"Kamu lagi sakit ya!" Tanya teman sekelasku, yang melihatku berpenampilan tertutup meski cuaca sedang panas-panasnya.
"Ahhh iya lagi kena flu." Jawabku sambil merapikan bajuku agar leherku benar-benar tertutup. Memakai baju modelan Turtle Neck adalah pilihan yang baik, meskipun rasanya tersiksa minta ampun di siang hari.
"****, aku gak bisa begini terus." Gumamku mengambil hp dan search di gugel.
Cara menghilangkan bekas gigitan cinta.
Yang keluar malah isinya tentang c*pang.
C*pang, bukannya ini nama ikan.
Ternyata nama lain gigitan cinta adalah c*pang. Ahh..kenapa bisa di kaitkan dengan nama ikan air tawar.
"Ga ke kantin lu?" Ujar Laila temanku yang berada di dalam satu angkatan, hanya beda kelas saja, dan salah satu teman dekatku selain Libiru.
Aku kaget dan langsung menyembunyikan hp ku.
"Yok, bareng ya." Ucapku buru-buru. Hampir saja ketahuan.
Di kantin kampus.
"Denger-denger proyek yang lu adain di pameran, tembus ya, ama Hotel bintang lima." Tanya Laila Sambil mengunyah makanannya.
"Ho' oh, dengar dari mana!"
"Tadi Pak Retno ngumumin di kelas, hebat banget, pas magang tolong rekrut gua jadi tim lu yak." Ujar nya dengan mata berbinar-binar.
"Tim ku semuanya harus berbakat!"
"Kampret lu, gua ini lebih dari berbakat." Balasnya ngegas.
"Ga percaya, kamu design kandang ayam pak retno aja gada pintunya."
"Nyari mati ni anak!!" Ujarnya lalu menjahiliku dengan menggelitiki tubuhku.
"Ha..ha..ha..Bege jangan di situ, ahhh gila aku merinding, Laila..Ahh..jangan, ha..ha..ha.." Aku menahan tangannya yang terus menggelitiki pinggang ku.
Tanpa ku sadari, ternyata ada seseorang yang memperhatikan ku dari meja nomor 3 dari mejaku.
Ternyata laki-laki yang menatapku dari tadi adalah Archie, dia memandangku dari kejauhan dan memainkan sedotan dengan menggigit ujung sedotannya.
"Laila plis, berenti." Ujar ku sambil menghentikannya.
Aku malu setengah mati, ternyata dari tadi Archie sudah di sana memperhatikan gerak gerik ku. Pandanganya sangat jelas tertuju padaku.
Meski sebentar tapi kejadian tadi pagi membuatku merasa malu dan enggan untuk bertemu dengannya. Aku terus memikirkan kejadian itu, bekas-bekas ini mempresentasikan dirinya sendiri yang selalu berbuat dan bertindak semaunya.
Bahkan jika dia memikirkan ku, dia tak kan meninggalkan bekas di sekitar leherku, maksudku misalnya di bagian yang benar-benar tertutup baju, seperti.
"Ahhhghh...!!" Pekikku seperti orang bodoh, dan memegangi keningku sendiri.
B*ngsat, apa yang sedang ku pikirkan. Kenapa aku jadi berharap dia memberikan ku tanda ini di tubuh yang tertutup baju. Mesum, aku benar-benar mesum.
"Apasih lu, Nya. Kesambet ya!!" Ucap Laila yang tak mengerti keadaanku.
Saat aku mengangkat kepalaku, dan menatapnya balik. Dia malah tersenyum smirk, seperti penggoda yang sengaja sedang menggoda mangsanya di tengah hingar bingar.
Dan entah apa yang ada di dalam kepalanya, sekarang dia sedang terang-terangan menggodaku dengan tehnik liarnya.
pertama-tama dia menggigit lembut sedotannya, lalu menggosok ujungnya menggunakan permukaan bibirnya, lalu kemudian menjulurkan lidahnya dan memainkan ujung sedotan itu dengan gerakan memutar. Di tahap ini aku hampir kehilangan akal, karena tatapan matanya itu, sama persisi seperti yang dia tunjukan saat menjilati jari tengahku.
Tak berhenti sampai di situ, dia kembali menggodaku dengan cara meneguk es kopinya secara sensual. Tatapan matanya terfokus padaku, namun air yang mengalir di dalam kerongkongannya terlihat pelan dan menyihir ku dalam desakan gairah.
Aku terpaku sampai tak bisa bergerak melihat pemandangan itu. Seluruh wajahku memerah, tubuhku memanas, kepala ku mendidih.
Mengerikan, reaksi tubuhku langsung aneh saat melihat pertunjukan erotis itu. Dengan hanya memperhatikan tingkah absurdnya, aku pun langsung terangsang dan meracuni pikiran warasku.
"B*ngsat!!" Gumamku yang langsung menutupi kedua mataku dengan telapak tangan. Pikiran dan juga mataku sudah benar-benar ternodai oleh manusia itu.
Archie malah terkekeh tak jelas saat melihat reaksiku, dan kembali melanjutkan menikmati es kopinya.
"Astaga, lu kenapa sih dari tadi." Laila risih melihatku bertingkah absurd, tanpa ia sadari kalau seseorang yang berada di belakangnya membuatku hampir pinsan. "Muka lu merah banget, lu sakit ya, Penampilan lu juga aneh hari ini, panas-panas gini lu malah pake turtle neck."
"Aku lagi flu, semalam begadang." Jawabku sambil menyembunyikan wajahku.
Saat aku kembali mengangkat wajahku dan pandangan kami pun kembali bertemu, dia kembali melakukan serangan susulan.
"Hufftt...panas banget ya!" Ucapnya melengos ke arah lain lalu membuka dua bait kancing bajunya.
Mata ku membulat besar, saat dia terang-terangan memperlihatkan cekungan dada dan juga tulang selangkanya padaku. Dia juga sengaja berpura-pura kepanasan dan menggosok pelan belakang lehernya dengan gerakan berotasi.
Jelas sekali perlakuannya ini, seperti meminta ku untuk menyerangnya.
Cuuurrrrrr...
Air yang ku tenggak tiba-tiba mengucur sendiri dari dalam mulutku, tanpa mampu bisa ku kendalikan.
"Jijik tau ga, lu kenapa sih!!" Teriak Laila.
Dia tidak tahu kalau otakku mengalami DEAD BRAIN, yaitu kondisi dimana keadaan otak yang meninggal sementara. Aku benar-benar sudah teracuni oleh tindakan Archie yang tak manusiawi.
Archie tertawa puas sampai terbahak-bahak, bahkan dia sampai memukul meja karena girang.
***********
Besok hari Kamis.
Aku ada janji dengan Libiru, tapi rasanya tidak enak kalau tidak minta ijin pergi karena sekarang aku sudah menikah. Walaupun Libiru feminim dan semua temannya adalah sekumpulan wanita tapi tetap saja dia laki-laki.
"Archie!" Panggilku, mengetuk pintu kamarnya dan membawakan segelas kopi hangat.
Tak ada tanda-tanda dia akan membukakan pintu atau suara dia membalas panggilanku.
"Archie!" Panggilku lagi. Tapi tetap tak ada respon dari dalam.
Mungkinkah dia sudah tidur, menjadi sutradara muda dan mengurus 3 perusahaan dalam waktu bersamaan memang melelahkan, padahal baru 20 menit yang lalu aku mendengarnya masuk ke dalam kamar setelah seharian di luar.
Aku berbalik dan beranjak pergi. Tapi tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, dan aku melihat Archie yang mengintip dari sela-sela pintu.
"Sini!" Ujarnya lalu menarik tanganku masuk kedalam kamarnya. "Kenapa ga langsung masuk ke dalam aja." Dia melepas kaca mata yang sedang di kenakan.
"Ahhh..aku takut mengganggu waktu istirahatmu." Jawabku sambil meletakkan secangkir kopi itu di atas meja kerjanya.
"Tumben sih lu bikinin gua kopi, BTW makasih ya!" Ujarnya dan menyeruput kopi yang aku buatkan.
"Sama-sama, ya pengen aja!"Jawabku malu-malu.
"Coba aja lu bikinin gua tiap ari." Ucapnya senang sampai menunjukan giginya.
"Hehehehe.." Balasku cengengesan.
Dia terpaku sesaat dan memperhatikan ku membalas senyuman nya dengan senyuman indahku yang juga merupakan senjata rahasia ku dalam meluluhkan seluruh umat manusia di alam semesta ini, tak ada yang pernah keluar secara hidup-hidup setelah melihat senyum manis yang dapat membuat hati siapa pun bergetar, karena kata ibuku aku di lahirkan dengan wajah cantik dan senyum manis yang permanen.
"kalau gua gak sibuk, udah abis lu malam ini." Gumamnya dengan wajah memerah, dan buru-buru mengalihkan tatapannya ke arah monitor PC.
Baiklah karena, senjata rahasiaku sudah ku keluarkan, berarti ini adalah kesempatanku untuk mengatakannya.
"Itu Archie anu.." Ujarku ragu-ragu dan mendekat padanya.
"Ya kenapa?" Tanyanya meskipun sibuk.
"Besok boleh gak aku pergi ke luar bareng temanku!" Akhirnya aku mengungkapkannya.
"Bareng siapa?" Tanyanya, tapi tatapannya tetap fokus pada monitor.
"Mmmh..Libiru!!"
Taaakkk..
Aku kaget kerena tiba-tiba dia mengetik kuat keyboard dengan ke sepuluh jarinya seolah-olah sedang membanting seseorang saat aku mengucapkan nama Libiru. Dia diam sejenak menghembuskan nafas panjang lalu kembali bekerja normal seperti semula.
"Anu Archie, boleh gak!?" Tanyaku lagi, karena dia tidak menjawabnya.
Sudah 3 menit aku berdiri dan menunggu jawabannya, tapi dia masih tetap bungkam dan tak menghiraukan keberadaanku.
"Kayaknya kamu sibuk banget, aku udah ngantuk jadi mending aku balik kamar dulu." Ujarku berjalan menjauhinya karena merasa sudah gagal.
"Anya!" Panggilnya tiba-tiba.
Aku menghentikan langkahku dan melihat ke belakang.
"Sini balik!!" Ucapnya melambaikan tangan kepadaku, meskipun tatapannya berfokus ke layar monitor.
Aku memenuhi panggilannya dan berdiri di samping tubuhnya.
"Gua kasih lu izin!"
Aku senang bukan main sampai bercingkrak,
"Tapi..lu harus tidur di sini malam ini." Ujarnya sambil menunjuk tempat tidurnya.
"Apa?!" Seketika rasa senangku berlahan menghilang.
"Kenapa, ga mau!!" Ucapnya, "yaudah kalau ga mau, lu gaboleh pergi kemana-mana besok."
"Aku mau!!" Ucapku spontan.
Terdengar kekehan kecil dari mulut Archie, jelas sekali kalau dia sedang mempermainkan ku.
Aku menghembuskan nafas panjang dan berlahan membuka jubah tidurku dan naik keatas tempat tidurnya.
Bau tubuh Archie memenuhi tempat tidurnya, baunya mirip shampoo bayi dengan aroma manis seperti buah-buahan. Dan juga tercium samar-samar bau menyengat seperti rokok dari bawah tempat tidurnya, dan setelah ku amati ternyata di kolong kasurnya ku temukan asbak dan beberapa bekas rokok.
"Kamu ngerokok?" Tanyaku.
"Iya, cuman ga pernah di depan lu aja sih, makanya lu ga tau." Jawabnya. "Sorry, bisa gak lu nyalain pembersih udara, soalnya tadi gua abis ngerokok!"
Aku beranjak dari tempat tidurnya dan menyalakan alat pembersih udara.
"Gua gak mau napas lu tercemar karena asap rokok, lu kan calon ibu dari anak-anak kita." Sambungnya terkekeh dengan tatapan fokus bekerja.
"Apa sih!!" Ucapku kesal.
Kemana arah pembicaraannya. Walaupun dia hanya berniat untuk menggodaku tapi pembicaraan seperti ini tidak cocok untuk di bicarakan kami berdua. Tapi perkataannya barusan sudah cukup membuat seluruh wajahku memerah.
"Kalau mau tidur ya tidur aja, gua ga bakalan ngapa-ngapain lu kok. Kerjaan gua banyak, bisa aja gua gak bakalan molor sampe pagi." Ujarnya menyeruput kopinya dan sibuk mengetik.
"Aku pegang janji kamu." Gumam ku di balik selimut.
"Dih..kecewa lu ye, gara-gara gak gue apa-apain!" Balasnya menggodaku.
"Kecewa palamu!!" Jawabku sambil berbalik membelakanginya.
Ku dengar kekehan menyebalkannya karena telah berhasil menggodaku.
***********
Saat pagi tiba, aku melihatnya tertidur pulas di atas meja dengan keadaan PC nya yang masih menyala, dan ku temukan berjejer cangkir bekas kopi di dekatnya.
Di umur segini dia sudah bekerja begitu keras sampai tak ada waktu untuk memperhatikan dirinya sendiri.
Ku lepas kacamata yang masih menempel di wajahnya, karena sekarang benda itu meninggalkan bekas di bagian bawah matanya karena tidur tengkurap. Lalu menyibak rambut yang menutupi wajahnya dan menyentelkannya di belakang telinganya.
Dia benar-benar terlihat sangat kelelahan, bahkan dengkurannya terdengar lebih kasar dari biasanya.
Kring.. kring..
Aku tersentak saat mendengar suara deringan ponselnya. Karena dia tak kunjung bangun, aku berinisiatif untuk mengangkat panggilan itu.
Tapi saat aku melihat nama seseorang yang menelponnya, aku langsung meletakkan hp nya kembali.
Nama yang tertulis di kontak hp nya adalah 'Sayang'.
Ahh..sepertinya aku tak boleh bersikap posesif seperti ini. Hidupnya memang di kelilingi banyak wanita.
Bagaimana pun hubungan kami memang tidak di dasari oleh rasa cinta, bagaimana jadinya kalau aku tiba-tiba masuk dan mengusik urusan pribadinya. Jika dia punya pacar itu bukan urusan ku.
Aku tak boleh terbawa perasaan maupun berpikiran sempit atas pernikahan ini, kalau tidak mungkin pernikahan ini tidak akan bertahan lama dan membawa kekecewaan kepada kedua orang tua kami.
Bagaimanpun juga Archie sudah mengorbankan kehidupan pribadinya untuk menikahi ku. Harusnya aku lebih menghargai privasi nya.
Aku beranjak keluar dari kamarnya dan membiarkan dia bersama panggilan telpon yang masih berdering di dekatnya. Anggap saja aku tak tahu dan tak pernah melihat panggilan telponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 457 Episodes
Comments
Hafiz Ghany
Archie penuh misteri 🤦♀️🤦♀️
2022-05-24
0
Machan
si anya mah korban di cuci otak
2021-10-28
0
MyNameIs
Oke Thor, udah tingkat dewa lah ini karya nya 👍
2021-02-03
0