku mengusiknya.
"Aaaakk..." Ucapnya sambil membuka mulut.
"Apa sih!" Aku tidak peka.
"Suapin gua!!"
Aku menundukan tatapan dan melihat ke arah Hendri, "gila ya, kau pikir kita ada dimana!!" bisikku malu.
"Gua lagi sibuk, ga bisa makan!!"Ujarnya yang tak bisa melepaskan konsol game itu untuk sesaat.
"Kau kan hanya bermain game, apa susahnya di lanjutin nanti."
Archie memutar bola matanya seperti terlihat ingin mengamuk, dia menatap kedua mataku sebelum akhirnya berdiri dan meninggalkan ku.
"Archie!!" Panggilku menyusulnya di pintu keluar restoran. "Kamu mau kemana, kenapa makanannya ga di makan?"
"Gua ga nafsu makan!" Balasnya dengan nada malas, lalu keluar dari restoran dan masuk kedalam mobil.
Aku diam terpaku menatapnya dari luar, apa yang salah, apa aku melakukan sesuatu yang tidak dia sukai.
Asistennya memperhatikan tingkah kami berdua dan menyuruhku untuk duduk kembali ke kursi.
"Maafkan kelakuan Tuan yang selalu marah tanpa sebab, Tuan kalau sedang marah memang mengerikan, saya harap nyonya maklum." Ujar Hendri sambil memegangi kepalanya isyarat kalau dia pusing menghadapi sikap tuannya.
"Iya, saya sudah tau dari awal kalau Archie itu tipe yang orang yang tidak akan mendengarkan siapa pun kalau sedang marah." Timpal ku yang menatap mobil hitam itu dari kaca restoran.
"Ada masalah yang terjadi dalam perusahaan game yang di kelola oleh Tuan sendiri, sedikit kesalahan kecil tapi akibatnya akan mengurangi kualitas game dan hal itu berdampak pada permainan online. Selama seminggu ini Tuan bekerja siang malam tanpa henti untuk memperbaiki kualitas game yang sudah dia rilisnya selama 4 tahun, dan sekarang Tuan sedang mereview hasil kerja kerasnya dengan memainkan gamenya sampai tamat." Jelas hendri agar aku tidak salah paham.
"Jadi sepertinya dia marah karena merasa hasil kerja keras nya tidak ku hargai." Ujarku memegang daguku sedang berfikir.
"Nyonya jangan terlalu keras pada diri sendiri ada kalanya Tuan memang sangat ingin di perdulikan, tapi sikap Tuan yang barusan merupakan perwujudan kecemburuan terhadap nyonya."
"Ce-cem, cemburu.." Pekik ku kaget memasang muka khawatir pada Hendri.
"Memangnya apa lagi kalau bukan cemburu, nyonya adalah istrinya Tuan, mana mungkin Tuan merelakan nyonya bersama dengan laki-laki lain, kalau Saya jadi Tuan mungkin Saya juga akan berlaku hal yang lebih parah ketimbang ngambek." Jawab Hendri yang ternyata lebih mengerti Archie di banding siapa pun.
"Hentikan Hendri, apa kau tidak tahu kami menikah karena terpaksa dan di jodohkan oleh kedua orang tua kami tanpa alasan yang jelas, jadi tidak mungkin aku maupun Archie mempunyai perasaan yang dalam seperti itu." Ujarku berusaha memberikan pemahaman pada asistennya tentang status kami berdua.
"Tentu saja saya tahu Nyonya. Tapi untuk saat ini, saya sarankan Nyonya memperhatikan Tuan, karena dalam 10 tahun kehidupannya, mungkin baru kali ini dia merasa marah karena tidak di perhatikan." Ujar Hendri memberikan aku saran.
Sepertinya perkataan Hendri serius, aku lihat tatapan Hendri yang menaruh banyak harapan padaku.
"Mbak, tolong bungkus makanan ini?" Perintahku pada pelayan nya.
Hendri tersenyum lega menatapku seperti melihat anaknya sendiri yang bertumbuh besar dengan rasa bangga.
Kami memutuskan menyusulnya ke mobil, dan dia sibuk tak memperdulikan kedatangan ku yang repot-repot kemari.
"Ngapain lu kesini!!" Tanyanya ketus dengan kaki menyilang di atas bangku kemudi.
Aku mengeluarkan kotak makanan nya yang berasal dari restoran.
"Buka mulutmu..!" Pintaku dengan tanganku yang siap untuk menyuapinya.
Dia membuka mulut nya lebar-lebar dan memakan satu suapan dengan lahap.
"Jangan kasih gua banyak sayur, daging nya banyakin!" Pintanya dengan mulut penuh makanan.
"Tolong jangan protes, disini aku yang berkuasa, kamu fokus aja kerja gak usah ngomong."
"GMmnoggg hoangmn mggghh."
"Apa sih.." Ledekku tertawa, karena aku sengaja memberikan dia banyak makanan dalam satu suapan.
"Aaah nah kan gak ada dagingnya, lu cuman ngasih gua wortel!"
"Ada kok..!"
"Gua muntahin aja ni biar lu percaya.."
"Ya udah silahkan, kalau berani!"
Dia diam dan menatapku searah, lalu kemudian.
"Huekk...huueekkk..hueeek."
Aku menjerit dan langsung membuka jendela mobil. Sedangkan Hendri teriak sambil menyetir dan sibuk mencari kotak tisu sampai akhirnya menghentikan laju kendaran.
Padahal saat itu Archie hanya berakting untuk menggodaku, dia hanya pura-pura muntah untuk mengerjaiku. Tapi reaksi kami berdua berlebihan sampai membuat macet pengguna jalan.
************
Malam ini aku mendapat kan telpon dari dosenku, kalau ada sebuah restoran di sebuah hotel yang tertarik dengan sketsa design yang aku buat di sebuah acara pameran karya yang di pamerkan di kampusku satu bulan yang lalu.
Ini benar-benar sebuah kabar gembira, akhirnya aku punya kesempatan untuk mengembangkan potensiku dan melanju ke tahapan selanjutnya, lalu membuktikan ke semua orang kalau aku bisa berkarya dengan bakat dan otakku sendiri.
Dan untuk itu, malam ini aku harus bekerja keras dan mengerahkan kemampuanku untuk memperbaiki rancangan design ku dan menyerahkan hasilnya besok.
"Woooahhh, semangaaat!!" Teriakku mengikatkan pita di kepalaku dan heboh sendiri, karena malam ini aku akan begadang sampai tepar.
5 jam kemudian.
Tok tok tok...
"Anya!" Panggil Archie di luar kamarku.
Kulihat jam dinding di kamarku menunjukan pukul 2 dini hari.
Archie, Apa yang dia inginkan di jam segini?
"Kenapa?" Tanyaku sambil membuka pintu.
Aku kaget, saat melihatnya membawa bantal beserta selimut yang membungkus tubuhnya. Dia mirip seperti seseorang yang di usir dari rumahnya dan sedang mencari tempat untuk menginap.
Lalu tanpa mengatakan apapun terlebih dahulu, dia langsung masuk ke dalam kamarku,merebahkan dirinya di atas tempat tidurku.
"Wow.. wow..wait a minute." Ujarku yang panik karena melihatnya berada tergeletak di atas tempat tidurku.
"Wahai Tuan Archie yang budiman, apakah kau lupa dengan kesepakatan kita."
Namun dia tak perduli dan berguling-guling dengan nyaman di atas tempat tidurku.
"Bukannya kita sepakat untuk memakai kamar secara terpisah, dan tak mengusik wilayah masing-masing tempat sampai batas yang tidak di tentukan." Jelasku yang jelas risih melihatnya sudah nyaman berbaring di kasurku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 457 Episodes
Comments
dewi
aku lihat komunitas ada yg komen novel ini, aku langsung buka dan baca sinbosis nya bagus jadi langsung baca novelnya
2022-08-08
1
Machan
wow, lucu juga mereka. oke deh anya, selamat menghadapi kecemburuan archie
2021-10-22
0
eyecleany
adduuuuhh uwu bangett. jomblo cuma bisa gegoleran dan rebahan.😩
2021-09-06
1