"Lancang! Berani-beraninya kau seorang sampah menyebut namaku! Ketahuilah tempatmu!" seru Xi Chuan dengan murkanya yang sedang mengambang di udara.
'Ini aneh. Kenapa Xi Chuan menyerang Saudara Zhou seakan-akan dia tidak memperdulikannya? Apakah jangan-jangan...?' gumam Liu Bai di dalam hatinya sambil menggertakkan giginya.
"Kau... benar-benar ingin membunuh kami, bukan?" tanya Liu Bai untuk memastikan situasi mereka saat ini. Wajah Liu Bai menatap tajam Xi Chuan.
"Hahaha... Itu benar. Apakah kau berpikir bahwa kami akan mengampuni kalian seperti sampah-sampah sebelumnya? Sebaiknya kau tidak meremehkan sekte Daun Tua. Sampah tetaplah sampah, harus benar-benar di buang sampai ke akarnya agar tak menimbulkan penyakit. Kehilangan beberapa sampah sama sekali tak menjadi masalah. Untuk apa merawat seseorang yang tak berbakat seperti kalian semua. Yang tersisa hanyalah kalian berdua. Oh, tapi sepertinya hanya tersisa kau seorang diri saja karena yang tergeletak di tanah itu sudah sekarat." ujar Xi Chuan.
'Hanya tersisa... aku?' gumam Liu Bai di dalam hatinya dengan mata terbuka lebar.
"Jangan-jangan...?!" Liu Bai kembali menggertakkan giginya.
"Benar! Yang kau pikirkan saat ini memang benar! Hahaha... Mereka semua sudah mati di tangan Xi Chuan ini. Kalian pikir rencana bodoh seperti itu akan membuat kalian berhasil melarikan diri? Jangan membuatku tertawa! Hahaha..." ungkap Xi Chuan.
'Sialan. Ini tidak berjalan dengan baik. Bukan seperti itu. Dari awal kami memang sudah berpeluang besar untuk mati. Apakah ini akhirnya aku akan mati? Tapi bukankah ini lebih baik karena aku akhirnya bisa terbebas?' gumam Liu Bai di dalam hatinya sambil menatap tajam Xi Chuan.
Buk-!
Namun, tiba-tiba sebuah kepalan tangan kiri Zhou Ming yang lemah menepuk dada Liu Bai.
"...!" Liu Bai pun sontak terkejut dan melihat ke arah Zhou Ming yang sedang sekarat.
"Ka-... u... pas-... ti... bi-... sa..." Zhou Ming berkata kepada Liu Bai dengan terbata-bata.
"Aku mengerti." Liu Bai membalas perkataan Zhou Ming.
Kemudian tanpa banyak berpikir lagi Liu Bai bangkit dan berusaha merebahkan tubuh Zhou Ming ke punggungnya. Liu Bai melakukannya dengan menggunakan tangan kanannya yang masih dapat di gerakkan. Sedangkan tangan kirinya sudah tak dapat di gerakkan karena luka yang di terimanya pada pundak kirinya akibat serangan dari Xi Chuan.
Setelah itu, Liu Bai berjalan menjauhi Xi Chuan. Langkah kaki Liu Bai sangat berat saat berusaha berjalan. Di samping itu, Zhou Ming yang di rebahkan di punggung Liu Bai dengan kakinya yang terseret di tanah, mulai kehilangan kesadarannya dan matanya sayup-sayup.
"..." Xi Chuan terdiam sejenak melihat Liu Bai dan juga Zhou Ming mulai beranjak pergi menjauhi dirinya.
"Hmph! Matilah demi menebus dosa-dosa kalian!" seru Xi Chuan.
Kemudian tangan kanan Xi Chuan terangkat dan di arahkan ke tempat Liu Bai dan juga Zhou Ming berada. Setelah itu, Xi Chuan menunjuk dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Lalu, Qi keluar dari ujung kedua jari tersebut. Xi Chuan pun bersiap untuk melepaskan Qi tersebut ke arah Liu Bai dan juga Zhou Ming.
"...!" Namun tiba-tiba Xi Chuan sontak terkejut saat akan melepaskan tembakan Qi tersebut.
"Perasaan ini..." gumam Xi Chuan sambil menghentikan serangan yang akan di lancarkannya pada Liu Bai dan juga Zhou Ming.
Kemudian Xi Chuan segera menggunakan Mata Batinnya dan melihat ke sekitar wilayah tempat di mana mereka berada sekarang.
"...!" Lagi-lagi Xi Chuan sontak terkejut dengan apa yang di lihatnya. Xi Chuan melihat beberapa sosok hitam berbagai ukuran dengan mata yang bersinar di kegelapan malam.
'Aku tidak tahu kalau aku bisa sampai ke tempat ini tanpa sadar. Aku sebaiknya segera pergi atau aku akan mati sia-sia.' gumam Xi Chuan di dalam hatinya.
"Sampah! Kau beruntung karena kau tidak mati di tanganku!" seru Xi Chuan yang bergegas pergi meninggalkan Liu Bai dan juga Zhou Ming.
"..." Liu Bai terdiam sejenak saat melihat Xi Chuan yang tiba-tiba pergi meninggalkan mereka berdua.
"Apa maksudnya itu?" gumam Liu Bai yang bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Kuhuk! Uhuk!" Zhou Ming terbatuk-batuk dengan darah yang keluar dari dalam mulutnya.
"...! Saudara Zhou, bertahanlah sedikit lagi! Akhirnya kita sudah terlepas dari Xi Chuan. Sekarang kita hanya perlu keluar dari hutan ini dan pergi ke tempat dokter untuk mengobatimu." ujar Liu Bai yang bergegas melangkahkan kakinya itu.
"Tu-... run-... kan a-... ku..." ujar Zhou Ming dengan terbata-bata.
"..." Liu Bai hanya terdiam mendengar perkataan yang keluar dari mulut Zhou Ming. Langkah kakinya pun terhenti. Liu Bai pun menurunkan Zhou Ming dan menyandarkannya ke salah satu pohon di sekitar tempat mereka berada sekarang.
Setelah Liu Bai menyandarkannya, Zhou Ming dengan tatapannya yang sayup-sayup mengambil sesuatu dari balik lingkar leher pakaian yang di kenakan olehnya. Itu adalah sebuah Kalung Giok, berbentuk lonjong, seukuran ibu jari orang dewasa dengan ukiran Naga.
Kemudian Zhou Ming melepaskan Kalung Giok tersebut dari lehernya.
"To-... long ja-... ga... ini ...-tuk ...-ku!" ujar Zhou Ming dan berusaha menyerahkan Kalung Giok itu kepada Liu Bai. Tangan Zhou Ming gemetar karena tubuh dan kesadarannya semakin melemah.
"Saudara Zhou, kita berdua pasti akan selamat. Jadi bertahanlah sedikit lebih lama lagi!" ujar Liu Bai sembari memegang tangan Zhou Ming yang gemetar saat akan menyerahkan Kalung Giok itu kepadanya.
Zhou Ming yang mendengar perkataan Liu Bai sedikit menggelengkan kepalanya dan berusaha mengatakan keadaan dirinya yang benar-benar sudah mencapai batasnya.
"De-... ngarkan... a-... ku! Aku... su-... dah... men-... ca-... pai... ba-... tas... ku... A-... ku... serah-... kan... Ka-... lung... Giok... ni... pa-... damu... Jaga-... lah... de-... ngan... baik! Maaf-... kan a-... ku... tak... bisa... mem-... -kenalkan-... mu... dengan a-... dik sepu-..."
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Zhou Ming pun menghembuskan nafas terakhirnya.
"Kau seharusnya tak perlu meminta maaf. Aku pasti akan menjaganya dengan baik. Beristirahatlah dengan tenang, Saudara Zhou." gumam Liu Bai sambil menutup kedua mata Zhou Ming. Kemudian, Liu Bai mengenakan Kalung Giok pemberian dari Zhou Ming.
"Aku akan memakamkanmu dengan layak. Tunggulah sebentar, Saudara Zhou. Aku akan menyiapkan tempat pemakaman untukmu agar kau dapat tidur dengan lelap." ujar Liu Bai di hadapan Zhou Ming.
Liu Bai pun melihat sekelilingnya dan menemukan tempat yang bagus dengan permukaan tanah yang rata di salah satu pohon besar yang berjarak tak jauh di tempat mereka berada sekarang. Kemudian Liu Bai mendatangi tempat tersebut.
'Sekarang hanya perlu alat untuk menggalinya. Tapi tentu saja tak ada yang seperti itu di tempat seperti ini.' gumam Liu Bai di dalam hatinya.
"..." Liu Bai terdiam sejenak sambil memandangi tangan kanannya.
Kemudian Liu Bai beberapa kali mengepalkan telapak tangan kanannya dan membukanya kembali.
'Sepertinya tangan kanan ini masih berguna. Bersabarlah, Saudara Zhou. Aku akan mulai menyiapkan tempat untuk pemakamanmu.' gumam Liu Bai di dalam hatinya.
Kemudian Liu Bai berlutut di tanah dan mulai menggali dengan menggunakan tangan kanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Liu Bai jadilah kuat dan Habisi Sekte Daun
2023-08-31
0
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt
2023-01-31
0
Ismail Kelana
ya Liu Bai balaskan kematian teman -teman mu ke sekte Daun Tua
😜😜😜😜😜😜
2022-07-30
0