"Sudah clear ya kak?!"
Alice lebih dulu membuka percakapan
"Iya ini yang terakhir,kenapa gak di habiskan cemilan nya?"
"Oh iya makasih banyak buat bunga sama cemilannya!"
"Cieee Purnama So sweet banget, sejak kapan kamu jadi alay begini Pur hahahah!"
Asti bercanda pada Purnama.
"Sejak hari ini heheh!"
"Loe kaya gak pernah jatuh cinta aja As,dulu juga pas awal-awal loe sama si Juanda Pacaran ya gitu itu persis kaya mereka lebay banget!"
"Jomblo mah diem aja kaga usah bersuara hahahah!"
Asti menimpali omongan Dahlan dan sontak semua yang ada di sana tertawa mendengar ucapan Asti, begitu pula dengan Dahlan, laki-laki yang nampak dingin namun memiliki rasa suka yang sama terhadap Alice seperti laki-laki pada umumnya, hanya saja Dahlan lebih memilih membuang jauh-jauh perasaanya sebelum terhanyut lebih dalam, dan memberikan ruang pada Purnama untuk lebih dekat dengan Alice tanpa mengetahui kebenaranya.
"Becanda loe As, lama-lama gua gantung juga loe hahah!"
"Ikhlas ridho aku mah kalau mau di gantung asal di hati kamu aja hahahah!"
"Ih kagak ogah banget gua gantung cewe kaya loe d hati gue, ada tempat yang lebih pantes buat gantung loe,mau tahu gak di mana?"
"Di mana emangnya?"
"Di Pelaminan aja biar sekalian langsung halal hahahah!"
"Cie ileh mulai bertindak nih mentang-mentang tahu Asti udah jomblo hahahah!"
Purnama ikut menggoda Dahlan.
"Jadiin kak jangan sampai telat keburu di embat orang hahhah!"
Alice ikut-ikutan, membuat Asti memerah pipinya.
"Dih elo baru gua gombalin begitu aja tuh pipi udah kaya tomat, gimana kalau gua kawinin beneran, bisa-bisa loe terbang ke langit saking bahagianya ya!"
"Iya terbang ke surga biar kaga jadi istri cowok tukang gombal kaya kamu hahahah!"
"Di catet sama Allah entar loe cepet mati, mau?"
"Ya kaga sih!"
"Ya makanya jangan sembarangan kalau ngomong!"
"Kalian berdua kayanya cocok.hahahah!"
Purnama menyela Asti dan Dahlan sembari berdiri di samping Alice, sementara Alice tertawa melihat tingkah para Seniornya.
Sesekali Purnama melirik ke arah Alice yang sedang tertawa geli melihat para seniornya.
"Idihhhh gua sama dia hahahah!"
"Siapa juga yang mau sama cowok kaya kamu, udah yo kita jalan selesaikan sampai Pos lima anggap aja kita penyapu jalan hahahah!"
"Ya udah ayo.!"
"Emhsss Alice!"
"Iya kak?"
"Boleh jalan bareng?"
Asti tersenyum,mendengar usaha Purnama.
"Elo kagak pengertian banget sihjadi orang maen tarik-tarik aja tangan si Alice, kagak paham loe iniada orang nungguin tuh si Alice!"
"Hahahah, baru sadar aku!"
"Udah ayo jalan!"
Dahlan menarik tangan Asti kemudian berjalan meninggalkan Purnama dan Alice.
"Ayo kita jalan!"
"Emhs!"
Alice mengangguk kemudian berjalan perlahan di samping Purnama.
"Maksih kak untuk cemilan dan bunga nya!"
Alice lebih dulu membuka obrolan,karena melihat Purnama seolah takut salah bicara.
Mendengar ucapan Alice Purnama spontan melirik dan tersenyum ke arah Alice.
"Kamu paham arti dari bunga itu?"
"Tidak!"
Purnama tertegun mendengar jawaban Alice yang singkat namun bernada berat.
Melihat Purnama menghentikan langkahnya Alice pun berhenti kemudian melirik Purnama.
"Maaf kak Alice tidak mungkin bisa mengartikan sendiri maksud yang tersimpan dari setangkai bunga ini!"
"Dia benar, aku bahkan tidak memperjelas maksud dari bunga tersebut dia pasti tidak ingin di artikan perempuan gampangan dan gampang Gr,sedangkan aku pribadi tidak memberi tahunya, ah baiklh aku akan coba memberi tahunya sekarang!"
"Maaf, kakak suka sama kamu sejak pertama kali kakak melihat kamu di ekskul Pramuka, hanya saja kakak melihat kamu dari kejauhan dan secara diam-diam,tidak berani mendekati takut dikira berniat jahat!"
"Terimakasih karena tidak pernah mencoba mendekati saya kak, karena apa yang kakak takutkan benar akan terjadi adanya"
Purnama tersenyum mendengar penjelasan Alice.
"Sekarang kamu sudah tahu perasaan kakak, bagaimana respon kamu?"
Alice hanya terdiam tanpa berkata apapun.
Melihat reaksi Alice demikian, Purnama berjalan kemudian berhenti tepat di hadapan Alice.
Alice yang melihat Purnama sekarang berada di hadapannya agak terkejut kemudian langsung menundukan kepala.
"Alice tolong lihat mata kakak, sungguh kakak tulus sayang sama kamu!"
"Maaf kak tapi..."
"Tidak, kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, sampai kapanpun kamu butuh waktu untuk memikirkannya kakak pastikan bersedia menunggu, tapi kakak mohon jangan larang kakak untuk tetap dekat dengan kamu dan memperhatikan kamu!"
"Tidak akan kak, karena semua akan sia-si saja dan percuma toh yang namanya perasaan kan datang dengan sendirinya,dia juga tidak bisa hilang, jika hanya sekedar dilarang!"
"Terimakasih, mari jalan!"
Purnama mempersilahkan Alice untuk jalan lebih dulu, setelah Alice berjalan di depannya satu langkah Purnama mengikutinya dan menyesuaikan diri berjalan di sebelah Alice.
Sesampainya di area perkemahan Alice berpamitan untuk segera kembali ketenda dengan Alasan ingin minum tanpa merasa Aneh Purnama pun mengiyakan.
Alice bergegas masuk ke dalam tenda dan menutup rapat tendanya dari dalam kemudian mengacak-ngacak tas barang bawaanya.
"Di mana aku meletakkannya, kenapa tidak ada, tidak mungkin jika aku tidak membawanya, Ya Allah aku sudah tidak kuat di mana obat itu!"
Alice terus mencari-cari obat pereda nyeri yang selalu di bawanya kemana-mana, semua berawal sejak Alice berusia 4 tahun, saat itu Alice kecil tengah berjalan-jalan di luar rumah dengan kondisi hujan, tanpa ragu kakinya menginjak lantai yang basah karena air hujan hingga tanpa di sengaja Alice terpeleset dan kepala bagian belakang nya mendarat di lantai yang basah lebih dulu, saking kerasnya benturan tersebut mengakibatkan Alice kecil harus di rawat di Rs selama beberapa hari.
Sampai dewasa Alice ketergantungan Obat penghilang rasa sakit.Terkadang jika obat nya habis Alice akan menahan rasa sakitnya hingga mimisan.
Sementara itu diluar upacara penutupan sudah akan dimulai,purnama beberapa kali melirik ke arah tenda Alice berharap Alice keluar dari sana dan ikut upacara penutupan, tidak ada satu orang pun yang menyadari bahwa Alice tidak ada di dalam barisan upacara kecuali Purnama.
Hingga acara di mulai Alice tak kunjung keluar dari tenda, dengan rasa khawatir Purnama berbalik arah kemudian keluar dari pasukannya, saat Purnama mencoba bergegas menghampiri tenda Alice, Asti mencegahnya.
"Mau kemana?"
tanya Asti setengah berbisik
"Alice gak ikut upacara."
"Benar juga, memang kemana dia?"
Asti sesaat melirik ke sekelilingnya namun tak menemukan Alice
"Entahlah tadi dia bilang mau ke tenda sebentar haus katanya!"
"Mungkin dia cape biar aja dia istirahat di tenda, tadi dia sempet di gangguin si Juanda waktu di pos!"
"Tapi aku gak enak hati loh!"
"Itu perasaan kamu aja karena terlalu khawatir sama dia, udah sana balik lagi ke barisan habis upacara aku liatin dia nnti ke tenda, lagian gak boleh kan cowok ke tenda cewek walau hanya sekedar nyamperin!"
Purnama menghela napas dalam kemudian berbalik dan kembali bergabung dengan barisannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments