Saat di mall, Dahlan melihat syal berwarna merah muda, entah kenapa saat melihat syal tersebut Dahlan teringat pada Asti bukannya pada Alice.
"Seingat gue anak itu tadi ke Rumah sakit gak pake jaket, apa gue beliin aja syal itu buat dia?, ah entar dia ke Gr'an lagi kan gue juga yang repot, ah gak usa lah!"
Dahlan berjalan maju beberapa langkah kemudian tertegun dan kembali melangkah mundur menatap syal itu.
Purnama yang melihat itu langsung mengambil syal dan memasukannya kedalam kantong belanja.
"Eeehhhh eh... kenapa loe bawa, kan gue yang lebih dulu ngeliat ini syal!"
"Udahlah yah, aku tuh tahu apa yang kamu pikirin dari tadi, lagian lebay banget sih pake acara maju mundur, maju mundur, mau jadi Syahrini kamu? hahahah!"
"Emang ni anak minta diberi!"
"Beri duit maksud nya hahahah!"
Dahlan tersenyum.
"Sebenarnya gue bersyukur banget loe ambilin tuh syal buat gue, bisa gue jadiin alesan kan ke si Asti soal itu syal."
"Mau balik kagak?"
Purnama setengah berteriak di depan meja kasir, Dahlan segera menyusulnya.
"Punya gue biar gue aja yang bayar!"
"Siapa juga yang mau bayarin hahha!"
Mbak kasirnya nyengir ngeliat kelakuan Purnama dan Dahlan.
Melihat mbak kasir yang senyum-senyum ngetawain kelakuan mereka Dahlan langsung angkat bicara.
"Mbak semalam mimpi apa?"
"Emhsss iya kenapa mas?"
"Mbak malam mimpi buruk ya?"
"Enggak kok!"
"Buktinya hari ini mbak ketemu sama cowok kaya Alien nih!"
Dahlan menunjuk Purnama, mbak kasirnya ketawa mendengar candaan Dahlan.
"Maklumin aja ya mbak dia lagi kasmaran!"
"Terus aja terus ngejekin, sampe puas aja entar juga ada karmanya!"
"Yeh dia ngambek, buruan mbak sebelum dia berubah jadi serigala hahahah!"
Selesai berbelanja Dahlan dan Purnama pergi kepemandian air panas, untuk memanjakan diri barang sekejap dari semua kepenatan hari ini.
"Kebiasaan loe mah bengong-bengong mulu, kesambet baru nyaho loe!"
"Sebenarnya aku gak habis pikir aja Lan!"
"Kenape emang?"
"Iya kamu ingat beberapa tahun lalu tentang Alea?"
"Emmhsss mantan kamu itu?"
"Iya!"
"Iya inget lah, gak mungkin lupa elo dulu sayang banget sama dia sejak jaman SMP udah deket."
"Iya sampai akhirnya aku sama dia jdian dan dia meninggal karena penyakit nya!"
"Ya terus kenapa sama dia, loe kangen sama Alea?"
"Yang aku gak habis pikir kenapa setiap cewek yang aku sayang mereka pasti langsung sakit parah!"
"Apaan loe, kematian Alea itu udah takdir, penyakitnya Alice juga udah lama jauh sebelum loe kenal sama dia, gak ada kaitan nya sama elo bro!"
"Tapi sebelum gue suka sama dia Alice baik-baik aja, Alea juga dulu sehat-sehat aja!"
"Yach itu karena mereka berusaha terlihat baik-baik saja, bukan karena elo!"
"Tapi Lan...!"
"Udah Stop, apaan sih loe pake segala hal loe kait-kaitin sama diri elo, gue ragu nyerahin Alice ke elo kalau elo nya begini, gimana dia bisa semangat sementara elo nya aja memble kaya gini!"
"Sory Lan!"
"Buruan balik!"
Dahlan meninggalkan Purnama yang masih di dalam kolam, dan bergegas mengganti baju.
Setelah beberapa saat Purnama pun mengikuti Dahlan dan berganti pakaian lalu kembali ke Rumah sakit.
Dahlan menghentikan sebuah taxi yang lewat, kemudian supir taxi membuka bagasi mobil dan Dahlan memasukan semua barang-barang hasil belanjaan nya bersama Purnama kedalam bagasi.
Dahlan pun memasuki taxi, diikuti oleh Purnama, beberapa menit perjalanan mereka hanya saling berdiam diri, sesekali supir taxi menoleh ke kaca spionnya, merasa aneh dengan tingkah kedua anak laki-laki yang menjadi penumpangnya.
Memperhatikan sikap Dahlan yang sejak pulang dari tempat pemandian begitu dingin dan hanya diam, Purnama sadar semua itu disebabkan oleh perkataan nya tadi.
Purnama memberanikan diri membuka pembicaraan.
"Lan sory aku tahu kamu kecewa!"
mendengar ucapan Purnama sopir taxi merasa terkejut.
"Aku tahu aku salah, gak seharusnya aku kaya gitu tadi!"
Ucap Purnama lagi.
Pak sopir taxi pun semakin merasa aneh dengan omongan Purnama dan akhirnya berpikiran macam-macam.
"Kalau di lihat dari wajah-wajah nya mereka berdua ini tampan-tampan, dan biasanya laki-laki tampan itu penyuka sesama jenis, jangan-jangan mereka juga pasangan, apalagi kalau di dengar dari obrolan mereka sepertinya yang bicara tadi itu sebagai perempuannya dan yang diam saja bisa saja laki-lakinya, hemhsss sepertinya mereka sedang bertengkar, dan yang laki-laki sedang cemburu."
Supir taxi berkata-kata dalam hatinya.
"Maafin gak nih?"
Tanya Purnama lagi.
"Iya iya... gue maafin tapi jangan lagi-lagi loe kaya gitu, gak suka gue!"
"Iya maaf!"
..."Ih geli banget, jadi orang yang pacaran sesama jenis kaya gitu kali ya hiiihhhhh!"...
Dahlan dan Purnama Melihat reaksi supir taksi yang sedari tadi beberapa kali melirik mereka berdua melalui spion mobil.
"Kayanya ada yang salah paham!"
Dahlan berbisik ke Purnama.
"Siapa?"
"Tuh!"
"Maksud nya salah paham?"
"Kayanya dia mikir kita H**o deh!"
"Kok bisa?"
"Liat aja reaksinya sedari tadi berkali-kali bergidig kaya jijik ngeliat kita!"
"Tenang aja pak kami normal kok!"
"Hah iya kenapa mas?"
Sopir taxi terkaget karena merasa tertangkap basah sedang bergidig sembari melihat mereka melalui spion mobil.
"Hahahahah, bapak ngira dia pacar gue ya pak?"
"Engg engg enggak kok mas!"
"Dia emang pacar gue pak, nih bapak liat!"
Dahlan mencium tangan Purnama kemudian merangkulnya.
"Ah apaan sih kamu jijik banget tahu, aku masih normal kali!"
Melihat Purnama yang berteriak membuat sopir taxi malah ikut tertawa geli.
Sesampainya di rumah sakit, Purnama turun lebih dulu lalu melengos masuk ke dalam Rumah sakit.
"Woy tungguin ini barang-barang elo mau siapa yang bawa, apa gue kasih ke pak taxi aja?!"
Teriak Dahlan.
"Bawain sekalian!"
"Bayar dulu ongkosnya woy!"
"Bayarin aja dulu entar aku ganti!"
"Hadeuhhh emang tuh anak bener-bener ngambek apa ya?"
"Mas butuh bantuan?"
Tanya sopir taxi.
"Enggak usah pak makasih,saya permisi dulu ya pak!"
"Mas! mas!"
"Iya pak kenapa?"
"Ongkosnya?!"
"Astagpirullah, gara-gara si Purnama emang ini!"
Dahlan merogoh dompet dari saku belakang celananya.
"Berapa pak?"
"Delapan Puluh tiga Ribu (83.000) mas!"
Dahlan mengambil uang seratus ribu satu lembar dari dalam dompetnya kemudian menyodorkan uang tersebut kepada sopir.
"Ini pak,makasih ya!"
"Sebentar mas kembaliannya!"
"Enggak usah pak, buat anak bapa aja!"
Ucap Dahlan sembari berjalan meninggalkan Sopir Taxi tersebut.
"Makasih mas!"
Teriak sopir taxi.
"Iya pak!"
Sahut Dahlan sembari melanjutkan langkahnya memasuki Rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Susilawati
hahaha
2021-04-16
1