Ch. 3 - Peninggalan III

Di dalam hutan lebat yang hanya bercahayakan sinar bulan, Liu Bai, Zhou Ming dan murid rendahan lainnya sedang berlari menjauhi wilayah sekte Daun Tua.

"Hei, Saudara Zhou, kita sudah berlari cukup jauh. Apakah kita tidak bisa beristirahat untuk sebentar saja? Aku rasa kita sudah aman. Kami sudah mulai kelelahan." ungkap salah satu murid rendahan.

"Belum cukup! Terus gerakkan kaki kalian! Bukankah kita sudah membulatkan tekad untuk melakukan pelarian ini?! Jika kita beristirahat sebentar saja, aku takut kita akan menyesalinya. Tapi jika memang kalian bersikeras untuk beristirahat, silahkan saja! Aku tidak akan menghentikan kalian yang ingin beristirahat. Jadi mulai sekarang aku tidak mau lagi mendengar ada keluhan. Berlarilah sampai kalian merasa ingin mati!" ujar Zhou Ming kepada murid rendahan lainnya dengan perasaan gelisah.

'Apa yang di katakan oleh Zhou Ming memang benar. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu sedikit pun selama pelarian ini. Selama pelarian ini berlangsung, aku memiliki firasat yang tidak bagus. Jadi, sebisa mungkin aku akan mengerahkan seluruh tenaga yang ku miliki sampai batasnya untuk pelarian ini. Terlihat sangat jelas bahwa Zhou Ming sangat gelisah. Aku yakin dia pasti juga merasakan perasaan yang tidak bagus. Karena itulah dia bersikeras untuk memberitahukan pada murid rendahan lainnya untuk tidak bernafas lega sebelum pelarian ini benar-benar berhasil di lewati.' gumam Liu Bai di dalam hatinya. Liu Bai bergerak di barisan paling depan tepat di samping Zhou Ming.

Tak lama kemudian, terlihat semakin lama beberapa murid rendahan mulai terengah-engah saat bergerak.

"Hei, apa kalian tidak lelah? Aku benar-benar lelah dan sudah tak sanggup lagi melanjutkan pelarian ini." ungkap salah satu murid rendahan yang berada di barisan paling belakang dan mengajak murid rendahan lain yang berada di dekatnya untuk berbicara.

"Tentu saja aku lelah. Mana ada yang tidak lelah setelah berlarian cukup lama tanpa beristirahat." Salah satu murid rendahan lainnya membalas perkataannya.

"Bagaimana jika kita beristirahat sebentar?" Salah satu murid rendahan yang memulai pembicaraan itu mengajak murid rendahan lainnya.

"Bukankah Saudara Zhou sudah mengatakannya? Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu sedikit pun." Murid rendahan lainnya itu membalas perkataannya.

"Hei, ini hanya sebentar saja. Apakah kau mau mati kelelahan? Lagi pula kita mengikuti Zhou Ming bukan berarti kita harus melakukan apapun yang di katakan olehnya. Bukankah barusan Zhou Ming membiarkan siapapun yang ingin beristirahat untuk beristirahat? Bagaimana menurut kalian?" Salah satu murid rendahan yang pertama kali memulai pembicaraan itu mencoba meyakinkan murid rendahan lainnya yang berada di dekatnya.

Dalam keraguan, beberapa murid rendahan lainnya yang mendengar ajakannya berpikir sejenak dan melihat satu sama lainnya.

"Kau benar. Mungkin jika hanya sebentar saja itu tidak akan menjadi masalah. Bagaimana dengan kalian?"

"Baiklah. Sepertinya memang tidak masalah."

"Benar."

"Bagus sekali. Ayo!"

Kemudian, sebagian murid rendahan yang berada di barisan paling belakang memisahkan diri dari barisan.

"Dasar orang-orang bodoh." gumam Zhou Ming yang menyadari tindakan mereka.

"Saudara Zhou, perkataanmu yang sebelumnya telah membuahkan hasil." ujar Liu Bai kepada Zhou Ming.

"Ternyata kau menyadari perkataanku. Saudara Liu memang patut di puji. Walaupun sebenarnya aku tetap ingin memaksa mereka untuk berlari. Akan tetapi, aku yakin mereka tetap akan bersikeras untuk beristirahat. Dari pada menyia-nyiakan waktu meladeni mereka yang tidak menurut, lebih baik membiarkan mereka yang ingin beristirahat untuk beristirahat. Mereka yang telah keluar dari barisan akan berguna untuk memperlambat para Tetua sekte Daun Tua. Walaupun hanya sepersekian detik saja untuk memperlambat para Tetua, kita tidak boleh menyia-nyiakan nyawa mereka. Ayo percepat pergerakan kita!" ungkap Zhou Ming membalas perkataan Liu Bai. Liu Bai pun menganggukkan kepalanya menjawab seruan dari Zhou Ming.

Liu Bai dan Zhou Ming mempercepat pergerakan mereka berdua. Murid rendahan lainnya yang menyadari pergerakan dua orang yang berada di depan mereka sedang mempercepat pergerakannya, mereka pun mengikutinya tanpa adanya keraguan. Kemudian pergerakan mereka lebih cepat dari pada sebelumnya.

***

"Haaa... Tubuhku akhirnya bisa di istirahatkan." Satu murid rendahan duduk di batu besar tempat di mana sebagian murid rendahan yang memisahkan diri dari kelompok pelarian beristirahat.

"Terimakasih sudah menyarankan kami untuk beristirahat, Saudara Ma. Jika kita tetap melanjutkannya, kita pasti akan mati karena kelelahan." ungkap salah satu dari mereka.

"Tidak perlu sungkan. Aku hanya mengatakan kebenarannya tentang kesulitan kita. Kita sudah berlari cukup jauh dari wilayah sekte Daun Tua. Istirahat beberapa saat tidak akan membuat kita terbunuh. Aku sudah memperhatikan bagian belakang cukup lama. Akan tetapi aku tak melihat ada yang mengejar kita. Zhou Ming terlalu waspada." ujar Ma Yuixing, orang yang mengajak sebagian murid rendahan untuk beristirahat bersama-sama.

"Jika memang benar seperti itu, bukankah kita seharusnya sudah aman dan tak perlu berlari lagi? Aku tak ingin melakukan pelarian seperti itu lagi."

"Benar juga. Kita tak perlu berlari mati-matian lagi karena Saudara Ma mengatakan bahwa kita tak di ikuti dari belakang sama sekali. Kita dapat melewati hutan ini dengan berjalan saja sudah cukup. Hahaha..."

"Saudara-saudara terlalu memuji. Mungkin beberapa tarikan nafas lagi kita akan melanjutkan perjalanan ini." ujar Ma Yuixing kepada mereka semua.

"Seperti yang di katakan oleh Saudara Ma. Kita akan melanjutkan setelah beberapa tarikan nafas."

Begitulah tanggapan mereka semua terhadap situasi yang di alami. Tak ada sedikit pun ketakutan lagi dan hanya tertawa saat berbicara satu sama lainnya.

Setelah beberapa tarikan nafas, mereka mulai bersiap-siap untuk kembali bergerak.

"Baiklah. Kita akan kembali bergerak. Apakah saudara-saudara sudah beristirahat dengan cukup?" Ma Yuixing menanyakan keadaan yang lainnya untuk memastikan.

"Berkat Saudara Ma, kami sudah beristirahat dengan sangat baik. Terimakasih banyak." ungkap salah satu murid rendahan.

"Sebelum itu, bisakah kalian menungguku sebentar? Aku ingin pergi ke belakang. Aku sudah tidak sanggup menahannya." ujar murid rendahan lainnya. Mendengar perkataan itu, murid rendahan lainnya sadar dengan apa yang di katakan olehnya.

"Tentu. Tidak perlu terburu-buru. Akan sulit jika saudara terburu-buru saat mengeluarkannya. Hahaha..." Salah satu murid rendahan tertawa terbahak-bahak.

Kemudian murid rendahan itu bergegas pergi ke balik pohon. Di lain sisi, murid rendahan lain menunggunya.

Tak perlu menunggu lama, murid rendahan itu kembali.

"Haaa... Ini benar-benar melegakan. Maaf membuat kalian menunggu. Hm? Kenapa kalian memelototiku? Hei, kenapa wajah kalian ketakutan seperti melihat iblis? Ada apa dengan kali-..."

Garis lurus setipis benang terlihat di leher murid rendahan itu. Tak lain dan tak bukan, itu merupakan darah yang mengalir keluar dari kulit lehernya. Garis itu pun semakin lebar. Kemudian, kepala murid rendahan itu terlepas dari tubuhnya dan jatuh ke tanah. Darah yang berasal dari bekas potongan itu bercucuran ke mana-mana. Tak lama kemudian, tubuhnya pun jatuh dengan sendirinya ke tanah.

Murid rendahan lainnya yang sedang ketakutan itu di sebabkan oleh sesosok yang mengerikan yang tepat berada di belakang murid rendahan yang terpenggal itu. Tubuh mereka semua gemetar dan tak sanggup bergerak sedikit pun.

"Tidak ada ampun untuk kalian semua. Kalian sudah melakukan dosa karena telah berani kabur dari sekte Daun Tua ku. Padahal sekte Daun Tua ku sudah berbelas kasih membiarkan kalian tinggal dengan hidup kalian yang di gunakan untuk para murid berbakatku. Keberuntungan itu tidak bisa kalian dapatkan di tempat lain. Sekarang, untuk menebus kebaikan sekte Daun Tua yang telah di berikan kepada kalian sebelumnya, kalian akan membayarnya dengan nyawa kalian." ujar Xi Chuan yang sedang murka di hadapan para murid rendahan itu.

"Ti-Tidak! Aku tidak ingin mati!" Salah satu murid rendahan itu pergi menjauh dengan ketakutan yang menghantuinya setelah mendengar perkataan dari Xi Chuan.

Slash-!

Sejumlah Qi di lepaskan oleh Xi Chuan ke arah murid rendahan itu.

"Aaghhh...!"

Murid rendahan yang terkena serangan itu, kepalanya terpenggal di tempat. Murid rendahan lain yang menyaksikan tak dapat melakukan gerakan apapun selain rasa takut akan kematian yang menanti.

'Sial! Sial! Sial! Kenapa jadi begini?! Seharusnya aku mendengarkan apa yang di katakan oleh Zhou Ming. Bodohnya aku! Sekarang hanya kematian yang menungguku. Sialan!' gumam Ma Yuixing di dalam hatinya dengan perasaan penuh frustasi.

"Dua sudah tumbang. Sekarang adalah giliran kalian. Bersiaplah untuk menerima hukuman dari dosa yang telah kalian perbuat!" ungkap Xi Chuan kepada mereka yang tersisa.

"Aaahhhh...!"

Teriakan penuh pasrah dan putus asa dari Ma Yuixing yang sudah tak dapat berbuat apapun selain menerima kematian yang menantinya.

Slash-! Slash-! Slash-! Slash-! Slash-!

Serangan Qi yang di lepaskan oleh Xi Chuan mengakhiri hidup mereka. Potongan kepala dan darah berserakan di tempat itu.

"Dasar sampah yang tidak berguna. Sekarang hanya tinggal mereka yang berada di depan sana." ujar Xi Chuan.

Kemudian tanpa berlama-lama, Xi Chuan melapisi tubuhnya dengan Qi dan terbang menuju ke arah Liu Bai, Zhou Ming dan murid rendahan lainnya.

Terpopuler

Comments

alur cerita yg 👍 tapi pakai bahasa Indonesia saja tor 🙏

2023-08-31

0

Sampit

Sampit

biar mati,,timbang hidup cuma dijadikan samsak

2023-04-15

0

Raimon

Raimon

Ini sekte atau tempat penyiksaan....Pindah dulu ah...mumpung masih awal...

2023-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Peninggalan
2 Ch. 2 - Peninggalan II
3 Ch. 3 - Peninggalan III
4 Ch. 4 - Peninggalan IV
5 Ch. 5 - Peninggalan V
6 Ch. 6 - Peninggalan VI
7 Ch. 7 - Ancaman
8 Ch. 8 - Ancaman II
9 Ch. 9 - Pertemuan Yang Di Takdirkan
10 Ch. 10 - Pertemuan Yang Di Takdirkan II
11 Ch. 11 - Teknik Bela Diri Terkuat
12 Ch. 12 - Teknik Bela Diri Terkuat II
13 Ch. 13 - Teknik Bela Diri Terkuat III
14 Ch. 14 - Teknik Bela Diri Terkuat IV
15 Ch. 15 - Pil
16 Ch. 16 - Pil II
17 Ch. 17 - Seorang Wanita
18 PEMBERITAHUAN
19 Ch. 18 - Seorang Wanita II
20 Ch. 19 - Seorang Wanita III
21 Ch. 20 - Seorang Wanita IV
22 Ch. 21 - Menuju Ibukota Kekaisaran Biru Langit
23 Ch. 22 - Kediaman Keluarga Wu
24 Ch. 23 - Kediaman Keluarga Wu II
25 Ch. 24 - Kediaman Keluarga Wu III
26 Ch. 25 - Kediaman Keluarga Wu IV
27 Ch. 26 - Penawaran
28 Ch. 27 - Penawaran II
29 Ch. 28 - Pembuktian
30 Ch. 29 - Pembuktian II
31 Ch. 30 - Permintaan
32 Ch. 31 - Serikat Dagang Matahari Terbit
33 Ch. 32 - Serikat Dagang Matahari Terbit II
34 Ch. 33 - Rencana
35 Ch. 34 - Rencana II
36 Ch. 35 - Rencana III
37 Ch. 36 - Rencana IV
38 Ch. 37 - Sekte Awan Darah
39 Ch. 38 - Sekte Awan Darah II
40 Ch. 39 - Sekte Awan Darah III
41 Ch. 40 - Sekte Awan Darah IV
42 Ch. 41 - Akhir Dari Penyerangan
43 Ch. 42 - Hadiah Peringatan Dan Ancaman Baru
44 Ch. 43 - Kedatangan Seorang Tamu
45 Ch. 44 - Pertarungan Kecil
46 Ch. 45 - Pertarungan Kecil II
47 Ch. 46 - Pemenang
48 Ch. 47 - Hutan Kematian
49 Ch. 48 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal
50 Ch. 49 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal II
51 Ch. 50 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal III
52 Ch. 51 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal IV
53 Ch. 52 - Pembalasan
54 Ch. 53 - Pembalasan II
55 Ch. 54 - Pembalasan III
56 Ch. 55 - Pembalasan IV
57 Ch. 56 - Pembalasan V
58 Ch. 57 - Pembalasan VI
59 Ch. 58 - Pengikut
60 Ch. 59 - Pengikut II
61 Ch. 60 - Pengikut III
62 Ch. 61 - Pendaftaran Turnamen Perekrutan Sekte Bintang Surgawi
63 PEMBERITAHUAN
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ch. 1 - Peninggalan
2
Ch. 2 - Peninggalan II
3
Ch. 3 - Peninggalan III
4
Ch. 4 - Peninggalan IV
5
Ch. 5 - Peninggalan V
6
Ch. 6 - Peninggalan VI
7
Ch. 7 - Ancaman
8
Ch. 8 - Ancaman II
9
Ch. 9 - Pertemuan Yang Di Takdirkan
10
Ch. 10 - Pertemuan Yang Di Takdirkan II
11
Ch. 11 - Teknik Bela Diri Terkuat
12
Ch. 12 - Teknik Bela Diri Terkuat II
13
Ch. 13 - Teknik Bela Diri Terkuat III
14
Ch. 14 - Teknik Bela Diri Terkuat IV
15
Ch. 15 - Pil
16
Ch. 16 - Pil II
17
Ch. 17 - Seorang Wanita
18
PEMBERITAHUAN
19
Ch. 18 - Seorang Wanita II
20
Ch. 19 - Seorang Wanita III
21
Ch. 20 - Seorang Wanita IV
22
Ch. 21 - Menuju Ibukota Kekaisaran Biru Langit
23
Ch. 22 - Kediaman Keluarga Wu
24
Ch. 23 - Kediaman Keluarga Wu II
25
Ch. 24 - Kediaman Keluarga Wu III
26
Ch. 25 - Kediaman Keluarga Wu IV
27
Ch. 26 - Penawaran
28
Ch. 27 - Penawaran II
29
Ch. 28 - Pembuktian
30
Ch. 29 - Pembuktian II
31
Ch. 30 - Permintaan
32
Ch. 31 - Serikat Dagang Matahari Terbit
33
Ch. 32 - Serikat Dagang Matahari Terbit II
34
Ch. 33 - Rencana
35
Ch. 34 - Rencana II
36
Ch. 35 - Rencana III
37
Ch. 36 - Rencana IV
38
Ch. 37 - Sekte Awan Darah
39
Ch. 38 - Sekte Awan Darah II
40
Ch. 39 - Sekte Awan Darah III
41
Ch. 40 - Sekte Awan Darah IV
42
Ch. 41 - Akhir Dari Penyerangan
43
Ch. 42 - Hadiah Peringatan Dan Ancaman Baru
44
Ch. 43 - Kedatangan Seorang Tamu
45
Ch. 44 - Pertarungan Kecil
46
Ch. 45 - Pertarungan Kecil II
47
Ch. 46 - Pemenang
48
Ch. 47 - Hutan Kematian
49
Ch. 48 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal
50
Ch. 49 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal II
51
Ch. 50 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal III
52
Ch. 51 - Penyerangan! Kenangan Yang Tertinggal IV
53
Ch. 52 - Pembalasan
54
Ch. 53 - Pembalasan II
55
Ch. 54 - Pembalasan III
56
Ch. 55 - Pembalasan IV
57
Ch. 56 - Pembalasan V
58
Ch. 57 - Pembalasan VI
59
Ch. 58 - Pengikut
60
Ch. 59 - Pengikut II
61
Ch. 60 - Pengikut III
62
Ch. 61 - Pendaftaran Turnamen Perekrutan Sekte Bintang Surgawi
63
PEMBERITAHUAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!