Untuk beberapa saat, Liu Bai telah berjalan sejauh yang dia bisa. Liu Bai berjalan dan terus berjalan dengan keadaan tubuhnya yang semakin melemah.
'...Hm? Kabut? Sudah sejak kapan kabut ini muncul?' gumam Liu Bai di dalam hatinya yang tersadar bahwa di tempatnya sekarang berada telah di selimuti oleh kabut yang tebal. Namun Liu Bai tetap melangkahkan kakinya.
'Aku sudah tidak kuat lagi. Aku benar-benar ingin memejamkan kedua mataku. Aku ingin segera tidur. Aku sangat mengantuk. Pikiranku mulai kosong.' gumam Liu Bai di dalam hatinya dengan kedua kakinya yang gemetaran seakan dapat tumbang kapan saja.
Kemudian tiba-tiba langkah kaki Liu Bai terhenti.
"..." Liu Bai terdiam sejenak karena melihat dengan samar-samar apa yang berada tepat di depannya.
"Gua..." ucap Liu Bai saat melihat sebuah Gua di depannya.
Tanpa sadar Liu Bai melangkahkan kakinya menuju ke dalam Gua tersebut dengan sisa tenaga yang di miliki olehnya. Keadaan di dalam Gua tersebut sangat gelap. Cahaya yang berasal dari mulut Gua sebelumnya telah menghilang seiring dengan dalamnya Liu Bai masuk ke Gua tersebut.
"...!" Liu Bai tersentak saat tiba-tiba melihat setitik cahaya berada tak jauh di dalam ujung Gua tersebut.
Kemudian Liu Bai sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya ke tempat di mana setitik cahaya itu berasal. Semakin Liu Bai mendekatinya, semakin besar cahaya itu terlihat. Hingga Liu Bai sampai di tempat di mana cahaya itu berasal. Tempat cahaya itu berasal berada di sebuah ruangan yang sangat besar pada bagian terdalam Gua tersebut.
"..." Liu Bai terdiam sejenak saat mengetahui sumber cahaya tersebut dengan ekspresi seakan penuh tak percaya.
"Bagaimana mungkin ada Batu Jiwa sebesar itu di dalam Gua seperti ini? Haha..." tanya Liu Bai pada dirinya sendiri dengan tawa kecil saat melihat sebongkah besar Batu Jiwa bercahayakan emas berukuran setinggi 4 meter mengambang di tengah-tengah ruangan yang sangat besar pada bagian terdalam Gua tersebut.
Namun sayang, sepersekian detik kemudian pandangan Liu Bai kabur. Liu Bai pun terjatuh dan kehilangan kesadarannya.
***
"...!" Liu Bai sontak tersadar.
"Di mana ini?" Liu Bai bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Liu Bai berada di tempat yang sangat gelap. Liu Bai tak dapat melihat apapun di sekitarnya kecuali dirinya sendiri.
"Apakah aku sudah mati? Yah, lagian tidak heran jika aku bisa mati kapan pun dengan keadaan seperti itu di dalam Hutan Kematian. Tapi sangat di sayangkan kalau di saat-saat terakhir aku mati di tempat seperti itu." ujar Liu Bai dengan perasaan kecewa.
"Kau..."
"...!" Liu Bai sontak terkejut dan kedua matanya terbuka lebar saat mendengar suara yang tiba-tiba muncul tersebut.
"Siapa itu?!" tanya Liu Bai sambil melihat ke sekelilingnya.
"Kekeke... Kau bertanya siapa aku? Kekeke..."
"Tunjukkan dirimu!" seru Liu Bai sambil menaikkan tingkat kewaspadaannya terhadap suara tersebut.
"Kekeke... Baiklah jika itu maumu. Jangan terkejut."
Kemudian di kegelapan itu, sepasang mata yang bercahaya muncul. Sepasang mata yang bercahaya itu sangatlah besar dan berada tepat di hadapan Liu Bai.
"Ini..." Liu Bai tak sanggup mengungkapkan apa yang saat ini di lihat olehnya.
Kegelapan yang menyelimuti di sekeliling Liu Bai perlahan-lahan menghilang dan berganti menjadi ruangan yang penuh dengan titik-titik cahaya yang indah seperti bintang-bintang di langit malam. Sesosok makhluk yang sangat besar mulai menampakkan dirinya. Makhluk itu menyerupai manusia dan memiliki banyak rambut di sekujur tubuhnya. Warna rambut makhluk itu berwarna emas. Makhluk itu mengenakan pakaian perang yang sangat mewah. Dengan gagahnya makhluk itu duduk menyilangkan kaki dan juga tangannya.
"Siapa... kau?" tanya Liu Bai kepada sesosok makhluk besar yang berada di hadapannya tersebut.
"Kekeke... Siapa aku? Dengarkan baik-baik. Aku adalah seseorang yang pernah mengguncang Dunia Para Dewa, mengalahkan 225.750 Dewa Bela Diri, seseorang yang satu-satunya pernah menghapus namanya dari kematian, seseorang yang berhasil menemani Biksu Muda mengambil Kitab Suci, seorang Raja, Raja Kera, Sun Wukong!" ujarnya memperkenalkan diri.
"...!" Liu Bai sontak terkejut saat mendengar perkenalannya tersebut.
"Legenda Sun Wukong yang dari cerita kuno itu? Tak dapat di percaya aku melihatnya di depan mataku sendiri. Begitu, ya. Tidak mengherankan jika aku dapat bertemu denganmu. Sekarang aku berada di Surga hingga dapat bertemu denganmu." ucap Liu Bai mendeskripsikan situasinya saat ini.
"Kekeke... Di Surga? Jangan membuatku tertawa. Apakah kau bercanda? Kita sekarang sedang tidak berada di Surga." Sun Wukong membalas perkataan Liu Bai.
"Tidak mungkin. Apakah aku berada di Neraka?! Ini benar-benar sulit di percaya. Seingatku aku tak pernah melakukan dosa. Aku bahkan belum pernah meniduri satu pun wanita." ungkap Liu Bai sambil memegang kepalanya dengan perasaan kecewa.
"Kekeke... Kekeke... Kekeke... Lucu sekali. Jadi itukah penyesalanmu? Kita sekarang sedang tidak berada di Surga ataupun Neraka." Sun Wukong membalas perkataan Liu Bai.
"Apa maksudmu? Bukankah sekarang aku sudah mati?" Liu Bai bertanya dengan bingung maksud dari perkataan Sun Wukong.
"Kau sama sekali belum mati. Itulah sebabnya aku berada di sini bersama denganmu." ujar Sun Wukong kepada Liu Bai.
"Kalau aku belum mati, lalu berada di mana aku sekarang dan kenapa kau berada di sini?" tanya Liu Bai kepada Sun Wukong.
"Sekarang kita berada di Alam Bawah Sadarmu, tepatnya di tempat Ruang Jiwa. Kau yang sekarang dan aku adalah sebuah jiwa." ujar Sun Wukong.
"Jika kau berada di Ruang Jiwaku, bagaimana kau bisa masuk ke tempat ini?" Liu Bai kembali bertanya kepada Sun Wukong.
"Bukankah kau yang menemukan jiwaku?" Sun Wukong bertanya balik.
"Aku menemukan jiwamu? Kapan aku menemukan jiwa-... Hm?! Jangan-jangan jiwamu berasal dari Batu Jiwa itu?" ujar Liu Bai seakan tak mempercayainya.
"Benar sekali. Saat kau telah kehilangan kesadaran, aku pergi masuk ke dalam Ruang Jiwamu atas kehendakku sendiri." ujar Sun Wukong membalas perkataan Liu Bai.
"..." Liu Bai terdiam sejenak.
"Apakah kau akan mengambil alih tubuhku?" Liu Bai bertanya kepada Sun Wukong dengan serius. Liu Bai menatap tajam Sun Wukong.
"Kekeke... Aku suka tatapan tajam itu. Jika kau bertanya seperti itu, aku memang sangat ingin mengambil alih tubuhmu untuk membalas dendam dengan orang yang membuatku menjadi seperti ini. Tapi sayangnya, ternyata jiwamu dan jiwaku memiliki kesamaan yang membuat jiwa kita berdua telah menyatu sepenuhnya. Itulah sebabnya kau dan aku dapat berbicara satu sama lain sekarang. Walaupun kau bertanya soal itu, aku tidak tahu jawabannya. Lagipula aku sudah bosan dengan kehidupan yang ku jalani. Jadi, aku akan menyerahkan jiwa dan seluruh kemampuan yang pernah ku pelajari padamu." ungkap Sun Wukong membalas perkataan Liu Bai.
"Siapa orang yang ingin kau balas dendam itu?" Liu Bai kembali bertanya.
"Aku tak akan memberitahumu karena orang itu tak ada sangkut pautnya denganmu. Tapi jika kau bersikeras ingin mengetahuinya, maka aku akan memberitahumu saat kau sudah cukup kuat untuk itu." ungkap Sun Wukong kepada Liu Bai.
"Satu hal lagi. Dapatkah aku mempercayaimu?" Liu Bai bertanya dengan serius.
"Ya. Aku adalah Sun Wukong, si Raja Kera, bersumpah akan mengikutimu selamanya!" Sun Wukong memberikan jawabannya kepada Liu Bai.
"Membuat si Raja Kera, Sun Wukong, melakukan sumpah seperti itu kepadaku, tentu saja itu bukanlah sebuah bualan belaka. Aku Liu Bai, mengandalkanmu!" ujar Liu Bai membalas perkataan Sun Wukong dengan senyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Bantai semua org sombong yang ada di sekte... dan bebaskan semua murid rendahan
2023-08-31
0
Harman LokeST
Liu Bai bertemu dengan Su Wukong
2023-01-31
0
Arya Saputra
semangat
2022-08-04
0