Upacara penutupan telah selesai, Purnama bergegas menghampiri Asti.
"Ayo cepat kita lihat dulu, setidaknya pastikan kalau dia baik-baik saja!"
"Segitu khawatirnya cieee heheheh!"
Asti dan Purnama berjalan mendekati tenda panitia Putri, saat sampai di depan tenda Asti menunjuk ke arah tenda yang seplah sengaja di tutup rapat dari dalam.
"Tuh liat, beneran kan kata aku, pasti dia kecapean makanya nutup tendanya aja dari dalam"
"Coba kamu panggil!"
"Euhhh emang dasar orang kasmaran segitu banget khawatirnya!"
"Alice..!"
Purnama memanggil Alice lebih dulu karena merasa kesal rasa khawatirnya terhadap Alice malah d jadikan lelucon oleh Asti.
"Alice!,Alice!"
Berkali-kali Purnama memanggil Alice tapi tidak ada jawaban,tanpa meminta pendapat Asti,Purnama bergegas membuka rel sleting tenda dari luar.
Alangkah terkejutnya Asti dan Purnama melihat Alice terbaring dengan bercak darah di baju dan kacu yang di gunakanya, dengan sigap Purnama membopong Alice dan membawanya ke arah parkiran, Asti yang masih syok menatap kepergian Purnama sambil menutup mulutnya.
"Asti! loe ngapain bengong cepet sana bantuin Purnama parah loe ya malah bengong!"
Dahlan berlari melihat Purnama membopong Alice kemudian menepuk pundak Asti dan memintanya membantu Purnama.
Asti lari secepat mungkin. Melihat mobil Purnama sudah mau tancap gas Asti berteriak sekeras mungkin.
"Pur tunggu!"
Melihat Asti berlari kearahnya Purnama menunggu beberapa saat.
"Udah ayo buruan kita harus kerumah sakit!"
Asti masuk kedalam mobil dan mengangkat kepala Alice kemudian menempatkannya di atas pangkuan Asti.
"Alice, kamu kenapa Lice, bangun lice bangun!"
Asti menangis melihat kondisi Alice yang mulai terlihat Pucat dengan darah di baju dan kacu serta kerudungnya.
"Dibelakang jok aku ada tisu basah kamu coba bersihin darah yang ada di wajah Alice,kayanya dia mimisan!"
Asti merogoh kantung di belakang tempat duduk Purnama, setelah menemukanynya Asti langsung mengelap beberapa bagian wajah Alice yang terdapat bercak darah, meski sambil bercucuran air mata.
Sesampainya di rumah sakit, Purnama langsung turun dari mobil dan berlari ke arah dalam Rs.
''Suster tolong ada Pasien gawat darurat di dalam mobil saya!"
Beberapa perawat pun membawa berangkar untuk membawa Alice.
Asti membuka pintu mobil setelah melihat beberapa perawat datang menghampiri mobil Purnama.
Perawat membawa Alice ke ruang IGD sementara Purnama menelpon Dahlan.
"Dahlan kamu masih di tempat kemah?"
"Iya Pur gue masih disini,gimana Alice?"
"Dia baru masuk IGD, tolong kamu ke rumah sakit bawakan barang-barang Alice kita perlu menghubungi keluarga Alice dan memberi tahukan keadaan Alice.!"
"Tapi gua ga bawa mobil!"
"Suruh dia bawa mobil aku sekalian bawakan barang-barang aku!"
Sahut Asti dari tempat duduknya.
"Bawa mobil Asti sekalian bawakan barang-barang Asti juga kesini!"
"Ok gue kesana sekarang!"
Sementara di tempat kemah, Juanda menghampiri Dahlan.
"Ada apa sebenernya?"
"Alice masuk IGD!"
"Apa gimana bisa?"
"Emang apa sih yang menurut loe didunia ini yang kaga bisa?"
Dahlan bergegas meninggalkan Juanda, dengan Panik Juanda pun ikut bergegas ke parkiran dan menghidupkan motornya, kemudian mengikuti mobil Asti yang di bawa Dahlan dari belakang.
"Benar-benar tuh Anak sampe ngikutin gue!"
Dahlan melirik Juanda dari spion mobil kemudian kembali fokus pada jalannan yang mulai ramai lancar.
"Gue berharap loe baik-baik aja Lice, meskipun gua sayang sama loe tapi gua gak bisa lebih dekat dengan loe, gua yakin Purnama bisa jagain loe, loe harus kuat dan kembali sehat demi keluarga loe!"
Dahlan menyeka air mata yang sempat jatuh tanpa mampu di tahannya.
Juanda melaju meninggalkan Dahlan di belakangnya.
"Gak bisa nungguin mobil lelet begitu, aku harus cepat-cepat tahu keadaan Alice sekarang!"
"Buset tuh Anak nekad juga!"
Melihat Juanda yang ngebut di depan mobil yang d bawanya Dahlan terus membuntuti Motor Juanda, sampai akhirnya tanpa disadari mereka telah sampai di parkiran Rumah Sakit. Juanda terlihat berlari ke dalam Rumah Sakit menuju IGD melihat hal tersebut Dahlan pun bergegas masuk kedalam Rumah sakit namun berbeda dengan Juanda Dahlan memilih bertanya kepada Receptionis sebelum menjumpai Alice.
"Sus pasien atas nama Alice di ruangan mana ya?"
"Sebentar ya mas saya lihat dulu!"
Dahlan memperhatikan catatan buku pasien yang di buka oleh suster.
"Pasien atas nama Alice sudah di pindah ke ruang rawat mas!"
"Ruangan mana sus?"
"Di Ruangan Melati!"
"Lewat mana sus?"
"Mas nya langsung saja ke koridor sebelah kanan, nanti tinggal lurus saja!"
"Makasih sus!"
"Sama-sama Mas!"
Saat Dahlan akan bergegas ke kamar Alice Juanda setengah berlari menghampiri Dahlan sambil terengah-engah Juanda memegang tangan Dahlan.
"Apaan sih Loe ah, entar gua dikira homo lagi!"
Dahlan menghempaskan tangan Juanda kemudian pergi meninggalkan Juanda yang masih terengah-engah.
"Lan tungguin napa sih!"
Tanpa menggubris omongan Juanda Dahlan terus melanjutkan langkah kakinya menuju kamar Alice.
Juanda Berlari kembali menyusul Dahlan.
"Lan tungguin!"
Dahlan hanya menengok sekali kemudian mencari kamar Alice, tak berselang lama Dahlan melihat Asti dan Purnama sedang duduk, Dahlan bergegas menghampiri Asti dan Purnama
"Pur gimana Alice!"
"Syukur deh kamu udah di sini Lan, mana Handphone Alice, kita harus menghubungi dulu orang tua Alice."
Dahlan menyodorkan tas gendong Alice kepada Purnama.
Tiba-tiba Juanda datang dari belakang Dahlan, dan maen terobos ingin masuk ke dalam kamar Alice, melihat hal tersebut Asti berdiri menghalangi.
"Apaan sih Ti, awas aku kesini mau mastiin kalau Alice baik-baik aja!"
"Loe yang apa-apaan maen nyeruduk-nyeruduk aja mau masuk kamar Alice, dia lagi butuh istirahat kalau loe mau tahu kondisi dia yang jelas dia bakal lebih baik kalau gak di jenguk sama loe paham!"
Dahlan menarik tangan Juanda dan mendudukannya di kursi.
"Diem loe disitu jangan bikin keributan!"
Purnama melihat sikap Juanda hanya menatapnya kesal andai Juanda tidak mengikuti apa kata Dahlan mungkin saat itu juga Juanda akan di hajar oleh Purnama.
"Udah cepetan cari handphone Alice Pur.!"
Purnama melanjutkan mencari handphone sementara Asti menatap ke dalam kamar rawat Alice.
"Aku benar-benar gak nyangka, kamu selalu terlihat ceria, tidak pernah sekalipun kamu mengeluhkan sakit, tapi apa ini Alice, aku kira kita sudah dekat dan berteman baik tapi ternyata ada hal yang tidak kamu ceritakan terhadapku"
Tiba-tiba Asti melihat Alice membuka mata dan menatap kesekitarnya.
"Alice!... Alice udah sadar cepet panggil dokter Lan!"
Mendengar Asti berseru Purnama dan Juanda beranjak mengikuti Asti yang bergegas masuk ke dalam kamar sementara Dahlan memanggil dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
sahabat syurga
juanda gk ush mngharap alice sk sm km...alice gk mw pcaran dlu mw fkus blajar
2021-08-09
0