Tepat jam delapan malam, di malam pertama perkemahan...
malam ini kegiatan perkenalan dari berbagai sekolah yang ikut serta dalam acara ulang tahu pramuka dan pentas seni dari setiap kelompok peserta akan di tampilkan.
Alice sedang duduk di antara para Panitia memakai jaket berwarna merah hati.
"Alice!"
"Iya kak?"
"Kamu di cari sama Juanda di tenda!"
"Di tenda?"
"Iya penting katanya,buruan kamu kesana!"
"Makasih kak!"
"Emhsss!"
Alice tertegun sejenak.
"Ada apa dengan dia, sampai mencari ku ke tenda?"
"Ya ampun aku lupa tadi dia minta aku bantuin buat mendata peserta kan,aduh gawat jangan-jangan kena semprot lagi!"
Alice bangkit dari duduknya kemudian bergegas setengah berlari menuju tenda.
Di luar tenda Juanda sudah nampak berdiri menatap ke arah Alice.
"Sial kenapa pikun banget ya ini otak!"
Dengan hati deg-degan Alice memperlambat jalan nya dan mencoba tersenyum.
"Kak,maaf banget Alice lupa kalau malam ini Alice harus bantu kakak untuk mendata para peserta!"
Juanda hanya tersenyum.
"Kalau kamu mau membantu mendata para peserta, berarti bukan sama Juanda tapi sama saya!"
Dari dalam tenda Putra seorang laki-laki dengan tubuh kekar dan tinggi keluar, wajahnya tidak nampak terlihat jelas hanya samar-samar karena penerangan sekitar tenda hanya menggunakan obor-obor kecil.
"Kenalkan saya Dahlan!"
Pria berbadan tegak dan tinggi itu mengulurkan tangan kepada Alice, dan Alice dengan segera menjabatnya.
"Saya Al...!"
"Alice kan dari kelas sepuluh kehutanan?!"
Alice terdiam kebingungan.
"Bagaimana orang ini bisa tahu nama dan jurusan ku?"
"Tidak perlu merasa bingung, kamu merasa penasaran kan kenapa saya tahu nama dan jurusan kamu?!"
"Jangan-jangan dia bisa baca pikiran orang lagi, gawat.!"
Alice berkata-kata dalam hatinya.
"Enggak ko aku gak bisa baca pikiran kamu!"
Alice semakin tertegun mulai memerah wajahnya merasa terciduk dengan semua jawaban-jawaban Dahlan.
"Ayo pergi!"
Ajak Dahlan kepada Alice.
"Pergi kak?"
"Kamu lupa lagi? kita harus mengisi data setiap peserta kan!"
"Ba... ba... baik kak.!"
"Hey tunggu dari tadi saya yang di cuekin disini,yang manggil Alice kesini kan saya, jadi biar saya sama Alice yang kerjakan, kamu tidur saja sana di dalam tenda!"
Juanda menahan Alice dengan memegang tangannya.
"Emhsss kak maaf tangan kakak, ko betah banget ya di tangan saya hehe!"
Dengan ragu-ragu Alice mencoba menyingkirkan tangan Juanda dengan tangan satu nya lagi secara perlahan-lahan.
Dahlan tertawa melihat gelagat Juanda yang secara mentah-mentah di hindari Alice.
"Maaf kak jadi sebenarnya saya akan membantu siapa?.!"
"Kamu sama saya!"
Sahut Dahlan
"Gak bisa dong, Alice sama saya!"
Sahut Juanda.
"Ini tugas saya otomatis dia sama saya!"
Sahut Dahlan lagi.
"Saya mau membantu meringankan pekerjaan kamu jadi biar saya sama Alice saja!"
"Sudah stop kak, kakak berdua ini tidak malu apa kita sedang di tonton para peserta!"
Dahlan dan Juanda terdiam melihat ke arah kerumunan peserta yang berada di tengah-tengah arena perkemahan.
"Kalian ini apa-apaan hah, bikin malu saja,sini biar saya yang kerjakan!"
Seorang Senior berlari dari tengah arena pramuka menghampiri Alice,Dahlan dan Juanda.
"Ayo Alice kamu ikut saya!"
"Baik kak"
Alice pergi bersama seniornya.
setelah agak jauh dari Dahlan dan Juanda, seniornya mengajak Alice untuk duduk terlebih dahulu.
"Alice, sebaiknya kita duduk dulu disini sambil menyaksikan para peserta menampilkan kreasi seni, lagian kita tidak bisa mendata mereka kalau mereka sedang berkegiatan, jadi pendataan itu nanti di akhir acara,kamu mau aja di kibulin sama mereka!"
"Apa kak,saya di bohongi?"
"Ya dalam artian kata lain itu kamu di modusin!"
"Kamu juga lemot sih baru sadar!,kalo gak aku kasih tahu kamu pasti gak sadar kan,kamu itu terlalu polos!"
"Sialan mereka berdua!"
"Malah bengong coba,kamu gak tanya siapa saya?!"
"Kakak mau di tanya,kenapa tidak memperkenalkan diri saja!"
"Hahahah kamu ini selain polos lucu ya,Nama kakak Purnama,Kakak tahu Kamu Alice dari jurusan Kehutanan."
"Kak kenapa kalian tahu saya siapa dan dari jurusan apa?"
"Tentu Alice kamu tidak sadar kalau Dahlan dan Juanda itu sedang mencoba mendekati kamu?"
"Maksud kakak?"
"Gimana kalau kita ngobrolnya sambil makan?"
"Makan?"
"Tuh kamu lihat di depan jalan sana ada banyak penjual makanan kaki lima kita kesana cari makan!"
"Tapi kak?"
"Udah biar kakak yang traktir, lagian emang kamu gak penasaran kenapa hampir semua kakak senior kamu mengenal kamu siapa dan mencoba mendekati kamu?"
"Iya penasaran sih kak!"
"Ya sudah ayo kita kesana, kamu harus membayar setiap informasi yang saya berikan ke kamu!"
"Bayar?!"
"Iya bayar dengan menemani makan malam, anggap saja ini juga salam perkenalan buat kita!"
"Sama aja dia juga modus,gila ya semua cowok-cowok di kota kebanyakan pada modus doang!"
Alice menggerutu dalam hati nya.
Namun tetap mengikuti Purnama dari belakang.
"Kamu jangan jalan di belakang saya dong, kan saya ngerasa gak enak!"
"Gak papa kak, saya di sini saja,saya gak mau ada gosip-gosip seliweran nanti sepulang dari sini!"
"Hahahah gosip mah sudah biasa asal jangan sesuai kenyataan aja.!"
Alice terdiam.
Sesampainya di tempat orang jualan....
"Kamu mau makan apa?"
Purnama bertanya
"Alice mah apa aja kak terserah yang mau bayarin!"
"Kamu suka soto?"
"Suka kak!"
"Ya sudah ayo kita makan soto saja."
Alice dan Purnama memasuki kedai kaki lima penjual soto.
"Kamu mau makan soto apa?"
"Alice soto Ayam saja kak!"
"Pak tolong buatkan dua soto Ayam ya!"
"Baik den!"
"Kamu mau minum apa?"
"Teh manis hangat aja saya kak!"
"Teh manis hangat nya dua ya pak!"
"Baik den!"
"Jadi gimana Alice mau dengar cerita saya tentang mereka berdua?"
"Mereka berdua?"
"Juanda sama Dahlan!"
"Tidak perlu lah kak lagian saya juga tidak memiliki ketertarikan sendiri sama siapapun disini jadi saya rasa saya tidak perlu tahu tentang siapa mereka!"
"Syukurlah, lega hatiku mendengar jawaban Alice!"
Purnama berkata dalam hatinya.
"Lantas kamu tidak penasaran kenapa kami bisa tahu siapa kamu?"
"Kalau itu iya Alice penasaran kak, rasanya canggung saja, sampai-sampai ada kakak senior perempuan yang mendatangi saya karena tadi pagi saya bareng sama kak Juan.!"
"Juan?"
"Maksud saya kak Juanda kak!"
"Oh, pasti Astri kan?"
"Bagaimana kakak bisa tahu?"
"Jelas lah Astri kan pacarnya Juanda,sekarang mereka sedang renggang karena sebenarnya Juanda sedang mengincar kamu."
"Mengincar?"
"Jadi Juanda suka sama kamu, lalu soal kami bisa tahu kamu siapa, karena akhir-akhir ini dikelas saya kamu selalu jadi perbincangan!"
"Kenapa bisa kak, apa saya ada salah sampai jadi bahan omongan senior?"
"Bukan itu.!"
"Lantas kenapa?"
"Karena kamu di sebut-sebut sebagai gadis desa.!"
"Maksudnya?"
"Sejak awal masuk saya sendiri sering memperhatikan kamu, setiap laki-laki di kelas saya selalu membicarakan kamu sebagai gadis desa yang buruk rupa karena dulu kamu begitu hitam dan tidak terawat,lalu setelah beberapa bulan saya sendiri melihat ada perubahan dari diri kamu."
"Perubahan,bagaimana kak?"
"Silahkan minumnya Den!"
"Terimakasih pak!"
Pembicaraan Alice dan Purnama terpotong oleh bapak pedagang yang menyodorkan teh ke meja mereka.
"Terimakasih pak!"
Ucap Alice sambil tersenyum kearah bapak penjual.
"Subhanallah ciptaan Tuhan begitu sempurna!"
Purnama menatap Alice yang tengah tersenyum.
"Kenapa kak,barusan kakak ngomong sesuatu?"
"Enggak ko heheh,di minum teh nya!"
"Jadi perubahan apa yang kakak maksud tadi?"
"Iya kamu sekarang sudah lebih terawat rambut kamu lurus,panjang kamu sudah cantik lah istilahnya gak buluk kaya pertama dulu ke sekolah,bisa dibilang kamu sekarang jadi primadona sekolah karena kecantikan kamu!"
"Saya merasa biasa saja kak, tidak perlu melebih-lebihkan,terus terang saya merasa tidak enak hati sama kak Astri tadi saya sempat membentaknya karena dia bilang dia bukan siapa-siapa Kak Juan."
"Ya sudah nanti selesai makan kakak temani kamu nemuin kak Astri untuk minta maaf ya!"
"Sungguh kak?"
"Emhss!"
"Tapi kali ini gratis kan?"
"Hahahah iya deh iya!"
"Makasih kak!"...
"Sama-sama,oya Alice punya no Wa?"
"Handphone saya jadul kak jadi cuman bisa telpon dan sms saja!"
"Ya sudah kalau kamu tidak keberatan boleh kakak minta no hp kamu?"
"Untuk apa kak?"
"Tenang saja kakak gak akan macem-macem ko, nanti kalau ada apa-apa di sekolah atau di sini kamu kan bisa minta tolong ke kakak!"
"Tapi saya tidak mau merepotkan kak!"
"Kamu kan disini sendiri tidak kenal siapa-siapa barangkali kedepannya kamu perlu bantuan kamu bisa minta kakak, kakak janji akan keep silent ke temen-temen senior ataupun kesiapapun soal no kamu!"
"Beneran kak?"
"Janji!"
Purnama menjentikkan jari kelingkingnya, Alice menyambutnya sambil tersenyum, mereka kemudian bertukar no telpon, lalu melanjutkan makan dan mengobrol ringan sambil tertawa-tawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Happyy
😉😉
2023-01-26
0
Ani Widodo
modus dimana mana🤦♀️
2021-07-19
1
Aninda Peto
modus banget, Thor pernah di modusin juga?
2021-04-15
0