Di tempat di mana Liu Bai dan juga Zhou Ming yang sedang tengah duduk memulihkan kondisi tubuh, mereka berdua memakan waktu yang cukup lama. Hal tersebut membuat Zhou Ming berpikir dan berkata kepada Liu Bai.
"Saudara Liu, sepertinya perkataanmu yang sebelumnya memang benar. Kita sudah beristirahat cukup lama. Namun belum ada tanda-tanda salah satu Tetua mengejar kita berdua. Apakah sekarang kita bisa bernafas lega?" ungkap Zhou Ming dengan sedikit senyuman dan bertanya kepada Liu Bai untuk memastikan situasi mereka berdua saat ini.
"Jangan bertanya padaku, Saudara Zhou. Apakah kau berharap aku dapat mengetahuinya? Apapun bisa terjadi dalam situasi seperti ini." ujar Liu Bai membalas perkataan Zhou Ming.
"Yah, aku sudah menduganya. Hahaha..." Zhou Ming tertawa kecil setelah mendengar perkataan dari Liu Bai.
Liu Bai dan juga Zhou Ming terdiam sejenak memandangi langit malam. Tak lama kemudian, Zhou Ming bertanya kepada Liu Bai.
"Saudara Liu, apakah kau mempunyai seseorang yang sangat berharga saat ini?" Tangan kanan Zhou Ming menggenggam sebagian pakaian tepat di antara kedua dadanya.
"Tidak ada." Liu Bai menjawabnya dengan wajah datar.
"Apakah kau serius tidak mempunyainya?!" Zhou Ming yang terkejut mendengarnya langsung menanyakan jawaban yang di berikan oleh Liu Bai dan menatap Liu Bai dengan wajah serius.
"Kau sangat blak-blakan sekali, Saudara Zhou. Apakah bagi seseorang yang sebatang kara dapat mempunyainya?" Liu Bai membalas perkataan Zhou Ming.
"...!" Zhou Ming sontak terkejut sesaat setelah Liu Bai mengatakannya.
"Kau benar. Maafkan aku, Saudara Liu. Aku benar-benar tidak mengetahuinya." Zhou Ming merasa bersalah atas pertanyaannya tersebut.
"Tidak apa-apa. Aku juga tidak terlalu memikirkannya. Kalau kau memang ingin tahu seseorang yang berharga untuk ku sebelumnya, itu adalah kakek ku. Beliau yang membesarkanku seorang diri. Namun sayangnya, beliau tiada setahun sebelum aku memasuki sekte Daun Tua. Bagaimana denganmu, Saudara Zhou?" Liu Bai berbalik bertanya kepada Zhou Ming untuk mencairkan suasana.
"Begitu, ya. Kakekmu pasti orang yang sangat hebat. Orang yang sangat berharga bagiku adalah adik sepupuku. Hanya dia seorang yang berarti dalam hidupku. Saat kami kecil dulu, kami selalu bermain bersama. Kau tahu, dia sangat lucu saat sedang marah. Terkadang aku suka menjahilinya. Namun seiringnya kami bertambah usia, kami di pisahkan oleh Kepala Keluarga kami. Itu karena dia sangat berbakat. Aku sangat bahagia melihat bakatnya itu. Sejak kami di pisahkan, aku tak pernah melihatnya lagi. Aku berpikir untuk menjadi kuat agar dapat bertemu dengannya lagi. Jadi karena itulah aku sampai kabur dari rumah dan pada akhirnya berakhir menjadi seperti ini. Hahaha..." ungkap Zhou Ming sambil tertawa kecil.
"Bukankah itu lucu, Saudara Liu? Aku benar-benar layak untuk di tertawakan." sambung Zhou Ming lagi.
"Setidaknya aku tidak akan menertawakanmu. Aku beruntung bisa bertemu dengan orang hebat sepertimu di kehidupan ini, Saudara Zhou." ungkap Liu Bai membalas perkataan Zhou Ming.
"..." Zhou Ming terdiam sejenak setelah mendengar perkataan dari Liu Bai dengan kedua matanya yang terbuka lebar.
"Terimakasih banyak, Saudara Liu. Aku benar-benar sangat menghargainya. Setelah kita berhasil melewati situasi ini, aku pasti akan memperkenalkanmu dengan adik sepupuku. Namun jangan salahkan aku kalau nantinya dia tak akan memperdulikanmu. Hahaha..." ungkap Zhou Ming atas perasaan terimakasihnya itu terhadap Liu Bai dengan gembira.
"Dengan senang hati aku akan menantikannya." Liu Bai membalas perkataan Zhou Ming dengan senyum kecil.
"Baiklah. Apakah sebaiknya kita kembali melanjutkan pergerakan kita, Saudara Liu?" tanya Zhou Ming kepada Liu Bai.
"Aku tidak keberatan. Kondisi tubuhku sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Bagaimana dengan kondisimu, Saudara Zhou?" ujar Liu Bai dan berbalik menanyakan kondisi Zhou Ming.
"Aku juga sudah merasa lebih baik dari pada sebelumnya. Kalau begitu mari kita lanjutkan, Saudara Liu." ujar Zhou Ming kepada Liu Bai sambil beranjak berdiri.
"Tentu." Liu Bai pun juga turut beranjak berdiri.
Setelah Liu Bai dan Zhou Ming berdiri, mereka berdua pun saling bertatap muka dan menganggukkan kepala. Sesaat kemudian, Liu Bai dan juga Zhou Ming mulai kembali melangkahkan kaki mereka.
Tak lama kemudian, waktu telah berlalu selama kurang lebih 15 menit sejak Liu Bai dan juga Zhou Ming kembali bergerak. Di tengah pergerakan mereka berdua, Zhou Ming membuka pembicaraan kepada Liu Bai.
"Hei, Saudara Liu. Apakah kau pikir kelompok kecil yang lain sudah berhasil melewati situasi ini?" Zhou Ming bertanya kepada Liu Bai.
"Aku juga tidak tahu. Apakah kau mengkhawatirkan mereka?" Liu Bai berbalik bertanya kepada Zhou Ming.
"Sebagai seseorang yang memulai rencana pelarian ini, tentu saja aku mengkhawatirkan mereka. Aku hanya berharap mereka baik-baik saja." ungkap Zhou Ming.
"Kita berharap saja yang terbaik. Di masa depan kita pasti akan bertemu dengan mereka lagi dan kita akan saling tertawa di Kedai Minuman bersama-sama." ujar Liu Bai kepada Zhou Ming dengan perkataannya yang menenangkan rasa kekhawatiran Zhou Ming.
"Kau benar." balas Zhou Ming dengan senyum kecil yang terlihat di wajahnya.
'Semoga saja apa yang ku katakan benar-benar terjadi.' gumam Liu Bai di dalam hatinya.
Tak lama setelah itu, di dalam keheningan malam yang hanya terdengar langkah kaki Liu Bai dan juga Zhou Ming, tiba-tiba Zhou Ming tersentak dan kedua matanya terbuka lebar dengan wajah yang di penuhi ketakutan.
"Saudara Liu, awas!" seru Zhou Ming dan menabrakkan dirinya ke arah Liu Bai saat mereka berdua tengah berlari.
"...?!" Liu Bai sontak terkejut dan bingung ketika Zhou Ming tiba-tiba menabrakkan dirinya ke arah Liu Bai. Liu Bai pun langsung terpental jatuh dan menabrak ke sebuah pohon besar di sekitarnya.
Kemudian tiba-tiba dari belakang Qi berkecepatan tinggi datang seperti peluru dan meluncur tepat ke arah Zhou Ming.
Slub-!
"Gahhh!" Zhou Ming tak dapat menghindari serangan tersebut yang tepat menembus jantungnya dan mulai berteriak kesakitan.
"...!" Liu Bai sangat terkejut saat menyadari Zhou Ming yang terkena serangan dan terbaring di tanah.
"Saudara Zhou!" Liu Bai pun bergegas bangkit dan menuju ke arah Zhou Ming yang sedang tergeletak di tanah.
"Sadarlah, Saudara Zhou!" Liu Bai berusaha menyadarkan Zhou Ming yang hampir kehilangan kesadarannya akibat serangan yang tepat mengenai jantungnya tersebut.
Sesaat Zhou Ming pun mulai kembali tersadar dan menatap Liu Bai yang sedang menahan kepalanya dengan tangan kanannya tersebut.
"Sa-... u-... ra... Liu... Uhuk-huk!" Darah keluar dari mulut Zhou Ming saat akan menyebut nama Liu Bai.
"Berhentilah berbicara terlebih dahulu!" seru Liu Bai sembari menahan darah yang keluar dari dalam tubuh Zhou Ming menggunakan tangan kirinya.
"Ja-... ngan... kha-... ti-... kan... a-... ku. Per-... gi-... lah!" ujar Zhou Ming kepada Liu Bai dengan terbata-bata.
'Cih, sialan!' gumam Liu Bai di dalam hatinya dengan rasa kesal dan khawatir.
Kemudian tiba-tiba Qi dengan kecepatan tinggi seperti peluru kembali datang dan mengarah ke arah Liu Bai.
Slub-!
"Gahhh!" Liu Bai berteriak kesakitan dan terkejut karena tiba-tiba dirinya terkena serangan yang menembus tepat di pundak kirinya.
"Ternyata yang satu ini meleset."
"...!" Liu Bai yang masih kesakitan sontak mendengar suara yang di kenalnya dari atas.
Kemudian Liu Bai pun melihat ke arah di mana suara itu berasal dengan geram sambil berteriak dengan keras.
"Xi Chuan...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Habisi saja Sekte nya nanti Bai
Jadilah 💪💪💪💪💪
2023-08-31
0
Harman LokeST
kuatkan tekadmu Liu Bai kuatkan tekadmu
2023-01-31
0
Pendekar
kurang ajar nyerang sembunyi
2021-03-24
0