Gelapnya malam berganti dengan mulai munculnya sinar matahari yang menerangi kediaman sekte Daun Tua dan sekitarnya. Dari kejauhan tampak Xi Chuan yang sedang terbang menuju ke kediaman sekte Daun Tua. Xi Chuan pun mendarat tepat di halaman terbuka. Kemudian tanpa berlama-lama, Xi Chuan beranjak pergi menuju ke aula utama sekte Daun Tua.
Sesampainya di sana, Xi Chuan yang sudah berada tepat di depan pintu yang sudah terbuka lebar melihat 2 Tetua sedang duduk menikmati teh di dalam aula utama.
"Salam untuk Saudara Meng dan juga Saudara He!" seru Xi Chuan memberi salam dan beranjak masuk ke dalam aula utama.
"Salam juga, Saudara Xi!" Meng Dui dan juga He Tianxi membalas salam Xi Chuan secara bersamaan.
Kemudian Xi Chuan bergabung dengan Meng Dui dan juga He Tianxi. Xi Chuan duduk di tempat miliknya.
"Minumlah, Saudara Xi!" seru Meng Dui sambil menyuguhkan segelas teh hangat untuk Xi Chuan.
"Terimakasih banyak, Saudara Meng." Xi Chuan membalas perkataan Meng Dui sambil menerima segelas teh hangat tersebut. Setelah menerimanya, Xi Chuan pun meminumnya dengan beberapa kali tegukan.
"Jadi, apakah semua sampah itu sudah mati?" tanya He Tianxi kepada Xi Chuan.
Mendengar pertanyaan yang di berikan oleh He Tianxi, Xi Chuan meletakkan gelas tersebut ke atas meja dan menjawab pertanyaannya tersebut.
"Tidak perlu khawatir. Aku sudah memberikan hukuman yang setimpal untuk para sampah itu. Hanya saja aku membiarkan satu dari mereka bernafas lega untuk sementara." jelas Xi Chuan kepada He Tianxi dan juga Meng Dui.
"Hm... Tidak biasanya Saudara Xi membiarkan salah satu dari mereka hidup. Apakah ada alasan lainnya di balik itu semua?" tanya Meng Dui yang penasaran sambil mengelus janggutnya.
"Saat aku mengejar mereka semua, ada 2 orang di antara mereka yang tersisa, saat aku berhasil mengejar mereka berdua, sedikit lagi aku akan menghabisi sampah-sampah itu, tapi tanpa sadar aku sudah berada cukup jauh masuk ke dalam hutan itu. Apakah Saudara Meng dan juga Saudara He memahami maksud dari perkataanku?" ujar Xi Chuan kepada Meng Dui dan juga He Tianxi.
"...!" Meng Dui dan juga He Tianxi sontak terkejut saat menyadari maksud dari perkataan Xi Chuan.
"Jadi begitu. Untung saja kau dapat bergegas pergi dari hutan itu karena nyawamu lebih penting dari pada para sampah itu." ujar He Tianxi menanggapi perkataan Xi Chuan.
"Itu sangat benar sekali. Daerah di mana sekte Daun Tua berada memang berada tak jauh dari hutan itu. Bahkan bagi seseorang yang sudah mencapai tahap Ranah Pengetahuan seperti kita bertiga tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari hutan itu." ungkap Meng Dui.
"Hahaha... Bahkan yang aku dengar, seseorang yang sudah mencapai tahap Ranah Penciptaan sekalipun kesulitan keluar dari hutan tersebut." sambung He Tianxi.
"Baiklah. Kesampingkan hal itu. Setahun lagi sekte tingkat ke-1, Bintang Surgawi, akan membuka penerimaan murid berbakat melalui turnamen bela diri." ujar Xi Chuan mengganti topik pembicaraan mereka bertiga saat ini.
"Benar sekali. Bahkan beberapa sekte tingkat ke-1 lainnya juga akan turut hadir sebagai tamu untuk merekrut para murid berbakat yang berpartisipasi." ujar He Tianxi.
"Sekte tingkat ke-1 Bintang Surgawi merupakan salah satu sekte terkuat dan terbaik yang banyak sekali menghasilkan murid-murid berbakat. Bahkan para tetua dan pengurusnya banyak yang sudah mencapai tahap Ranah Penciptaan. Apalagi yang ku dengar Ketua Sekte Bintang Surgawi saat ini sedang berusaha menerobos ke tahap puncak Ranah Penyempurnaan lapisan ke-7." jelas Meng Dui.
"Benar. Berhubung sekte Bintang Surgawi merupakan sekte tingkat ke-1, sangat sulit untuk dapat bergabung ke dalamnya. Lagipula sekte Bintang Surgawi melakukan penerimaan murid berbakat melalui 2 metode. Metode pertama yaitu dengan melakukan perekrutan secara langsung. Dan metode kedua dengan turnamen yang selalu di adakan 5 tahun sekali. Itu setimpal karena fasilitas dan hal-hal lainnya sangat berguna bagi para murid untuk melakukan penerobosan." ujar He Tianxi.
"Beberapa murid berbakat kita sudah siap untuk mengikuti turnamen itu. Jika bakat mereka di lirik dan dapat tergabung dengan salah satu sekte tingkat ke-1, maka sekte tingkat ke-3 kita, Daun Tua, akan mendapatkan kejayaannya. Hahaha..." ujar Meng Dui.
"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Tan Xuleing?" tanya He Tianxi kepada Xi Chuan dan juga Meng Dui.
"Sebagai seorang junior, perkembangan bakatnya sangat bagus dari pada senior-seniornya saat itu. Jika dalam 1 tahun ke depan dia berkembang dengan baik, tidak menutup kemungkinan Tan Xuleing juga akan kita ikutkan ke dalam turnamen bela diri itu." ungkap Xi Chuan.
"Menarik. Aku tidak sabar untuk melihat perkembangannya. Hahaha..." Meng Dui membalas perkataan Xi Chuan dengan perasaan senang.
"Ayo, mari kita minum lagi!" seru He Tianxi sambil menuangkan teh hangat tersebut ke dalam gelas yang sudah kosong milik Xi Chuan dan Meng Dui, termasuk dirinya juga.
Setelah itu, He Tianxi mengangkat gelas miliknya. Meng Dui dan juga Xi Chuan turut mengangkat gelas mereka.
"Untuk kejayaan sekte Daun Tua, bersulang!" seru He Tianxi.
"Bersulang!" Meng Dui dan juga Xi Chuan menyaut seruan He Tianxi secara bersamaan.
Gelas-gelas mereka bertiga saling berbenturan. Dengan perasaan senang, mereka meminum teh hangat tersebut dengan sekali tegukan.
***
Di dalam hutan, di mana Liu Bai sedang berdiri, dia menatap sebuah gundukan tanah yang berada tepat di depannya. Di bawah kedua kakinya terdapat bercak-bercak darah yang berasal dari pundak kiri dan kuku pada jari-jari tangan kanannya yang bercucuran. Kuku pada jari-jari tangan kanan Liu Bai benar-benar hampir mengelupas sepenuhnya karena sebelumnya di gunakan untuk menggali tanah yang cukup dalam.
"Semoga kau beristirahat dengan tenang, Saudara Zhou." gumam Liu Bai.
Kemudian Liu Bai pun melihat ke atas.
"Tak ku sangka matahari sudah terbit. Aku terlalu fokus menggali tanah. Apalagi tempat ku berdiri ini berada di tengah hutan yang lebat, sinar matahari tak dapat sepenuhnya menyinari ke dalam hutan ini." gumam Liu Bai lagi.
Kretek-!
"...!" Tiba-tiba Liu Bai terkejut saat mendengar suara ranting pohon yang patah tak jauh dari tempatnya berada.
Kemudian Liu Bai melirik ke sekelilingnya selagi menaikkan tingkat kewaspadaan miliknya.
'Ini gawat. Aku merasakan hawa kehadiran yang begitu kuat sedang mendekat di sekitarku. Aku punya firasat buruk tentang ini.' gumam Liu Bai di dalam hatinya.
Grrrrr-!
Suara erangan terdengar dari arah belakang Liu Bai.
Liu Bai yang menyadarinya mencoba perlahan-lahan membalikkan tubuhnya. Sudut pandangannya mulai dapat sepenuhnya melihat apa yang berada di belakangnya.
"...!" Liu Bai sontak terkejut saat mengetahui sepenuhnya apa yang berada di belakangnya sebelumnya.
'Seekor Serigala Buas?! Bagaimana mungkin ada Binatang Buas di hutan ini? Apalagi Binatang Buas ini tingkat ke-3. Ini benar-benar gawat. Walaupun yang datang Binatang Buas tingkat ke-1 sekalipun, yang merupakan Binatang Buas terendah dari pada Binatang Buas lainnya, aku tak akan sanggup untuk kabur apalagi melawannya. Berpikirlah, Liu Bai!' gumam Liu Bai di dalam hatinya sambil menggertakkan giginya dan menatap tajam ke arah Serigala Buas berukuran setinggi 2 meter itu selagi berusaha keras memikirkan cara untuk keluar dari situasi yang di hadapinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Mulai menarik tapi tingkatan Kultivasi dan tanah diperbaiki tor
2023-08-31
0
Harman LokeST
lariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
2023-01-31
0
Ismail Kelana
lebih baik binatang buas daripada sekte Daun Tua jiwanya malah seperti iblis
😜😜😜😜😜😜
2022-07-30
0