Juanda dan Astri terdiam bersama beberapa waktu.
"Aku sudah tahu semuanya dari Alice"
"Sungguh aku minta maaf,aku janji sama kamu ini kali terakhir aku seperti ini!"
"Jangan,aku mohon jangan menjelaskan apapun, aku sudah tidak bisa mempercayai kamu lagi, coba kamu ingat-ingat lagi berapa puluh kesempatan sudah aku berikan untuk kelangsungan hubungan kita berapa perempuan pula yang kamu dekati,aku tidak pernah kamu anggap ada, mulai sekarang kita putus!" Astri berjalan meninggalkan Juanda dengan kepala tertunduk dan pergi ke arah tenda, di dalam tenda Astri menangis sesenggukan.
"Kak Astri maafkan Alice semuanya karena Alice hubungan kakak jadi hancur seperti ini!"
"Tidak perlu menyalahkan diri sendiri ini sudah menjadi taqdir dari sang pencipta."
Alice keluar dari dalam tenda, Alice merasa ini bukan saat yang tepat bicara dengan Astri.
"Alice,kamu di minta jadi juri kesenian tradisional para peserta!"
"Saya kak?,sendiri?"
"Enggak ko, kamu berdua sama kak Purnama!"
"Kapan kak?"
"Sekarang Ayo!"
Alice mengikuti langkah kakak seniornya dari belakang menuju ke area pementasan seni tradisional.
Selain budinya baik Alice juga memiliki darah seni dari keluarganya, dia gadis yang pandai menari jaipong biasanya dia ikut pementasan meskipun upah yang di dapatkan tidak seberapa.
Sesampainya di area pementasan seni Purnama nampak sudah duduk di meja dengan draf penilaian dan balpoin di atasnya,melihat Alice datang purnama melemparkan senyum, namun Alice hanya membalas dengan anggukan kemudian duduk di sebelah Purnama.
"Baiklah karena kakak-kakak juri sudah lengkap bagaimana kalau kita mulai saja acara pementasan seni tradisional nya, tapi sepertinya tidak seru ya kalau kita gak kenalan dulu sama kakak-kakak juri di depan kita?"
"Iyaaaa....!"
Semua orang di sana mengiyakan pernyataan pembawa acara hari ini.
"Ok! kakak-kakak juri nanti yang d sebut namanya tolong berdiri dan say hay ya ke adik-adiknya!"
Alice dan Purnama mengangguk sembari tersenyum melihat ke arah pembawa acara.
"Baiklah langsung saja saya perkenalkan kakak juri yang paling cantik, Kak Alice!"
Alice berdiri dan melambaikan tangan ke seluruh peserta kemah kemudian duduk kembali.
"Satu lagi yang tampan dan selalu nampak cool di lihat dari segi mana pun, Kak Purnama!"
Saat nama Purnama di sebut setiap peserta kemah perempuan bersorak sembari berteriak,Purnama pun melakukan hal yang sama dengan Alice.
"Wah sepertinya kak Purnama ini cukup jadi idaman bagi para adik-adik perempuan kita ni ya!"
Purnama hanya tersenyum mendengar pujian dan sorakan dari para peserta.
"Karena kita sudah berkenalan dengan kakak-kakak juri biar tambah rame kita langsung saja panggilkan peserta pertama yang akan tampil dari sekolah SMP N Lemo silahkan maju ke depan dan tampilkan bakat mu!"
Alice dan Purnama nampak menikmati pertunjukan tersebut sembari sesekali berdiskusi memilih peserta untuk jadi kandidat pemenang.
Sementara Juanda menatap ke arah Alice dan Purnama dari kejauhan melihat Alice dan Purnama nampak akrab Juanda terlihat sedikit kesal.
Pentas seni telah usai Alice dan Purnama nampak sedang berdiskusi memilih siapa juara dari pentas seni hari ini.
"Menurut Alice yang mana? kakak ngerasa bingung soalnya semuanya bagus-bagus banget!"
"Sama sih kak sebenarnya Alice juga bingung tapi gak akan masuk akal juga kalau semuanya jadi pemenang kan?"
"Heheheh bener banget, Ini kandidat dari kakak,kalau dari Alice?"
"Ini kak, gini aja juara pertamanya yang ada di daftar kandidat kakak dan Alice aja gimana?"
"Setuju,boleh juga cara seperti itu."
"Ok sekarang kita tandai aja langsung biar cepet beres juga!"
"Ok kak!"
Pemenang lomba kesenian tradisional telah di tentukan. Purnama dan Alice menyerahkan kembali hasil penialaian dari mereka berdua kepada panitia pelaksanaan.
"Karena acara pentas seni nya sudah selesai bagaimana kalau kita tutup acara nya dengan penampilan manis dari kedua kakak-kakak juri?"
"Wowwwww,,, ayo...ayo...ayo!"
Riuh setiap peserta membuat Alice dan Purnama saling melempar tatap, Purnama mengangguk, tapi Alice menggeleng tanda menolak.
"Kenapa Alice?"
Tanya purnama,.
"Siapa yang nyanyi kak?"
"Kamu lah,kakak akan memainkan gitar!"
"Tapi kak!"
"Udah pokonya lagu yang paling kamu kuasai saja lagu apa?"
"Tiket band, Biar cinta menyatukan kita!"
"Ok ayo mulai!"
Suara gitar acoustik mulai berdenting, di ikuti suara Alice yang lembut dan merdu, semua orang terhanyut dalam lirik dan melodi serta suasana penampilan Alice dan Purnama.
Beberapa kali Alice dan purnama beradu tatap dan saling melempar senyum membuat siapa saja yang melihat mereka bisa merasa iri, karena saat ini mereka nampak seperti dua remaja yang tengah di landa kasmaran.
Hari telah berganti malam, ini adalah malam terakhir perkemahan besok adalah acara puncak pramuka yaitu Wide Game, usai acara Wide Game akan dilaksanakan Upacara penutupan dan semuanya akan kembali ke sekolah masing-masing membawa piagam penghargaan serta beberapa hadiah.
Malam ini nampak bulan sabit mulai terlihat di langit namun cahayanya masih belum terang Alice bersama para Panitia lain tengah menyusun kayu bakar untuk menyalakan Api unggun agar malam tidak nampak menyeramkan.
Purnama memperhatikan Alice dari depan tenda Panitia.
"Kalau suka bilang jangan cuman di liatin doang keburu d ambil orang!"
Dahlan mendatangi Purnama dari dalam tenda kemudian duduk di samping Purnama.
"Gak mungkin d terima, bagi aku mengagumi dari kejauhan saja udah lebih dari cukup, apalagi beberapa kejadian yang tidak terduga membuat aku bisa deket-deket sama dia aja udh bahagia banget aku Lan!"
"Kata siapa? yakin banget gak bakal diterima?"
"Aku tuh tahu persis bukan dari orang lain tapi dia sendiri yang bilang di depan aku sama Si Juanda tadi pagi!"
"Menurut loe ada laki-laki lain yang di sukain sama si Alice?"
"Enggak!"
"Lalu kenapa bisa dia gak terima elo jdi pacar nya do'i?"
"Tujuannya datang kesini, dia benar-benar perempuan teguh yang memegang prinsip!"
"Tenang aja, lambat-laun juga dia akan bisa nerima seseorang dalam kehidupannya!"
"Aku juga percaya soal itu, tapi tidak dalam waktu dekat sepertinya!"
"Ya lo usaha dulu aja terus deketin dia perhatiin entar dia bakal nyaman dengan sendirinya!"
Purnama mengangguk pelan, menatap ke arah teman bicaranya, Dahlan pun menepuk bahu Purnama sebagai tanda dukungan atas niat Purnama mendekati Alice.
"Gue percaya loe laki-laki yang baik, makanya gue yakin loe pantes sama Alice, setahu gue laki-laki yang baik itu untuk perempuan yang baik juga!"
"Tumben kamu bijak hahah!"
"Gini-gini juga gue pujangga cinta kali hahaha!"
"Iya iya aku percaya sama kamu, kita ikut gabung kesana kita hapy-hapy malam ini!"
"Loe sama Alice nyanyi lagi ya depan api unggun biar ikatan di antara kalian berdua makin erat hahaha!"
"Malam ini kita nyanyi sama-sama di depan api unggun, ayo!"
Dahlan dan Purnama berjalan menghampiri Alice dan rekan-rekan nya yang tengah bersiap menyalakan api unggun seluruh peserta telah di perintahkan tidur lebih awal untuk kegiatan Jurit malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Happyy
👊🏼👊🏼
2023-01-26
0