Saat Asti dan Alice tengah membincangkan Juanda tiba-tiba, Juanda mendatangi mereka berdua.
"Sutss dia kesini!"
Ucap Asti sambil menunjuk menggunakan penjuru matanya, Alice yang langsung mengerti dengan isyarat Asti langsung diam dan pura-pura gak tahu bahwa Juanda sedang mendekati mereka sekarang.
"Kalian pada cape gak?"
"Biasa aja kita mah ya Alice!"
Alice mengangguk membenarkan ucapan Asti.
"Nih minum sama cemilan kali aja kalian cape atau bt!"
Juanda menyodorkan minum dan beberapa cemilan kepada Asti dan Alice.
Asti langsung menerimanya dan tanpa pikir panjang langsung meminumnya.
Juanda tersenyum melihat Asti mau menerima makanan dan minuman itu.
"Kamu gak haus Alice?"
"Belum kak makasih!"
"Ya udah kalau gitu aku balik lagi ke pos ya bantu yang lain!"
Alice hanya mengangguk perlahan dan menatap kepergian Juanda.
Peserta dari kelompok selanjutnya datang membawa kresek putih yang dititipkan Purnama untuk Alice.
Juanda yang penuh penasaran langsung bertanya kepada Anak yang membawa kresek tersebut.
"Kamu,apa yang kamu bawa?"
"Maaf kak, tapi saya juga tidak tahu apa isinya!"
"Memangnya ini barang siapa, kalau bukan barang kalian.!"
"Siap kak ini titipan dari Pos dua untuk kak Alice!"
Mendengar Penjelasan dari ketua kelompok tersebut Juanda mengernyitkan Kening nya kemudian melirik ke arah Alice yang sedang duduk bersama Asti.
"Oh sini biar saya yang kasihkan!"
"Maaf kak tapi kakak di Pos dua sudah mewanti-wanti supaya kami langsung memberikan ini kepada kak Alice!"
"Eissstt pasti kerjaan Si Purnama!"
Mendengar namanya berkali-kali di sebut Alice dan Asti menghampiri kelompok tersebut.
"Ada apa ini kenapa ribut-ribut?"
Juanda hanya menghela napas kemudian membuang muka menyikapi pertanyaan Asti.
Ketua anggota regu tersebut kembali menjelaskan.
Setelah mengetahui hal tersebut Alice bertanya.
"Siapa kakak yang menitipkan ini?"
"eitsss siapa lagi kalau bukan Purnama!"
Asti berbisik di telinga Alice.
Regu tersebut saling menatap satu sama lain seolah-olah bertanya siapa nama kakak yang menitipkan kresek putih tadi.
"Kak Purnama kak!"
Seorang anggota regu berteriak dari dalam barisan.
Tanpa banyak bertanya lagi Alice mengambil kresek putih tersebut.
"Maaf kak sudah menyita waktunya, silahkan lanjutkan.!"
"Emh!"
Juanda menjawab agak ketus.
"Dan untuk kalian terimakasih telah membawakan ini untuk kakak!"
"Sama-sama kak!"
Alice kembali ketempat semula ia bersama Asti mengobrol sembari membawa kresek putih di tangannya.
Asti yang melihat mimik wajah Juanda penuh dengan kekesalan merasa terhibur, lalu mengikuti langkah Alice.
"Apa itu isinya?"
"Aku juga gak tahu kak, baru mau aku buka!"
"Kayanya makanan deh!"
Alice tersenyum kemudian membuka kresek tersebut.
"Bener kan makanan!"
"Iya kak heheh!"
"Kayanya dia khawatir banget sama kamu Lice!"
Alice tidak terlalu menanggapi perkataan Asti dia hanya kembali melihat-lihat makanan di dalam kresek tersebut.
"Apa ini!"
Alice mengambil setangkai mawar plastik dari dalam kresek.
"So sweet banget ya Purnama!"
Asti menggoda Alice.
Alice hanya tersenyum simpul kemudian menaruh kembali bunga tersebut ke dalam kresek.
"Kenapa, kamu tidak suka mawar Alice?"
Asti bertanya heran melihat reaksi Alice yang biasa-biasa saja, karena kalau Asti yang di posisi Alice dia sudah menari dan loncat-loncat kegirangan karena mendapatkan bunga.
"Suka!"
"Lantas, apa kamu tidak tahu arti dari sebuh mawar?"
"Tentu tahu!"
"Yah aku rasa juga tidak mungkin kamu tidak tahu selain cantik kamu juga pandai!"
"Apakah itu sebuah pujian kak?"
"Tidak itu sindiran,ya Allah Alice aku gremet banget sama kamu!"
"Kenapa sih kak, kakak ini lucu banget!"
"Kamu yang lucu Alice, dapat bunga dari cowok tapi ekspresinya begitu aja!"
"Ya mau bagaimana lagi kak, kan ini hanya setangkai bunga bukan ungkapan perasaan, meskipun dibalik mawar ini memiliki makna demikian tapi bukan berarti orang yang memberikan ini memiliki perasaan atau rasa yang sama dengan makna bunga ini."
"Kenapa kamu mikir begitu?"
"Karena sejauh ini tidak ada yang pernah bicara tentang perasaanya terhadap saya kak, termasuk kak Purnama, kami hanya dekat selayaknya teman biasa!"
"Lalu kalau dia menyatakan perasaanya sama kamu, apa kamu akan menerima dia?"
"Tentu tidak!"
"Haaahhhh?!"
"Hahahah kakak kenapa begitu banget ekspresinya!"
"enggak gak papa heheh!"
Asti hanya tertawa menutupi kebingungan nya menghadapi sikap Alice.
"Benar-benar perempuan yang sulit di mengerti!"
"Alice apa kamu tidak memiliki perasaan terhadap Purnama?"
"Untuk saat ini belum kak!"
"Kenapa?"
"Alice hanya akan fokus pada tujuan Alice datang kesini terlebih dahulu!"
"Waw, ini sisi lain yang bisa bikin aku kagum ke kamu!"
"Maksud kakak?"
"Jarang perempuan di masa puber seperti kita ini mampu mengendalikan perasaan untuk tidak memiliki pacar dan menikmati masa-masa SMA yang kata mereka adalah massa paling membahagiakan dan tidak akan pernah terulang!"
"Keinginan liar ku kadang juga berteriak meminta di bebaskan,namun ketika melihat peluh kedua orang tua yang sudah membesarkan ku, rasanya ini bukan saat yang tepat bagiku bersenang-senang seperti kalian!"
"Aku salut sama kamu!"
"Hahhah jangan terlalu berlebihan nanti aku jadi besar kepala!"
"Aishhhh besar kepalalah kalau sudah sukses!"
"Siap kak!,hahahah"
Asti dan Alice tertawa cekikikan, sementara Juanda melihat keakraban Asti dan Alice membuatnya membayangkan bisa memiliki keduanya, sungguh laki-laki yang serakah!
"Oh ya Alice ini kan hari terakhir kita, nanti kamu pulang bareng siapa?"
"Kayanya aku naik angkot aja kak!"
"Eh jangan barang-barang kamu pasti banyak!"
"Enggak juga kok kak!"
"Udah kamu bareng sama aku aja, lagian aku bawa mobil sendiri kok, nanti aku anterin sampai depan kosan deh!"
"Jangan kak nanti merepotkan!"
"Alice balik bareng sama aku,karena dia berangkat kesini juga aku yang bawa!"
Juanda tiba-tiba saja menyela obrolan Alice dan Asti, sontak Asti langsung mengangkat kepala memandang Juanda.
"Kenapa kamu melihat saya seperti itu?!"
"Kamu ini...!"
Tanpa sempat Asti melanjutkan pembicaraannya, Alice sudah lebih dulu, menyentuh bahu Asti memberi isyarat agar Asti tidak berdebat dengan Juanda.
"Terimakasih kak, Tapi kak Asti sudah lebih dulu berjanji akan mengantarkan saya pulang, jadi kali ini saya akan pulang bersama kak Asti!"
Mendengar jawaban Alice, Asti merasa Puas sedangkan Juanda merasa di permalukan karena di tolak di depan rekan-rekan seniornya, bahkan di depan Mantannya sendiri.
Asti mengedipkan mata kepada Alice seolah-olah berterimakasih karena sudah memberikan jawaban yang bisa membuat Juanda merasa di tolak.
"O..oh... baiklah..!
Juanda berpaling seketika dan langsung meninggalkan Alice beserta Asti.
Kegiatan hampir selesai regu terakhir datang di iringi oleh para panitia penjaga Pos satu dan dua, Purnama nampak ada di antara mereka, sembari sesekali meliarkan pandangannya mencari Alice.
Rasa senang menyelusup kedalam hati Purnama setelah melihat Alice memegang bungkusan kresek Putih yang tadi di titipkan Purnama pada regu peserta.
Alice pun tersenyum melihat Purnama datang, dan langsung menghampirinya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Cucut Hayati
crtax kalem suka bacax
2022-09-09
0