Waktu menunjukan pukul 00:30 malam, suasana hujan rintik-rintik dan angin yang berhembus lembut membuat suasna terasa sangat sunyi, ketika semua tengah terlelap semua panitia membangunkan seluruh peserta, dengan kondisi kepala pusing dan rasa masih ngantuk serta dinginnya malam membuat seluruh peserta merinding.
Alice menatap setiap peserta yang sudah berbaris di hadapannya dengan penuh rasa Iba, menyaksikan satu demi satu mata para peserta di tutup menggunakan kacu.
Purnama yang sedari tadi memperhatikan reaksi dan ekspresi Alice menatap kejadian ini, tertawa lucu. Kemudian berjalan menghampiri Alice dan berdiri di samping Alice.
"Kamu gak tega ya?"
"Eh kakak bikin kaget aja!"
"Sutttssss, jangan keras-keras!"
Alice mengangkat kedua alis nya, seolah-olah bertanya kenapa.
"Gak boleh ada yang bersuara keras kecuali para panitia yang akan melaksanakan kegiatan ini!"
"Owhhhh!"
"Kamu kenapa kaya yang gak tega gitu?"
"E.mhsss ya bisa di bilang begitu, Alice gak suka hal-hal yang berbau kekerasan!"
"Kamu pasti dibesarkan di keluarga yang broken home ya?"
Memdengar ucapan Purnama Alice menoleh ke arah Purnama menatap dalam-dalam kedua bola mata Purnama,menerima sikap seperti itu Purnama merasa tidak enak hati.
"Maaf, perkataan aku membuat kamu tersinggung ya."
Alice memalingkan muka
"Tidak apa-apa kak memang faktanya demikian ko, saya memang terlahir dari keluarga yang broken home, tapi Allah masih sayang sama saya, Allah mengirimkan dua tangan malaikat yang mau merawat saya,menyekolahkan saya,mengajarkan saya mengaji,dan mengajarkan tentang semua hal didunia ini."
"Subhanallah kamu tegar sekali!"
"Hanya kasih sayang mereka yang membuat saya tegar kak, saya harus membahagiakan mereka segera!"
"Pantas kamu tidak pernah tertarik dengan percintaan masa SMA,dibalik keceriaan kamu tersimpan timbunan luka"
"Heheheh, sudahlah setiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing, saya hanya sebagian kecil dari segelintir orang yang memiliki ujian hidup lebih berat, hanya saja mereka terlalu pandai menyembunyikan nya dari orang lain!"
Purnama tertegun mendengar ucapan Alice.
"Iya kan kak?"
"Emhsss iya kamu bener, heheh!"
"Benar-benar perempuan tangguh, bukan hal mudah buat naklukin hati perempuan seperti Alice, tapi aku harus berusaha mendapatkan nya, di dunia ini jarang perempuan yang bisa bersikap sedewasa Alice!"
"Kakak gak ikut gabung sama yang lain?"
"Emh... emh... enggak ini bukan bagian kakak heheh!"
Melihat Alice dan Purnama sedang asik ngobrol Juanda merasa tidak terima, akhirnya Juanda memanggil salah satu rekan Panitia.
"Kamu sini.!"
"Ada apa?"
"Tuh kamu lihat Alice sama Purnama di sana?"
"Iya memang kenapa?"
"Kamu panggil Alice, bilang dia harus kesini bantu panitia jurit malam sekarang!"
"Loh bukannya Alice tidak masuk dalam Kepanitiaan Jurit malam?"
"Banyak omong kamu, buruan sana panggil!"
"Ya udah deh iya!"
Astri dan Dahlan tertawa geli melihat kelakuan Juanda yang sebegitu kuno nya menghadapi rasa cemburu nya.
"Loe lihat tuh Astri pacar loe hahah!"
"Mantan woy mantan!"
"Hahahah sory gue lupa!"
"Alah kamu sengaja aja pengen ngecengin saya!"
"Loe gak cemburu ngeliat si Juanda sebegitu terobsesinya sama si Gadis desa itu?"
"Alice woy Alice namanya!"
"Iya gua tahu Alice!"
"Jangan seenaknya ganti nama orang napa!, asal kamu tahu aja Lan Aku tuh bersyukur banget bisa putus sama dia, kamu temen satu kelasnya si Juanda kamu tahu betul selama aku sama dia pacaran berapa perempuan yang dia ajakin pacaran, lah aku, aku udah kaya payung yang dia ambil dari dalam tas dan dia pake pas lagi kehujanan, pas sampe rumah tu payung di biarin aja di teras rumah bodo amat mau ketiup angin kek mau ilang juga, dia cuman bakal nyariin aku ya nanti pas turun hujan lagi baru dah dia inget punya aku,Paham!"
"Kejam amat bahasanya hahahah!"
"Itu fakta, ada hikmahnya juga si Juanda suka sama Alice jadi aku bisa dengan mudah lepasin dia!"
"Ya udah cerita ya cerita aja kaga usah pake nangis juga kali!"
"Siapa yang nangis woy aku tuh tertawa bahagia yang ada ahahhahahah!"
"Tapi kasian Alice polos banget tahu, kedepannya si Juanda bakal sering manfaatin situasi dan kondisi buat deket sama Alice apalagi si Alice kan ikut Pramuka!"
"Kamu itu jangan ngeremehin orang kamu lihat tuh apa yang akan Alice katakan ke si Playboy Juanda!"
Dahlan dan Astri menatap ke arah Alice dan Purnama.
"Alice kamu di panggil tuh sama Juanda!"
"Kenapa?"
"Katanya kamu juga panitia jurit malam!"
"Aku?"
"Iya kamu!"
"Seingat ku aku gak masuk juga dalam kepanitian jurit malam, kalau besok pas wide game iya aku ikut!"
"Udah lah aku juga gak paham kamu samperin aja dia, jangan sampe dia ngomel-ngomel sama aku!"
"Kakak temenin ya!"
"Gak usah kak,biar Alice aja!"
"Tapi kan nanti biar kakak bantuin ngomong ke kak Juanda nya!"
"Kakak tenang aja Alice bisa bicara sendiri ko,kakak liatin aja dari sini ya!"
Melihat Alice yang mulai berjalan kearahnya Juanda mulai tersenyum tipis,merasa bahagia dan sukses karena ucapannya sebagai ketua akan di ikuti oleh semua peserta dan para Panitia.
"Kakak manggil saya?"
Tanya Alice.
"Emhs iya, kenapa kamu malah asik-asik ngobrol padahal kamu kan Panitia juga di acara jurit malam ini!"
"Panitia?, maaf kak seingat saya, kakak tidak mengikut sertakan saya dalam kepanitian jurit malam,dan bukannya panitia jurit malam itu dua orang dalam satu regu, saya lihat disini sudah hadir semua panitia bahkan acara sudah berjalan sejak setengah jam yang lalu,kalau saya merupakan bagian dari Panitia jurit malam juga seharusnya kakak memanggil saya dari tadi!"
Mendengar jawaban Alice wajah juanda seperti memerah, ada rasa malu menyelunup ke dalam hati Juanda tapi perasaan itu berusaha di sembunyikan oleh Juanda.
"Kamu ini lupa mungkin, lagian pekerjaan saya bukan cuman ngurusin kamu kan panitia banyak jadi saya gak bisa fokus sama kamu!"
"Saya tidak minta kakak fokus sama saya, tapi saya butuh kakak konsisten dengan apa yang sudah di tentukan jauh-jauh hari sebelum acara ini di laksanakan, yaitu pembagian kepanitiaan!"
Lagi-lagi mendengar jawaban Alice Juanda kalah telak, bingung yang di rasakan Juanda sekarang harus seperti apa menyembunyikan rasa malu dalam dirinya terhadap Alice dan Panitia lain yang melihat nya.
"Bagaimana, apa kepanitiaan ini masih akan di rubah?"
Tanya Alice tegas.
"Ya sudah kamu istirahat saja mungkin saya yang lupa!"
"Baik kakak ketua, saya permisi dan terimakasih!"
Alice pergi meninggalkan Juanda, melangkah kearah tenda Panitia.
Melihat hal tersebut Astri dan Dahlan tertawa Puas begitu juga dengan Purnama melihat perlawanan Alice terhadap Juanda membuat rasa kagum dalam hati nya semakin bertambah.
Alice masuk ke dalam Tenda sedangkan Acara di luar masih berjalan.
Purnama menghampiri Tenda Alice
"Alice!"
"Siapa?"
"Purnama!"
Alice keluar dari tenda
"Ada apa kak?"
"Kamu tidak apa-apa kan?"
Alice menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Syukurlah, kakak hanya ingin memastikan takutnya kamu down mendapat perlakuan seperti itu dari Juanda!"
"Enggak ko kak,kakak tenang aja."
"Bagus lah, oya besok kita satu pos kan ya!"
"Iya kak benar!"
"Ya udah kalau gitu sekarang kita lanjut istirahat aja lagian acara udah mau pada beres juga.!"
"Tentu kak!"
"Dah,,, sampai ketemu besok!"
"Dah...!"
Alice kembali memasuki tenda setelah melihat Purnama memasuki tenda nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments